NovelToon NovelToon
My Wife Is Arumi

My Wife Is Arumi

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Konflik etika / Pengantin Pengganti / Keluarga / Romansa / Mantan
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: LaQuin

Mungkin berat bagi wanita lain menjalankan peran yang tidak ia inginkan. Tetapi tidak dengan Arumi yang berusaha menerima segala sesuatunya dengan keikhlasan. Awalnya seperti itu sebelum badai menerjang rumah tangga yang coba ia jalani dengan mencurahkan ketulusan di dalamnya. Namun setelah ujian dan cobaan datang bertubi-tubi, Arumi pun sampai pada batasnya untuk menyerah.

Sayangnya tidak mudah baginya untuk mencoba melupakan dan menjalani lagi kehidupan dengan hati yang mulai terisi oleh seseorang. Perdebatan dan permusuhan pun tak dapat di hindari dan pada akhirnya memaksa seseorang untuk memilih diantara mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Kakek Datang Lagi

Bab 13. Kakek Datang Lagi

Arumi menghentikan aktivitasnya yang sedang membersihkan meja kaca dan bergegas melihat ke halaman rumah dari atas balkon begitu mendengar suara mobil masuk ke halaman rumah. Setelah melihat siapa yang turun dari mobil tersebut, ia segera membereskan perkakas yang untungnya sudah selesai dan segera menyambut ke pintu utama tamu yang datang pukul 10 pagi itu.

Napasnya sedikit tersengal dan ia sedikit berkeringat ketika ia membukakan pintu untuk sang tamu. Senyum terbit dan menyambar tangan sang tamu untuk di salami.

"Kakek..."

"Ehem. Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab Arumi lengkap dan tersenyum lebih lebar. "Masuk Kek..."

"Ehem..."

Dengan sikap pura-pura acuh yang sudah di sadari Arumi itu, sang tamu yang merupakan kakeknya Dimas masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu seperti kedatangannya sebelumnya beberapa hari yang lalu.

Arumi pun menyambut sang kakek dengan ramah dan duduk sedikit jauh untuk menjaga etika diantara mereka.

"Bagaimana kabar Kakek? Maaf, waktu itu saya terlalu lama meninggalkan Kakek."

"Ehem, mana minumnya?"

"Eh, ya? Oh iya! Maaf Kek... saya lupa. Sebentar..."

Bukannya menjawab sang kakek malah minta di suguhkan minuman. Arumi segera bergegas menuju ke dapur untuk membuatkan minuman dan camilan kepada sang kakek.

Melihat hari yang cukup cerah dan panas itu, Arumi pun buatkan secangkir kopi di temani beberapa potongan kue lapis yang ia beli di toko kue sore kemarin. Ia lalu meletakkan nampan yang berisi minuman dan kue tersebut di atas meja, dan mempersilahkan sang kakek untuk mencicipinya.

"Silahkan Kek. Apa Kakek sudah sarapan? Mau saya buatkan sarapan?"

"Tidak usah." Ujar sang kakek melirik sekilas pada Arumi.

"Kenapa kamu berkeringatan begitu? Seorang istri harus selalu menjaga penampilannya walau di rumah. Apalagi nanti di depan suami. Walau tidak berdandan, setidaknya dia harus bersih dan wangi."

Ceramah sang Kakek sembari melihat pada Arumi dengan tatapan antara acuh, sinis namun juga terkesan peduli. Entah mana yang benar dan dominan.

"Hehehe, iya Kek...maaf. Akan saya ingat nasehat Kakek. Terima kasih Kek. Tadi saya habis bersih-bersih perabot di lantai atas waktu Kakek datang. Bau ya Kek...hehehe. Kalau begitu, saya ijin ke kamar sebentar ya Kek." Kata Arumi merasa tidak enak dengan penampilannya yang di komentari oleh sang Kakek.

Sang Kakek hanya mendelik sekilas saat Arumi meninggalkan dirinya.

"Dasar Dimas! Membayar pembantu saja tidak bisa!" Sewot sang Kakek dalam gumamnya.

Lalu sang Kakek mengeluarkan handphonenya dan memencet sesuatu disana. Tidak lama panggilan terhubung kepada seseorang.

"Man... kamu tahu yayasan ART?"

"Tidak tahu tuan, tapi bisa saya cari tahu. Kenapa Tuan?"

"Cari yang bagus kerjanya. Tapi jangan yang muda."

"Perlu berapa orang Tuan?"

"Satu."

"Perempuan tapi kan, Tuan?"

"Ya iyalah. Masa laki!"

"Baik Tuan. Secepatnya akan saya informasikan."

Kluk. Panggilan pun di akhiri.

"Hmm."

Sang kakek kemudian memasukkan lagi handphonenya ke dalam saku bajunya. Dan kembali menikmati kopi panas dan camilan yang diberikan Arumi.

Sementara itu dikamar, Arumi mandi secepat kilat dan berganti pakaian yang sempat basah oleh keringat. Memakai skim care seperlunya saja, lalu ia meraih handphonenya untuk mengabarkan kepada Dimas bahwa kakeknya ada di rumah mereka.

Pesan itu langsung di baca oleh Dimas.

"Eh, cepet juga dia baca."

Padahal terkadang pesan itu bisa centang biru selama beberapa puluh menit bahkan lebih sering dalam hitungan jam. Namun pesan dari Arumi jarang terbalaskan meski sudah terbaca. Walau demikian, Arumi rutin memeriksa handphonenya jika ada waktu luang.

Setelah bersih dan segar kembali, Arumi menuju ke ruang tamu untuk menemui sang kakek.

"Apa kamu sering sendirian seperti ini di rumah?" Tanya si kakek begitu Arumi kembali duduk di tempat semula.

"Oh, tidak Kek. Tentunya, nanti ada Dimas jika dia sudah pulang kerja."

"Hmm... Selain Dimas?"

"Emm, tidak ada Kek."

"Nanti akan ada orang yang bekerja disini."

"Ya?"

"Kamu tidak perlu lagi capek-capek bersihkan rumah."

"Tapi Kek, itu sudah tugas saya. Dan saya senang melakukannya." Ujar Arumi mengingat bagaimana perjanjian antara dirinya dengan Dimas dulu.

Dan Arumi pun sudah terbiasa membersihkan rumah, sehingga ia merasa tidak keberatan karena bisa mengurangi rasa bosannya yang tanpa kegiatan.

"Kamu cukup memasak saja, atau lakukan apa pun yang kamu inginkan di rumah ini. Tapi ART nanti akan tetap melakukan tugasnya di rumah ini."

Arumi tidak bisa berkata apa-apa untuk menolak perintah sang kakek. Dirinya menjadi serba salah dan hanya bisa diam saja untuk saat ini.

Ting!

Terdengar suara notif pesan yang masuk ke handphone Arumi. Wanita itu segera memeriksa dan menemukan balasan pesan dari suaminya.

Dimas : Aku akan makan siang di rumah

Arumi sedikit terkejut melihat isi pesan tersebut. Pasalnya, tidak biasa Dimas pulang dan akan makan siang di rumah mereka.

Wajah Arumi pun mengisyaratkan kebingungan yang tak luput dari lirikan sekilas mata sang kakek. Ia tampak ragu-ragu untuk berkat sesuatu kepada pria tua itu.

"Emm, Kek... maaf. Saya tinggal dulu ke dapur ya? Dimas katanya mau pulang makan siang disini, tapi saya belum masak untuk makan siangnya. Boleh saya masak dulu Kek? Kakek juga makan siang di sini ya? Jangan ngilang lagi seperti waktu itu."

Sesaat sang Kakek melirik terkesan acuh tak acuh.

"Ehem...! Hmm."

Kemudian berdehem seperti memberi isyarat mengiyakan.

Arumi pun tersenyum, kemudian beranjak bangun.

"Sebentar ya Kek."

Lalu melangkah meninggalkan sang kakek menuju ke dapur.

Untungnya bahan makanan banyak dan Arumi bisa mengolah makanan dengan cepat. Beberapa jenis lalapan yang sudah dicuci bersih lebih dulu ia siapkan sembari menunggu beberapa potong tempe dan ayam yang sedang di goreng di wajan yang berbeda dengan 2 kompor. Setelah itu, ia mengolah 2 jenis sambal yang tidak terlalu pedas.

Setelah ayam dan tempe matang, Arumi membuat osengan sayur kangkung untuk melengkapi menu makan siang sederhana mereka. Masakan pun jadi ditata rapi di atas meja makan beserta piring dan sendok makan. Tidak lupa gelas dengan air minuman di dekatnya.

Arumi menyeka sedikit keringat di pelipisnya. Teringat ucapan sang kakek tentang menjaga penampilan seorang istri di rumah, ia pun mengendus tubuhnya.

"Kayaknya, aku mesti mandi lagi." Gumam Arumi.

Suara kumandang adzan dzuhur pun sayup-sayup terdengar oleh Arumi. Arumi lalu melihat jam dinding yang terpasang di dapur itu.

Merasa waktu kedatangan Dimas tidak lama lagi, wanita itu pun bergegas menutup makanan dengan tudung saji dan segera menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri dan menunaikan kewajibannya sesaat.

***

"Rif, tolong undur pertemuan ku dengan Pak Noto setelah jam makan siang. Aku ada urusan lain."

"Baik Pak."

"Oh ya, dimana mukena yang aku suruh beli waktu itu?"

"Sudah saya letakkan di dalam loker meja kerja Pak."

Dimas kemudian membuka loker meja kerjanya dan melihat ada bungkusan plastik sedikit tebal di dalam loker itu. Ia pun mengambilnya dan membawanya pergi tanpa sepatah kata.

Arif hanya memandang punggung sang atasan yang mulai menjauh. Lalu ia menutup pintu ruangan rapat-rapat, kemudian mengeluarkan handphonenya untuk melaksanakan apa yang Dimas perintahkan.

Dimas menyetir sendiri mobilnya pulang ke rumah. Pesan yang Arumi kirimkan sedikit membuatnya gelisah karena tidak biasanya sang Kakek datang apalagi jeda waktu belum seminggu lamanya dengan kedatangannya sebelumnya. Dan entah kenapa, keadaan di rumah jadi menggangu pikirannya.

Dimas melangkah menuju pintu rumahnya. Saat kakinya hampir memasuki ruangan dalam rumah yang pintunya terbuka lebar, terbesit dalam hatinya untuk mengucapkan salam, persis seperti apa yang Arumi lakukan.

"Assalamualaikum..." Salam Dimas pelan.

Dimas masuk ke dalam dan mencari keberadaan kakeknya juga Arumi. Namun kekhawatirannya sepertinya sia-sia melihat Arumi dengan ramah dan sopan menemani sang kakek yang bersiap untuk makan siang di rumahnya itu.

Tampak sang kakek juga tidak terlihat marah meski terlihat berupaya menjaga wibawanya dengan pura-pura bersikap acuh kepada Arumi. Tapi bisa di tangkap dari sorot matanya yang sepertinya sang kakek mulai menerima kehadiran Arumi.

Bersambung...

Jangan lupa dukung Author dengan like dan komen ya, terima kasih 🙏😊

1
🍁𝔉𝔰❀𝐍𝐨𝐨𝐧𝐚 𝕸𝖆𝖓𝖉𝖆🪷
dahh langsung aja laporin sama DImas pal
🍁𝔉𝔰❀𝐍𝐨𝐨𝐧𝐚 𝕸𝖆𝖓𝖉𝖆🪷
ku tepok juga ginjalmu sini/Smug//Smug/
🍁𝔉𝔰❀𝐍𝐨𝐨𝐧𝐚 𝕸𝖆𝖓𝖉𝖆🪷
mana ada waktu pendekatan lgi klo waktu buat dinas trs
Liana CyNx Lutfi
Sungguh rumit ditmbh dimas tidak perduli dngn arumi,...klu tdak kuaat lepaskan dimas rumi trs pergi yg jauh bawa kedua orang tuamu pergi yg jauuhhhh
🏘⃝Aⁿᵘ🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅.🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦Kᵝ⃟ᴸ
anak sama bapaknya sama" edaaaannn😤😤😤
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
harusnya pak hasan memberi inpo pada dimas
💜Bening🍆
inginku menjambak org🙄 tutor dong jambak online tokoh dlm novel😏
hari ini apes bener arumi.. bertemu org2 ##$$@## dpt tlp dr pamannya yg juga sama2 ##$@##$🙄
suka dgn gaya rumi yg tdk mudah memperlihatkan kelemahannya pd lawan bicara yg pd nyebelin itu..meski dlm hatinya remuk redam... pasti berat bagi rumi dlm situasi yg spt ini.. semangat arumi... semoga semua masalah cpt berlalu n kamu bisa hidup dgn lbh baik kedepannya
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kalo takdirnya justru dimas tak dgn keduanya bagaimana?
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
merebut..?? bahkan kalian yg memberi kesempatan utk masuk dn ada diposisi arumi ini sekarang
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
lah kamu sendiri yg memberi kan posisi itu pada Rumi,jadi jangan harap Kemabli🙄
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
kirim pesan aja Arumi,biar rindu mu terobati
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
kenapa gak ajak saja arumi
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
kamu pantas rum bersama Dimas
Liana CyNx Lutfi
Apakah dimas memang sengaja dibkin sibuk sama ayahnya biar gk ketemu arumi
🏘⃝Aⁿᵘ🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅.🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦Kᵝ⃟ᴸ
emangnya posisi kursi yg bisa disingkirkan 😤
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
udh mulai ada ancaman nih dari Renata,,,
💜Bening🍆
susah ini... dah lg dimas sibuk sampe lupa kabar2.. arumi lg kondisi ngedown minder dgn posisinya sbg istri dimas eh nongol si renata...
💜Bening🍆
boleh slepet si renata gak🙄🙄
kamu yg ninggalin dimas... tp sekarang malah gk tau malu minta balikan... maksudmu piye? jgn takut arumi lawan aja itu si renata.. bkn kamu yg salah.. dia yg ninggalin dimas jd jgn kepengaruh sama renata...
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kalopun harus mengingat, kamu duluan yg ninggalin dimas
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kalimantan belum ya, mana tau mampir rumah othor
LaQuin On/Off🦋: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!