NovelToon NovelToon
Sang Pahlawan Dengan Sistem

Sang Pahlawan Dengan Sistem

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Anak Genius / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:639
Nilai: 5
Nama Author: DARK & LIGHT

Di tengah hiruk pikuk Akademi Cyberland, Leon Watkins, seorang jenius dengan kekuatan "Dream" yang memungkinkannya memanipulasi mimpi dan kenyataan, justru merasa bosan setengah mati. Kehidupannya yang monoton mendadak terusik ketika ia dan teman sebayanya, Axel Maxx yang flamboyan, secara tak terduga ditarik ke dalam sebuah misi rahasia oleh sosok misterius. Mereka harus menembus "Gerbang Sejati," sebuah portal menuju dimensi yang mengerikan dan mengancam dunia. Petualangan yang akan mengubah segalanya, dan menyingkap takdir yang jauh lebih besar dari yang pernah mereka bayangkan, baru saja dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DARK & LIGHT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 : Panggilan Darurat & Pertemuan Tak Terduga

Dua hari setelah pertemuan di perpustakaan, suasana di Cyberland Academy terasa lebih tenang, namun ketegangan yang tak terlihat menggantung di antara Leon dan Axel.

Mereka tahu bahwa waktu mereka untuk persiapan semakin menipis. Leon, sesuai janjinya, menghabiskan sebagian besar waktunya dalam "Dream Realm" miliknya. Ia tidak lagi sekadar meningkatkan statistik atau membasmi goblin. Ia menciptakan skenario pertarungan yang semakin kompleks, mereplikasi kondisi "Neraka" yang ia saksikan.

Ia menguji batas kemampuan "Dream"-nya, mencoba menemukan cara baru untuk memanipulasi realitas dan menembus pertahanan musuh yang jauh lebih kuat. Ia berlatih tanpa henti, memikirkan bagaimana caranya agar ia tidak hanya bertahan, tetapi juga mendominasi di dunia baru yang brutal itu.

Axel, di sisi lain, lebih realistis dalam persiapannya. Ia memastikan perlengkapannya lengkap: baju zirah ringan yang diperkuat energi, cadangan kristal pengisi daya untuk sistem Petirnya, obat-obatan penyembuh, dan beberapa granat energi. Ia juga sempat mengunjungi markas Guild Maxx, bukan untuk melaporkan Gerbang Sejati (ia tahu Leon benar tentang kerahasiaan), tetapi untuk mengurus urusan guild yang mendesak dan memastikan kesiapan orang-orangnya jika terjadi hal terburuk.

Pikirannya masih dipenuhi keraguan dan ketakutan, namun ia mencoba menyembunyikannya di balik sikap ceria yang biasa ia tunjukkan. Ia tahu, Leon mengandalkannya, dan ia tidak bisa mengecewakannya.

"Sudah siap, Gendut?" tanya Leon, muncul di ambang pintu kamar asrama Axel pada pagi hari keberangkatan. Suaranya santai, seolah mereka akan pergi piknik, bukan menuju potensi kematian.

Axel mendengus. "Siap apanya? Kita akan ke tempat yang disebut 'Neraka', Leon. Apa ada yang namanya 'siap' untuk itu?" Ia mengemasi ranselnya dengan frustrasi. "Apa kau yakin ini keputusan yang tepat? Kita bisa saja melarikan diri, pergi ke kota lain, memulai hidup baru..."

"Dan menunggu 'Neraka' itu datang mencarimu?" potong Leon, alisnya terangkat. "Tidak ada tempat untuk lari dari krisis ini, Axel. Kita melihatnya. Kita yang dipilih. Ini tanggung jawab kita." Ada nada serius yang langka dalam suara Leon, sesuatu yang membuat Axel tahu bahwa argumen lebih lanjut tidak akan berguna.

Saat Axel selesai mengemasi barang-barangnya, ponsel Leon tiba-tiba bergetar hebat. Layar menampilkan peringatan darurat berwarna merah menyala: "GATE BREAK! Lokasi: Sektor Pinggiran Cyberland, Distrik 7. Ancaman: Tinggi! Semua 'Pembangkit' diminta untuk segera merespons!"

Wajah Leon dan Axel langsung berubah tegang. Gate Break adalah insiden serius di mana monster dari Gate berhasil lolos dan menyerang langsung kota. Distrik 7 adalah area padat penduduk, meskipun tergolong pinggiran kota.

"Sial! Sekarang?" gerutu Axel. "Tepat di hari keberangkatan kita? Apa ini kebetulan?"

"Tidak ada yang namanya kebetulan dalam 'permainan' ini, Axel," jawab Leon, matanya menyipit. Ia tahu ini mungkin saja ujian lain dari sosok berjubah itu, atau mungkin peringatan. "Kita harus pergi. Ini adalah ancaman nyata bagi warga sipil."

Tanpa membuang waktu, mereka bergegas menuju area Gate Break. Sepanjang perjalanan, sirene peringatan meraung, dan warga sipil berlarian panik, mencari perlindungan di bunker-bunker darurat. Ketika mereka tiba di Distrik 7, pemandangan di sana sudah kacau.

Bangunan-bangunan hancur, asap membubung, dan jeritan ketakutan bercampur dengan raungan monster. Beberapa Gate kecil telah terbuka secara bersamaan di berbagai titik, memuntahkan gerombolan Gargoyle – makhluk bersayap mirip kelelawar dengan kulit batu dan cakar tajam – serta Beastmen – makhluk buas bertubuh kekar seperti manusia serigala dengan taring panjang.

Pembangkit lain dari akademi dan beberapa guild kecil sudah berada di sana, berusaha menahan serangan. Namun, jumlah monster yang terlalu banyak membuat mereka kewalahan.

"Kita bagi tugas," perintah Axel, dengan cepat kembali ke mode pemimpinnya. "Aku akan membantu para pengawal dan pembangkit lain menahan garis depan.

Kau... Leon, gunakan 'Dream' milikmu untuk membersihkan area yang paling padat penduduk. Prioritaskan keselamatan warga sipil!"

Leon mengangguk. "Tentu saja." Ia segera beraksi, mengaktifkan sistem "Dream"-nya. Sebuah gelombang ilusi menyebar dari dirinya, menyebabkan Gargoyle di udara bertabrakan satu sama lain, dan Beastmen di darat mulai saling menyerang, kebingungan.

Kecepatan dan efisiensi serangannya mengejutkan para pembangkit lain yang menyaksikannya. Mereka melihat Leon bergerak di antara monster-monster, dan tiba-tiba, monster itu limbung, kacau, dan saling memusnahkan diri.

Di tengah kekacauan itu, Leon bergerak menuju area yang paling parah, sebuah pusat perbelanjaan yang setengah runtuh di mana banyak warga sipil terjebak. Gargoyle dan Beastmen mengelilingi bangunan itu, mencoba masuk untuk mencari mangsa. Leon menciptakan ilusi dinding api yang membara di sekitar pintu masuk, menakut-nakuti monster-monster itu.

Saat ia memfokuskan ilusi, sebuah kilatan cahaya perak melesat di sampingnya, diikuti oleh suara mendesing yang tajam. Sebuah panah energi perak menembus kepala Gargoyle yang mencoba terbang melewati ilusi, membuatnya meledak menjadi debu.

Leon menoleh, dan matanya bertemu dengan seorang wanita yang baru saja melompat dari atap bangunan di dekatnya.

Wanita itu mengenakan pakaian tempur berwarna gelap yang ramping, dilengkapi dengan busur canggih yang memancarkan cahaya energi samar. Rambutnya panjang berwarna perak berkibar ditiup angin, dan matanya biru jernih seperti kristal es, namun memancarkan ketajaman dan tekad yang luar biasa. Wajahnya sangat cantik, dengan fitur yang tegas namun lembut, dan ia bergerak dengan anggun, bagaikan seorang penari di medan perang. Ia adalah sosok yang memesona di tengah kekacauan.

"Kau!" Suara wanita itu nyaring dan jelas, meskipun ada nada lelah. "Pengguna ilusi! Bagus! Jaga para monster ini tetap bingung! Aku akan mengevakuasi warga sipil!"

Leon terkejut. Belum pernah ada orang yang bisa melihat dan langsung memahami kemampuan "Dream"-nya dengan begitu cepat, apalagi memberi perintah padanya. Ia merasa tertarik. "Siapa kau?" tanyanya, sedikit penasaran.

Wanita itu menembakkan tiga panah sekaligus, masing-masing mengenai sasaran dengan presisi mematikan. "Bukan waktunya untuk perkenalan! Aku Elara Varen! Sekarang, fokus!"

Melihat Elara dengan sigap memimpin evakuasi, menembak monster dengan akurasi memukau sambil berteriak instruksi kepada warga sipil, Leon merasakan sesuatu yang aneh. Ia bukan hanya cantik, tapi juga sangat kompeten dan memancarkan aura kepemimpinan alami.

Ini adalah pertama kalinya ia merasa ada orang yang setara, atau bahkan mungkin, lebih terarah darinya di medan perang. Kebosanan yang biasa ia rasakan saat berinteraksi dengan orang lain, kini digantikan oleh kekaguman tipis.

Leon mengangguk, tanpa sadar mengikuti perintah Elara. Ia mengintensifkan ilusinya, menciptakan labirin tak terlihat dan gangguan suara yang membuat monster-monster itu benar-benar kacau. Sebagian besar Gargoyle dan Beastmen akhirnya berbalik dan menyerang satu sama lain, atau melarikan diri ke arah yang salah. Ini memberi waktu berharga bagi Axel dan para pengawal untuk memusnahkan monster di garis depan, dan bagi Elara untuk memimpin warga sipil ke tempat aman.

Pertempuran berlangsung sekitar satu jam, namun terasa seperti berjam-jam. Ketika Gate terakhir berhasil ditutup dan monster-monster yang tersisa berhasil dimusnahkan, Distrik 7 berubah menjadi puing. Axel, tubuhnya penuh memar dan pakaiannya compang-camping, berjalan tertatih-tatih mendekati Leon.

"Kita berhasil," kata Axel, terengah-engah, namun ada nada bangga dalam suaranya. "Kerja bagus, Leon. Dan wanita itu... Elara? Dia luar biasa."

Leon hanya mengangguk, matanya mencari Elara. Ia melihatnya sedang membantu tim medis mengurus korban luka, rambut peraknya sedikit acak-acakan namun matanya masih memancarkan tekad. Ketika mata mereka bertemu, Elara memberinya senyum kecil, senyum yang entah mengapa membuat hati Leon sedikit berdesir.

"Kurasa rencana keberangkatan kita harus ditunda," kata Axel, melihat kondisi mereka dan kekacauan di sekitar mereka.

"Tidak," jawab Leon, nadanya tegas. "Kita tetap berangkat. Justru karena ini terjadi, kita harus berangkat secepatnya. Gate Break ini bisa jadi pertanda. Pertanda bahwa 'Neraka' itu semakin dekat, dan mereka mengirim 'pengintai' untuk menguji pertahanan kita."

Axel menatap Leon, lalu ke arah Elara yang kini dikelilingi oleh para pembangkit lain, dipuji atas keberanian dan keahliannya. "Kau yakin?"

"Sangat yakin," Leon membalas, pandangannya tak lepas dari Elara. Firasat kuat mengatakan kepadanya bahwa insiden ini dan pertemuan dengan Elara bukanlah kebetulan belaka. "Ada sesuatu yang lebih besar dari yang kita duga sedang terjadi. Dan kita, Gendut, adalah bagian dari itu."

Meskipun lelah dan terluka, Leon merasakan energi baru mengalir dalam dirinya.

Pertemuan dengan Elara, krisis Gate Break ini, dan ancaman dari "Gerbang Sejati" telah menyulut percikan api dalam dirinya. Ini bukan lagi hanya tentang menghilangkan kebosanan, melainkan tentang sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang ia baru mulai pahami. Dan Elara Varen, sang pemanah berambut perak dengan mata biru es itu, entah bagaimana terasa menjadi bagian integral dari perjalanan yang baru dimulai.

1
iqbal nasution
oke
DARK & LIGHT: thank udah mampir bg
total 1 replies
DARK & LIGHT
MC anti naif
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!