Dia baik, dia setia, dia cantik, dia pintar, namun ... karena keadaan ekonomi yang rendah dan belum memiliki pekerjaan tetap membuat nya diremehkan dan dihinakan oleh orang-orang yang di percaya selama ini. Orang-orang yang sangat di sayangi dan di kasihi selama ini ternyata tega mengkhianati dari belakang.
Jemima namanya. Dia sangat terluka atas pengkhianatan yang dilakukan kekasih dan sahabatnya, lalu bagaimana sebenarnya kisah ini terjadi?
Yuk ikuti terus kisah Jemima, insyaAllah happy ending.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Suka di Kejar
Kendaraan roda empat yang membawa Dixon sampai di depan pagar rumah sang kepala desa.
Mobil itu berhenti di depan pagar karena ulah warga desa. Ternyata para warga sudah memadati, menunggu kedatangan Dixon, mereka berdiri di depan pagar, yang lebih dominan dari mereka kebanyakan para gadis serta ibu ibu. Saking penasarannya dengan ketampanan Dixon, sampai sampai mereka rela saling berdesakan hanya untuk melihat secara langsung ketampanan sang CEO muda itu.
Dixon sudah seperti aktor ternama, namanya terus diteriaki, disertai pintu mobil yang terus diketuk ketuk dari luar oleh para warga. Ia merasa sangat terganggu.
"Apa warga di desa mu memang senorak ini? Saya rela meluangkan waktu datang ke desa ini memenuhi undangan pernikahan mu karena saya ingin mencari ketenangan sejenak dari bisingnya suasana kota, saya kira desa ini aman, nyaman ... Tapi ternyata sama saja. Para wanita sudah seperti tidak punya harga diri saja saking terpesona sama ketampanan saya. Sama seperti di kota dan di manapun, kenapa tidak pernah saya temui wanita yang kalem dan biasa saja saat melihat saya! Saya capek di kejar kejar wanita. Siapa yang kasih tau para warga tentang kedatangan saya ke sini? Apakah kau? Tidak bisa kah kau merahasiakan tentang kedatangan saya. Cih kau menyebalkan!" Dixon berdecak kesal dengan wajah begitu muak.
Dia sangat tidak suka dirinya di puja puja oleh para gadis atau ibu ibu, dia merasa sangat bosan di kejar kejar oleh kaum wanita.
"Tuan, mereka seperti itu karena begitu terpesona dengan ketampanan Tuan. Kalau aku yang ada diposisi Tuan, pasti sudah merasa petantang petenteng, pengen berapa wanita pun, mau yang model seperti apa tinggal tunjuk saja, ah pasti bahagia sekali jadi Tuan," ucap Rakha sambil cengengesan.
"Diam lah kau! Kau tau, saya begitu muak sama wanita genit, gatal kayak ulat bulu! Yang saya inginkan itu wanita mahal yang susah di deketin!" tegas Dixon.
Diluar mobil, suara teriakan terdengar begitu bising, akhirnya Dixon menurun jendela mobil, lalu dia berkata.
"Bubar! Bubar kalian sekarang juga. Saya mau istirahat! Jangan norak!" seru Dixon dengan wajah memerah.
Lalu Rakha melajukan mobil memasuki gerbang. Beberapa bodyguard turun membantu memberikan jalan, beberapa warga ada yang di dorong oleh bodyguard karena menghalangi jalan.
Bukannya marah atau mengumpat Dixon, tapi para warga malah terhanyut saat melihat ketampanan nyata seorang Dixon, mereka memuji Dixon dan mengatakan bahwa Dixon sangatlah tampan.
"Sudahlah tampan, kaya raya lagi. Duh siapa ya wanita beruntung yang akan menjadi istrinya kelak? Kalau aku masih muda, aku dengan ikhlas akan menyerahkan diriku pada Tuan muda Dixon. Tapi ... Pastilah yang akan menjadi istrinya wanita yang sepadan dengannya, wanita cantik, kaya raya ... Mungkin jodohnya seorang aktris ternama, atau pengusaha sukses sama seperti dia," ucap Ibu pemilik warung. Ia rela meninggalkan warungnya dan ikut berdesakan demi melihat sang CEO tampan.
***
Pak kepala desa serta Bu kades begitu antusias menyambut kedatangan Dixon, mereka sudah mempersiapkan satu kamar tamu untuk Dixon. Kamar itu sudah di tata sedemikian rapi serta wangi.
Hidangan makanan lezat juga sudah dipersiapkan.
Orang tua Rara serta Rara, ikut berkunjung ke rumah calon besan, mereka ingin bertemu Dixon secara langsung.
Diruang makan.
Sudah berkumpul keluarga Rakha dan Rara, mereka belum menyantap hidangan makan malam karena menunggu Dixon. Dixon masih berada di kamar karena katanya tadi mau istirahat, dan waktu di panggil dia masih mandi.
Setelah menunggu, akhirnya yang ditunggu-tunggu menampakkan dirinya. Dixon ikut bergabung masuk ke ruang makan.
Rara, Bu Fathiah serta Bu Ambar sampai terpelongo melihat ketampanan Dixon.
Rambut Dixon tampak basah, dia terlihat begitu segar.
"Silahkan, silahkan duduk Tuan Dixon," Bu Fathiah menarik kursi untuk Dixon berkata dengan begitu ramah sambil mengulas senyum.
Dixon mengangguk kecil. Sikapnya begitu cool dan berwibawa.
"Sedang apa warga diluar? kenapa malam hari masih terdengar ramai?" tanya Dixon.
"Warga sedang rewang, Tuan. Membantu menyiapkan berbagai macam hidangan makanan untuk acara pernikahan serta pesta esok hari," jelas Bu Fathiah.
"Bisa tolong dibubarkan? Saya terganggu dengan kehadiran mereka," kata Dixon dengan ekspresi datar.
"Eemm gimana ya," Bu Fathiah bingung harus berkata apa.
"Tidak usah khawatir, sekarang hubungi katering terdekat, pesan makanan apa saja, biar saya bayar, kalau pemilik warung mengatakan tidak sempat, katakan biar saya bayar dua kali lipat. Atau kalau Bu Kades tidak segera membubarkan warga, maka saya akan mencari penginapan saja,"
"Baiklah. Saya akan menghubungi pemilik katering yang ada di desa sebelah dan saya akan membubarkan warga asal Tuan jangan pergi dari sini," ucap Bu Fathiah lalu segera melakukan apa yang Dixon pinta.
Dixon mulai menyantap makanan nya.
Rara terus mencuri pandang ke arah Dixon, sambil membatin di dalam hati.
"Duh ganteng banget sih Tuan Dixon. Bentuk tubuh nya jantan sekali. Tegap, bahu lebar, dan pasti perutnya kotak kotak kayak roti sobek,"
Rakha yang menyadari itu langsung menyenggol bahu sang calon istri.
"Jangan mikir yang macem macem, ingat besok kita menikah,'' lirih Rakha.
"kenapa Sayang? Kamu cemburu ya?" balas Rara dengan suara pelan.
"Tidak. Aku tidak cemburu, karena aku tau mana mungkin Tuan Dixon menyukai mu," ledek Rakha lalu Rara cemberut marah.
***
Selesai makan malam, Dixon pamit keluar, katanya ingin mencari angin malam.
Rakha menawarkan diri ingin menemani, tapi Dixon menolak dengan tegas, dia mengatakan ingin keluar sendiri.
Dixon berjalan kaki sendiri menelusuri jalanan desa Bujung Sakti, jalanan tampak sepi karena jarum jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.
Dixon menarik nafas dalam lalu menghembuskan perlahan, dia merasa tenang melihat pemandangan desa yang masih asri. Masih banyak pohon pohon serta tanaman hijau yang rimbun.
Dixon sangat merindukan suasana desa seperti desa Bujung Sakti. Tapi dia tidak suka sama para warga nya yang norak.
Oleh karena itu Dixon lebih memilih keluar malam hari saat orang orang sudah terlelap.
Dengan kedua tangan berada di saku, dia masih terus berjalan, memperhatikan satu persatu rumah warga yang begitu sederhana. Berbanding terbalik dengan rumah nya yang ada di Jakarta, rumah nya begitu megah bak mansion, mobil mobil mewah berjejer rapi di garasi serta terdapat lift di dalam rumah.
Tidak hanya di Jakarta, dia juga punya rumah diluar negeri dan beberapa apartemen serta aset lainnya di seluruh provinsi yang ada di Indonesia.
Saat melewati salah satu rumah, Dixon malah menghentikan langkahnya. Ia bersembunyi dibalik pohon lalu mulai memperhatikan seseorang.
Malam hari, Jemima yang tak kunjung bisa terlelap akhirnya memilih keluar, duduk di teras rumah sembari membawa laptop. Tiap kali duduk di teras dia merasa lebih tenang, teras rumah adalah tempat kesukaan nya, karena di sana dia bisa melihat langit malam yang indah.
Jemima tampak sibuk dengan laptopnya, dia masih berusaha mencari pekerjaan yang cocok untuknya.
Tanpa ia sadari, seseorang terus memperhatikan nya.
"Sedang apa dia? dia kan gadis tadi siang, gadis aneh. Tapi ... Ah ... Tidak. Mana mungkin jodoh ku wanita kampung!"
Dixon berhenti mengintip, akhirnya dia kembali ke rumah kepala desa.
Saat berjalan bayang bayang wajah cantik nan teduh itu terus saja mengganggu pikiran Dixon, di dalam hati dia memuji kecantikan alami Jemima. Bahkan saat malam hari di bawah bohlam yang remang remang, wajah cantik itu tampak menarik padahal Jemima hanya memakai piyama tidur dengan rambut di ikat asal-asalan.
Bersambung.
Yang baca kisah Jemima, tolong like, vote, subscribe ya, supaya novel ini bisa naik. Sekian terimakasih.
tunggu karmamu
Sabar ya Dixon puasa tujuh hari aje 🥰🥰🥰🥰🥰
Alhamdulillah 🤲🤲🤲🤲🤲
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️