Tidak ada sugarbaby yang berakhir dengan pernikahan.
Namun, Maira berhasil membuktikan bahwa cinta yang tulus kepada seorang pria matang bernama Barata Yuda akhirnya sampai pada pernikahan yang indah dan sempurna tidak sekedar permainan di atas ranjang.
"Jangan pernah jatuh cinta padaku, sebab bagiku kita hanya partner di atas tempat tidur," kata Bara suatu hari kepada Maira. Tai justru dialah yang lebih dulu tergila-gila pada gadis ranum itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aroma Sengg*m*
Alunan musik klasik dan melow itu, menjadi latar yang indah bagi Bara dan Maira yang sedang merajut kemesraan panas di atas ranjang sebuah villa pribadi milik Barata Yuda.
Bara sengaja memilih tempat ini, jauh dari pusat kota. Suasana sunyi berbaur dengan aroma misteri yang ditawarkan alam. Suara Pepohonan yang bergesekan juga memberikan kesan yang berbeda.
"Keluarkan," bisik Bara dengan mata tajam yang serasa menelanjangi Maira meski kini ia memang tidak memakai apa-apa lagi.
Maira membuka dan menutup matanya seirama hentakan teratur yang Bara beri. Maira mengerang, ia mendapatkan klimaks. Jemarinya mencengkram kuat rambut Bara.
Bara tersenyum, ia belum selesai. Bara membiarkan Maira beristirahat sejenak. Lalu kembali memulai penyatuan lagi, kali ini ia menarik Maira, membuat gadis itu berada di atas tubuhnya.
"Kau sudah lihai, Bee." Ia diam, membiarkan Maira mengambil alih permainan. Maira merasa wajahnya bersemu. Benar, ia nampak binal sekarang.
"Kau menyukainya?" tanya Maira dengan nafas yang mulai kembali tersengal.
"Lebih dari yang kau bayangkan," balas Bara, tubuhnya mulai mengikuti gerakan Maira. Mereka memacu hasrat yang semakin menggebu.
Bara melenguh panjang saat pelepasan telah mengalir di dalam kewanitaan gadisnya.
Maira telah rutin mengkonsumsi pil pencegah kehamilan. Kemarin, Sofia yang mengantarkan benda itu ke kamar. Bara memang tidak menyukai cairannya dibuang sembarang, tapi ia juga tidak ingin sampai membuat Maira hamil.
Maira tergolek di atas tubuh Bara. Terasa keringat mereka menempel satu sama lain. Bara juga tetap membiarkan pusakanya menancap di dalam. Merasakan organ intim Maira yang masih berdenyut, terasa pusaka nya terurut.
"Capek?" tanya Bara sambil memeluk tubuh Maira yang masih berada diatas tubuhnya.
"Ya," sahut Maira singkat. Suaranya pelan, hampir tak terdengar.
Bara mengelus punggung yang kini terasa lunglai setelah mengejang entah sudah beberapa kali malam ini.
"Mas ..." panggil Maira pelan.
"Hemmmmm," sahut Bara dengan mata terpejam.
"Sudah berapa banyak gadis?" tanya Maira masih dengan posisi tertelungkup diatas tubuh Bara.
"Hanya kau."
"Bohong," sahut Maira ketus.
Bara menangkup kedua tangannya, membuat Maira menatap dirinya. Ia menelusuri bibir Maira yang sudah menjadi candu baginya itu.
"Aku memilihmu, dari sekian banyak pelamar," kata Bara dengan mimik serius.
"Sudah seperti melamar kerja saja," sahut Maira sambil membenamkan kembali wajahnya di dada Bara. Terasa hangat nafas Maira di antara bulu dadanya. Membuat hasratnya kembali bergejolak.
"Kau menarik perhatianku, Maira. Aku tidak pernah tidur dengan gadis lain selain dirimu."
"Dan Sabrina," celetuk Maira tanpa sadar.
Bara menyentak Maira tiba-tiba. Ia menghempaskan kembali tubuh Maira ke ranjang. Maira memalingkan wajah, tidak mau menatap Bara dengan kilatan emosi yang datang tiba-tiba. Ia jadi bergidik melihatnya.
"Jangan sebut lagi namanya saat aku sedang bersamamu," desis Bara dingin dan penuh ancaman.
"Kau yang menyebutnya terlebih dahulu waktu itu!" balas Maira sengit.
"Ya, hanya aku yang berhak menyebutnya. Bukan siapapun, bukan juga kau!" sahut Bara semakin dingin. Maira memalingkan wajah, ditatapnya Bara sama tajam.
"Aku benci padamu!" desis Maira penuh penekanan.
"Kita lihat saja Maira, apa setelah ini kau masih bisa benci padaku atau tidak." Bara tersenyum penuh arti. Ia mengambil sesuatu dibalik bantal. Maira tercengang, ia tidak pernah melihat itu. Benda itu masuk begitu saja ke dalam kewanitaannya dan saat Bara menekan tombol, terasa benda itu mengobrak abrik bagian sensitif Maira.
Maira tidak bisa berucap apapun selain mengerang panjang. Bara beranjak dari sisi tempat tidur, membiarkan Maira tersiksa dengan vibrator di dalam tubuhnya. Bara duduk, menyaksikan Maira yang sudah semakin tidak kuat, ia sendiri harus menahan mati-matian hasratnya yang semakin menggebu ingin menyatu bersama gadis itu.
"Mas ... tolong." Maira mencengkram sprei putih itu dengan geram. Ia menatap Bara sendu.
"Apa, Bee? katakan apa yang harus aku lakukan," ujar Bara sambil menyesap wine dengan perlahan. Ia sengaja mengulur waktu, ingin membuat Maira memohon kepadanya.
"Mas, aku sudah tidak kuat. Mas, ayo ..." Maira berusaha menggapai Bara yang masih memandangnya dengan sinis.
"Katakan Maira apa yang harus aku lakukan! memohonlah padaku!" seru Bara lagi.
"Tidak! Bajingan!" desis Maira keras kepala.
"Teruslah begitu, maka kau akan semakin tersiksa," sahut Bara semakin tertantang. Ia masih menekan hasratnya yang ingin segera memasuki Maira.
"Mas ... Tolong, masuk Mas," erang Maira putus asa. Bara mendekat, membelai rambut Maira lembut.
"Apa, Bee?" Ia kembali mempermainkan Maira yang sudah berusaha meraih pusaka Bara yang sudah berdiri tegak.
"Sayang, masuklah ... tolong aku," desis Maira akhirnya. Bara mencium bibir gadis yang sedang tersiksa dibakar gairah itu dengan rakus. Ia senang Maira akhirnya menyerah.
Bara mencabut vibrator kemudian menggantinya dengan pusakanya sendiri. Terasa bagian sensitif itu menghisap benda keramat milik Bara dengan begitu dahsyat. Bara semakin bersemangat memacu Maira yang sudah tidak bisa menahan desahan erotisnya.
Erangan panjang keduanya menjadi penanda berakhirnya penyatuan itu malam ini. Bara mengecup bibir, pipi dan kening Maira lembut dan penuh rasa sayang.
"Jahat!" gumam Maira dengan mata berkaca-kaca. Bara membalasnya hanya dengan seringai puas.
"Sudah kubilang jangan menantangku," sahut Bara, ia masih membelai rambut Maira yang sudah mulai mengantuk.
Maira benar-benar terlelap kemudian. Bara masih betah memandang gadisnya yang sudah terpejam. Ia menelusuri wajah cantik dan suka membantah itu dengan perasaan campur aduk.
"Jangan jatuh cinta padaku, Maira, sebab kita hanya partner di atas tempat tidur," kata Bara beberapa waktu yang lalu saat Maira sedang memakaikan dasi untuknya.
"Tentu saja tidak!" balas Maira sinis. Bara tertawa mendengarnya. Gadis ini sungguh luar biasa baginya. Ia tidak segan membantah dan menantang Bara meski Bara tahu terkadang terselip takut di wajah gadis itu.
Kini ia kembali menggali perasaannya sendiri, saat ditatapnya mata yang sedang terpejam karena lelah setelah bertempur dengannya. Bara sudah bersumpah dan berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak jatuh cinta lagi pada wanita manapun setelah ia dikhianati oleh istrinya dulu.
Namun, Bara tetap saja laki-laki normal. Hasrat bercintanya masih menggebu dan liar. Ketika melihat Maira menari waktu itu, ia langsung terpesona. Maira menyingkirkan para perempuan yang telah berjejer menunggu perintah untuk melempar tubuh mereka padanya.
"Kau ini apa, Bee?" tanya Bara pada Maira yang terpejam dengan nafas teratur. "Aku bahkan tidak bisa berhenti memikirkanmu saat telah berada di tempat lain," lanjutnya lagi.
Bara membetulkan posisi Maira. Ia juga menyelimuti gadis itu lalu ikut merebahkan diri berbaring di atas ranjang. Bara membiarkan ia juga tertidur dengan banyaknya pertanyaan di dalam kepala tentang Maira.
"Bee ..." desisnya lirih sambil merengkuh tubuh Maira agar merapat pada tubuhnya sendiri, sesaat sebelum ia benar-benar memejamkan mata dan terlelap dalam mimpi bersama Maira.
ko kaya di novel cerita hidup mu Thor
pilih yg terbaik untuk mu
untungnya Kevin mati....kl ngga perang Baratayudha beneran
Tuhan pasti memberikan kebaikan yg terbaik dibalik kejadian yg menimpa kita.
teruslah berpikir positif atas segala kejadian.
memang tdk mudah...
semangat kak💪
othor keceh comeback again, apa kabare si Beben kak??????😂😂
masi kah pake pempers?????
ada notif langsung gassss.....
apa kabar mak, moga mak Julie yg cantik mem bahenol selalu sehat2 dan lancar semuanya Aamiin🤲
biar semangat up nya...🥰🥰🥰