Setelah Aku Tahu Suamiku Selingkuh

Rosa menjatuhkan ponselnya, ketika hujan deras turun begitu saja. Tidak ada angin, tidak juga langit terlihat mending. Kenapa bisa turun hujan begitu deras.

Rosa masih terus terisak, dia merasa hatinya benar-benar terluka begitu parah. Bagaimana bisa suaminya yang setiap hari menunjukkan kasih sayang yang begitu besar. Memanjakannya seolah Rosa adalah seorang ratu baginya.

Ketika masa-masa sulit mereka hadapi bersama, tanpa pernah mengeluh satu sama lain. Saling menyokong, saling menguatkan, saling melipir lara, meski raga mereka sama-sama lelah. Namun, disaat itu kehidupan rumah tangga Rosa dan Andre jauh sekali dari hal seperti ini.

Sekarang, begitu suaminya mapan. Menjadi salah satu pengusaha muda paling sukses di kota N. Hal seperti ini malah terjadi.

Tapi, bukankah pepatah memang mengatakan. Seorang istri, itu akan datang ujian paling berat ketika suaminya berada di titik paling rendah dan tidak memiliki apapun. Sementara, ujian terbesar seorang suami akan datang, ketika dia sedang berada di posisi paling tinggi dalam kehidupannya.

Rosa memeluk lututnya, tangisnya sungguh tidak mau berhenti. Hingga dia melihat sepasang sepatu di depannya. Dan rasanya air hujan yang sejak tadi mengguyurnya tak lagi jatuh menyakiti tubuh dan kepalanya.

Sepasang sepatu mahal itu, mungkin hanya kalangan pengusaha seperti suaminya yang memilikinya. Tapi, bahkan saat ini dia sama sekali tidak berharap suaminya datang. Dia tidak tahu apa yang akan dia katakan dan lakukan pada suaminya kalau saat ini Andre benar-benar ada di hadapannya setelah apa yang dia dengar tadi di kamar hotel.

"Rosa"

Suara itu terdengar familiar, Rosa mendongak perlahan. Wajahnya saat ini benar-benar terlihat menyedihkan. Penampilannya sangat kacau. Tapi, dia mengenal suara pria itu, dia mengenalinya.

"Steven" lirihnya.

**

Steven memberikan secangkir teh hangat pada Rosa yang sudah berganti pakaian di sebuah apartemen, sepertinya itu milik Steven. Rosa juga tidak tahu. Sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan teman lamanya itu.

"Sudah lebih baik? apa yang kamu lakukan di tempat tadi?" tanya Rosa.

"Bisakah kamu hubungi Nesia, minta dia kemari?" tanya Rosa pada Steven.

Steven meraih ponselnya dan mengirim pesan pada Nesia.

"Jika tidak ingin bercerita tidak apa-apa, minumlah. Aku bantu mengeringkan rambutmu..."

Saat Steven bangun dan mendekati Rosa. Rosa mengangkat tangannya. Itu peringatan untuk Steven.

"Aku, bisa melakukannya sendiri. Terimakasih" kata Rosa menolak niat baik Steven.

Bagaimanapun juga, dia masih istri Andre. Dia tidak akan pernah membiarkan pria lain menyentuhnya.

Steven mengangguk paham, dia memberikan pengering rambut itu pada Rosa.

Suasana kembali menjadi hening. Hanya suara mesin pengering rambut yang terdengar. Hingga beberapa saat kemudian, terdengar suara bel berbunyi.

Steven berdiri dan membuka pintu.

"Rosa..."

"Dia ada di dalam" kata Steven yang langsung membuat Nesia berlari ke dalam.

"Rosa, apa yang terjadi. Wajahmu sembab?" tanya Nesia panik.

Dan ketika Rosa melihat Nesia datang, matanya kembali berkaca-kaca.

"Kalian bicaralah berdua, aku akan ke ruang kerjaku"

Steven segera meninggalkan Rosa dan Nesia, masuk ke salah satu ruangan yang jaraknya cukup jauh dari ruang tamu itu.

Rosa yang merasa hatinya kembali terasa begitu pedih. Segera memeluk sahabatnya, Nesia.

"Ada apa, Rosa?" Nesia sungguh terlihat khawatir.

"Mas Andre, dia selingkuh dengan Sandra. Aku mendengarnya dengan telingaku, mereka melakukannya di hotel, aku mendengarnya sendiri, Nesia... " Rosa tak dapat melanjutkan apa yang ingin dia sampaikan karena rasa sakit di dalam hatinya kembali menusuk sampai membuatnya tak kuat bicara.

Nesia, yang sebenarnya memang sudah mencurigai hal itu semenjak 6 bulan yang lalu. Bahkan, sempat mengatakannya kepada Rosa, hanya bisa menghela nafasnya sangat panjang.

Namun, meski sudah mengetahui hal itu sejak lama. Dan apa yang dia katakan tidak dipercayai oleh sahabatnya. Ketika, Rosa sendiri yang memergoki suaminya berperilaku seperti itu, Nesia tahu pasti sahabatnya itu saat ini sedang merasakan sakit yang luar biasa di dalam hatinya.

Nesia, yang memang sangat peduli kepada Rosa. Mengusap punggung sahabatnya itu dengan begitu lembut beberapa kali.

"Tadi pagi, mas Andre bahkan masih mengatakan dia mencintaiku, dia sangat mencintaiku, tidak ada wanita lain di dalam hatinya. Tidak ada nama lain selain nama Rosa. Tapi, dia mengkhianatiku Nesia. Dia mengkhianati pernikahan kami hiks... hiks..."

Beberapa menit berlalu, Rosa menarik dirinya dari Nesia.

Nesia membantu Rosa menyeka air matanya.

"Kamu ingat apa yang aku katakan 6 bulan lalu? aku melihat Sandra dan mas Andre di resort, hanya berdua. Saat itu, kamu bilang mas Andre ke luar negeri. Dia ada di kota ini Rosa, bersama Sandra!"

Semakin perih rasanya hati Rosa. Ternyata, hubungan keduanya itu sudah berlangsung cukup lama.

Tapi, dia benar-benar tertipu oleh sikap manis dan lembut suaminya. Seolah suami yang sangat setia. Meratukan istrinya, tidak membiarkan Rosa mengeluh. Tapi, di belakang Rosa. Andre bahkan berselingkuh.

Menyentuh wanita lain, dengan tangan yang sama yang selalu menyentuhnya. Mencium wanita lain, dengan bibir yang sama yang mencium dirinya. Dan memeluk tubuh wanita lain, dengan tubuh yang setiap hari memeluknya.

Tersayattt-sayat rasanya hati Rosa. Air matanya sungguh tak bisa berhenti mengalir. Pilu, pedih, dan hancur.

Tangan Nesia terangkat, menepuk bahu Rosa dengan begitu lembut.

"Rosa, sekali seorang pria berkhianat. Akan ada kedua kali, ketiga kali, dan seterusnya!" kata Nesia yang mencoba untuk mengingatkan sahabatnya agar tidak mengambil keputusan yang nantinya akan menyakiti dirinya sendiri.

Bagi Nesia, Rosa terlalu berharga jika hanya disakiti oleh seorang pria yang bahkan sebenarnya tidak ada apa-apanya dibandingkan dirinya dan keluarganya.

Rosa yang matanya sejak tadi basah dengan air mata, menoleh ke arah Nesia.

"Aku harus apa?" tanyanya lirih.

***

Bersambung...