NovelToon NovelToon
Bunga Dan Trauma

Bunga Dan Trauma

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Duda / Selingkuh / Trauma masa lalu / Mantan
Popularitas:32.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mumu.ai

Bunga yang pernah dikecewakan oleh seorang pria, akhirnya mulai membuka kembali hatinya untuk Malik yang selama setahun terus mengejar cintanya. Ia terima cinta Malik walau sebenarnya rasa itu belum ada. Namun Bunga memutuskan untuk benar-benar mencintai Malik setelah mereka berpacaran selama dua tahun, dan pria itu melamarnya. Cinta itu akhirnya hadir.

Tetapi, kecewa dan sakit hati kembali harus dirasakan oleh Bunga. Pria itu memutuskan hubungan dengannya, bahkan langsung menikahi wanita lain walaupun mereka baru putus selama sepuluh hari. Alasannyapun membuat Bunga semakin sakit dan akhirnya memikirkan, tidak ada pria yang tulus dan bertanggungjawab di dunia ini. Trauma itu menjalar di hatinya.

Apakah Bunga memang tidak diizinkan untuk bahagia? Apakah trauma ini akan selalu menghantuinya?


follow IG author : @tulisanmumu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mumu.ai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rinjani 2

Setelah lebih kurang 15 menit perjalanan akhirnya mereka tiba di Pos 3 yang namanya Pada Balong. Di sana mereka akan beristirahat kembali selama lebih kurang 1 jam sembari makan siang.

Ica langsung mengeluarkan anggur dalam tasnya, lalu membagikannya pada rekan-rekannya, juga kepada guide serta porter, agar mereka semua bisa turut menikmati anggur itu.

"Dipetik langsung dari kebun halamanku," ucapnya ketika memberikan anggur itu pada yang lain.

"Sejak kapan kamu nanam anggur di rumah?" tanya Nadhif heran. "Jangankan bunga atau buah, rumput aja rumput liar ilalang yang ada," sambungnya.

"Kalau ngomong hati-hati, dong. Ntar Bang Erik sama Bang Riko ngiranya aku jorok banget," gerutu Ica.

"Udah duduk, nggak usah dengerin Nadhif. Emang rese orangnya." Bunga menarik tangan Ica, membawanya duduk di sampingnya.

Riko dibantu dengan Erik membagikan nasi bungkus ke masing-masing mereka untuk makan siang. Lauknya siang itu adalah telur gulai.

"Walaupun udah dingin, terus lauknya cuma telur bulat, tapi tetap terasa nikmat. Mungkin karena dimakan di ketinggian 1800 mdpl," ucap Deni sambil menguapkan nasi itu ke dalam mulutnya.

"Kapan lagi 'kan kita bisa kayak gini," tambah Ridwan.

"Kalau nggak karena PDKT nya Bang Fad, nggak yakin juga kita bakalan kesini." Ucapan spontan Nadhif ini tentu saja lagi-lagi mendapat tatapan tajam langsung dari Bunga.

"Maksudnya?" tanyanya. Ia juga menoleh, menghadap Fadi yang kini juga sudah menegang dan menatap tajam pada Nadhif. Sedang orang yang dimaksud bersikap santai seolah tak melakukan kesalahan.

Bunga menatap curiga mereka berlima. Namun tak ingin berpikir panjang, ia membuang jauh pikiran-pikiran aneh tentang mereka. Ia ingin menikmati keindahan alam yang ada di depan matanya saat ini. Makan siang di pendakian Rinjani, di ketinggian 1800 mdpl.

****

Cuaca memang sulit ditebak. Jika tadi langit begitu cerah ketika mereka hendak memulai perjalanan, kini hujan tiba-tiba turun. Meski tidak terlalu lebat, air yang mengguyur cukup membuat jalanan tanah menjadi licin. Para pendaki pun harus ekstra berhati-hati, memperhatikan setiap langkah agar tidak tergelincir.

Beruntung mereka membawa perlengkapan yang lengkap, termasuk jas hujan. Rombongan ini langsung memasang jas hujan milik mereka masing-masing.

Jalanan yang licin membuat ritme perjalanan mereka menjadi lebih pelan. Belum lagi jalur yang kini sedang mereka tapaki adalah jalur yang dikenal sebagai Bukit Penyesalan, bukit yang akan menjadi ujian kesabaran dari setiap pendaki. Pendaki akan mendaki 7 bukit yang seakan tak ada habisnya.

Jalanan yang dipenuhi akar dan batu lalu kemudian jalanan yang semakin menanjak ke atas, menguji kesabaran pendaki. Ingin lanjut ke atas namun ujungnya tak nampak, ingin turun namun sudah tanggung. Inilah yang dinamakan Bukit Penyesalan.

Bukit Penyesalan adalah jalur yang akan mengantarkan Bunga maupun pendaki lainnya menuju pos terakhir, dimana mereka akan bermalam dan mendirikan tenda disana, yaitu Plawangan Sembalun. Biasanya akan memerlukan waktu sekitar 3-4 jam untuk menyusuri jalur ini.

"Tetap semangat!" teriak Nadhif untuk rekan-rekannya.

Beberapa kali dari mereka terpleset, namun untung tidak menyebabkan cedera pada kaki mereka. Fadi dengan setia berada di depan Bunga, membantu wanita itu untuk terus naik ke atas. Menarik tangan Bunga, memegangnya agar Bunga tidak terjatuh.

Celetukan, candaan, dan ejekan terus saja dilontarkan oleh yang lain. Menggoda Fadi dan Bunga yang bagaikan pasangan karena terus saling bergandengan tangan.

"Biarin aja, jangan dengerin mereka," ucap Fadi yang tidak ingin membuat Bunga kepikiran.

"Aku nggak pernah mikirin ucapan mereka," jawab Bunga yang tentu membuat Fadi menjadi tenang. Biarlah nanti saja ia mengucapkan keinginannya pada Bunga.

"Duduk bentar," ajak Bunga yang tampaknya sudah kelihatan sangat kelelahan.

"Kami istirahat bentar!" teriak Fadi pada yang lainnya karena memang mereka berdua ketinggalan di belakang rombongan yang lain. Tidak jauh, hanya sekitar 10 meter.

"Oke, kami juga," jawab Ridwan.

Mereka duduk di atas akar pohon atau batu yang cukup besar. Tetap harus berhati-hati karena memang hujan yang masih turun.

"Kita nggak bisa lama, biar nggak terlalu kedinginan nanti," ucap Fadi setelah membuka tutup botol minum yang akan ia berikan pada Bunga.

Bunga meminum air yang diberikan oleh Fadi. "Hmm, kita langsung aja. Aku oke, kok," jawabnya setelah selesai minum.

Bunga kemudian berdiri, kembali melanjutkan langkahnya menuju atas, ke arah teman-temannya berada. Ternyata mereka juga sudah bersiap untuk melanjutkan perjalanan mereka.

Beruntung hujan yang mengguyur sudah mulai reda walaupun kabut masih juga belum hilang. Pos terakhir juga sudah di depan mata, tempat mereka akan bermalam hari ini.

Tiba di Pelawangan Sembalun, Erik, Ridwan dan Nadhif pergi melanjutkan perjalanan ke arah Pelawangan 2 dan 3 untuk mencari lokasi mendirikan tenda, sedang yang lainnya menunggu dari beristirahat di Pelawangan 1. Namun ternyata sudah banyak pendaki yang mendirikan tenda di sana sehingga akhirnya mereka kembali ke Pelawangan 1.

"Di sini aja kita dirikan tendanya. Di sana udah terlalu ramai," ucap Ridwan.

Bersama-sama mereka mendirikan 2 tenda, 1 untuk para pria dan 1 lagi untuk wanita.

"Untung kabutnya mulai hilang, ya. Indah banget ternyata jadinya." Ica dan Bunga duduk bersantai menghadap ke arah Danau Segara Anak dan Gunung Agung.

"Hmm, hilang lelahnya," sambung Bunga.

"Nyantai ni, Buk." Nadhif datang, membawa 2 gelas coklat panas dan diberikannya masing-masing pada Ica dan Bunga.

"Thankyou," ujar Ica ketika menerima cangkir itu.

"Bang Riko lagi masakin mie rebus buat kita, jadi ini aja dulu," ucap Nadhif lagi sebelum akhirnya dia pamit untuk bergabung dengan Ridwan, Fadi dan juga Deni.

"Kamu gimana, Nga?" tanya Ica tiba-tiba.

"Gimana apanya?" tanya Bunga balik yang tentu saja merasa bingung dengan pertanyaan Ica.

"Iya kamu sama Bang Fad, gimana?" desak Ica.

"Gimana apanya? Emang kenapa?" Bunga semakin bingung dengan Ica yang terus saja bertanya.

"Tadi jalan di belakang, berduaan, nggak ngomongin apa-apa emangnya?" tanya Ica lagi.

"Kalian sengaja 'kan ninggalin aku sama dia di belakang," tuduh Bunga dan tentu saja tidak dijawab langsung oleh Ica.

"Kasihan Bang Fad lho, Nga. Hidupnya itu hampa banget setelah kalian putus," ujar Ica yang membuat kening Bunga mengkerut.

"Kayak yang paling tahu banget kamu, Ca sama dia," ucap Bunga dengan nada yang kurang senang.

"Emang. Kita masih sering kumpul kalau kamu mau tahu. Kamu aja yang tiba-tiba ngilang setelah kalian putus," jawab Ica.

"Bukan ngilang, ya. Aku lanjut ambil spesialis kalau kamu lupa!"

"Iya, emang. Tapi 'kan langsung nggak ada ngabarin apa-apa kecuali sama Rani doang," jawab Ica yang tidak mau kalah.

Bunga hanya diam, tidak mau merespon ucapan Ica. Sedang Ica yang melihat Bunga diam terus saja berbicara mengenai kondisi Fadi.

"Membesarkan anak yang bukan anak kandungnya sendiri. Bayangkan sendirian, lho. Luar biasa Bang Fadi itu, Nga. Menganggap Jelita seperti anaknya sendiri, menjaganya sepenuh hati."

Bunga terus saja melihat ke depan seakan tengah menikmati keindahan danau dan tidak mendengar ucapan Ica.

"Aku paham pasti sakit banget ketika kamu melihat dia menikahi wanita lain. Tapi bisa saja itu udah jadi takdir kalian, Nga. Dan sekarang... kalian dipertemukan kembali di masa kalian yang sudah lebih dewasa dan lebih baik."

Ica berhenti sejenak, melihat Bunga yang sepertinya mulai memikirkan ucapannya. Terlihat dari raut wajahnya.

"Kita semua tahu, seminder apa Bang Fadi sama kondisi keluarga kamu. Tapi sekarang, aku bisa lihat Bang Fadi bisa berdiri tegak lihat kamu. Dia udah nggak minder lagi buat ketemu sama keluarga kamu. Dia berusaha sekeras itu agar suatu hari, dia bisa ketemu kembali sama kamu dan berharap jika hari itu tiba, kamu belum punya pasangan. Dan kamu lihat, doa dia terkabul. Kamu batal nikah sama si Malik Malik itu. Bukankah ini memang sudah jalannya dari Tuhan?"

Tiap kata demi kata yang diucapkan oleh Ica mulai mengganggu pikirannya.

"Apa iya?" pikirnya.

(Pelawangan Sembalun)

****

1
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪💪
Esther Lestari
Semoga selalu berbahagia....tidak ada orang ketiga yg ingin menganggu rumah tangga kalian
mumu: aamiin 🤲
total 1 replies
Supryatin 123
bntar lge jelita kado adk bayinya launching 🤣🤣 lnjut thor 💪💪
Esther Lestari
selamat ulang tahun Jelita.
kado adek bayi nya menyusul ya🤭
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
nahkan... masih sama sama ting ting...🤣🤣🤣🤣
Esther Lestari
malam pertama yg sukses tanpa drama diganggu Jelita.
Supryatin 123
duda rasa perjaka nich.pengalaman tk terlupakan 🤣🤣 Lnjut thor 💪💪💪
Supryatin 123
samawa y bang fad n mbk bunga gas poll bang lnjut thor 💪💪
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
ok... aku siap nonton live streaming dipojokan,,, aku udah siapin es teh jumbo 3 sama nasi padang plus krupuk kulit sapi... okeeeeee gassss....😄😄😄😄😄
Esther Lestari
selamat Bunga dan Fadi...sah sudah.
nanti malam jangan lupa Jelita diungsikan dulu, takutnya minta tidur sama mama papa nya😅
Yanti Gunawan
ayok donk thor gas sampe belah duren di mlm minggu jgn d skip 🤣
Yanti Gunawan: boleh donk please kan seru
total 2 replies
partini
otw pecah perawan and lepas perjaka atau cuma pecah perawan aja
Supryatin 123
otw kondangan nich.lnjut Thor 💪💪💪
Esther Lestari
lega rasanya Bunga dan Malik sudah saling memaafkan, semoga kedepannya kehidupan keluarga kalian berdua dipenuhi kebahagiaan.

Siap2 mau ikut kondangan ah🤭
Supryatin 123
Malik tuuuu.lnjut thorr 💪💪💪
partini
Maliki Yo midin
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
eh... siapa sih... malik ya... sama siapose....
Esther Lestari
siapa itu.
mantan pacar Bunga mungkin
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪.
Hary Nengsih
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!