Terpaksa Menikah Lagi

Pagi ini Rama telah di suguhkan dengan kehadiran Tuan Takeru dari Jepang dan Tuan Mark dari Jerman, keduanya adalah para investor yang memiliki saham di perusahaan Alexion, masing-masing sebesar 25%

Ditambah bulan depan mereka sedang mempersiapkan desain baru untuk memproduksi mobil sport dengan kwalitas yang lebih baik lagi, mengingat kondisi permintaan pasar yang cukup tinggi akan transportasi dengan menggunakan daya listrik.

Kali ini Rama sudah bisa mengimbangi posisi dirinya sebagai seorang CEO, tapi tetap Pak Santana dan Pak Dewa masih selalu mendampingi nya.

Kediaman Lesmana

Siang ini rencananya Mayang akan bertemu dengan kedua sahabatnya yang baru saja kembali dari singapura, mereka sama seperti Mayang yakni baru saja menyelesaikan kuliah di sana dan selesai di wisuda, sedangkan Mayang sudah lebih dulu di wisuda dan di paksa pulang oleh Papahnya, di karenakan ia tengah hamil.

Namun naas, ketika dirinya sudah bersiap-siap pergi, tiba-tiba Oma Diana malah memanggilnya.

"Mayang, kau mau kemana? Tumben sudah rapih?" Tanya Oma Diana penuh selidik, kedua matanya sampai menyipit.

"Aku mau ketemu sama temen-temen aku, Oma! Kebetulan mereka baru pulang dari Singapura, dan kami berencana untuk makan siang bersama sekaligus happy-Happy, maklum lah Oma, sudah dua tahun aku tidak bertemu dengan Cindy dan juga Luna." jawabnya sembari merapihkan rambutnya yang terlihat belum rapih, kali ini penampilan Mayang memang sangat cantik, apalagi ia memakai bandana berwarna putih di atas rambutnya, serta baju dress selutut berwarna biru muda, terlihat lebih fresh dan berkelas, maklum Nona muda kaya.

"Sepertinya kau tunda dulu pertemuanmu itu Mayang, Oma sudah masak sop buntut khas betawi untuk cucu mantunya Oma, tadi pagi Oma sudah janji akan memasak ini untuknya, dan Oma minta kamu mengantarkan makanan ini untuk suamimu!" perintahnya sembari mengasongkan kotak makan siang yang ukurannya lumayan besar. Mayang sempat menatap tidak suka.

"Iiiuhhhh..Oma, ngapain sih aku mesti bawa kaya beginian? Kampungan sekali!" jawabnya seolah enggan untuk mengambil kotak makan siang yang bentuknya seperti rantang.

"Pokoknya kamu harus bawa ini untuk Rama, awas saja kalau kau tidak mau!" ancam Oma Diana sampai memelototinya.

Sambil menghela napasnya secara kasar, akhirnya mau tidak mau, suka tidak suka Mayang mengambil kotak bekal makan siang tersebut, perasaannya begitu sangat jengkel, ia yang sudah berdandan cantik karena ingin bertemu dengan teman-temannya akhirnya harus gagal karena ulah dari Omanya.

Kini Mayang diantar oleh supir menuju perusahaan Alexion.

Ia terus saja ngedumel bahkan sampai mengucapkan sumpah serapahnya terhadap Omanya.

"kenapa hidupku semakin tidak nyaman saja semenjak ada Oma dan juga Kakek? Rama masih mending bisa aku kondisikan, tapi kalau sudah berurusan dengan kakek dan juga Oma? Aku sudah tidak bisa berkutik!" monolognya sambil terus mengeluh

Setibanya di perusahaan Alexion, Mayang mulai menanyakan dimana letak ruangan untuk CEO, dan para karyawan di bagian resepsionis buru-buru memberitahunya karena mereka sudah tahu bahwa Mayang adalah istri dari Tuan Rama.

" R ruangannya ada di lantai sepuluh, mari s saya antar Nyonya!" ajak Rena sampai terbata karena gugup.

"Baiklah, terimakasih sebelumnya!" jawabnya tulus.

Sedangkan di ruangannya, Rama sedang duduk di kursi kebesarannya sambil menatap ke arah jendela kaca yang menjulang tinggi di hadapannya, setelah pertemuannya dengan Tuan Takeru dan juga Tuan Mark, tiba-tiba saja Rama menjadi termenung, ia memikirkan nasibnya kedepan, apakah ia mampu menjadi CEO di perusahaan ini? Rama di hantui rasa takutnya karena ia takut tidak bisa mencapai target di bulan ini, 10% adalah angka yang cukup menjadi beban, karena selama ini di perusahaan telah terjadi penurunan pendapatan sebelum dirinya memimpin perusahaan ini, dan Tuan Mahesa menargetkan pendapatan harus meningkat minimal mencapai 10%

Tak lama seseorang mengetuk pintu, dan Rama mempersilahkan orang tersebut untuk masuk ke dalam ruangannya, saat ini ia hanya seorang diri, dimana Choki sedang berada di luar karena ada urusan mendadak, sedangkan Pak Santana dan pak Dewa kembali ke ruangannya karena pekerjaannya yang belum selesai.

Perlahan seorang wanita datang sambil membawa nampan.

"Selamat siang Tuan Rama, maaf saya sudah lancang masuk keruang anda!" ucap Wanita tersebut.

Kemudian Rama memutar kursi kebesarannya ke arah wanita tersebut, ia cukup terkejut saat tahu siapa yang telah datang.

"Bu Nadia, saya pikir siapa yang telah datang!" ucap Rama dengan ramah.

"memangnya Tuan pikir siapa yang datang, emmhhhhh apa Tuan pikir istrinya Tuan Rama yang datang kesini?" tanyanya bersikap cukup genit

sedangkan Rama tidak menjawab pertanyaannya.

"Kebetulan saya baru pulang dari kampung halaman saya dan disana saya memiliki usaha kopi, kebetulan saya membawa kopi ini untuk anda dan sengaja sudah saya seduh kan, Tuan! Mohon di cicipi ya Tuan, saya ingin tahu bagaimana reaksi anda setelah meminum kopi buatan saya!" Nadia mencoba mendekat dengan wajahnya yang terlihat menggoda, Rama sampai membuang muka.

"Letakan saja di atas meja kerjaku, nanti pasti aku minum!" perintahnya tanpa menoleh.

Namun bukan Nadia namanya kalau tidak bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Aku ingin melihat Tuan meminumnya di hadapanku please!" pintanya seakan memaksa

Rama sampai menghela napasnya, ingin rasanya ia menghempaskan wanita yang saat ini berusaha terus ingin menggodanya.

Rama sendiri merasa risih akan sikap Nadia yang sudah seminggu terakhir mencoba mendekati nya dan selalu mencari perhatiannya, kalau bukan karena dia adalah karyawan senior, mungkin dirinya sudah menendang wanita ini.

Kemudian Nadia semakin mendekatkan tubuhnya ke arah Rama, sampai akhirnya Rama beranjak dari tempat duduknya, dan tanpa disengaja kopi pun tumpah akibat tersenggol oleh tangannya.

"Ya ampun! Maafkan saya Tuan! Kopinya jadi tumpah!" Nadia pura-pura terkejut, padahal inilah yang ia harapkan sedari tadi.

"Kan aku sudah bilang tadi sama kamu, cukup kau taruh saja kopinya diatas meja, aku pasti akan meminumnya!" jawabnya sedikit ketus.

'Ada apa dengan wanita ini? Kenapa begitu keras kepala dan sangat menyebalkan sekali!' keluh Rama dalam hati.

Kemudian Nadia mengeluarkan saputangan miliknya dan berusaha mengelap sisa kopi yang tumpah di atas kemejanya Rama.

'Kapan lagi bisa sedekat ini dengan Tuan Rama, ya ampun jantung ku mendadak berdebar seperti ini, anda begitu mempesona Tuan!' batinnya mulai menggebu.

"Saya bisa melakukannya sendiri, sebaiknya Bu Nadia keluar dari ruangan saya!" perintahnya penuh ketegasan, namun sayangnya Nadia seolah tidak menghiraukannya sehingga membuat Rama menjadi murka padanya, Akhirnya ia mencengkram dengan kuat pergelangan tangannya."Aku bilang keluar, sekarang!" perintahnya sampai memelototinya.

Kemudian dengan beraninya Nadia malah menatapnya dalam.

"Tuan tega mengusirku? Aku hanya ingin membantu anda, karena ini semua adalah kesalahan saya!" jawabnya mencoba membela diri.

Tak lama Mayang menerobos masuk kedalam ruangan Suaminya, dan tanpa disengaja ia melihat pemandangan yang menurutnya kurang pantas.

"Apa yang sedang kalian lakukan hah?" tegurannya dengan nada membentak.

Nadia langsung menoleh, tiba-tiba wajahnya telah berubah menjadi pucat pasi.

"N nyonya M mayang!" ucapnya sampai terbata, kemudian ia menelan ludahnya berkali-kali.

'Tamatlah riwayatmu Nadia, kau telah menggali kuburanmu sendiri, mengapa Nyonya Mayang bisa sampai ada di sini sih?' batinnya penuh sesal.

Sedangkan Mayang yang melihatnya, terlihat kesal dan juga marah.

'ternyata semua pria sama saja, dasar playboy cap kadal busuk!' batinnya mulai emosi.

Bersambung...

🌼🌼🌼🌼🌼