NovelToon NovelToon
SYSTEM TUKANG OJEK PART II

SYSTEM TUKANG OJEK PART II

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Romansa Fantasi / Sistem / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menjadi Pengusaha
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Alijapul

Kisah Iyan yang terpuruk karena ayahnya pergi dan meninggalkan banyak hutang,sedangkan Iyan masih SMA,iya pun menjadi tukang ojek untuk membayar hutang tersebut.iyan menemukan system tukang ojek tanpa sengaja bagaimana kisah selanjutnya silahkan dibaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alijapul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27: Petualangan di Gunung Ceria dan Bertemu Pendaki

Pagi itu di Gunung Ceria, saat matahari mulai menyinari puncak, Iyan dan teman-temannya terbangun dengan semangat baru. Udara segar menggoda mereka untuk memulai hari dengan aktivitas seru. “Selamat pagi, para petualang!” Iyan berseru, bersemangat menyambut hari yang penuh kemungkinan.

“Selamat pagi, raja pizza!” balas Udin sambil merapikan sleeping bag-nya. “Aku rasa kita butuh pizza di pagi hari untuk mendapatkan energi!”

“Pizza untuk sarapan? Apa itu makanan sehat berdasarkan diet gunung?” Joko membalas dengan nada bercanda. “Aku bisa membayangkan pizza yang dilapisi dedaunan!”

“Ada yang mau dengar tentang pizza petualangan? Satu gigitan untuk setiap petualangan!” Encep ikut meramaikan, membuka gulungan peta yang mereka bawa.

“Bisa jadi, pizza dengan topping petualangan! Atau bahkan pizza yang bisa memasak sendiri di atas api unggun!” Mira menambahkan dengan senyum lebar.

“Iya, asal jangan pizza yang membawa kita tersesat di gunung lagi!” Sari menimpali sambil tertawa, mengingat perjalanan yang penuh tantangan kemarin.

Setelah menikmati sarapan sederhana, mereka memutuskan untuk menjelajahi area sekitar. Iyan berkomunikasi dalam hatinya dengan Nuxee, “Nuxee, ada misi seru yang bisa kita lakukan di sini?”

“Cobalah untuk menjelajah dan mengambil foto selfie di lokasi-lokasi menarik! Mengumpulkan kenangan itu adalah bagian dari misi!” Nuxee menjawab semangat.

“Baiklah! Mari kita mulai petualangan kita!” Iyan berseru, mengumpulkan teman-temannya untuk berkeliling. Mereka menyusuri jalur setapak dan menemukan berbagai pemandangan indah.

Di tengah perjalanan, mereka mendapati sebuah air terjun kecil. “Wah, lihat itu! Kita harus foto di sini!” Iyan menunjuk dengan bersemangat.

“Tidak ada yang mengenakan pakaian renang, jadi kita harus selfie dengan kain lap!” Udin berkomentar sambil tertawa.

“Atau kita bisa gunakan jubah dari dedaunan dan menangkap momen sebagai superhero gunung!” Encep menambahkan, berusaha meraih dedaunan untuk mengenakan jubah.

Mereka pun mengabadikan momen lucu di bawah air terjun sambil beraksi konyol dengan kain lap dan dedaunan. Tawa mereka menggema di seluruh area. Setiap detik menjadi kenangan berharga.

Kemudian, saat mereka melanjutkan perjalanan, Mira tiba-tiba melihat sesuatu di balik semak-semak. “Hey, apa itu? Sepertinya ada sesuatu yang menarik!”

Mereka mendekat dan menemukan sebuah papan kayu tua yang bertuliskan: “Peta Harta Karun Gunung Ceria.” Mata semua orang langsung berbinar.

“Apa kita akan mencari harta karun? Keren!” Joko bersemangat.

“Berani bertaruh pizza siapa yang bisa menemukan harta karunnya duluan?” tantang Sari.

“Baik! Kita tidak perlu memberitahukan pizza itu akan menjadi pizza yang terbaik di gunung!” Iyan merespons, tertawa.

Dengan semangat mencari harta karun, mereka mengikuti petunjuk yang tertulis di papan kayu. Grafik sederhana mengarah ke lokasi misterius. Di satu titik, mereka harus melewati jembatan kecil yang terbuat dari kayu.

“Kalau kita jatuh, siapa yang bisa mengeluarkan kami dari sungai?” Udin bertanya sembari hati-hati melangkah.

“Aku rasa kita bisa mengandalkan Ojek Asyik untuk mengantarkan kita ke rumah sakit terdekat!” Encep menjawab sambil tertawa.

Akhirnya, mereka sampai di lokasi yang ditunjukkan, namun hanya menemukan sebuah kotak yang tampak misterius. Mereka membawa kotak itu pulang ke tenda dengan rasa penasaran menggelora.

“Saatnya dibuka! Mungkin ini berisi pizza legendaris!” Udin berkata sambil bergetar penuh antisipasi.

Iyan membuka kotak dengan hati-hati, dan ketika tutupnya terangkat, mereka melihat… sebuah sekumpulan selembar kertas dan beberapa benda aneh kunci, batu berwarna-warni, dan peta baru!

“Mungkin kita harus mencari lebih banyak petunjuk untuk harta karun yang sebenarnya,” Iyan menjelaskan. “Batu-batu ini bisa jadi bagian dari teka-teki!”

“Dan kunci ini mungkin adalah kunci untuk membuka pizza.Udin berkelakar".

Setelah mendapatkan kotak misterius di gunung, Iyan dan teman-temannya kembali ke tenda dengan penuh semangat. Namun, keingintahuan mereka semakin memuncak untuk menemukan petunjuk berikutnya. “Oke, kita perlu menganalisis semua barang yang ada di dalam kotak ini,” Iyan berkata, membuka lembaran-lembaran kertas dan memeriksa batu berwarna-warni.

“Aku rasa batu-batu ini dapat menjadi batu untuk membuat mural,” Encep mengusulkan dengan gaya serius. “Kita bisa bikin mural yang menceritakan petualangan kita!”

“Dengan bakat melukis semakin menurun, kita lebih baik tinggal di jalanan!” Udin menimpali, merujuk pada lukisan bodoh mereka di saat belajar menggambar.

Namun, saat mereka memusatkan perhatian pada barang-barang yang ada, empat pendaki wanita muncul dari balik pohon-pohon. “Hai, apa yang kalian lakukan di sini?” salah satu wanita bertanya, menambahkan suasana ceria.

“Mencari harta karun! Kalian juga pendaki?” Iyan menjawab, segera merasakan momen pertemuan yang tidak terduga.

“Ya! Kami sedang mendaki di sini! Aku Lisa, dan ini teman-temanku: Rina, Sara, dan Tania,” penjelasan itu membuat semua mata terfokus pada mereka.

“Hey, kita harus bertukar cerita tentang pendakian!” Mira bersemangat. “Di mana petualangan teraneh kalian?”

“Di saat kami tersesat dalam kabut tebal dan hanya menemukan… sebungkus snack!” Rina menjawab sambil tertawa, membuat semua orang menganga.

“Sebungkus Snack? Kami hanya baru saja menemukan kotak misterius!” Iyan bersemangat,"

“Pizza terdekat? Haha, kami bawa Ini di ransel kalian mau!” Tania menimpali, menunjuk ke arah ransel mereka.

Joko langsung meraih kesempatan, “Kami juga bawa sepotong pizza! Siapa yang mau kompetisi dengan menghabiskan pizza terbanyak sebelum naik ke puncak?”

“Kompetisi pizza? Haha, siapa pun yang kalah harus menyapu tenda!” Lisa menyetujui gagasan itu, mengundang tawa dari semua orang.

Mereka pun sepakat untuk beristirahat sejenak dan berbagi makanan, menemukan diri mereka duduk di sekitar api unggun. Rina dan Sara menjadi pionir dalam menceritakan certia lucu tentang pengalaman pendakian mereka.

“Kami pernah hampir jatuh ke rawa saat mengejar rusa!” Rina menggoda, “Tapi kami berhasil menangkap kelinci! Hebat, bukan?”

“Bisa dibilang ‘rusa rasa kelinci!’” Encep mengerutkan dahi dan berusaha menyambung lelucon, membuat semua tertawa.

“Kalau kami harus berbagi pizza, maka kita harus bersaing untuk siapa yang bisa membuat kombinasi topping paling aneh,” Sari mengusulkan, ingin mencoba.

“Ayo kita buat pizza terburuk yang bisa kita bayangkan! Kaldu rendang, kayu manis, dan jeruk nipis!” Iyan menambah, pura-pura berpikir.

Tetapi kesempatan langka ini tidak terlalu membuat mereka lupa diri. “Tunggu, kami harus melanjutkan pencarian harta karun ini!” Iyan mengingatkan, lalu mengeluarkan barang-barang dari kotak.

Lisa dan teman-temannya memutuskan untuk bergabung dalam petualangan tersebut. “Kami ingin ikut! Ini bisa menjadi pengalaman terbaik!” Sara menyatakan dengan antusias.

“Jadi, kita ini bukan hanya memburu pizza, tapi juga harta karun!”seru Joko, menciptakan suasana penuh semangat.

Tiba-tiba, sementara mereka mulai meneliti peta yang ada di dalam kotak, Nuxee muncul dalam pikiran Iyan. “Iyan, pastikan kalian berhati-hati saat menjelajah. Seringkali petunjuk bisa berada di tempat yang tidak terduga!”

“Tenang saja, Nuxee! Kita siap dengan petualangan baru! Kita akan menemukan petunjuk itu dan siapa tahu, bisa menemukan pizza legendaris juga!” Iyan menjawab dengan tingkahnya yang absurd.

Akhirnya, mereka berangsur menuju ke hutan yang lebih rimbun, semangat menggebu dengan tawa serta cerita lucu selama perjalanan. Iyan merenung sejenak sambil melihat ke dalam pikirannya.

Bersambung

1
Nino Ndut
Hmm, kayak bukan ngomong ma sistem yak.. mirip kayak ma orang biasa..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!