(S1)
"Gabisa, pokonya gue gamau hamil sampe gue lulus SMA" - Dini
"idihh siapa juga yg nafsu liat lo yg kerempeng" - Raka
bagaimana kisah pernikahan terlalu (Dini) mereka.
(S2)
"Cowo ngeselin, tapi aku suka"- Mela
"Nona aneh yang punya banyak kejutan" - Bima
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dillah Dillot, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14 Pantai
Setelah sarapan m e r e k a berempat u nt u k pergi dengan satu mobil agar tidak terpisah - pisah . M e r e k a p e r g i pukul 10:00 d e n g a n menggunakan mobil Rendra karena mobilnya lah yang cukup untuk mereka bertujuh.
Rendra duduk dibelakang kemudi didampingi oleh Dea, Dini, Mela d a n Dewi b e r a d a d i kursi tengah sedangkan Raka dan Adi berada di belakang.
Selama k u r a n g lebih Dua jam perjalanan meraka sampai pada pantai tujuan mereka. Rendra m e m a r k i r nya mobilnya di bawah pohon kelapa, lalu s e m u a turun dan membawa tas masing-masing.
Dini dan Raka b e r g a n d e n g a n berjalan terlebih dahulu, disusul oleh Dea dan Rendra yang membawa gitar dipunggungnya dengan tangannya yang m e r a n g k u l bahu Dea di barisan t e r a k h i r Dewi, Mela dan Adi yang berada diantara dua wanita tersebut dan membawakan tas mereka.
Dan setelah menemukan tempat yang dirasa cocok untuk bersantai mereka menggelar tikar dan duduk
"Girls, kita main volly di air yuk". ajakan Dea diangguki oleh teman-temanya menandakan setuju dan mereka berempat langsung berlari.
"Adi, tolong ambilin bola dong di tas yg tadi lo bawa". teriak Dewi pada Adi dari kejaujan
Pantai yang indah dengan hiasan pohon kelapa dimana-mana, suamana yang tidak terlalu ramai hanya ada beberapa pasangan yang sedang dimabuk asmara membuat suasana pantai itu tenang.
___________________________________________
"Sekarang jam berapa ya?". tanya Dini
"Jam dua say, kenapa?". jawab Dea yang melirik jam di tanganya
"Pantesan gue udah laper,, kalian ga laperkah?".
"Iya sih gue juga laper". jawab Dea dan di ikuti oleh kedua temannya yg menangguk
"Yaudah kita ganti baju dulu ajh yuk". ajak Dini lalu bernajak dri tempatnya dan dikuti oleh ketiga temannya.
Keempat serangkai itu menhampiri para laki-lagi yang sedang bernyanyi-nyanyi ria untuk mengambil baju ganti dan perlengkapan mandi meraka.
"babang ren-ren". genit Dea mode on
"Iya yayang Dea, Kenapa?". jawab Rendra tak kalah genit
"Kita-kita udah pada laper nih, pesenin makan dongg". Dea merajuk dengan tatapan mata yang membuat para laki-laki luluh (khususnya Rendra🙈)
"Oke sayang". Rendra langsung beranjak memasuki restoran yang tak jauh dari tempat mereka duduk.
"Kita-kita mau ganti baju dulu ya". Keempat serangkai langsung beranjak dari tempatnya
Setelah 30 menit berlalu, Raka yang tengah duduk bersama Adi merasa resah entah kenapa pikirannya selalu khawatir terhadap Dini.
"padahal baru ditinggal sebentar ko ga enak banget ya hati"
"Di gue ketoilet dulu ya"
"Oke bro". jawab Adi dengan masih memegang gitarnya.
___________________________________________
"Hei cantik". tanya gelombolan pria asing.
"Mau pada kemana sih ? Duh bajunya basah tuh mau abang bantu keringin ga?"
"Apaan sih,,, ya mau ganti baju lah. Pake nanya lagi". ucap sinis Dewi
"Ittsss santai ajh dong neng"
Empat serangkai itupun melangkah meralui gerombolan pria asing yang berjumlah lima orang, namun langkah mereka terhenti mendengar teriakan Dini.
"Woy lepasin,,,uhhuk,,uhhuk"
Mereka bertiga kaget melihat Dini yang terlihat sesak napas karena salah satu dari pria asing tersebut menahan tubuh Dini dengan tangan yang berada di leher Dini dan diperparah dengan dagu pria terbut menahan kepala Dini agar tidak bisa bergerak.
Dengan napas yang tersengal-sengal Dibi berusaha melepaskas cengaraman pria tersebut dengan sekuat tenaganya namun hasilnya nihil karna semakain ia bergerak tangan pria itu semakin kuat mencengkramnya.
"Woy lepasin gak atau kita teriak".
"Haha teriak ajh,, emang bakal ada yang denger". jawab pria yang lain dengan tertawa
"Udah mending kalian temenin kita-kita ajh". timpal pria yang lain
Mela berbisik pada dua temanya, "aku akan pergi mencari penjaga pantai, Dewi tolong kamu panggil Raka dan yang lain, Dea aku minta tolong ulur waktu sampai kita datang bawa bala bantuan". Dea dan Dewi mengangguk tanda mengerti.
(genit mode on versi Dea)
"Abang katanya mau kita temenin, tapi disini takut di liat orang kan malu akunya". Dea berbicara selembut mungkin dengan mengedipkan matanya
"Nah gitu dong,, kan kita seneng"
"Tapi lepasin dulu temen aku kasihan". wajah Dea mulai memelas
"Oke oke"
Pria tersebut langsung melepaskan cengkamnya dari Dini, Dini terduduk lemas dipasir terus mengatur napasnya, lalu ia menatap mata Dea dalam dengan tatapan bertanya, seakan paham dengan tatalan Dini, Dea mendekatinya
"Ikutin ajh rencana kita" ia berbisik lalu menarik tangan Dini agar bangun.
"Abang aku haus nih". ucap Dea dengan suara manja dan mengusap-usap lehernya dan tangan nya semakin turun ke dada.
Glek
Salah satu dari keempat pria tersebut melan ludahnya dengan susah payah melihat Dea yang menggoda. Dea berjalan bergandengan dengan Dini lalu di ikuti oleh keempat pria tersebut.
Melihat situasi Keempat pria asing itu sudah lengah, Mela dan Dewi berlali berlawanan arah untuk mecari bantuan.
Brruuughhh
*
*