Suamiku Anak SMA

Usai melakukan Akad nikah yang hanya dihadiri beberapa bagian keluarga dari kedua belah pihak mempelai pengantin, berhubung status dari mempelai pria masih duduk dibangku sekolah Sma. Acaranya pun tidak di publikasikan.

kini semuanya telah kembali kerumah masing-masing. sementara Nada ikut bersama Ando kerumah orangtua suaminya tersebut.

Di dalam kamar yang baru ditempatinya selama kurang lebih satu jam, Nada memandangi punggung seorang laki-laki yang sudah sah menjadi suaminya, terlihat gagah dan kokoh menggunakan tuxedo putih, ia duduk membelakanginya, sedang mengetik kan sesuatu dilayar pintarnya.

Sungguh ia benar-benar tidak menyangka jika akan menikah secepat ini, terlebih menikah dengan laki-laki yang bahkan usianya 2 tahun lebih muda darinya, dan lebih menggelikannya dia masih duduk dibangku SMA.

Ando berdiri dan membalikan badannya hendak mengganti setelan pengantinnya dengan baju rumahan.

Namun langkahnya terhenti melihat gadis cantik yang masih menggunakan gaun indah sedang menatapnya, ia pun segera menghampirinya

"Cantik banget sih istri gue!" ucapnya sembari mengelus pipi Nada dengan punggung tangannya, membuat si pemiliknya tersipu malu, hingga memancarkan rona merah.

"Ntar malem mau jalan-jalan nggak?" lanjutnya.

"Ja..jalan kemana?" tanya Nada dengan sedikit kebingungan.

"Dinner." bisiknya, membuat hembusan hangat ditelinga Nada.

"Aku boleh kerumah Papa dulu nggak, ada yang ketinggalan,"

Ando mengulum senyum menyembunyikan kebahagiaannya.

"Coba ulangi bilang apa barusan.?"

"Aku_"

"Cukup!" potong Ando cepat, membuat Nada menggerenyit keheranan.

"Aku seneng banget Nad, jadi mulai sekarang kita hilangin Lo gue, dan diganti jadi kamu Aku ya!" Ando tidak dapat lagi menyembunyikan kebahagiaannya, ia terus tersenyum sembari menatap Nada lekat-lekat.

"Ok, Nanti malam kita kerumah papa dulu." lanjut Ando.

"Yaudah aku mandi dulu ya!"

"Mau bareng nggak?" tawar ando dengan senyum jahilnya.

"Nggak!" jawab Nada, lalu memasuki kamar mandi.

Ando kembali tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepalanya menatap punggung sang istri sebelum menghilang di balik pintu kamar mandi.

.......

"Ayo!" ajak Ando menggenggam tangan Nada setelah sama-sama selesai mandi dan berganti pakaian.

Ando memilih sebuah restaurant tidak jauh dari rumah orang tuanya, yang terletak dipinggir jalan, dan cukup ramai pengunjungnya.

Setelah selesai memesan menu makan malamnya. keduanya hanya terdiam, hanya ada keheningan yang tercipta diantara mereka, meski seisi restaurant tersebut sangat riuh oleh suara para pengunjung yang kian membludak.

Hingga suara pelayan yang mengantarkan pesanannya, memecah konsentrasi lamunannya.

"Silahkan mbak mas." ucap pelayan tersebut ramah.

"terimakasih mbak." Nada yang menjawab.

"Baik mbak, kalau begitu saya permisi." ucapnya sembari melangkahkan kaki.

Nada memperhatikan wajah Ando yang tiba-tiba diam dan terlihat murung, sejak sampai direstaurant beberapa menit yang lalu. Iapun Akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

"Ando, kamu nggak apa-apa?"

Ando kemudian mengangkat kepalanya menatap manik cantik yang begitu bersinar dihadapannya.

Ia terdiam beberapa saat, memikirkan susunan kata yang jelas untuk disampaikannya pada Nada.

"Nad, kamu pernah mikir nggak sih? untuk gugat cerai, setelah kita menjalani status pernikahan selama beberapa bulan.

"Hah?" Nada mendongakan wajahnya menatap Ando, gerakan tangannya yang hendak menyendok makanan di piringnya seketika terhenti, mendengar ucapan Ando.

"Aku nggak mau Ada kata pisah Nad, aku hanya ingin menikah sekali seumur hidup hanya dengan satu wanita."

"Bisa kan Nad, kita saling mempertahankan?" lanjutnya, sembari mencium tangan Nada dengan kelembutan dan penuh perasaan.

"A..aku akan coba An,!"

"Makasih istriku!" ucapnya sembari mengedipkan sebelah matanya. membuat Nada jengah sekaligus ingin tertawa dalam waktu yang bersamaan.