"Ra, lo liat sahabat lo sakit Ra.. dia kehilangan lo disisinya. Gue nggak tahu kehidupan Gema di hari berikutnya tanpa lo di sisinya... Dia akan menjadi manusia versi apa, gue tahu lo capek, lo sakit, lo menderita dan lo pilih pergi dari neraka ini, keputusan lo tepat ra.."
"Tapi bagi Gema itu semua nggak tepat, dia akan jauh lebih sakit ketika lo nggak ada di sisinya lagi. Gue berharap Gema bisa menjalani hari - hari selanjutnya tanpa lo walaupun itu mustahil, dan gue berharap lo disana bahagia Ra... Dan sering - sering untuk datang ke mimpinya Gema Ra"
" Selamat tinggal Tiara Arabella.."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonya_860, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
"ARGHH!!!"
"Udah ah capek gue! Kalau gue terus ngoceh and komen sama semua sekolah - sekolah ini kapan selesai nya!! Cuma milih salah satu sekolah aja banyak banget pertimbangan nya, ribet pula huhuhu... Tau ah pusing gue mikirin sekolah, udah lah pikir besok aja sekarang gue mau bomal alias bobok malam..."
"Hoamm... Ngantukk.." Ara mengusap kedua kelopak matanya dengan tangannya..
"Good bye dunia tipu - tipuu... Hoamm.." Ara memejamkan mata nya untuk terlelap tidur menuju mimpi yang indah namun fatamorgana..
Tak terasa sekarang sudah pukul 20.12 malam, pantas saja Ara ngantuk dan frustasi. Ingat Ara tidak bisa tidur di atas jam 20.12 malam, jika pun bisa maka dia akan rewel seperti bayi mungkin, tapi berbeda dengan Tiara
Karena di kehidupan nya dulu sebagai Tiara dia bisa tahan tidur di atas jam 1 malam, tapi perlu di ingat ini tubuh Ara bukan Tiara. Karena memang sejati nya tubuh Ara lebih lemah dari tubuh Tiara.
Maka nya Ar- eh Tiara bisa balapan di tengah malam hahaha...
.
.
.
Ke esokan pagi nya jam telah menunjukkan pukul 05.10 pagi, Ara sudah bangun dari tidur nya kini gadis itu tengah melamun di tepi jendela sembari menatap langit pagi dengan sendu,
"Huft, udah deh nggak usah di pikirin lagi, mending kita joging keliling rumah? Ayo kita lari - lari"
Ara langsung bangun dari duduk nya dan berlari keluar dari rumah, untuk memulai aktivitas pagi nya yaitu joging keliling rumah.
"Huftt.. Hahh... Udara nya seger banget, adem..." ucap Ara dengan merentangkan ke dua tanggan nya dan menghirup udara segar di pagi hari dengan sedikit memburu akibat berlari tadi.
Lama ber lari keliling rumah, Ara memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon mangga.
"ARA.. SINI NAK," teriak bunda dari dalam rumah memanggil Ara,
"OTW BUNDA!!" teriak Ara dengan lantang, tak peduli dengan telinga tetangga yang berdengung.
Ara berlari memasuki rumah nya kembali dan mencari sang bunda tercintah.
"BUNDA? BUNDA DIMANA??"
"BUNDA ADA DI DAPUR SAYANG!"
Cup,
"Pagii bunda" Ara membubuhkan kecupan singkat di pipi sang bunda sembari tersenyum lebar.
"Pagi juga sayang, ayo sarapan dulu nak," balas bunda,
"Siap bunda..."
Mereka berdua melakukan rutinitas sarapan pagi bersama dengan di iringi oleh celotehan Ara yang bercerita tentang hal random, dan bunda sesekali menimpali cerita putrinya dengan wajah senang nya.
Hais, ini yang di inginkan bunda sejak dulu, sarapan pagi dengan mendengarkan celotehan putrinya seperti kicauan burung..
Jika dulu anak nya hanya diam, dan bahkan Ara dulu lebih memilih makan sendiri di kamar tanpa makan bersama bunda nya. Kenapa?
Karena dulu bundanya tak setuju jika dia ingin menjalin hubungan dengan laki - laki yang dirinya sukai, dan bahkan bundanya terang - terangan menunjukkan ketidak sukaannya dengan laki - laki yang di pilih Ara walau pun masih belum pacaran?
Ah lebih tepat nya cinta bertepuk sebelah tanggan,
Lagian orang tua mana yang rela anak gadisnya mengemis - ngemis cinta ke laki - laki? Bahkan mengejar - ngejarnya?
Tapi sekarang Ara bukan lah Ara yang dulu yang haus akan cinta... Kini hanya ada Ara versi Tiara Arabella.
Bunda merasa senang akan perubahan putrinya setelah satu minggu koma, putrinya sekarang lebih terbuka dan pastinya sangat manis.... Bunda sempat heran apa bisa orang hilang ingatan akan merubah sikap nya juga??
Tapi tak apa jujur bunda lebih suka putrinya yang sekarang dari pada yang dulu.
Andai bunda tahu...
"Gimana kamu udah mutusin mau lanjut sekolah dimana sayang?" tanya bunda,
"Iya bunda, Ara udah mutusin mau sekolah di SMA GALAKSI aja deh yang deket dari rumah — "
"Mungkin?" lanjut nya di dalam hati, pasal nya dia tak tahu seberapa jauh dan seberapa dekat -nya rumah -nya dengan sekolah tersebut haha..
"Beneran?" tanya bunda memastikan, pasal nya dia tidak menyangka jika putrinya memilih sekolah yang jauh dari pilihan nya.
"Iya bunda, Ara mau sekolah di sana aja" mantap Ara,
"Lagian di sana sekolah nya nggak juga terlalu islami, nggak ada kasus bunuh diri? dan lagi biaya sekolah nya sangat terjangkau. Jadi bunda nggak perlu banyak - banyak keluarin uang untuk bayar sekolah tentu nya," batin Ara, yah dia sengaja mencari sekolah yang em bisa di bilang dengan uang gedung cukup rendah namun fasilitas oke kok.
Jujur dia tidak mau membebani bunda nya terlalu jauh, jujur di sini di tempat Ara biaya sekolah nya terlalu tinggi berbeda saat di tempat Tiara, biaya sekolah nya cukup rendah.
"Yaudah nanti bunda daftarin Ara di SMA GALAKSI yah, kebetulan sekolah itu punya temen nya bunda," ucap bunda,
"Temen nya bunda?"
"Iya temen SMP dulu"
"Diskon dong!?" pekik Ara dalam hati,
"Peralatan sekolah Ara gimana bun?"
"Mau beli sekarang hm?"
"Emang nya bunda nggak sibuk hari ini??" tanya Ara,
Dia tahu bunda Vania memiliki toko roti yang cukup berkembang saat ini, itu pun ia memaksa Ara untuk memberikan ingatan nya tentang bunda...
"Bunda hari ini free apapun keinginan anak bunda pasti bunda turutin,"
"Aaa bunda yang terbaikk.." Ara langsung memeluk bunda nya dengan gembira,
"Jadi??"
"Kita beli sekarangg!!!" celetuk Ara antusias,
"Ya udah sekarang kamu mandi dulu siap - siap kita beli peralatan sekolah kamu, oke?"
"Oke bunda... Ara ke atas dulu ya,"
"Iya sayang,"
.
.
.
"Bunda nanti kita di sana beli banyak - banyak boleh??"
"Boleh donk, kita beli banyak - banyak sesuai keinginan Ara," balas bunda dengan tersenyum lebar,
"Asyiikk.."
"Emang nya Ara mau beli apa aja hm?" tanya bunda terkekeh kecil melihat wajah tak sabaran dari anak nya, hais sangat mengemaskan!
"Banyak, Ara mau beli tas, sepatu, buku tulis, pensil, pengaris, penghapus, bolpoint, pensil warna, dan jepit rambut eh masih banyak lagi deh bunda," Ara menghitung apa saja yang nanti akan dirinya beli di sana dengan jari - jari nya.
Bunda terkekeh kecil melihat tingkah putri nya, "Iya nanti kita beli semua nya ya,"
"Oke bunda, sayangg bunda.."
"Bunda juga sayangg Ara.."
"Tapi ingat ya sayang nanti di sekolah baru kamu jangan nakal - nakal,"
"No No No bunda, Ara tidak akan nakal sama sekali janji! Ara akan menjadi anak yang baik dan penurut," ucap Ara dengan sungguh - sungguh.
Bisa kembali melanjutkan pendidikan nya saja sudah membuat Ara bangga, maka dalam kesempatan kali ini dia akan sekolah dengan bersungguh - sungguh dan tidak akan mengecewakan bunda nya.
Itulah janji Ara,
"Bunda percaya, karena putri cantiknya bunda ini sangat manis, dan penurut tentu nya,"
"Hehehe.. Tentu saja bunda, Ara kan cantik, imut, dan baik hati..." Ucap Ara memuji dirinya sendiri.
Di tubuh Ara, Tiara bisa mengeluarkan semua sikap nya dengan sang bunda.. Tak jarang dia akan bersifat manja dan itu pun tanpa dia sadari,
Dia bebas mengekpresikan diri nua sendiri tanpa harus menutupi luka,