NovelToon NovelToon
Dinikahi Duda Mandul!!

Dinikahi Duda Mandul!!

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Romantis / Janda / Duda / Romansa / Chicklit
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Hanela cantik

Kirana menatap kedua anaknya dengan sedih. Arka, yang baru berusia delapan tahun, dan Tiara, yang berusia lima tahun. Setelah kematian suaminya, Arya, tiga tahun yang lalu, Kirana memilih untuk tidak menikah lagi. Ia bertekad, apa pun yang terjadi, ia akan menjadi pelindung tunggal bagi dua harta yang ditinggalkan suaminya.

Meskipun hidup mereka pas-pasan, di mana Kirana bekerja sebagai karyawan di sebuah toko sembako dengan gaji yang hanya cukup untuk membayar kontrakan bulanan dan menyambung makan harian, ia berusaha menutupi kepahitan hidupnya dengan senyum.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanela cantik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13

Yuda baru pulang sore ini. Entah mengapa, sejak kejadian di toko kemarin, hatinya seperti punya arah baru. Sesuatu yang membuatnya ingin memperlambat langkah, seolah berharap bisa pulang bersama.

Setibanya di jalan dekat gang toko, Yuda kembali memelankan laju motornya. Waktunya sudah sangat pas, sedikit lewat dari jam kepulangan Kirana. Ia menyusuri jalan pelan-pelan, matanya mencari sosok Kirana yang biasa berjalan kaki membawa tas belanjaan.

Satu menit berlalu. Yuda sudah melewati toko itu, namun Kirana tidak terlihat.

Yuda mengernyit. Ia putar balik motornya dan kembali ke depan toko. Pintu toko sudah tertutup rapat. Hanya ada beberapa pembeli yang lalu-lalang, tetapi tidak ada Kirana.

“Aduh, kok enggak ada, ya?” gumam Yuda dalam hati. “Apa dia pulang lebih cepat? Atau ada urusan lain?”

Ia merasa kecewa. Penantian yang ia sengaja lakukan di pabrik terasa sia-sia. Ia menoleh ke arah jalan yang biasa dilalui Kirana, berharap wanita itu muncul dari kejauhan, tapi nihil.

Hatinya merosot pelan. Ada kecewa yang menggelayut tanpa alasan jelas. Dia bahkan tak berhak menunggu, tapi tetap saja… perasaan itu muncul. Mungkin Kirana sedang lembur? Atau menjemput anaknya lebih cepat? Atau sengaja menghindar?

Yuda akhirnya menarik napas panjang dan kembali masuk ke motornya.

“Yud, kamu berharap terlalu jauh,” gumamnya pahit sambil menyalakan mesin. Ia pulang dengan kepala penuh tanya yang tak punya jawaban.

Malam hari, Yuda sedang duduk di sofa ruang keluarga, membaca koran dengan pikiran yang masih melayang pada Kirana. Ia belum sempat menghubungi Kirana, karena takut terlalu mengganggu.

Lasma muncul dari dapur, membawa sebuah kotak kue yang terbungkus rapi.

“Yud, antar ini sebentar,” kata Lasma, menyerahkan kotak kue cokelat itu.

Mata Yuda langsung berbinar. “Ke mana, Bu?”

“Ya ke rumah Kirana, dong,” jawab Lasma sambil tersenyum. " ibu buat kue ini lagi, waktu itu arka sama Tiara sua banget sama ini kue"

Semangat Yuda langsung bangkit. Ini adalah kesempatan yang ia butuhkan!

“Siap, Bu! Yuda antar sekarang,” ujar Yuda, segera mengambil kunci mobil. Ia tidak mau lagi mengambil risiko dengan motor di malam hari.

Yuda tiba di depan rumah Kirana. Ia mengambil kotak kue, lalu berjalan ke pintu dan mengetuknya pelan.

Tidak lama kemudian, pintu terbuka. Namun, yang muncul bukanlah Kirana, melainkan Arka, putranya. Wajah Arka terlihat pucat dan dipenuhi air mata.

“Arka? Kenapa, Nak?” tanya Yuda terkejut, melihat kondisi Arka yang menangis.

Arka tidak menjawab, ia hanya terisak dan menarik tangan Yuda. “Om Yuda! Tolong!”

Yuda segera meletakkan kotak kue di lantai dan berjongkok.

“Tolong apa, Sayang? Bilang sama Om!”

Saat itulah, dari dalam rumah, terdengar suara Kirana. Suara yang penuh dengan keputusasaan dan kesakitan.

“Tiara! Sayang! Sadar, Nak! Astaga!” Terdengar isakan keras dari Kirana.

Tanpa berpikir panjang, Yuda mendorong pintu yang terbuka itu, lalu berlari masuk mengikuti sumber suara. Arka terus menangis di belakangnya.

Yuda tiba di kamar tidur yang remang-remang. Pemandangan di depannya membuat jantungnya mencelos.

Kirana duduk di lantai, memangku Tiara yang terkulai lemas. Kirana sedang menepuk-nepuk pipi Tiara dengan panik, wajahnya basah oleh air mata.

Ia terlalu fokus pada Tiara hingga tidak menyadari Yuda sudah berdiri di ambang pintu.

“Mbak Kirana!” seru Yuda.

Kirana terlonjak kaget dan mendongak. Matanya yang merah bengkak menatap Yuda dengan pandangan kosong, tidak menyangka ada orang lain di sana.

“Mas Yuda?” bisik Kirana, suaranya tercekat.

“Maafkan saya, Mbak! Saya lancang masuk tanpa permisi,” kata Yuda cepat. Namun, ia tidak memberikan waktu untuk Kirana merespons. Yuda melihat wajah Tiara yang pucat dan tubuhnya yang menegang karena kejang demam.

Yuda segera mengambil alih kendali. Instingnya mengambil alih kepanikan.

“Jangan panik, Mbak! Kita bawa dia ke rumah sakit sekarang!” perintah Yuda tegas.

Tanpa menunggu Kirana menjawab, Yuda langsung mengangkat tubuh Tiara dari pangkuan Kirana.

"Mbak kita bawa Tiara sekarang kerumah sakit. Nanti makin lama dibiarkan bisa bahaya" ucap Yuda sambil keluar menggendong Tiara dipelukannya.

Yuda menggendong Tiara yang terbungkus selimut, bergegas menuju mobilnya. Kirana, yang masih gemetar karena syok, cepat-cepat mengambil dompet dan tasnya, lalu berlari menyusul Yuda. Arka menangis kencang, memeluk erat pinggang Kirana.

“Arka, tenang sayang. Jangan nangis, ya. Kita mau bawa Tiara sembuh,” bisik Kirana, mencoba menenangkan Arka sambil melangkah cepat.

Yuda membuka pintu mobilnya. Ia meletakkan Tiara dengan hati-hati di kursi belakang yang sudah ia rebahkan sedikit.

“Mbak Kirana duduk di belakang saja, temani Tiara,” pinta Yuda.

Kirana segera masuk. Arka yang masih menangis histeris ikut masuk, duduk di samping Ibunya. Yuda menutup pintu, dan dalam hitungan detik, ia sudah berada di balik kemudi.

Sepanjang perjalanan yang terasa sangat lama, Kirana terus memeluk Tiara, meremas tangan putrinya sambil melantunkan doa. Arka menangis di pelukan Kirana yang lain.

Melihat kaca spion, Yuda melihat betapa paniknya Kirana. Wajah wanita itu tampak pucat, air mata membasahi pipinya.

“Mbak Kirana, tenang. Tarik napas, Mbak,” ujar Yuda, suaranya berusaha terdengar mantap. “Tiara akan baik-baik saja. Kejang demam pada anak itu biasa terjadi. Kita sudah cepat. Dokter pasti bisa menanganinya.”

Kirana menggeleng, isakannya semakin keras. “Saya takut, Mas. Saya takut sekali…”

Setibanya di IGD rumah sakit, Yuda segera membunyikan klakson dan berteriak meminta bantuan. Para perawat langsung sigap membawa Tiara menggunakan stretcher. Kirana mengikuti langkah perawat dengan mata kosong, sementara Arka masih menangis kencang.

Di area tunggu pendaftaran, Yuda segera mengurus administrasi. Ia melihat Kirana berdiri kaku, menatap pintu IGD tempat Tiara dibawa masuk.

Yuda mendekati Kirana. Arka yang menangis keras, masih memeluk kaki Ibunya, membuat Kirana tidak bisa bergerak dan fokus.

“Mbak, biar saya yang gendong Arka,” kata Yuda lembut.

Kirana mendongak. “Tidak usah, Mas. Maaf, saya jadi merepotkan.”

Ia dengan sigap mengangkat tubuh Arka, menariknya dari pelukan Kirana.

Arka, yang tadinya menolak, terdiam sejenak ketika diangkat Yuda. Yuda mendekap Arka dengan kuat, menepuk-nepuk punggungnya.

“Arka, jagoan. Sudah ya nangisnya. Om di sini. Om akan bantu Bunda. Tiara pasti sembuh,” bisik Yuda di telinga Arka. Perlahan, isakan Arka mereda, ia menenggelamkan wajahnya di bahu Yuda. Syoknya mulai mereda dalam pelukan Yuda.

Setelah Arka tenang di gendongannya, Yuda kembali menatap Kirana. Kirana masih gemetar, pandangannya ke mana-mana.

1
Erna Riyanto
hahhh...ikut plong hatiku ...
Evi Lusiana
mewek thor dgr do'any kiran wktu sholat istikharoh,sungguh karakter wanita kuat,dan ttp mnjg iman ny walopun kesepian,kesusahan👍
Evi Lusiana
kiran org baik dn bertemu jodoh yg baik
Ds Phone
marah betul tak ada ampun
Ds Phone
orang kalau buat baik balas nya juga baik
Ds Phone
baru bunga bunga yang keluar
Ds Phone
mula mula cakap biasa aja
Ds Phone
terima aja lah
Ds Phone
orang tu dah terpikat dekat awak
Ds Phone
orang berbudi kitaberbads
Ds Phone
dia kan malu kalau di tolong selalu
Ds Phone
tinggal nikah lagi
Ds Phone
terlampau susah hati
Ds Phone
dia tak mintak tolong juga tu
Ds Phone
orang tak biasa macam tu
Ds Phone
senang hati lah tu
Ds Phone
dah mula nak rapat
Ds Phone
emak kata anak kata emak sama aja
Ds Phone
dah mula berkenan lah tu
Ds Phone
itu lah jodoh kau
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!