NovelToon NovelToon
Doa Kutukan Dari Istriku

Doa Kutukan Dari Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Pelakor / Kutukan / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:46.9k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Vandra tidak menyangka kalau perselingkuhannya dengan Erika diketahui oleh Alya, istrinya.


Luka hati yang dalam dirasakan oleh Alya sampai mengucapakan kata-kata yang tidak pernah keluar dari mulutnya selama ini.


"Doa orang yang terzalimi pasti akan dikabulkan oleh Allah di dunia ini. Cepat atau lambat."


Vandra tidak menyangka kalau doa Alya untuknya sebelum perpisahan itu terkabul satu persatu.


Doa apakah yang diucapkan oleh Alya untuk Vandra?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Waktu berjalan tanpa kompromi. Sudah sebulan sejak berita perselingkuhan Vandra dan Erika tersebar luas, menggemparkan media sosial dan masyarakat sekitar. Nama mereka berdua menjadi bahan gunjingan di mana-mana. Mulai dari obrolan warung kopi sampai grup WhatsApp ibu-ibu kompleks.

Setiap kali Vandra membuka ponselnya, notifikasi dari media daring seolah menamparnya dengan kenyataan pahit. Foto dirinya dan Erika di hotel, di mobil, bahkan di kafe tempat mereka dulu sering bertemu secara diam-diam. Semuanya sudah tersebar dan tak bisa dihapus lagi.

Hari itu, sebuah amplop putih tiba di rumah kontrakan kecil yang mereka tempati. Stempel merah di sudut kiri amplop bertuliskan “Kepolisian Republik Indonesia.”

Vandra membuka surat itu dengan tangan gemetar. “Surat panggilan …,” gumamnya lirih, matanya membaca setiap kalimat yang membuat dadanya sesak. “Kita resmi jadi tersangka kasus perzinaan.”

Erika yang baru keluar dari kamar mandi, masih mengenakan handuk di kepala, langsung merebut surat itu. “Apa? Kamu bercanda?” Suaranya meninggi.

“Bacalah sendiri,” jawab Vandra lesu.

Wajah Erika berubah pucat. “Alya benar-benar keterlaluan! Dia enggak cukup puas menghancurkan hidupku, sekarang mau bikin aku masuk penjara juga?”

Vandra menatapnya dengan mata merah. “Kalau kamu enggak ngajak aku selingkuh, semua ini enggak akan terjadi, Erika!”

Erika membalas tatapan itu tajam. “Jadi sekarang kamu nyalahin aku? Aku enggak maksa kamu ninggalin istrimu, Vandra. Kamu yang bodoh, terlalu gampang jatuh ke pelukan orang lain!”

Pertengkaran pun pecah. Suara piring pecah bergema di dapur. Vandra meninju meja, sementara Erika berteriak histeris.

“Sudah cukup, Erika!” bentak Vandra akhirnya, napasnya tersengal. “Kita sekarang tahanan kota. Aku enggak bisa kerja, kamu juga dipecat. Uang makin menipis. Kalau kamu masih terus mikirin gaya hidup kayak dulu, kita bisa kelaparan!”

Motor cross kesayangan Vandra sudah dijual. Uang yang dulu dipinjam sama teman dan kerabatnya juga sudah dia tagih semua, meski harus ngancam karena di tidak punya uang lagi.

Erika mendengus, menatap tajam. “Aku enggak mau hidup susah, Vandra. Aku terbiasa dimanjakan! Aku enggak bisa makan cuma lauk tahu-tempe atau telur tiap hari. Aku bukan Alya yang bisa tahan hidup sederhana!”

Ucapan itu seperti pisau yang menusuk dada Vandra. Nama Alya selalu jadi cermin yang memantulkan kesalahannya sendiri. Ia terdiam, hanya menunduk, menyadari betapa jauh ia jatuh dari hidup yang dulu ia miliki. Rumah nyaman, anak-anak yang manis, istri yang selalu sabar.

***

Beberapa bulan kemudian, proses persidangan berjalan. Media sempat meliput kedatangan mereka ke pengadilan. Wajah Erika disamarkan dengan masker tebal dan kacamata hitam, sementara Vandra menunduk dalam-dalam, berusaha menghindari tatapan sinis orang-orang di sekitar.

Setelah melalui serangkaian sidang dan bukti-bukti yang tak bisa terbantahkan, hakim mengetukkan palunya dengan suara berat.

“Menjatuhkan hukuman pidana penjara selama sembilan bulan kepada terdakwa Vandra Dwipangga dan Erika Maharani, karena terbukti melakukan tindak perzinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 284 KUHP.”

Erika terisak, sementara Vandra hanya memejamkan mata. Kebahagiaan seakan menjauh dari mereka.

Sembilan bulan. Waktu yang cukup lama untuk menyesali dosa-dosa yang mereka tanam sendiri.

***

Hari-hari di penjara menjadi cermin kehidupan baru bagi Vandra. Dinding dingin dan sempit itu seperti saksi bisu atas kejatuhan martabatnya.

Namun di balik jeruji, Vandra bertemu dengan banyak orang yang membuatnya berpikir ulang tentang arti hidup. Ada seorang ustaz tua bernama Pak Jafar, yang masuk karena dituduh menggelapkan dana masjid padahal hanya korban fitnah. Ada juga Romi, mantan preman pasar yang kini berubah menjadi penghafal Al-Qur’an.

Suatu malam, di bawah cahaya redup lampu blok, Pak Jafar menepuk bahu Vandra pelan.

“Anak muda, kadang Tuhan menjatuhkan kita ke dasar jurang bukan untuk menghukum, tapi untuk mengajarkan cara mendaki lagi.”

Vandra menatap pria tua itu dengan mata sendu. “Saya sudah kehilangan semuanya, Pak. Istri, anak, pekerjaan, harga diri. Semuanya.”

Pak Jafar tersenyum bijak. “Yang kamu kehilangan itu dunia. Tapi yang lebih berbahaya adalah kehilangan hati. Jangan sampai itu terjadi. Karena kalau hatimu mati, kamu enggak akan bisa hidup lagi meski nanti bebas.”

Ucapan itu menghantam kesadaran Vandra.

Beberapa hari kemudian, ia ikut mendengarkan kajian agama di masjid kecil dalam penjara. Dari situlah ia mendengar tentang dua jenis wanita, ada yang membawa keberkahan dan yang membawa kehancuran.

Kalimat itu menempel di pikirannya lama sekali. Saat malam tiba dan semua napi lain sudah tidur, Vandra duduk termenung di ranjang tipisnya, teringat wajah Alya yang dulu selalu menyiapkan sarapan dengan senyum lembut.

“Aku bodoh…,” bisik Vandra. “Aku punya segalanya, tapi aku hancurkan sendiri.”

Air mata menetes, perlahan tapi pasti. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Vandra menangis tanpa malu di depan langit-langit beton yang dingin.

***

Sementara itu, kehidupan Alya berubah menjadi jauh lebih baik. Ia dan kedua anaknya, Vero dan Axel, tinggal di rumah yang penuh kehangatan dan tawa.

Setiap pagi, aroma kue yang baru matang memenuhi ruang tamu. Alya baru saja membuka toko kue kecil di depan rumahnya. Kue bolu kukus dan brownies buatannya laris di pasaran.

Alya juga bekerja sama dengan ibunya, Bu Laila, yang memiliki usaha kaetring. Orang-orang suka dengan semua kue buatan Alya, sehingga dalam waktu singkat sudah memiliki banyak pelanggan, salah satunya Albiruni. Perusahaan tempatnya bekerja selalu memesan konsumsi jika sedang ada acara. Bahkan karyawan PT ANGGORO, tempat Alya dulu bekerja, kini menjadi pelanggan tetap.

Suatu hari, Alya tengah sibuk mengemas pesanan ketika teleponnya berdering. “Halo, ini Bu Alya? Kami dari Albiruni, mau pesan 100 kotak kue untuk acara ulang tahun perusahaan minggu depan.”

“Baik, Pak. Insya Allah bisa,” jawab Alya dengan nada riang.

Bu Laila menatap putrinya sambil tersenyum bangga. “Lihat, Nak! Dulu kamu jatuh, sekarang kamu bangkit lebih kuat dari sebelumnya.”

Alya tersenyum lembut. “Aku belajar, Bu. Kalau bahagia itu enggak perlu bergantung pada siapa pun. Asal kita ikhlas dan terus berusaha, Allah pasti ganti dengan yang lebih baik.”

Vero dan Axel datang berlarian, membawa hasil gambar dari sekolah. “Bunda, ini gambar keluarga kita!”

Alya menatap gambar sederhana itu. Hanya ada tiga sosok, dirinya, Vero, dan Axel. Namun, entah kenapa, justru terasa lengkap.

Di penjara, Vandra menerima surat dari pengadilan agama. Di sana tertulis jelas: putusan cerai resmi dikabulkan.

Ia menatap surat itu lama, tanpa kata. Lalu menarik napas panjang, seolah menerima kenyataan yang selama ini ia tolak.

“Sudah waktunya aku menebus semuanya,” bisiknya. “Alya, semoga kamu bahagia, meski tanpa aku.”

***

Maaf, ya, teman-teman, aku sering lelet update karena sedang masa berkabung. Ditambah kesehatan aku kembali bermasalah. Atas perhatiannya aku ucapkan terima kasih.

1
Uba Muhammad Al-varo
Erika mungkin masuk lagi ke dunia nya yang dahulu abu2 secara Erika materialistis dan gaya hidupnya yang hedon, kasihan aja kedua orang tuanya.
ken darsihk
Sudah bisa di tebak Vandra Ericka istri mu arah nya kemana
ken darsihk
Vero : Ayah jaga diri aja ya
Jangan bikin aq sedih lagi
Aseli sedih bocah 10 thn bisa bilang seperti itu 🩵🩵
Noor hidayati
erika sudah terbiasa dengan kebebasan,apalagi sekarang pemasukan financial ga ada,kemungkinan dirinya kembali seperti dulu,jadi simpanan orang berduit
Hary Nengsih
vandra saking cintanya y ,,istri y begitu d antepin aja
Susi Akbarini
Rudi mau nerima..
pasti tau kalo Erika mantan simpanan...
😀😀😀❤❤❤
Aditya hp/ bunda Lia
si Erika gak bakalan tobat yang ada makin sesat dia nanti ...
Sunaryati
Sepertinya jadi wanita simpanan lagi, pakai jilbab juga melakukan zina sama kamu Ndra, lebih baik telanjang sekalian
Nar Sih
sekali jdi tukang selingkuh pasti tetep mengulang lgi dan itu blsan untuk mu vandra ,firasat buruk mu pasti akan terjdi
Sunaryati
Pasangan hasil dari selingkuh, kok bangga. Candra tidak malu pada anak-anaknya
Nar Sih
bnr kta sahabat mu alya ,kmu hrus cari bahagia mu juga
partini
tuh lobang mau di Emer lagi benar Baner yah kalau ga sakit ga berhenti
Himna Mohamad
hmmm,,gimana rasanya vandra,,dikhianati
Nar Sih
dendam mu akan membuat mu hancur erika
Ayudya
bahagiakan diri mu Alya dan percantik biar tau tu vandra kalau kamu tu tambah cantik dan bahagia tanpa vandra.🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
juwita
teh santi lp menidurkan burung si vandra. mknya ttep perkasa🤣🤣
🌸Santi Suki🌸: belum dibuat tidur, itu. nanti dulu 😩 ini baru bab 27
total 1 replies
juwita
ko kutukan alya g manjur ya. burung si vandra bisa hidup itu🤣🤣
Hary Nengsih
Albiru
Susi Akbarini
sama Albiruni aja.

seiman..
baik..
sabar..
setia.

❤❤❤😍😙
🌸Santi Suki🌸: ❤️❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
tiara
Akya sudah bahagia dengan hidupnya sekarang tanpa beban,semoga cepat mendapat pengganti Vandra biar aman ada yang melindungi
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!