NovelToon NovelToon
Kumpulan Kisah Misteri

Kumpulan Kisah Misteri

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Rumahhantu / Horror Thriller-Horror / Matabatin / Roh Supernatural
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: iqbal nasution

Kumpulan kisah misteri menceritakan tentang cerita legenda misteri dan horor yang terjadi di seluruh negeri berdasarkan cerita rakyat. Dalam kisah ini akan di ceritakan kejadian-kejadian mistis yang pernah terjadi di berbagai wilayah yang konon mwnjadi legenda di seluruh negeri bahkan banyak yang meyakini kisah ini benar-benar terjadi dan sebagian kisah masih menyimpan kutukan sampai sekarang, Di rangkai dalam kisah yang menyeramkan membuat para pembaca seperti merasakan petualangan horor yang menegangkan,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iqbal nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3a. Burong Pocut Siti

Malam itu udara di desa Tungkop terasa lembab. Angin dari arah hutan meniup dedaunan kelapa yang berderik pelan. Zulfikar baru saja memindahkan sebagian besar barang ke rumah barunya, sebuah rumah kayu peninggalan orang tua yang sudah lama kosong. Ia berharap, di rumah itu ia dan istrinya, Ayu, bisa memulai kehidupan baru sebagai keluarga kecil. Ayu yang sedang hamil enam bulan tampak letih, tapi wajahnya tetap berseri.

“Alhamdulillah, Bang... akhirnya kita punya rumah sendiri,” ucap Ayu sambil mengusap perutnya yang semakin membesar.

Fikar tersenyum, meski dalam hatinya masih ada rasa ragu. Rumah itu memang tampak kokoh, tapi beberapa warga sempat berbisik, “Rumoh tu bek di tinggai lama-lama, nyan di dekat hutan larangan...” — jangan lama tinggal di situ, karena dekat hutan larangan.

Fikar mengabaikan bisikan itu. Baginya, semua hanya mitos. Namun, sejak malam pertama, Ayu sering terbangun. Ia mendengar suara langkah kaki di luar jendela, padahal jam menunjukkan lewat tengah malam. Kadang terdengar pula suara seperti sayap burung mengepak di atap.

“Bang... ka ta peuget? (Bang, kamu dengar tidak?)” tanya Ayu dengan wajah pucat.

Fikar berusaha menenangkan, “Mungkin hanya kelelawar.” Tapi jauh di lubuk hatinya, ia tahu itu bukan sekedar kelelawar.

Hari-hari berikutnya, Ayu mulai sering bermimpi. Dalam mimpinya, ada seorang perempuan cantik dengan pakaian adat Aceh—kebaya lusuh, sanggul besar, dan mata merah berair. Perempuan itu berbisik, “Jaga anakmu... darahku belum terbalas...”

Ayu terbangun dengan keringat dingin, tangannya otomatis memeluk perut. Setiap kali menceritakan mimpinya, Fikar hanya bisa menghibur, meski ia sendiri mulai gelisah.

Suatu sore, Zulfikar mendapati tetua kampung duduk di meunasah. Ia memberanikan diri bertanya tentang rumah yang ia tempati. Seorang lelaki tua bernama Teungku Wahyu hanya menghela napas panjang.

“Anak muda, rumahmu itu dekat tempat orang lama dikuburkan. Pocut Siti namanya. Jangan sekali-kali menyebut namanya di malam hari.”

Zulfikar tercekat. Nama itu asing, tapi ada sesuatu yang membuat bulu kuduknya berdiri.

Tak jauh dari rumah Zulfikar dan Ayu, berdiri sebuah rumah sederhana milik seorang janda muda bernama Rina. Usianya baru menginjak 26 tahun, wajahnya masih cantik, tapi kesepian sering menyelimutinya sejak bercerai dengan suaminya setahun lalu.

Rina bekerja sebagai SPG di sebuah perusahaan rokok, pekerjaan yang sering membuatnya pulang larut malam.

Orang-orang kampung kerap berbisik di belakangnya, menyebutnya perempuan “gampong ureung” (perempuan kampung yang dianggap kurang baik), hanya karena ia hidup sendiri dan bekerja di luar kebiasaan perempuan desa. Namun Rina terbiasa dengan cibiran itu.

Malam itu, ketika pulang dari kerja, Rina melewati jalan setapak di dekat rumah Ayu. Dari kejauhan, ia melihat Ayu sedang duduk di teras sambil mengusap perutnya. Rina pun menyapa ramah.

“Ayu... belum tidur? Harusnya ibu hamil banyak istirahat.”

Ayu tersenyum, meski matanya sayu. “Entah kenapa susah tidur, Kak. Seperti ada yang selalu mengintai...”

Rina terdiam sejenak. Ia pun merasakan hal yang sama belakangan ini: suara langkah di atap rumahnya, bayangan seperti burung besar melintas di halaman, dan mimpi buruk tentang perempuan berpakaian adat Aceh.

“Kalau begitu... kita sama, Yu,” ucap Rina lirih.

Beberapa hari kemudian, hubungan Ayu dan Rina makin akrab. Mereka sering saling berkunjung. Anehnya, mereka berdua mulai mengalami gangguan yang hampir serupa.

Ayu mendengar suara perempuan menangis dari arah hutan di belakang rumah.

Rina mendapati kain jarit lusuh berlumuran tanah di dapurnya.

Dan pada suatu malam, keduanya bermimpi sama: seorang perempuan bernama Pocut Siti datang menghampiri sambil berkata, “Kalian akan melahirkan darah baru untukku...”

Ayu ketakutan, ia memeluk perutnya semakin erat. Sedangkan Rina merasa seolah dirinya menjadi pengganti, seorang wadah bagi arwah yang haus balas dendam.

Zulfikar mulai curiga dengan kedekatan Ayu dan Rina. Namun ketika ia menegur, Ayu menangis sambil bersumpah dirinya hanya butuh teman. Fikar akhirnya memilih diam, tapi ia mulai mendengar desas-desus bahwa arwah Pocut Siti dahulu juga seorang perempuan bangsawan yang dipaksa menikah, kehilangan anak dalam kandungan, dan mati dengan dendam membara.

Kini Fikar sadar: istri yang sedang hamil dan janda muda di sebelah rumah seolah menjadi perpanjangan kisah lama itu.

Malam itu jalanan Tungkop sepi, hanya diterangi lampu jalan yang temaram. Fikar baru pulang kerja lembur dengan motornya, tubuhnya letih, pikirannya penuh dengan tanggung jawab sebagai calon ayah.

Di persimpangan dekat warung kopi tua, ia melihat Rina berjalan sendirian. Rambutnya tergerai, wajahnya tampak lelah setelah seharian bekerja sebagai SPG. Ia memeluk jaketnya erat-erat, menahan dingin angin malam.

Fikar memperlambat motornya. “Rina?” panggilnya.

Rina menoleh, sedikit terkejut tapi tersenyum. “Bang Fikar? Pulang kerja juga?”

“Iya... sudah malam begini, kenapa jalan sendiri? Naiklah, biar abang antar.”

Rina ragu sejenak, tapi akhirnya menerima tawaran itu. Saat duduk di boncengan, ia bisa merasakan getaran halus motor tua itu, juga aroma keringat bercampur parfum kerja Fikar. Ada rasa hangat yang berbeda, sesuatu yang jarang ia temukan sejak hidup sendiri.

Malam itu, di antara sepi dan desir angin, sebuah kedekatan baru mulai tumbuh.

Sejak kejadian itu, Fikar dan Rina kerap bertemu. Kadang Fikar pura-pura mampir untuk menanyakan kabar, kadang Rina datang ke rumah Ayu dengan alasan menemani. Awalnya hanya percakapan singkat, tapi semakin lama ada sesuatu yang tidak bisa mereka bendung: tatapan yang lebih lama dari seharusnya, senyum yang lebih hangat dari sekedar tetangga.

Namun, sejak kedekatan itu muncul, gangguan mistis semakin sering.

Fikar mulai bermimpi dirinya dikejar perempuan bersayap hitam yang berbisik, “Kau ulangi dosanya... darah akan menagih darah.”

Rina melihat bayangan perempuan bersanggul besar berdiri di sudut kamarnya, menatap dengan mata merah menyala.

Ayu, yang tidak tahu apa-apa, mulai sakit-sakitan: perutnya sering mulas, kadang janinnya bergerak terlalu kencang seolah memberontak.

Suatu malam, setelah mengantar Rina pulang, Fikar merasa ada sesuatu menempel di pundaknya. Saat ia menoleh lewat kaca spion motor, jelas terlihat bayangan perempuan dengan wajah pucat, bibir biru, dan sayap hitam besa.

Ia hampir jatuh dari motor. Nafasnya memburu. Tapi yang lebih mengerikan:

saat ia berhenti di depan rumah Rina, perempuan itu menghilang, seolah masuk ke dalam tubuh Rina yang berdiri di depan pintu sambil menatapnya.

“Terima kasih, Bang...” kata Rina lirih. Tapi suaranya terdengar bukan seperti Rina, melainkan suara berat penuh dendam.

"Perselingkuhan tak pernah dimulai dengan dosa yang kentara—hanya dengan tatapan yang terlalu lama, senyum yang terlalu hangat, dan percakapan yang terlalu sering diulang. Di sanalah hati mulai goyah, menari di tepian jurang yang tampak indah. Dua jiwa saling mencari alasan untuk tetap dekat, meski nurani berbisik pelan: ini salah. Namun nafsu membungkam logika, dan dari bisikan kecil itu, lahirlah badai yang pelan-pelan menelan cinta yang dulu suci"

1
☕︎⃝❥🌑Mengare(—_—)⧗⃟ᷢʷ
Malam horor, saat banyak-banyak doa
dilafnp
nikmatin aja, dulu kan kamu mau nikahin berarti cintakan.. 😅
dilafnp
kelakuan lo lebih setan dari setan 😤
Jji Lju
lu gabakal mati sama si cewek itu, tapi mati karna aslam
Jji Lju
meski template, gw ga tau kenapa plot yg ini kerasa seru
Jji Lju
gibran jadi villain😂
Jji Lju
orang minta yg gede, lu gapeduli. anti mainstream
Jji Lju
pake lampu kuning lah
Jji Lju
y mak
Wida_Ast Jcy
jadi ceritanya dia itu manusia jg ya Thor. alasan arwah dia tak tenang kenapa thor
Wida_Ast Jcy
oala.... kamu tuh merengkel betul ya. gk bisa dibilangi
Mingyu gf😘
Merinding😭🙏
Mingyu gf😘
benar bulu bulu kuduk ku merinding nih😭
Mingyu gf😘
ngeri juga ya😭
Mingyu gf😘
nah mampus lo
Xia Ni Si☀
Pantes jadi arwah gentayangan😗 Dia cuma wanita yang ingin mendapatkan kasih sayang, tapi karena datang sebagai istri penjajah jadi kena imbasnya😔
ginevra
tapi kalau menikah nggak cukup cinta sih .. harus sekufu
Chimpanzini Banananini
serem bangett/Toasted//Toasted/
Hanik Andayani
hayoloh Gibran, ngat nyawa gibran😄
Hanik Andayani
astaghfirullah arwah halimah jadi tidak tenang, aku baca ini aku sempetin siang hari klo mlm bikin takut 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!