Habis kontrak pernikahan dengan Tuan Muda Alfred, Nona Ariel menghilang bagai ditelan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun.
Hubungan yang awalnya dianggap hanya sebatas perjanjian nyatanya lebih dari itu. Alfred mulai merasa ada yang hilang dari dirinya padahal dia sudah mendapatkan kembali apa yang menjadi tujuannya termasuk sang cinta pertama, Milea.
'Nona Ariel, dialah yang membawa separuh hidup tuan muda',
Tapi wanita itu menghilang tanpa jejak.
Hingga beberapa tahun kemudian, takdir membawa Alfred bertemu kembali dengan Ariel, tapi sudah ada laki-laki lain yang mengisi hati wanita itu.
Apa Alfred terlambat?
Note : Sangat disarankan untuk membaca (Perjanjian Dengan Tuan Muda) terlebih dahulu, karena ini sekuel dari cerita tersebut ✌🏻🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Lelaki Brengsek Itu...Aku Tidak Akan Pernah Menemuinya Lagi.
Ariel menggenggam erat ponsel ditangannya. Menahan marah, kecewa sedih bercampur aduk.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu sedikit melegakan kekesalan Ariel, dia menyahut dengan suara pelan, "Ya!"
"Nona, siang nanti Arthur akan menjemput Anda." Itu Imel menyampaikan pesan yang diberikan Alfred.
"Baik!" Jawab Ariel singkat.
Imel merasa ada yang aneh dengan nona nya, tapi itu ia kesampingkan mengira Ariel hanya lelah.
Setelah berpikir sejenak, Ariel menuju ruang kerja suaminya, matanya yang sedikit sembab melihat amplop coklat tebal tergeletak di atas meja. Itu yang Arthur maksud, tangan kecilnya meraih benda yang sudah pasti berisi uang itu seraya bergumam, 'ini harga untuk satu malam!', Ariel tersenyum kecut lalu meletakkan kembali amplop.
Tujuannya memasuki ruang kerja suaminya bukan untuk uang. Dia mencari berkas perjanjiannya dengan Alfred yang mungkin tersimpan di sana.
Persetan dengan tidak sopan, Ariel sudah muak, dia membuka semua laci, lemari dan tempat-tempat yang memungkinkan menjadi tempat penyimpanan.
Di mana itu?
Tidak ada, sulit sekali laki-laki itu menyimpannya.
Dreeeet....
Ponselnya bergetar, orang yang selama ini meneror Ariel kembali memberi peringatan!
(.......)
Ariel sedikit tersentak! Ini bukan orang yang sama, tapi dia sangat mengenali suaranya.
(........)
("Untuk apa? Aku lebih nyaman seperti ini.")
(...................)
Orang diseberang sana menutup panggilan, yang seketika membuat Ariel cemas.
Tidak mau terjadi sesuatu yang buruk pada Ayah dan Kakaknya, Ariel memutuskan untuk menemui mereka.
"Nona, Anda mau kemana? Arthur berpesan agar Anda tetep di sini," Imel cemas, tapi Ariel sudah mengeluarkan sepedanya.
"Menemui ayahku, hanya sebentar saja."
"Nona!" Imel menahan sepeda Ariel sebelum wanita itu mengayuhnya, "Anda benar-benar akan segera kembali?"
"Iya, setelah urusanku selesai aku akan pulang."
Meskipun ada keraguan Imel membiarkan Ariel pergi. Dia tidak tahu jika ini kesalahan besar.
.....
Di sinilah Ariel sekarang, bukan di rumah kecil milik Yuran. Tapi dibangunan yang lebih mirip penginapan mewah.
Dua pria berbaju rapih dengan tatapan serius, berdiri tegap. Ada satu lagi laki-laki muda yang terduduk dipojok ruangan dengan wajah yang lebam.
Ariel melihat mereka bergantian. Tidak ada keterkejutan, Ariel sudah sangat mengenali mereka.
"Di mana Yummy dan ayahku?" Tanya Ariel dingin.
Salah satu pria di sana menyeritkan keningnya, "Maksud Anda, Yuran?"
"Ya... yang dia panggil ayah adalah sopir Yuran!" Teriak pemuda yang sebelumnya ada dipojokan, memegangi wajahnya yang sakit, kini dia menghampiri Ariel.
"Diam!" Sentak pria itu, dan kembali pada Ariel, "Anda tidak perlu khawatir nona, mereka baik-baik saja." Pria itu mengambil remote control, mengarahkannya pada tirai lebar, dalam hitungan detik tirai itu terbuka. Ada kaca transparan di sana, dari kaca itu Ariel melihat Yummy dan Yuran, sedang duduk di meja makan lengkap dengan hidangan terbaik, Yummy yang melihat Ariel langsung melambaikan tangannya. Wajahnya ceria menandakan bukan cuma baik-baik saja, tapi dia sangat senang. Berbeda dengan Yummy, Yuran justru terlihat sedih saat melihat Ariel.
"Lihatlah! Mereka baik-baik saja bukan! Akan selalu seperti ini jika Anda patuh dan ikut pulang bersama kami."
Ariel berpikir dalam diam. Pemuda yang berdiri di samping Ariel tersenyum mengejek, "Ini salahmu, jika kau memberikan uang yang aku minta, persembunyian dan penyamaran mu tidak akan terbongkar. Kau akan aman hidup sebagai orang miskin."
Ariel melirik pemuda itu, menanggapi cemoohan hanya dengan diam seribu bahasa. Persembunyian sudah diketahui, menghindar pun rasanya tidak mungkin.
"Nona, jika Anda masih keras kepala, pengasuh Widia, mungkin akan terkena imbasnya."
Orang-orang itu kembali mengancam.
"Tiga miliar! katakan padanya berikan aku uang tiga miliar, dengan begitu aku akan pulang."
Semua terkejut! Lebih-lebih pemuda yang sebelumnya memeras Ariel, dia meminta uang 500 juta tapi Ariel malah akan mendapatkan 3 miliar, setelah dia membongkar persembunyian wanita itu.
Dua pria saling pandang, salah satunya mengangguk dan menghubungi seseorang.
"Bagaimana?" tanya Ariel, setelah mereka berdiskusi lewat sambungan telepon.
"Tuan besar mengabulkannya."
"Kalau begitu segera transfer ke rekeningku, dan beri aku waktu tiga jam untuk menyelesaikan beberapa urusan, setelah itu aku akan ikut kalian."
"Nona....."
"Aku tidak akan kabur, kalian bisa mengikutiku."
Dirasa Ariel bersungguh-sungguh, pria itu menyetujuinya.
......
Dermaga Biru Kota Mandalika.
Ariel memeluk Yummy dengan erat.
"Ka... kamu, tiii.. tidak ikut ber..sama kami?" tanya Yummy terbata-bata.
"Maafkan aku, untuk saat ini tidak! Kamu bersama ayah dulu."
Yummy menggeleng, "Kamu... harus ikut!"
"Jika urusanku sudah selesai, aku akan datang mengunjungimu."
"Janji!"
"Ya, aku berjanji!"
Yuran tertunduk lesu, "Maaf aku tidak bisa menjalankan amanah ini."
Ariel memeluk laki-laki tua itu, "Tidak! Kamu sudah melakukan yang terbaik, terima kasih untuk semuanya, ini memang sudah saatnya aku kembali. Maafkan aku yang selama ini merepotkanmu, melibatkanmu dan Yummy dalam masalahku."
"Tidak nona...aku yang harusnya meminta maaf dan aku yang seharusnya berterima kasih."
"Nona...aku ini anakmu, kan! Kenapa harus memanggil nona?" Ariel menyeka air mata Yuran.
"Ya nona anakku, terima kasih sudah mengganggap ku dan Yummy sebagai keluarga. Tolong jaga dirimu baik-baik, jika memungkinkan mintalah bantuan Tuan Alfred."
*Alfred.... Lelaki brengsek itu! aku tidak akan pernah menemuinya lagi*....
"Jangan khawatirkan apapun, aku akan baik-baik saja."
Ariel melepaskan kepergian Yuran dan Yummy. Mereka mengunakan kapal yang disediakan Ariel menuju Kota yang nyaman. Di sana Ariel meminta temannya untuk membelikan rumah. Ariel juga memberikan ATM yang berisi uang yang dia dapat dari Tuan besar, pada Yuran.
"Nona, sudah tiga jam. Kita harus ke bandara sekarang!" ucap pria yang masih mengawasi Ariel.
Ariel mengangguk.
sehat selalu untuk mu kak author💪💪