Arshaka Sadewa dan Aksara Sagara adalah Bopo Kembar Desa Banyu Alas. Putra dari Bopo sebelumnya, yaitu Abimanyu.
Keberadaan Bopo Kembar, tentu menghadirkan warna tersendiri untuk Desa Banyu Alas. Dua pria yang mewarisi sifat Romo dan Ibunnya, membuat warga desa sangat menyayangi dan menghormati keduanya.
Bagaimanakah kehidupan Bopo Kembar ini?
Apakah mereka benar - benar bisa di andalkan untuk menjaga Desa Banyu Alas?
Jangan lupa untuk membaca Novel Cinta Ugal - Ugalan Mas Kades terlebih dahulu, agar bisa memahami jalan ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Keluarga Raina
Tak lama, Raina sudah kembali dari wc. Gadis itu kembali duduk dengan membawa dua buah botol air mineral. Raina yang hendak minum, tampak kesulitan membuka botol air mineral dingin di tangannya.
Arsha yang melirik, kemudian meraih botol minum dari tangan Raina dan membukakannya.
"Makasih, Mas." Ujar Raina setelah menerima act of service Arsha. Sementara Arsha hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangan dari layar Macbooknya.
Raina kembali mendengarkan meeting yang sedang di lakukan Arsha. Walaupun tak mengerti dengan ranah pembicaraannya, namun ia yang cukup menguasi bahasa Inggris itu, mengerti apa yang di sampaikan orang - orang itu.
Tangan Raina pun tampak asyik menscroll ponsel. Hingga ia tak sengaja menyenggol garpu cake dan jatuh ke bawah meja.
"Yah, jatuh." Lirih Raina yang kemudian merunduk untuk mengambil garpu yang jatuh.
Melihat itu, Arsha segera menyiagakan tangannya di pinggiran meja, khawatir kepala Raina terantuk saat kembali duduk.
Duk!
Benar saja, kepala Raina terantuk. Untung saja ada tangan Arsha yang membuat kepalanya tak terasa sakit.
"Eh, maaf, Mas. Sakit gak tangannya?" Tanya Raina dengan suara lirih.
"Gak apa - apa, Dek." Jawab Arsha yang kemudian mengusap - usap kepala Raina yang tadi terbentur.
Pada akhirnya, Raina memilih untuk diam agar tak mengganggu Arsha yang sedang bekerja.
Arsha melirik ke arah Raina yang tak ada pergerakan. Gadis cantik itu tampak sedang memandangi pemandangan indah di hadapannya.
Arsha meraih tangan Raina dan menggenggamnya. Dengan ibu jarinya, ia menulis satu persatu huruf di punggung tangan Raina hingga membentuk kalimat.
"Maaf, Mas cuekin dulu."
Raina pun tersenyum melihat cara Arsha berkomunikasi dengannya tanpa bicara. Ia pun menuliskan jawaban dengan cara yang sama di punggung tangan Arsha.
Setelah hampir dua jam Arsha meeting dengan rekan - rekannya, akhirnya meeting itu selesai tanpa ada kendala. Axcel dan Asistennya pun sudah undur dari dan meninggalkan ruang zoom meeting.
"Kalian gak bubar?" Tanya Arsha pada Aksa, Dion dan Fikri.
"Mas janji mau bicarain hal yang lain setelah meeting. Ayo cepet kasih tau, Mas lagi sama siapa." Tagih Aksa.
"Kenapa pada kepo banget sih?" Tanya Arsha.
"Siapa tau, Mas bengkok." Jawab Aksa.
"Astaghfirullah, suudzon aja! Nih, tak spil." Ujar Arsha sambil menunjukkan tangan Raina yang sedari tadi ia genggam.
"Mas sama cewek, Mas? Siapa?" Tanya Aksa heboh.
"Kak! Buruan kasih tau! Rekor sih nih cewek kalo bisa dapetin Arshaka Sadewa." Fikri ikut heboh.
"Iya. Siapa yang bisa bikin gunung es abadi ini meleleh? Tunjukin, Kak! Jangan cuma tangannya doang." Kata Dion.
Raina hanya bisa tertawa pelan sambil geleng - geleng kepala mendengar kehebohan dari Aksa dan sahabat - sahabatnya. Di tambah Arsha yang juga jahil hingga membuat kehebohan semakin menjadi.
"Yaudah, aku keluar duluan kalo kalian masih betah di sini." Ujar Arsha.
"Kak! Kita bikin Kak Arsha repot kalo sampe keluar tanpa ngasih tau siapa cewek itu." Ancam Dion.
"Iya. Kenapa juga rahasia - rahasiaan sih, Mas? Orang kita aja gak pernah main rahasia." Timpal Aksa.
"Bener tuh. Aib kita yang mana, yang Kak Arsha gak tau?" Fikri ikut menimpali.
"Haiih! Kalian ini ganggu orang mau pacaran aja. Dua menit, ya. Inget, cuma dua menit." Kata Arsha.
"Geser sini, Dek. Ada yang mau kenalan." Pinta Arsha sambil menarik lembut tangan Raina.
"Assalamualaikum." Ujar Raina sambil melihat ke layar Macbook yang kini menampilkan dirinya bersama Arsha.
"Waalaikumsalam." Jawab ketiga pria yang ada di layar Macbook itu bersamaan.
"Raina? Seriusan Raina?" Tanya Aksa tak percaya.
"Iya. Aku Raina, Kak Aksa." Jawab Raina dengan ramah.
"Ini Kak Raina yang di tungguin Kak Arsha dari zaman SMA?" Tanya Fikri dengan wajah tak percaya.
Ya, tentu mereka mengetahui gosip itu dari Aksa. Awalnya memang hanya gosip, tapi kini mereka percaya kalau Arsha benar - benar masih mengharapkan Raina selama ini.
"Jadi ini, calon Kakak Ipar?" Timpal Dion.
"Wajar sih kalo bisa luluhin gunung es. Orang spek Bidadari gini." Imbuh Dion yang kagum dengan wajah adem Raina.
"Sungkem dulu sama Big Brother kita yang seleranya gak kaleng - kaleng ini." Kekeh Fikri.
"Pantes aja, di tawarin cewek - cewek hot dia nolak. Taunya seleranya yang adem - adem." Gurau Dion yang langsung membuat Arsha mendelik.
"Jadi, aku harus manggil gimana ini? Mbak, Raina, Dek, atau-"
"Gak usah panggil - panggil." Ujar Arsha yang memotong ucapan Aksa hingga membuat Raina, Dion dan Fikri tertawa.
"Oke, udah dua menit ya. Assalamualaikum." Pamit Arsha yang kemudian keluar dari ruang zoom meeting mereka.
Tak lama, ponsel Arsha pun terus bergetar. Tentu saja itu serangan pesan dari Aksa, Dion dan Fikri yang pasti sedang mengomel.
"Mas, hapenya geter terus, tuh. Gak di lihat dulu? Barang kali penting." Ujar Raina.
"Biarin aja, Sayang. Itu pasti kerjaan anak - anak tadi." Jawab Arsha.
"Maaf ya, karna Mas tinggal meeting lama." Imbuh Arsha kemudian.
"Gak apa - apa. Memang Mas minta di temenin kerja, kan?" Jawab Raina.
"Itu tadi temen Mas semua? Akrab banget. Tadi itu malah kayak orang lagi kopdar, bukan meeting." Kekeh Raina.
"Yang bule itu, namanya Axcel. Dia itu anak saudara angkat Romo yang di London. Yang pake kaos coklat itu namanya Fikri, kalo yang pake kaos navy, namanya Dion. Mereka berdua itu anak sahabat Romo yang mendirikan Perusahaan bareng Romo. Nah, ibunya si Dion ini, sepupunya Romo. Jadi sahabat Romo, nikah sama adik sepupu Romo." Jelas Aksa.
"Pantes kok akrab dan seru banget. Jadi persahabatan orang tua, turun ke anak - anaknya, ya." Kata Raina.
"Alhamdulillah, Dek. Jadi punya adek banyak, walaupun pada reseh." Jawab Arsha yang membuat Raina terkekeh.
"Mau pesen makanan lagi, Dek?" Tawar Arsha.
"Mas aja. Mas belum makan dari tadi, cuma minum. Aku kenyang banget makan camilan - camilan itu." Jawab Raina.
"Mas juga kenyang." Kata Arsha.
"Kenyang apanya, Mas? Kalo kelempoken (kembung/ begah karna terlalu banyak minum) iya juga. Orang dari tadi cuma minum aja." Cicit Raina yang membuat Arsha tertawa.
"Sayang?" Panggil Arsha.
"Iya, Mas."
"Kapan kamu ada waktu? Mas pingin silaturahmi sama Abi dan Kakak - Kakakmu." Tanya Arsha.
"Dalam waktu dekat ini, Mas?" Tanya Raina dengan wajah ragu.
"Iya, kalau memungkinkan. Lebih cepat, lebih baik." Jawab Arsha.
"Tapi, itu... Aku dan keluargaku-"
"Mas tau, jadi gak perlu kamu ceritakan njih, Sayang. Mas gak mau lukamu kembali berdarah." Ujar Arsha sambil mengusap punggung tangan Raina.
Raina terdiam, menatap pria di hadapannya dengan netra berkaca - kaca. Entah dari mana kekasihnya itu tau tentang keluarganya.
Ia hanya memiliki Ayah dan tiga orang Kakak laki - laki. Ia adalah anak piatu, ibunya meninggal saat melahirkannya.
Selama ini, Raina hidup jauh dari keluarganya bukan tanpa alasan. Itu semua karena ketiga kakaknya yang masih selalu menyalahkan Raina atas kepergian ibunya hingga membuat Raina menderita.
Sosok yang harusnya bisa ikut menjaga dan jadi tempat berbagi, justru selalu terlihat benci saat menatap wajah cantik Raina. Walaupun selama ini hanya diam, tapi luka di hatinya sangatlah dalam.
Bukan keinginannya dan bukan kehendaknya jika Ibunya harus meninggal saat melahirkannya. Namun, selalu ia yang di salahkan oleh ketiga Kakaknya.
"Kenapa kok sedih? Mas buat kamu sedih, Sayang?" Tanya Arsha sambil mengusap kepala Raina.
"Enggak, Mas gak buat aku sedih. Aku justru bersyukur karena punya Mas yang menyayangiku." Jawab Raina dengan suara bergetar menahan haru.
mati hdp jg udah di atur,bergama tap mindsetnya NOL
salahin tuh kalian punya bapak udah bikin ibu kalaian hamidun
kok mlh adiknya yg dislahin
udah ya raisa mreka nggak sayang ngak pa" kluarga besar romo sm ibun bkl beri kasih sayang yg luar biasa
ttp semangat
bikin iri aja si arsha
gas pol sha biar si arka deng dind deng
mkasih thor👍👍👍👍👍