NovelToon NovelToon
女将军的命运之幕 ( Tirai Takdir Sang Jenderal Wanita )

女将军的命运之幕 ( Tirai Takdir Sang Jenderal Wanita )

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Keluarga / Raja Tentara/Dewa Perang / Ahli Bela Diri Kuno / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:576
Nilai: 5
Nama Author: Syifa Fha

Di bawah rembulan yang dingin, seorang jenderal berdiri tegak, pedangnya berkilauan memantulkan cahaya. Bukan hanya musuh di medan perang yang harus ia hadapi, tetapi juga takdir yang telah digariskan untuknya. Terjebak antara kehormatan dan cinta, antara tugas dan keinginan, ia harus memilih jalan yang akan menentukan nasibnya—dan mungkin juga seluruh kerajaannya. Siapakah sebenarnya sosok jenderal ini, dan pengorbanan apa yang bersedia ia lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syifa Fha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

Xin Lan terdiam, mencoba mencerna semua informasi yang baru saja ia terima. Namun Ia dapat menyimpulkan bahwa ia adalah cucu dari klan Liu yang terkenal sebagai keluarga jenderal terbaik di wilayah kekaisaran Tiandu, sekaligus putri dari pangeran ketujuh. Dua nama besar yang saling bertentangan, dua takdir yang berbeda.

Mata Xin Lan membulat, Melihat cuplikan ingatan yang tiba-tiba muncul tersebut.

Kakek Liu hanya memperhatikan perkembangan tubuh Xin Lan yang mencoba beradaptasi dengan energi yang ia salurkan. Ia hanya menatap Xin Lan dengan tatapan yang sulit diartikan. Kemudian, ia mengangkat tangannya dan kembali menyerang titik-titik syaraf di tubuh Xin Lan.

"Argh!" Xin Lan berteriak kesakitan. Ingatan-ingatan yang tadinya jernih, kini kembali kabur dan bercampur aduk. Ia merasa seperti otaknya akan meledak.

"Kakek! Hentikan!" teriak Yu Zhang dari pinggir arena, suaranya penuh kepanikan. "Kau akan membunuhnya!"

Kakek Liu tidak mengindahkan seruan Yu Zhang. Ia terus menyerang Xin Lan, semakin lama semakin brutal.

"Tenanglah bocah ,asal kau tau Klan Liu bukanlah klan yang lemah!"

"Aaarghh!"

Kakek Liu akhirnya menghentikan serangannya. Ia menatap Xin Lan dengan tatapan dingin dan tanpa ekspresi.

"Kau memang,Putri mei Lan," ucap Kakek Liu dengan nada datar.

Tiba-tiba, Xin Lan merasakan sakit yang luar biasa di seluruh tubuhnya. Ia terhuyung dan jatuh tersungkur ke tanah. Mulut dan hidungnya mengeluarkan darah, tubuhnya gemetar tak terkendali.

"Xin Lan!" Yu Zhang berteriak histeris dan berlari menghampiri Xin Lan.

Kakek Liu hanya menatap Xin Lan yang terkapar di tanah dengan tatapan acuh tak acuh. "Awasi dia untukku bocah,Jika dia tidak bisa melewati masa kritisnya, dia akan mati," ucapnya dengan santai. "Itu adalah harga yang harus dibayar untuk mendapatkan kekuatan sejati."

Setelah mengatakan itu, Kakek Liu berbalik dan pergi, meninggalkan Xin Lan dan Yu Zhang dalam keputusasaan.

Yu Zhang segera membaringkan tubuh Xin Lan di ranjang dan menyelimutinya dengan selimut tebal. Namun, tubuh Xin Lan tetap dingin dan bergetar. Wajahnya pucat pasi, bibirnya membiru.

"Xin Lan, bertahanlah!" bisik Yu Zhang, air matanya mengalir deras.

Yu Zhang bingung dengan apa yang telah diberikan oleh kakek gila itu kepada Xin Lan. Ia tidak tahu bagaimana cara menyembuhkan Xin Lan. Ia hanya bisa melakukan apa yang ia bisa dan berdoa agar Xin Lan bisa melewati masa kritisnya.

"Bertahanlah, Xin Lan," bisik Yu Zhang lagi, sambil menggenggam erat tangan Xin Lan yang dingin.

Malam itu, Yu Zhang tidak tidur sama sekali. Ia terus menjaga Xin Lan, berharap keajaiban akan datang dan menyelamatkan gadis itu. Namun, waktu terus berjalan, dan kondisi Xin Lan tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

Di tengah kegelapan malam yang mencekam, Yu Zhang terus menggenggam erat tangan Xin Lan, menyalurkan sedikit kehangatan yang ia miliki. Ia menatap wajah pucat Xin Lan dengan tatapan penuh kekhawatiran dan cinta.

"Xin Lan," bisiknya lirih, air matanya menetes membasahi pipi Xin Lan.

Tiba-tiba, Yu Zhang merasakan jari-jari Xin Lan bergerak sedikit. Matanya membulat karena terkejut. "Xin Lan? Apa kau mendengarku?"

Perlahan, mata Xin Lan terbuka. Tatapannya kosong dan linglung, namun Yu Zhang bisa melihat sedikit kehidupan di sana.

"Yu... Zhang?" lirih Xin Lan dengan suara serak dan lemah.

"Ya, ini aku, Xin Lan," jawab Yu Zhang dengan suara bergetar. yu zhang membantu Xin Lan untuk minum.

Xin Lan mencoba tersenyum, namun yang keluar hanyalah ringisan kesakitan. "Sakit..." bisiknya. "Semuanya sakit..."

"Aku tahu, Xin Lan," kata Yu Zhang sambil mengusap lembut rambut Xin Lan. "Aku tahu ini sangat menyakitkan. Tapi kau harus bertahan. Kau harus kuat."

"Apa yang sebenarnya terjadi padaku?" tanya Xin Lan dengan suara bergetar.

Yu Zhang terdiam sejenak, tidak tahu bagaimana cara menjawab pertanyaan Xin Lan. Ia tidak mengerti mengapa Kakek Liu melakukan hal sekejam itu pada cucunya sendiri.

"Aku tidak tahu, Xin Lan," jawab Yu Zhang akhirnya. "Tapi aku yakin, ada alasan di balik semua ini. Mungkin Kakek ingin mengujimu dengan menyalurkan warisan padamu."

"Warisan??" Xin Lan bingung.

Yu Zhang menggenggam erat tangan Xin Lan. "yah,Warisan ,Ia terlalu menganggapmu sebagai cucunya,Dan memberikanmu warisan keluarga liu," katanya.

Xin Lan menatap Yu Zhang dengan tatapan penuh keraguan. Namun, ia mencoba untuk kembali percaya.

"i...ini terlalu berharga,Aku hanya iseng menggunakan nama Liu," ucap Xin Lan.

"Sudahlah urusan warisan ini nanti akan diskusikan dengan kakek liu,Sekarang, beristirahatlah. Kau membutuhkan kekuatan untuk pulih."

Xin Lan mengangguk lemah dan menutup matanya. Yu Zhang terus menggenggam tangannya, memastikan bahwa ia tidak akan meninggalkannya sendirian.

Beberapa jam kemudian, saat fajar mulai menyingsing, Yu Zhang merasakan tubuh Xin Lan mulai menghangat. Ia menatap wajah Xin Lan dan melihat bahwa warna pucatnya mulai memudar.

"Xin Lan?" panggil Yu Zhang dengan lembut.

Xin Lan membuka matanya dan tersenyum lemah. "Yu Zhang," lirihnya. "Aku merasa lebih baik."

Yu Zhang merasa lega yang luar biasa. Ia tahu, Xin Lan telah melewati masa kritisnya. Ia telah berhasil bertahan hidup.

"Kau berhasil, Xin Lan!" seru Yu Zhang dengan gembira.

"Hmmm...,Sangat menarik! Tidak kusangka kau bisa melewati fase kritis ini lebih cepat dari mei Lan ku kemampuanmu sangat mengesankan,Tapi jangan senang dulu,Ambil ini pelajari dan pahami."Ucap kakek Liu sambil melemparkan gulungan kertas tua yang berisikan gambar gambar aneh,Namun anehnya yu zhang tidak bisa melihat gambar yang dimaksud Xin Lan alias dia hanya melihat kertas kosong.

"Tunggu bukankah ini?"Entah kenapa tubuh Xin Lan Otomasi berdiri dan melakukan pola gerakan yang tertera pada gulungan kertas tersebut.

namun karena tubuhnya terlalu lemah,Ia terjatuh namun,Yu zhang dengan sigap menangkap tubuhnya sebelum benar-benar jatuh.

"Sebaiknya pulihkan dulu dirimu."Ucap yu zhang,Xin Lan mengangguk ,Ia kemudian bermeditasi untuk memulihkan batinnya.

Namun tanpa mereka sadari, bahaya besar telah mengintai. Organisasi Mo Hui, sebuah kelompok misterius yang dikenal dengan kekejaman dan kesetiaannya yang buta, telah bergerak cepat. Mereka menyisir setiap sudut desa perbatasan, menggeledah rumah demi rumah, toko demi toko, tanpa ampun.

Semua ini berawal dari bisikan Feng Yan, pangeran yang haus kekuasaan dan menyimpan dendam mendalam terhadap keluarga Liu dan Feng. Ia mendapatkan informasi samar tentang keberadaan Jenderal Liu Zhong, sosok legendaris yang menghilang bertahun-tahun lalu.

"Kakek tua menyebalkan itu masih hidup ternyata...,Hmmm, Mengesankan."

Desa itu, yang tadinya tenang dan damai, kini berubah menjadi lautan ketakutan. Penduduk desa bersembunyi di rumah mereka, gemetar ketakutan mendengar suara langkah kaki berat dan teriakan para anggota Mo Hui yang tanpa ampun.

Di tengah kekacauan itu, Kakek Liu, yang selama ini mengamati dari kejauhan, merasakan bahaya yang mengancam. Instingnya sebagai seorang jenderal veteran berteriak, memerintahkannya untuk bertindak cepat. Ia tahu, Xin Lan dan Yu Zhang berada dalam bahaya besar.

Dengan langkah cepat dan tenang, Kakek Liu menyusup ke rumah tempat Xin Lan dan Yu Zhang beristirahat. Ia mendapati Xin Lan tengah bermeditasi.

"Kita harus pergi sekarang!" bisik Kakek Liu dengan nada mendesak. "Mo Hui ada di sini."

Xin Lan dan Yu Zhang terkejut mendengar perkataan Kakek Liu. Mereka tahu, Mo Hui adalah organisasi yang sangat berbahaya. Jika mereka tertangkap, nasib mereka akan sangat mengerikan.

"Kita harus segera melarikan diri," jawab Kakek Liu dengan tegas. "Aku tahu jalan rahasia yang bisa membawa kita keluar dari desa ini."

Tanpa membuang waktu, Kakek Liu membawa Xin Lan dan Yu Zhang keluar dari rumah. Mereka menyelinap di antara rumah-rumah penduduk, menghindari patroli Mo Hui yang semakin ketat.

Suasana semakin mencekam. Suara teriakan dan tangisan terdengar semakin dekat. Kakek Liu tahu, mereka tidak punya banyak waktu lagi.

"Kita harus cepat!" bisik Kakek Liu. "Mereka semakin dekat."

Kakek Liu membuka sebuah pintu rahasia dan mempersilakan Xin Lan dan Yu Zhang untuk masuk. Mereka memasuki sebuah lorong sempit dan gelap yang mengarah ke bawah tanah.

"Tetaplah di belakangku," bisik Kakek Liu. "Lorong ini penuh dengan jebakan. Jangan sampai kalian menyentuh apapun."

Kakek Liu memimpin jalan, dengan hati-hati menghindari jebakan-jebakan yang tersembunyi di sepanjang lorong. Xin Lan dan Yu Zhang mengikuti di belakangnya, dengan jantung berdebar kencang.

Setelah berjalan cukup lama, mereka akhirnya tiba di ujung lorong. Kakek Liu membuka sebuah pintu kayu yang tersembunyi di balik semak-semak lebat.

"Kita sudah sampai," bisik Kakek Liu. "Kita aman sekarang."

Xin Lan dan Yu Zhang keluar dari lorong dan menghirup udara segar dengan lega. Mereka berada tak jauh dari pintu masuk desa.

Setelah mencoba berbaur dengan warga sekitar, Mereka bertiga akhirnya ketahuan.

"Pergilah! Aku akan menghadapi mereka,kita akan berkumpul lagi di gunung itu."Tunjuk kakek Liu.

Xin Lan dan yu zhang hanya mengangguk, Keduanya langsung berpencar, untungnya hanya sedikit yang mengejar Xin Lan dan yu zhang.

Terjebak di depan gerbang desa yang menjadi pintu masuk sekaligus jebakan, Xin Lan dan Yu Zhang menyadari bahwa melarikan diri bukanlah pilihan lagi. Mereka terkepung, dikelilingi oleh anggota Mo Hui yang haus darah. Tanpa ragu, mereka memasang kuda-kuda, siap bertarung demi kelangsungan hidup mereka.

Xin Lan, bergerak lincah dan mematikan. Ia menangkis serangan pedang dengan gesit, membalas dengan pukulan dan tendangan yang tepat sasaran. Beberapa anggota Mo Hui tumbang dalam sekejap, namun jumlah mereka terlalu banyak.

Di tengah pertarungan sengit, sebuah hantaman keras dari seorang anggota Mo Hui yang bertubuh besar mengenai Xin Lan, membuatnya terhuyung dan jatuh tersungkur. Kepalanya membentur tanah dengan keras, dan kesadarannya perlahan memudar.

Melihat Xin Lan dalam bahaya, Yu Zhang bertindak cepat. Ia merogoh kantongnya dan mengeluarkan segenggam debu yang telah ia siapkan. Dengan gerakan cepat, ia melemparkan debu itu tepat ke wajah anggota Mo Hui yang menyerang Xin Lan.

Pria itu terbatuk-batuk dan memegangi matanya, memberikan Yu Zhang kesempatan untuk bertindak. Dengan sigap, ia menarik Xin Lan yang pingsan dan menyeretnya ke tempat yang aman, di balik tumpukan jerami yang teronggok di dekat gerbang.

Sementara itu, di tempat lain, Kakek Liu tengah menunjukkan kehebatannya dalam bertarung. Dengan pedang pusakanya yang menari-nari, ia melibas para anggota Mo Hui dengan mudah. Gerakannya cepat dan mematikan, setiap tebasan pedangnya merenggut nyawa lawannya.

Pemimpin pasukan Mo Hui, seorang pria bertubuh kekar dengan wajah bengis, merasa jengkel melihat anak buahnya tumbang satu per satu di tangan Kakek Liu. Ia maju menghadang Kakek Liu, dengan pedang di tangannya.

"Kakek gila, berhenti menghalangi tugas kami!" geram pemimpin pasukan Mo Hui. "Kau akan menyesal telah berurusan dengan Mo Hui!"

Kakek Liu tertawa terbahak-bahak, seolah-olah ia tidak menganggap serius ancaman pemimpin pasukan Mo Hui. "Mo Hui? Aku tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya," ejek Kakek Liu. "Apakah kalian sekelompok badut yang mencoba menakut-nakuti orang?"

Pemimpin pasukan Mo Hui semakin geram mendengar ejekan Kakek Liu. Ia menyerang Kakek Liu dengan pedangnya, namun Kakek Liu dengan mudah menangkis serangannya.

"Kau akan kubuat menyesal!" teriak pemimpin pasukan Mo Hui, melancarkan serangan bertubi-tubi.

Kakek Liu hanya tersenyum mengejek. Ia dengan mudah menghindari serangan pemimpin pasukan Mo Hui, sambil sesekali melancarkan serangan balasan yang membuat lawannya kewalahan.

"Tunggu dulu," kata Kakek Liu tiba-tiba, menghentikan gerakannya. Ia menatap wajah pemimpin pasukan Mo Hui dengan seksama. "Aku seperti mengenalmu. Tapi di mana ya?"

Pemimpin pasukan Mo Hui terkejut mendengar perkataan Kakek Liu. Ia merasa tidak nyaman ditatap seperti itu. "Apa maksudmu, Kakek gila?" tanyanya dengan gugup.

Kakek Liu menggaruk-garuk kepalanya, mencoba mengingat sesuatu. "Ah, aku ingat!" seru Kakek Liu tiba-tiba. "Kau adalah anak buah si bodoh Feng Yan, kan? Yang dulu sering kulihat menjilat sepatunya!"

Wajah pemimpin pasukan Mo Hui memerah karena marah. Ia tidak menyangka bahwa Kakek Liu akan mengingatnya dengan cara seperti itu.

"Sialan kau, Kakek gila!" teriak pemimpin pasukan Mo Hui, menyerang Kakek Liu dengan membabi buta.

Namun, Kakek Liu dengan mudah menghindari serangan pemimpin pasukan Mo Hui. Dengan gerakan cepat, ia merebut pedang dari tangan lawannya dan menusukkannya tepat ke jantungnya.

Pemimpin pasukan Mo Hui tersungkur ke tanah, matanya melotot karena tersentak merasakan tusukan tersebut. Ia tidak menyangka seorang kakek gila mengalahkannya dengan begitu mudah.

Kakek Liu menatap mayat pemimpin pasukan Mo Hui dengan tatapan jijik. "Dasar sampah," gumamnya. "ciuh! Tidak ada gunanya mengingat orang sepertimu."

Setelah mengalahkan pemimpin pasukan Mo Hui, Kakek Liu melanjutkan aksinya. Ia melibas semua anggota Mo Hui yang tersisa tanpa ampun. Dalam waktu singkat, semua anggota Mo Hui tergeletak tak bernyawa di tanah.

Kakek Liu berdiri di tengah mayat-mayat itu, dengan pedang pusakanya yang berlumuran darah. Ia tampak seperti dewa kematian yang baru saja turun dari langit.

"Sekarang, aku harus segera mencari Xin Lan dan Yu Zhang," gumam Kakek Liu.

1
Syaifudin Fudin
Sederhana namun dalam
RinSantorski
Jalan cerita hebat.
·Laius Wytte🔮·
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!