Di tengah masalah pelik yang menimpa usaha kulinernya, yang terancam mengalami pengusiran oleh pemilik bangunan, Nitara berkenalan dengan Eros, lelaki pemilik toko es krim yang dulu pernah berjaya, namun kini bangkrut. Eros juga memiliki lidah istimewa yang dapat membongkar resep makanan apa pun.
Di sisi lain, Dani teman sedari kecil Nitara tiba-tiba saja dianugerahi kemampuan melukis luar biasa. Padahal selama ini dia sama sekali tak pernah belajar melukis. Paling gila, Dani tahu-tahu jatuh cinta pada Tante Liswara, ibunda Nitara.
Banyak kejanggalan di antara Dani dan Eros membuat Nitara berpikir, keduanya sepertinya tengah masuk dalam keterkaitan supernatural yang sulit dijelaskan. Keterkaitan itu bermula dari transfusi darah di antara keduanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OMIUS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yang Kesebelas
Dua hari setelah berhasil membongkar rahasia pembuatan perisa, lewat seluler Eros memintanya datang ke toko es krim Teman Segar. Sedangkan dirinya tengah sibuk-sibuknya di RM. Sambal Kejora. Mendapati betapa memaksanya Eros supaya dirinya lekas pergi ke Taman Segar, Nitara akhirnya memilih mengalah saja. Siang ini juga dia pergi ke sana.
Kendati tidak memberitahukan alasan sampai harus memaksanya pergi segera, namun Nitara mengerti, kelihatannya lelaki yang tengah dekat dengannya itu hendak pamer kelahiran kembali produk legendaris Teman segar, es krim Mirasa. Tentu saja dia akan turut antusias andai benar seperti itu.
Tiba di Teman Segar Nitara langsung masuk ke dalam ruko. Kebetulan pintu depan ruko tidak dikunci, malah belum menutup rapat. Namun, di dalam ruko Eros ternyata tidak didapatkannya. Rupanya ruko yang dimasukinya ini tengah dalam kondisi kosong, dan Eros mungkin tengah keluar sebentar.
“Ampun deh teledornya! Mas Eros keluar ruko, tapi enggak ngunci pintu!”
Eros ternyata seorang lelaki teledor. Memang pada umumnya pria-pria di negeri ini kurang telaten dibandingkan wanita, cenderung ceroboh karena gemar menggampangkan. Tetapi, sampai lupa mengunci pintu depan saat ditinggal pergi sejenak macam yang dilakukan Eros, bagi Nitara itu masuk kategori perilaku bodoh.
Benar, di mana-mana pintu masuk sebuah ruko tak bakalan terkunci di siang hari. Malah umumnya akan dibuka rapat-rapat agar memudahkan pengunjung masuk. Permasalahannya Teman Segar telah resmi tidak beroperasi lagi. Eros sudah menutupnya meski plang nama Teman Segar masih menampang. Fungsi rukonya sendiri saat ini tak ubahnya dengan rumah hunian biasa, yang rawan didatangi tamu tak diundang andai pintu depan dibiarkan tak terkunci.
Menunggu Eros kembali datang ke ruko, ternyata Nitara lebih memilih berada di kebun mini, sebuah ruang terbuka di belakang ruko yang menjadi area favoritnya. Meski rukonya sendiri telah dilengkapi AC, namun udara segar yang diembuskan tanaman-tanaman di kebun mini lebih terasa menyejukkannya. Belum dengan keberadaan kolam ikan mungil, serta air terjun buatan yang menambah kesan alami.
Ada banyak tanaman hias tumbuh di kebun mini, selain juga aneka sayuran macam tomat yang tumbuh di pot. Kendati demikian terdapat satu tanaman hias yang senantiasa tampil seronok di bola matanya, wijaya kusuma. Saat ini pun tanaman yang tengah mekar berbunga itu sedang memesonanya, tampak anggun sekali laksana sang maharani. Bukan kucup bunganya saja yang layak untuk dinikmati, harum bunga indahnya pun teramat wangi bagi hidungnya.
Tapi, Nitara tak perlu seketika terheran-heran akan perilaku tak wajar tanaman hias di depannya, di mana bunganya sudah bermekaran di waktu siang hari seperti sekarang. Padahal keunikan bunga wijaya kusuma justru terletak pada waktu mekarnya, khusus hanya di malam hari saja. Tak heran bila orang-orang di luas sana menjulukinya sang Ratu Malam. Tambahan pula bunga wijaya kusuma di depannya ini juga memiliki warna tak umum, biru tua.
Terdapat latar belakang dirinya sampai menganggap biasa saja fenomena unik bunga wijaya kusuma di depannya. Bunga serupa dengan kelakuan yang sama nyelenehnya malah jauh lebih dulu pernah dilihatnya. Di pekarangan belakang rumahnya sempat tumbuh tanaman wijaya kusuma yang bunganya berwarna biru tua. Sama-sama berani menantang sinar matahari hingga mekar sebelum malam tiba, bunga wijaya kusuma yang ditanam ibunya telah menemani dirinya semenjak kecil hingga tumbuh dewasa.
Berbeda dengan tanaman wijaya kusuma di kebun mini, yang tumbuh hingga mencapai tiga meter tingginya, tanaman hias serupa di rumahnya hanya mampu mencapai ketinggian satu meter saja. Barangkali karena ditanam di dalam pot.
Patut disesalkan, tanaman wijaya kusuma di rumahnya tak lagi tumbuh seiring ibunya terkena stroke. Entah kenapa tanaman hias tersebut satu demi satu kemudian mati. Barangkali karena selama ini dirinya enggan menyimak secara seksama, bagaimana ibunya dulu merawat tanaman wijaya kusuma.
Eros yang ditunggunya akhirnya muncul pula di Teman Segar.
”Untung Tara yang mendapatkan pintu enggak dikunci, bagaimana kalau maling?”
“Tara kuundang kemari biar bisa lihat pembuatan es krim Mirasa.” Bukannya menanggapi sentilannya, Eros hanya menerangkan alasan mendesak dirinya agar segera datang ke Teman Segar. Alasan yang sudah Nitara prediksi sebelum datang kemari.
“Memangnya perisanya sudah berhasil dibuat?”
“Nih,” sahut Eros sembari mengacungkan sebotol perisa, yang resep pembuatannya berhasil dibongkar berkat lidah istimewanya. Tentu peran sang kekasih tak bakalan dilewatkan begitu saja olehnya.
Selanjutnya Eros mendemonstrasikan pembuatan es krim Mirasa menggunakan perisa istimewa. Di lain sisi Nitara yang menyaksikannya langsung menilai, tiada hal berbeda dalam pembuatan es krim andalan Teman Segar ini, termasuk bahan-bahan yang digunakan. Bahkan dirinya pun pernah juga membuat es krim dengan cara serupa.
Hanya saja dia harus mengakui, tekstur es krim yang barusan dicicipinya teramat lembut sekali. Seumur hidup baru sekarang lidahnya merasakan es krim selembut ini. Lidahnya serasa menjilati pipi bayi saja.
Perisa yang ditambahkan rupanya biang es krim Mirasa terasa lain sendiri. Tepat sekali jika tokonya diberi nama Teman Segar, dikarenakan rasa es krim Mirasa memang amat menyegarkan. Memang di mana-mana es krim, terutama rasa buah-buahan tropis akan selalu mengundang segar lidah. Akan tetapi, rasanya tiada es krim yang bukan hanya sekedar menyegarkan lidah saja, namun sekalian dengan isi kepala seperti es krim Mirasa.
“Macam hirup aroma terapi saja es krim buatan Mas Eros, bisa bikin cespleng kepala,” puji Nitara yang sampai menghabiskan dua mangkuk es krim Mirasa rasa nanas. Padahal es krim bukanlah makanan favoritnya. Malah kerap hidungnya pilek usai lidahnya menjilati es krim.
“Keunggulan es krim buatan Ayah memang pada sensasi kesegarannya yang sampai ubun-ubun kepala. Makanya dulu pelanggannya bukan anak-anak, tapi orang-orang yang kepalanya sudah penat sama pekerjaan.”
“Tapi, enggak mengandung nikotin, kan? Soalnya perisanya saos kretek.”
“Nikotin dihasilkan dari tembakau. Sedang saos kreteknya sendiri tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Tara tahu sendiri semua bahannya cuma terbuat dari rempah-rempah, ditambah kelopak bunga.”
“Selamat ya, Mas Eros, Teman Segar akhirnya bisa bangkit kembali dari kematian.”
“Kalau bukan jasa Tara, mana bisa aku menyelamatkan Teman Segar.”
“Kapan akan dijajakan lagi?”
“Secepatnya. Tapi, tentu butuh waktu untuk memberitahukan khalayak kalau es krim Mirasa sudah terlahir kembali. Orang, kan tahunya es krim Mirasa sudah jadi cerita, lain dengan Samudera Es yang tengah booming di mana-mana.”
“Biar cepat diketahui masyarakat, es krimnya dititipkan dulu di Sambal Kejora. Kita jadikan bonus menu pesanan sekalian promosi.”
“Ide Tara selalu menarik. Cuma kapan kontrak bangunannya berakhir?”
“Sekitar enam bulan lagi. Waktu yang cukup buat memperkenalkan es krim Mirasa.”
“Kalau kontraknya habis, lantai atas sudah kusiapkan untuk diisi Sambal Kejora”
“Enggak perlu pindah, Mas Eros.”
“Loh, kata Tara di sini masih menyimpan aura-aura pemikat pembeli. Enggak perlu Tara merasa Sambal Kejora bakal merepotkan Teman Segar. Percayalah, dua-duanya bakalan sama-sama laku!”
“Delisa yang punya bangunan sepertinya bakalan urung mengusirku.”
“Baru kemarin lusa kamu ngedumel. Katamu, Sambal Kejora mau diusir sama yang punya bangunan. Tahu-tahu sekarang ganti optimis, enggak bakalan kena usir.”
“Lihat saja nanti!”
Nitara sepertinya enggan menceritakan kemungkinan Delisa urung mengusir RM. Sambal Kejora. Dia meyakini jika Delisa malahan akan bersedia memperpanjang durasi sewa rumah makan yang dikelolanya. Andai diceritakan dia malah khawatir Eros akan berpikir lain padanya. Dirinya bisa saja dituding punya motif terselubung di balik masa penjajakan, yakni hendak memanfaatkan lidah istimewa Eros.
Ketika dulu Eros berhasil membongkar resep pembuatan kecap merek buntut ikan, rasanya dia harus hilang akal memikirkan bagaimana sebuah lidah sampai mampu mengurai bahan-bahan pembentuk rasa. Kendati terbukti dirinya kemudian berhasil memproduksi kecap selezat merek Buntut Ikan, namun Nitara belum seutuhnya percaya begitu saja. Masih berpikir lain, seperti kemungkinan Eros sebelumnya memang sudah mengetahui resepnya.
Empat bulan resmi menjalin kedekatan dengan Eros, Nitara akhirnya meyakini, memang lelaki itu diberi keistimewaan dalam hal indra pengecap di lidah. Serta-merta dia berpendapat bila lidah Eros adalah cahaya harapan, penyelamat RM. Sambal Kejora dari penggusuran. Layak dirinya mengandalkan lidah Eros, untuk mencegah minyak aroma terapi ibunya dari ancaman kepunahan.
Di luar perkara lidah istimewa, Nitara mendapati jika Eros kiranya senantiasa satu frekuensi dengannya. Cara Eros dalam memandangi kehidupan selalu sejalan dengan persepsinya. Bukan dirinya saja yang merasa sesuai, ternyata ibunya pun memiliki pandangan serupa pada Eros. Paling disuka Ibunya ketika Eros berperilaku apa adanya.
Di mata Nitara, tak banyak lelaki yang berani berterus terang akan kegagalan diri di hadapan sang kekasih. Contohnya mantan suaminya dulu. Sebelum melamarnya, mantan suaminya terlampau piawai membual. Berdampak pada dirinya yang seketika terpukau. Tanpa proses penjajakan terlebih dahulu, dirinya serta-merta menerima lamaran mantan suaminya.
Baru setelah menikah Nitara akhirnya tahu karakter asli mantan suaminya, hanya seorang lelaki pemalas yang pandai berkata-kata. Ditambah label seorang pejantan mandul ternyata, tak butuh lama lagi baginya untuk kemudian menggugat cerai mantan suaminya.
Lain dengan Eros yang tak ragu mengaku di hadapannya, hanya sosok duda satu anak dari dua pernikahan yang gagal. Bukan hanya gagal membina rumah tangga, Eros pun tak segan mengaku senantiasa gagal mendapatkan pekerjaan yang dapat dibanggakan. Paling parah gagal menyelamatkan toko es krim warisan orangtua sendiri.
Eros tidak tahu, sejatinya ketika berterus terang cuma bermodal tampang gagah semata untuk mendapatkan dirinya, momen itu justru menjadi titik awal ketertarikan Nitara.
o11o