Terjebak Gairah Sang Mantan

Tuan Rayendra menarik nafas panjang melihat sikap istri nya yang sangat keras kepala, begitupun dengan Arsen yang sudah muak dengan sikap mamanya yang selalu memaksakan semua kemauannya.

“kenapa panik ma, ada apa?, hari ini Arsen akan mengakhiri hubungan dengan Rania, karena Arsen tidak bisa mencintai nya sama sekali, sesuai perjanjian kita ma, setelah ini Arsen harap jangan ikut campur masalah pribadi Arsen”

“Arsen sudah besar bisa menentukan hidup Arsen sendiri, jangan karena ke egoisan mama bikin hidup Arsen berantakan, kalau mama masih memaksakan keinginan mama untuk menikahkan Arsen dengan Rania, Arsen akan keluar dari rumah ini” tegas Arsen

“Arsen kamu sudah bikin malu mama, mama harus bilang apa sama kedua orang tuanya Rania, kamu jangan mempersulit mama dong” balas nyonya Rima

“Siapa yang mempersulit hidup mama, mama sendiri yang bikin masalah, yang menyuruh mama mengurus pernikahan Arsen siapa ma? kemauan mama sendiri kan, sudahlah ma Arsen bukan boneka yang bisa mama atur sekendak mama “

“Yang menjalankan pernikahan itu Arsen ma, apa rasanya hidup dengan wanita yang nggak Arsen cintai, kalau mama nggak tahu rasanya jangan pernah memaksa Arsen” jelas Arsen

“Rania kurang apa sih Arsen? dia menantu idaman semua orang tua, cantik berpendidikan tinggi, terkahir dari keluarga baik baik, semua yang di inginkan laki laki ada padanya, kamu pasti akan bangga kalau menikah dengan Rania” ucap nyonya Rima

“Mama mau tahu apa kekurangan Rania” tantang Arsen

“Iya mama ingin tahu, apa ada wanita yang lebih hebat dari Rania, dia paket komplit” jelas nyonya Rima.

“Kurangnya Rania di mata Arsen, karena dia tidak pernah bisa membuat Arsen jatuh cinta, mungkin dia calon menantu terbaik untuk mama tapi dia bukan wanita terbaik untuk Arsen, Arsen tidak mau menghabiskan waktu dengan wanita yang salah” tegas Arsen membuat nyonya Rima terdiam

“Sudahlah ma, apa yang Arsen bilang betul semua, papa kalau di suruh menikah dengan wanita yang tidak papa suka, papa juga nggak mau, sangat melelahkan ma, seumur hidup hidup berdampingan dengan orang yang salah” nasehat tuan Rayendra 

“tapi mama sudah mengurus semuanya pa, mama malu kalau akhirnya begini” sahut nyonya Rima

“Itu salah mama, kenapa berani beraninya mencampuri urusan pribadi Arsen terlalu dalam, padahal mama sudah ada perjanjian dengan dengan Arsen, sekarang mama selesaikan aja sendiri, masalah di cari sendiri” ucap tuan Rayendra 

“Papa kok jadi menyalahkan mama sih, arsen nya aja yang kebanyakan milih” sahut nyonya Rima dengan sengit dia nggak mau di salahkan dalam hal ini.

Arsen berdiri dari duduknya, meninggalkan meja makan yang penuh dengan perdebatan sengit.

“Arsen kamu mau kemana? masalah ini belum selesai” panggil nyonya Rima ketika Arsen akan melangkah kan kakinya untuk meninggalkan menja makan itu.

“Yang belum selesai itu masalah mama dengan teman mama dan juga menantu idaman mama itu, bagi Arsen semua sudah selesai untuk terakhir kalinya Arsen katakan ma, jangan ikut campur lagi masalah pribadi Arsen, Arsen berangkat ke kantor dulu pa” ucap Arsen dan berpamitan pada tuan Rayendra

“Ya nak hati hati” balas tuan Rayendra 

“Arsen kalau kamu tidak mau menikah dengan Rania, jangan harap mama akan merestui hubungan kamu dengan wanita lain, kalau sampai mama tahu ada wanita lain di hati kamu, mama akan bikin hidupnya nggak tenang” ancam nyonya Rima

Arsen berhenti melangkah kan kakinya dan menatap mamanya dengan tajam, nyonya Rima sedikit takut melihat kemarahan yang ada dalam diri putranya itu, Arsen belum pernah selama ini melawan padanya dan ini untuk yang pertama kalinya nyonya Rima melihat kemarahan Arsen.

“Ma, Arsen selama ini tidak pernah menolak apa yang mama inginkan, Arsen menuruti semua nya dan hasilnya seperti ini, mama makin menjadi jadi dengan sikap egois mama, pantang kalah dan selalu memaksa kan semua keinginan mama”

“Dan untuk kali ini jangan harap mama akan bisa melakukan hal itu lagi, mama nggak berhak mengatur hati Arsen untuk jatuh cinta sama wanita mana, jangan keterlaluan ma jadi orang tua, Arsen sangat menghormati mama”

“Tapi nggak begini juga ma caranya, kalau sampai mama menganggu hidup Arsen atau wanita yang Arsen cintai, Arsen akan bikin perhitungan dengan siapapun itu, termasuk mama”

“Arsen nggak main main ma, maaf kan Arsen kalau bicaranya sedikit keras sama mama, karena mama sudah nggak bisa di kasih tahu yang benar” jelas Arsen

“Mama melakukan ini hanya untuk kebaikan dan kebahagian kamu Arsen?” ucap nyonya Rima

“tidak semua apa yang mama anggap baik, juga baik untuk Arsen ma, mama hanya mementingkan gengsi mama aja, dari pada kebahagiaan anak mama sendiri” balas Arsen lalu membalikan badannya pergi meninggalkan kedua orang tuanya.

“Arsen..! “ panggil nyonya Rima dengan suara yang cukup keras, walaupun Arsen mendengar panggilan mamanya dia tidak mau menjawabnya dan terus melangkah menuju mobilnya.

Setelah masuk ke dalam mobil Arsen lalu menjalankan mobilnya menuju kantor, sedangkan nyonya Rima masih terlihat kesal karena sikap melawan Arsen tadi.

“Dasar anak nggak tahu kebaikan orang tua, di kasih jodoh yang baik yang cantik, selevel dengan keluarga kita malah menolak “ umpat nyonya Rima

“Sudahlah ma, ngapain di perpanjang lagi mama sudah lihat sikap Arsen kan, sekarang mending mama selesaikan masalah dengan keluarga Rania” nasehat tuan Rayendra 

“Mama harus bilang apa pa, pokoknya mama nggak mau tahu Arsen harus menikah dengan Rania bagaimana pun caranya, mama nggak peduli” ketua nyonya Rima

“silahkan aja ma, kalau mama ingin tahu, Arsen itu kalau marah seperti apa, mama belum pernah lihat kan? kalau papa sudah sering melihatnya, dicoba aja kalau mama penasaran dengan Arsen, hancur hancur sekalian” tegas tuan Rayendra yang sudah paham dengan sikap Arsen.

“Papa mau menakuti mama dengan cerita papa barusan, mama nggak takut pa” balas nyonya Rima keras kepala.

“Ma, dulu saat mama belum menikah dengan papa, mama sangat baik orangnya nggak sombong dan angkuh seperti ini, mama dulu juga wanita sederhana kan, kenapa sekarang menuntut Arsen menikah dengan wanita yang mama anggap selevel dengan kita”

“Kalau papa bicara seperti itu wajar ma, papa dari orok sudah terlahir kaya raya, mama pahamkan apa yang papa katakan barusan, jangan sombong jadi orang, banyak banyak bersyukur “ nasehat tuan Rayendra dia sudah mulai gerah dengan kesombongan istrinya itu.

“Pa kok gitu bicaranya…” balas nyonya Rima dengan suara pelan, dia merasa tertampar dengan apa yang dikatakan oleh suaminya itu.

“memang benarkan apa yang papa katakan, cinta nggak bisa di paksakan ma, contohnya papa karena mencintai mama papa menentang semua keinginan kedua orang tua papa, dulu kamu wanita yang patut di perjuangkan, papa akhir akhir ini kecewa dengan sikap mama”

“Cobalah dikurang kurangi berkumpul dengan teman teman sosialita mama itu, banyak banyak lah melihat ke bawah, agar kembali waras” nasehat tuan Rayendra 

“Kok waras sih pa, mama masih normal pa, jaga ya ucapan papa, mama tersinggung “sahut nyonya rima, Tuan Rayendra hanya tertawa kecil melihat istrinya kesal.