NovelToon NovelToon
Kemuliaan Cinta Pada Tuan Pemarah

Kemuliaan Cinta Pada Tuan Pemarah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pernikahan Kilat / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Aliza Azzahra harus menikah dengan laki-laki yang menjebaknya. Aliza di grebek warga bersama Dhafian, seorang pria yang sengaja mengatur rencana agar bisa menikahi dirinya untuk tujuan pembalasan dendam.
Dhafian hanya ingin membalaskan dendam atas kematian ayahnya yang berkaitan dengan Paman Aliza. Orang yang selama ini tinggal bersama Aliza saat kedua orangnya meninggal dalam kecelakaan.
Meski Aliza mengetahui pernikahan itu untuk dendam. Tetapi tidak satupun rahasia suaminya yang tidak dia ketahui. Dhafian kerap kali berterus terang kepadanya.
Bagaimana Aliza menjalani pernikahannya dengan pria yang dipenuhi dengan dendam.
Apakah kemuliaan hatinya mampu menaklukkan seorang Dhafian?
Lalu bagaimana perjalanan pernikahan mereka berdua yang penuh dengan lika-liku, air mata dan diwarnai dengan keromantisan tipis-tipis.
Mari para pembaca untuk mengikuti ceritanya dari bab 1 sampai akhir, jangan boom like dan jangan suka nabung Bab.
Ig. ainunharahap12.
Ig. ainuncefeniss

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 21 Istri Penguat

"Tidak!"

"Dasar pembunuh!"

"Kalian menghancurkan hidupku!"

"Suamiku!"

"Suamiku!"

Dhafian yang sudah berada di dalam ruangan ibunya yang terlihat histeris terduduk di lantai yang ditenangkan oleh Suster.

"Ma!" Dhafian yang langsung berlari dan memeluk Rania.

"Mama tenanglah, Dhafian ada di sini?" ucapnya dengan suara serak yang berusaha untuk memeluk ibunya agar tidak kemana-mana.

"Pergi kalian semua!"

"Kembalikan suamiku!"

"Kembalikan!"

Mela terus berteriak-teriak tidak karuan.

Dhafian tetap menjadi anak yang sangat lemah jika sudah berurusan dengan ibunya yang bahkan tidak mampu berbicara apapun yang hanya memeluk sang ibu dan suster mulai mengambil jarum suntik untuk menyuntikkan agar pasien terlihat tenang.

Aliza berdiri di depan pintu ruangan itu yang melihat jelas bagaimana seorang ibu yang sepertinya sangat kehilangan suaminya, sehingga jiwanya terganggu dan melihat bagaimana seorang anak yang berusaha melakukan apapun demi ibunya terlihat sangat hancur dengan luka yang dalam.

"Semua akan berakhir, mereka akan membayar semuanya," ucap Dhafian dengan air mata yang jatuh.

Suara teriakan dari Mela sudah semakin pelan karena suntikan sudah mulai bereaksi yang membuatnya perlahan memejamkan mata dan tidak sadarkan diri.

"Tuan, sebaiknya Nyonya Mela dipindahkan ke atas ranjang saja!" ucap Suster.

"Baiklah!" sahut Dhafian yang menggendong Mela ala bridal style yang langsung membaringkan dengan sangat hati-hati di atas ranjang.

Dhafian sangat terpukul melihat kehancuran dari ibunya itu yang membuatnya mencium lembut kening itu dan merapikan rambutnya yang terlihat sangat berantakan. Dhafian juga tidak lupa mengusap air mata dan menarik selimut Mela sampai ke dadanya.

"Nyonya Mela setelah ini akan baik-baik saja. Kami akan memantaunya lebih serius lagi," ucap Suster.

"Apa ada yang datang menemuinya?" tanya Dhafian.

"Tidak ada tuan! Kami akan pastikan setelah ini Nyonya Mela tidak akan seperti ini lagi," ucap Suster tersebut.

"Baiklah! tolong jaga dan pantau Mama saya terus. Kabari saya secepatnya jika terjadi sesuatu!" ucap Dhafian.

"Kami akan melakukan yang terbaik," ucap Suster tersebut dengan menundukkan kepala.

Dhafian berlalu dari hadapan Suster tersebut dan melihat Aliza yang berdiri di sana. Dhafian menarik nafas panjang yang melanjutkan langkahnya dan melewati Aliza.

"Tuan!" panggil Aliza yang menyusul suaminya itu berjalan di belakangnya dengan langkah yang sangat cepat agar dapat mengimbang Dhafian.

"Aku sudah mengatakan kepadamu untuk tidak ikut campur dan kenapa kau ada di sini?" tanya Dhafian yang tampak begitu marah sampai menekan suaranya.

Aliza memilih untuk tidak menjawab karena mengerti bagaimana suasana hati Dhafian saat ini. Sampai akhirnya mereka berdua kembali ke mobil dengan Arga yang pasti disalahkan Dhafian setelah ini.

Dhafian dan Aliza yang sudah kembali berada di dalam mobil dan mobil tersebut juga sudah kembali dikendarai Arga.

Aliza menoleh ke arah sang suami yang melihat suaminya tampak murung banyak sekali kesedihan di wajah itu, merasa terpukul dan trauma yang terlihat begitu jelas.

"Tuan baik-baik saja?" tanya Aliza dengan lembut yang sama sekali tidak dipedulikan oleh Dhafian.

Dia tidak memiliki tenaga untuk marah kepada Aliza yang sudah ikut campur dengan urusannya dan berani mengikutinya. Dhafian memilih untuk melihat keluar jendela dengan memejamkan mata.

Aliza menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan dan tiba-tiba saja menggenggam tangan Dhafian yang membuat Dhafian membuka mata perlahan.

Mungkin Aliza hanya ingin memberikan energi kekuatan kepada suaminya agar lebih tenang. Hanya itu yang bisa dia lakukan genggaman tangan seorang istri sebagai penguat.

Aliza ternyata bukan hanya melakukan itu saja dia juga menyenderkan kepalanya di bahu Dhafian dan tidak berbicara apapun yang hanya berusaha jika bahasa tubuhnya dapat tersampaikan kepada suaminya jika semua akan baik-baik saja.

Dhafian tidak marah dan justru diam terpaku, seolah tidak bisa menolak rasa perhatian itu. Mulutnya juga seketika membisu yang tidak mampu menolak atau marah pada Aliza.

Arga yang menyetir di depan ternyata curi-curi pandang dari kaca spion. Bahkan dia tersenyum tipis yang melihat tuannya yang arogan itu tiba-tiba saja menjadi patung ketika mendapat aliran dari istrinya yang sangat tenang.

***

Akhirnya mereka sudah kembali ke rumah. Aliza dan Dhafian juga sudah berada di dalam kamar.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Dhafian membuat Aliza kebingungan.

"Memang apa yang saya lakukan?" Aliza menimpali pertanyaan itu.

"Aliza aku sudah pernah mengingatkanmu untuk tidak ikut campur urusan pribadiku dan apalagi kau berani mengikutiku dan mencari tahu seperti apa aku dan keluargaku, masalah ibuku dan yang lainnya!" tegas Dhafian yang baru memiliki waktu untuk membahas semuanya.

"Saya tidak pernah ingin tahu apapun. Tetapi tuan sendiri yang menceritakan kepada saya bahwa Anda memiliki dendam kepada Paman saya karena terlibat dalam kematian ayah Anda dan juga ibu Anda berada di rumah sakit jiwa," jawab Aliza.

"Tetapi tadi aku sudah menyuruhmu untuk pulang dan bukan malah masuk ke dalam? Kau sekarang tertawa melihat keadaanku yang sangat menyedihkan seperti itu? Sehingga kau kasihan kepadaku dan memberikan simpatik?" tanya Dhafian dengan semua pemikiran yang buruk.

"Tuan salah paham. Demi Allah tidak terbesit pikiran seperti itu di dalam kepala saya. Saya akan merasa bersalah jika tidak ada di sana. Sebagai seorang istri sudah sepatunya berada di samping suaminya jika keadaannya seperti ini. Saya sama sekali tidak memiliki maksud apapun," ucap Aliza

"Sudahlah, aku bener-bener sangat capek berdebat denganmu setiap hari. Kau selalu saja merasa paling pintar, merasa paling benar dan keras kepala. Sekali lagi kau berani-beraninya muncul di rumah sakit. Bukan kau yang akan bertanggung jawab untuk semua itu tetapi kau lihat orang yang akan bertanggung jawab adalah orang yang memberimu dan mengantarkanmu ke sana!" tegas Dhafian yang langsung berlalu dari hadapan istrinya itu.

****

Pagi yang sangat cerah dengan sinar matahari yang masuk dari celah-celah jendela kamar Aliza dan Dhafian. Mata Dhafian mengkerut ketika merasakan hangat pada matanya dengan sinar matahari yang terpancar itu.

Tetapi mata itu seolah salah melihat ketika seorang bidadari sudah muncul di hadapannya dan siapa lagi jika bukan Aliza.

Dhafian mengucek-ucek mata dan ternyata benar Aliza duduk di sampingnya membuat Dhafian kaget dan langsung terduduk dengan cepat.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya dengan mengatur nafas.

"Saya membawa sarapan, tuan pasti sangat kecapean dan maka dari itu saya tidak berani untuk membangunkan tidur tuan," jawab Aliza.

Mata Dhafian menoleh ke atas nakas dan memang benar apa adanya terdapat makanan di sana.

"Hahhh!" Dhafian sampai membuang nafas perlahan ke depan.

"Siapa yang menyuruhmu melakukan semua ini, aku tidak butuh ini!" tegas Dhafian.

"Kenapa harus menunggu perintah seseorang ketika seorang istri ingin melakukan tugasnya untuk melayani suaminya," jawab Aliza.

"Oh My God!" Dhafian yang adanya semakin frustasi yang sekarang memijat kepala dan Aliza hanya bingung saja dengan reaksi dari suaminya itu.

"Kenapa sekarang semuanya benar-benar menjadi ribet seperti ini. Apa yang aku inginkan lama-lama tidak tercapai karena hanya berurusan dengan wanita ini," batin Dhafian yang sekarang merasa salah sasaran.

Bisa-bisanya istrinya itu sangat manis menyiapkan sarapan untuknya dan bahkan menunggunya bangun. Dhafian lama-lama akan menyusul ibunya ke rumah sakit jiwa.

Bersambung...

1
Naufal Affiq
lama kali lak kedik si reno ini terbongkar,enak kali hidup nya
Naufal Affiq
menantu idaman
partini
menghilangkan noda darah tuh gampang pakai sabun mandi dah kinclong
Dyah Oktina
kapan kelanjutannya nih thor.... d tunggu banget loh ...💪🏻💪🏻😍
partini
pecah perawan
partini
sehh demo
Reni Septianing
lanjut kan up banyak2 kak😁 sudah penasaran ini.
partini
lanjut
Retno Harningsih
up
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
lanjut
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
jgn izinin Thor.. jangan izinkan dhafian buat begitu pada isterinya
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
dhafian bodoh isteri Baik2 malah mau pameran ke orang haram dilihat...
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
kasihan Aliza
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
lalu Arum sama Aditho
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
dhafian nyosor ke kampung tapi terus nyosor ke rumah Aliza..ya Allah
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
arum n Aliza sepupuan lucky adalah adik beradik ayahnya Aliza dan sekaligus wali Aliza
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
akh memang suka kisah wanita Bercadar
Wicih Rasmita
next Thor
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!