NovelToon NovelToon
Dendam Untuk Aurora

Dendam Untuk Aurora

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Romansa
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora Mecca

Aurora menjalani hukuman selama 5 tahun di balik jeruji besi. Bahkan setelah keluar dari penjara, Devandra Casarius tetap menyiksa Aurora , tanpa ampun. Apakah Devandra Casarius akan berhenti belas dendam ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora Mecca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KUNJUNGAN PERTAMA

John kaget mendengarkan ucapan Devandra.

Lalu John berdehem dan meminta maaf.

"Keadaan dia, sekarang sudah baik baik saja pak, bapak tidak perlu khawatir dia sudah mendapatkan penanganan dari dokter pak," ucap John menjelaskan dengan rinci.

Mendengar ucapan John, sedikit membuat Devandra kaget, perlahan dia mengernyitkan keningnya kemudian bertanya

"Apa maksud kamu khawatir?, kamu fikir aku khawatir dengan wanita itu, asal kamu tau aku justru bahagia melihat dia menderita, aku cuma gak mau mainanku mati dengan mudah karena dia perlu mati secara pelan pelan untuk merasakan apa yang aku rasakan," ucap Devandra sambil mengepalkan tangan dan marah mendengar ucapan John.

Nyali John menciut,,

"Maaf pak, saya salah," imbuh John dengan perasaan takut.

Setelah satu hari William tidak pulang, dia pulang dalam keadaan lelah terlihat dari wajahnya yang lesu dan seperti banyak pikiran.

"Pulang pulang malah langsung ke kamar," ucap Rani ketus.

Mendengar omelan Rani, William yang sebenarnya mau berganti pakaian pun keluar kamar dan membuka pintu

"Ada masalah apa lagi bu,, William lelah pengen istirahat rasanya kepala William mau pecah buk," ucap William sambil sedikit membentak Rani.

mendengar William marah, Rani pun ikut emosi

"Pusing karena kamu masih ngejalanin hubungan dengan napi itu Will, kamu egois gak mentingin perasaan Ibu dan Bapak," ucap Rani sambil meneteskan air mata.

Mendengar ucapan Rani yang selalu menyalahkan dia akhirnya William angkat bicara.

Sebenarnya dia mau menyimpan masalah ini namun William sudah gak tahan, dan sepertinya orang tuanya juga harus tau masalahnya.

"Aurora hamil anakku Bu,,, Aurora hamillll, hamil, hamil ," ucap William sambil teriak , menangis sampai akhirnya bersimpuh di bawah.

Rani kaget dan syok sampai dia harus berpegangan tangan di kursi, sementara Hamdan yang tadi diam mendengarkan perdebatan antara ibu dan anak ikut tersentak kaget dan angkat bicara.

"Kamu yakin itu anak kamu Will?" tanya Hamdan tak percaya.

Mendengar ucapan bapaknya William semakin marah dan mengacak acak rambutnya.

"Aku kenal Aurora pak, dia bukan tipe wanita yang bapak fikir, dia wanita baik baik," ucap William menyakinkan

"Suruh aja Aurora menggugurkan kandungannya," ucap Rani enteng dan meremehkan situasi saat ini.

"Dia menjadi tahanan, gimana caranya,,,,, lagi pula dia juga tidak akan setuju dengan keinginan ibu," William merasa semua benar benar memusingkan.

Mereka bertiga terdiam dan tenggelam dengan isi pikirannya masing masing.

Devandra telah sampai di bandara, dan dia menunggu John untuk datang menjemputnya.

Dia selalu melihat jam tangan dan ponselnya namun terlihat gelisah.

Untuk kesekian kalinya dia melihat foto foto Aurora , mulai dari dia makan, berolahraga , di mushola bahkan saat dia bercanda dengan temannya.

"Tersenyum lagi,, tersenyum lagi," ucap Devandra

"Lihat saja , setelah ini akan aku buat kamu kehilangan segalanya seperti aku kehilangan semuanya," timpa Devandra sambil mengusap air matanya.

Keesokan harinya saat sarapan, Rani menanyakan tentang tempat Aurora di tahan.

Diam diam Rani ingin mengunjungi Aurora secara langsung dengan sebuah rencana.

Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, Rani menunggu William berangkat kerja, setelah William keluar Rani buru buru keluar untuk pergi.

Sesampainya di tempat Aurora, Rani mengisi data dan melakukan semua prosedur yang harus dipatuhi saat akn berkunjung.

"Tahanan 81, ada kunjungan silakan keluar," ucap sipir wanita dan berbicara dengan tegas.

Aurora tak menyangka dia akan kedatangan pengunjung, sampai gak percayanya, Aurora sampai menoleh ke kanan dan ke kiri memandang teman temannya sambil menunjuk ke dirinya sendiri seakan tak percaya.

"Benar kamu Ra,,,tahanan nomor 81," ucap Sinta menegaskan.

Aurora tersenyum dan merapikan bajunya, dia tidak mau William melihatnya dalam keadaan terpuruk sehingga membuat William sedih.

Saat masuk keruang pengunjung , Aurora kaget dan matanya seakan tak percaya karena yang datang ternyata adalah Rani.

Aurora mengulurkan tangan dan mencium tangan Rani. Rani merasakan tangannya basah saat dicium Aurora, itu pertanda bahwa Aurora menangis.

'Pasti anak ini malu, rasanya tak sudi tangan ini dicium oleh napi', ucap Rani dalam hati yang tak mungkin di utarakan.

"Ibu sehat,,, gimana kabar Bapak," tanya Aurora dengan perasaan ragu

"Ibu baik Bapak baik, langsung saja gak usah basa basi, putuskan William dan lepaskan dia biarkan dia melanjutkan hidup tanpa di bayang bayangi dan merasa tidak enak karena kamu," ucap Rani tanpa perasaan bersalah.

Aurora kaget mulutnya menganga tanpa bisa berkata kata.

Aurora tidak habis fikir bahwa Rani tega berucap seperti itu , Aurora bahkan bisa menebak bahwa William tidak bercerita bahwa dia lah pelaku sebenarnya.

"Aku hamil buk,,hamil anak William," Aurora menangis tangannya memegang erat pinggiran bajunya hingga membuat bajunya mengkerut.

Mata Rani menatap tajam Aurora seakan Binatang buas yang siap menerkam musuhnya

"Aku tau dan sudah mendengar kabar itu," ucap Rani menekankan kata kata tersebut.

"Apa kamu tidak berniat menghilangkan janin tersebut demi masa depan kalian, demi masa depan anak tersebut," imbuh Rani lagi memicingkan mata dan melihat Aurora dari atas ke bawah seakan mencemooh Aurora.

Aurora kaget dan menajamkan mata

"Gak akan dan gak akan pernah, aku akan membesarkannya dengan segala resikonya bu," Aurora mengelus perutnya dan matanya berkaca kaca seakan tak menyangka bahwa orang yang sudah dianggap ibunya sendiri tega mengucapkan hal tersebut dan berniat menghilangkan nyawa cucunya sendiri.

"Apa kamu sengaja berniat untuk menghalangi masa depan William dan menahannya agar dia tidak bisa menjauh dari kehidupanmu, dasar wanita licik," ucap Rani mencibir dan mengerucutkan bibir.

Mendengar hal yang tidak penting tersebut, Aurora berdiri dan berniat untuk pergi ke sel kembali.

"Maaf bu, saya pamit kedalam," ucap Aurora mengulurkan tangan untuk pamit.

Sementara Rani mendengus keras dan memalingkan muka.

Melihat Rani bersikap seperti itu dan tidak menerima uluran tangan tersebut, Aurora menarik kembali tangannya dan langsung pergi tanpa menoleh kebelakang.

"Dasar wanita murahan, wanita hina," ucap Rani dengar keras dan bertujuan agar Aurora mendengar hal tersebut.

Aurora berjalan dengan sempoyongan dan lemah. Dia tertunduk lesu dan terdiam seakan dunianya runtuh.

'Apa William tau ibunya kesini atau bahkan dia yang menyuruh ibunya kesini', ucap Aurora dalam hati tangannya mengepal.

"Aku harus cari tau dan menelponnya," ucap Aurora bangkit dari duduknya.

William meninggalkan pekerjaannya begitu saja, saat mendengar dari Hamdan bahwa Rani pergi menemui Aurora.

Dia takut jika Aurora menceritakan kejadian yang sebenarnya.

Dia tidak mau masa depan dia hancur karena ibunya sendiri yang terlalu gegabah tanpa memikirkan dampaknya.

Saat dia akan masuk kerumah, ponselnya berbunyi dan dia tau itu adalah telpon dari Aurora.

"Sayang,,, ibu abis dari sana ya apa yang ibu katakan, kamu baik baik aja kan," ucap William khawatir.

"Ibumu dari sini, dan apa kamu tau apa yang dikatakan oleh ibumu," Aurora bertanya dengan emosi dan dengan nada marah.

"Maafkan ibuku sayang, dan kamu gak perlu memikirkan hal itu, aku akan mengurusnya," Ucap William menyakinkan.

"Kamu jaga anak kita ya, aku mencintaimu dan selalu merindukanmu," imbuh William mencoba melunakkan dan meredamkan kemarahan Aurora.

"Van,,, kamu harus bertunangan dengannya," ucap lelaki paruh baya kepada Devandra.

1
Yuki Nagato
Makin ketagihan.
Hebe
Ceritanya keren banget, semangat terus thorr!
Bea Rdz
Gak bisa tidur sampai selesai baca ini cerita, tapi gak rugi sama sekali.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!