NovelToon NovelToon
Denganmu Lagi

Denganmu Lagi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: ginevra

"Aku mau putus!"
Sudah empat tahun Nindya menjalin hubungan dengan Robby, teman sekelas waktu SMA. Namun semenjak kuliah mereka sering putus nyambung dengan permasalahan yang sama.

Robby selalu bersikap acuh tak acuh dan sering menghindari pertikaian. Sampai akhirnya Nindya meminta putus.

Nindya sudah membulatkan tekatnya, "Kali ini aku tidak akan menarik omonganku lagi."

Tapi ini bukan kisah tentang Nindya dan Robby. ini kisah tentang Nindya dan cinta sejatinya. Siapakah dia? Mampukah dia melupakan cinta Robby? dan Apakah cinta barunya mampu menghapus jejak Robby?

Happy reading~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ginevra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

What The Heyy!

Happy reading~

.

.

Semenjak Nindya tidak kuasa memutuskan hubungannya dengan Denis, pertengkaran kecil selalu terjadi diantara mereka. Entah karena Nindya yang terlalu dingin atau Denis yang terlalu posesif.

Disamping masalah kecil itu, ada masalah yang lebih besar di depan mereka yaitu restu dari orang tua Nindya. Sudah hampir 6 bulan mereka pacaran, Nindya belum juga mempertemukannya dengan orang tuanya lagi.

Bukannya Nindya tidak berusaha, namun setiap dia bercerita tentang Denis, orang tuanya selalu marah. Semakin lama Nindya menjadi semakin tidak tenang dengan hubungannya. Mengapa Denis tidak langsung ke rumah Nindya saja tanpa ijin orang tuanya? Jawabannya Nindya tidak berani. Dia takut kalau setelah Denis pulang malah giliran dia yang dimarahi habis-habisan. (Ayahnya garang boy).

"Apa aku menyerah saja ya?" kebiasaan Nindya setiap dia menemukan jalan buntu.

...****************...

~Time skip~

Sekarang Nindya sudah semester 6. Di semester ini, Nindya dan teman-temannya melaksanakan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan).

Para mahasiswa wajib memilih SD yang sudah ditentukan oleh universitasnya. Setiap SD akan mengampu 10 mahasiswa dari 2 jurusan yang berbeda yaitu PGSD (Pendidikan Guru SD) dan PJKR (Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi). Mereka diwajibkan untuk hadir dan mengajar di SD yang ditunjuk selama 3 bulan.

Program PPL ini membuat Nindya semakin sibuk karena saat pagi dia harus mengajar dan di malam hari dia harus membuat perangkat pembelajaran untuk besoknya. Untung saja Guru pembimbingnya tidak meminta untuk menulis tangan perangkat pembelajarannya. Sehingga bebannya sedikit ringan.

Apakah ada yang meminta mahasiswa PPL untuk menulis tangan perangkat pembelajaran? Tentu saja fergusso! Biasanya yang meminta hal itu adalah guru yang sudah sepuh atau senior. Mereka memang lebih teliti dan menginginkan effort lebih dari mahasiswa.

Sudah cukup untuk penjelasan tentang PPL. Kita lanjut ke cerita main character oon kita Nindya.

Seperti biasa Nindya berangkat ke SD PPL bersama teman barunya Talia. Kalian pasti heran kenapa Nindya tidak memilih bareng kedua sahabat huru haranya. Itu karena mereka berdua memilih SD bersama pacarnya masing-masing. Iya.. Pacar mereka juga mahasiswa PGSD. Itu membuat Nindya muak dan akhirnya memilih berpisah dengan sahabat tidak baiknya.

Saat Nindya masuk ke ruang khusus mahasiswa PPL, dia disambut dengan teriakan "Selamat pagi Bu Nindya," oleh teman-temannya. Mereka sepakat untuk memanggil nama masing-masing dengan gelar Bu dan Pak agar siswa disana terbiasa dengan panggilan itu. Kan nggak lucu ya kalau pas ngajar malah dipanggil mbak sama murid-murid.

Nindya duduk di kursi yang paling pojok disamping Nana. Karena ini hari Selasa maka Nindya tidak berpuasa sunah. Dia menyesap teh hangat yang sudah disediakan oleh sekolahan untuk mereka. Nindya membalik lembaran RPP yang telah dia print dan memeriksa PPT yang sudah dia siapkan sedari malam.

"Menurutmu ini sudah bagus belum bu?" Nindya bertanya pada Nana.

"Sudah kok, jangan terlalu sepaneng! Ini belum ujian kan. Ini masih latihan. Nanti guru pembimbing juga akan memberikan masukan," jawab Nana.

"Iya bu, Bu Nindya ini nggak bisa slow dikit," tambah Aldi salah satu mahasiswa terpopuler di kampusnya.

"Tinggal disenyumin aja, beliau pasti langsung klepek-klepek," tambahnya lagi.

"Itu khusus kamu pak, yang lainnya mah enggak," timpal Nindya.

Aldi memang memiliki paras yang tampan, tinggi, dan berkulit cerah. Tak heran dia menjadi cowok populer di PGSD yang mahasiswa cowoknya cuma segelintir.

"Yang penting nggak ada biang kerok dikelasmu, kemarin aku di kelas 3 masyaAllah Tabarokallah 2 jp full teriak-teriak," ujar Aji sang ketua.

"Hahahaha... Itung-itung lepas stress pak," Nindya menimpali.

"Di kelas 2 lebih parah, ada yang nangis, ada yang kebelet boker, bahkan ada yang gelantungan dikaki ku! Sumpah anak sini super-super!" Tambah Andin salah satu temannya.

"Kesimpulannya, mari kita buang RPPnya. Gak guna juga kan?" Aldi lagi-lagi bercanda.

Bercanda lho ya, mana mungkin mereka beneran membuang perangkat pembelajaran yang susah-susah mereka buat.

Untungnya khusus kelas 1 dan 6 tidak dimasuki oleh mahasiswa PPL. Guru disana tahu bahwa kedua kelas ini yang paling super diantara keenam kelas. Kelas 1 terkenal dengan siswanya yang tidak bisa diatur karena siswa masih bau TK dan di kelas 6 siswa paling besar sehingga banyak pertikaian diantara mereka.

"Sebenarnya itu karena kita kayak kakak mereka nggak sih? Aku lihat pas guru kelasnya ngajar nggak ada tuh drama berlebihan," kata Nindya.

"Benar juga," Aji mengangguk tanda setuju.

"Kita juga harus jaga jarak dengan mereka, jangan terlalu akrab! Jangan ada yang menyetujui pertemanan di sosmed manapun! Kecuali kalau nanti sudah perpisahan. Oke?" Aji menambahkan.

Sesi curhat selesai.

Para anggota mulai mengajar di kelas sesuai dengan jadwal masing-masing. Ada juga yang istirahat di markas untuk menunggu gilirannya termasuk Nana.

"Bu, bukannya seharusnya kamu ada jadwal mengajar siang ini?" Tanya Nindya.

"Maaf Nin, aku tadi ijin ke guru kelasnya untuk ubah jadwal hari ini. Perut saya sakit pak, mungkin karena PMS, "jawab Nana.

"Kalau gitu mending kamu pulang aja! Daripada semakin parah. Kalau di kos kan kamu bisa tiduran," Nindya menambahkan.

"Bagaimana denganmu Nin? Aku tadi berangkat sama kamu,"

"Nanti dia bisa bonceng aku. Kita searah kok. Kamu tenang aja!" Aji menawarkan diri.

Nana akhirnya pulang ke kosnya untuk beristirahat. Itu membuat Nindya harus nebeng Aji si ketua.

****

Tidak ada prasangka buruk siang itu. Semuanya tampak biasa saja. Matahari tetap panas menyengat, jalanan tetap ramai dengan motor, dan rumah kosnya tetap sepi karena ibu kos sedang tidur siang.

Setelah berterimakasih kepada Aji yang sudah baik memberikan tumpangan kepadanya, Nindya kemudian berjalan menaiki tangga kos. Perasaannya seperti biasa, letih, lelah, dan lemas seolah tenaganya terserap habis.

Ketika Nindya berbaring dikasurnya yang tidak terlalu empuk seorang diri, getaran-getaran tak asing di telinganya mulai terdengar.

Drrrt...drrrrt...

Nindya pun mengangkat telpon dari Denis.

Nindya: "Halo... Ada apa yank?"

Denis: "nggak usah basa-basi. Tadi kamu pulang sama siapa?"

Nindya: "Ya biasa sama temanku."

Nindya tidak ingin membuat pacarnya cemburu sehingga dia berbohong.

Denis: "bohong! Kamu pulang sama cowok kan?"

Nindya:" kok kamu tahu?"

Denis: "tentu saja aku tahu. Siapa dia? Pacar baru kamu? Apa selingkuhanmu?"

Nindya: "Hah? Dia teman ppl ku. Tadi Nana pulang duluan karena sakit makanya aku bonceng sama dia."

Denis: "Halah... Alesan aja! Jadi karena ini kamu nggak mau aku ketemu ortu kamu?

Ternyata kamu sudah punya yang lain."

Nindya: "aku gak pernah selingkuh dari kamu. Dia cuma teman aku! Dan masalah ortuku, itu karena kamu yang cemen!"

Nindya sudah tak tahan dengan tuduhan Denis dan mengeluarkan kata yang selama ini dia simpan.

Nindya: "lagi pula gimana caranya kamu bisa tau aku bonceng teman cowok? Kamu memata-mataiku? Segitu tidak percayanya kamu?"

Denis: "jangan mengalihkan percakapan! Ngaku saja itu selingkuhanmu kan? Kalau bukan, kenapa tadi kamu bohong?"

Nindya: "aku nggak bohong, kan emang dia temenku. Aku cuma nggak bilang kalau dia cowok. Aku nggak mau kamu cemburu nggak jelas."

Denis: "kamu selalu saja pintar membalikan omongan! Oh pantas saja! Kamu kan emang calon guru, sayangnya guru yang suka membual!"

Nindya: "jaga omonganmu ya! Kalau emang mau putus bilang aja! Nggak usah cari gara-gara! Pakai bawa-bawa profesi guru! Kalau insecure bilang!"

Denis: "Oke kalau begitu kita putus!"

Nindya: "tentu saja!"

Nindya mematikan panggilannya dan membanting HPnya di kasur.

.

.

.

.

Dasar Denis kampret!

Tapi aku sama kalian tetap love you...hehehe

Jangan lupa like dan komen ya...

See ya...

1
@dadan_kusuma89
Sampai Upin Ipin rambutnya gondrong sekalian ya 😁
@dadan_kusuma89
Nindya, aku hampir salah paham dengan kamu yang "membawa HP lebih dari biasanya" 😁. Aku pikir tadi kamu membawa dua sampai tiga HP setelah ketemu Denis😁.
ginevra: hehehehe...bener juga kak
total 1 replies
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞 ℘ℯ𝓃𝓪 🩷
watak keibuan banget Nindya nihh 🤭
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞 ℘ℯ𝓃𝓪 🩷
jangan tralu gelisah, coba saja dulu biar gak terus kepikiran 😌
Muslikah
ehem juga
Muslikah
mila heboh banget deh
Muslikah
love you too
Muslikah
jangan remehkan
Muslikah
semangat nindya
Muslikah
kok aku tersindir ya
Muslikah
betul itu
Iyikadin
Anak sd sekarang udah bedaaaa😭
MARDONI
Kesan Mila adalah karakter yang lebih meledak-ledak atau vokal langsung terbentuk😄
MARDONI
Kalimat pembuka ini langsung bikin pembaca paham perjalanan emosinya. Kesan bahwa Nindya berusaha bangkit terasa kuat dan natural.
Burhan_part
ibunya ada ada aja
Muffin🧁
Wah mapan nih haha🫣
Burhan_part
walah walah
Burhan_part
kamu ekstrovert juga nggak
Muffin🧁
Favorite nya sejuta umat sih
Muffin🧁
Kamu cantik mangkannya dia bilang wah 😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!