Ternyata cinta yang ia terima hanya semu, ternyata selama ini ia hanya cinta sendirian. lalu...
apa yang harus ia lakukan saat ia telah menyerahkan sagalanya sebagai bukti cintanya justru kenyataannya....
ketulusannya hanya di jadikan bahan taruhan.
Azalina Akira Sadewa,
gadis cantik berusia 17 tahun yang cinta mati kepada kekasihnya yang bernama Alexis Arron Megantara hingga bersedia menyerahkan miliknya yang paling berharga untuk laki laki itu.
namun ternyata....ia hanyalah bahan taruhan Alex dan teman temannya.
Tidak ada cinta bagi Alex untuk Zalina.
apa yang di lakukan Zalina saat ia tahu kenyataan pahit itu.....?!
sementara ia sudah terlanjur menyerahkan miliknya yang paling berharga untuk Alex.
ikuti kisah baru aku ya .....
" LUKA BERSELIMUT CINTA...."
Semoga suka dan tak pernah bosan selalu ngikuti karya aku...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 33 gelisah
Mobil yang di kendarai Alex melaju menyusuri jalan raya beraspal yang sedikit lengang karena ini memang masih jam kerja.
Zalina terus menoleh dan menatap ke arah luar jendela mobil karena ia sadar,
sejak tadi Alex terus menatapnya dari kaca spion di hadapannya.
" bu Lilin....bu Lilin...." panggil Zakia yang duduk di pangkuan Zalina.
" ya...." jawab Zalina dan menoleh kepada Zakia
" bu Lilin lihat apa ?! bu Lilin di liatin papa telus tuh..." oceh Zakia sambil menunjuk kaca spion di depan Alex dan sontak membuat wajah Zalina memerah.
Bu Maryam yang mendengar ocehan Zakia pun ikut menoleh kepada Alex,
plak...
Bu Maryam mengeplak paha sang putra, ia sedang sibuk bekirim pesan dengan sang suami sejak tadi sehingga ia tak memperhatikan Alex.
Alex hanya cuek saja mendapat reaksi demikian dari sang mama.
" papa nggak lihatin bu Lilin Kia...tapi papa lihatin kamu,
kok duduknya di pangkuan bu Lilin sih...duduk sendiri gih,
nanti pahanya bu Lilin sakit gimana ?! " kata bu Maryam.
Dan Zakia pun menurut, ia turun dari pangkuan Zalina dan duduk sendiri di sisi Zalina.
Tapi bocah itu masih menempel pada Zalina.
Zalina tersenyum tipis,
Tak lama ponselnya berbunyi dan kemudian ia nampak di sibukkan dengan ponselnya itu.
Alex yang masih menatapnya dari kaca spion di depannya tiba tiba merasakan dadanya bergemuruh.
Zalina yang nampak tersenyum sambil sibuk dengan ponselnya membuat ia berpikir tentang siapa yang sedang membuat Zalina sibuk dengan ponselnya.
Alex mencengkeram kuat bundaran setir di hadapannya ketika ia sadar dengan siapa Zalina pasti sedang berkirim pesan.
Citttt....
Tiba tiba Alex mengerem mendadak membuat sang mama kaget.
Begitupun dengan Zalina yang sibuk dengan ponselnya.
" apa sihh Lex....?! Bikin kaget aja...." omel bu Maryam.
" lampu merah mendadak ma....makanya jangan main hp terus.
kaget kan jadinya..."
jawab Alex sambil melirik Zalina di belakang sana yang nampak tak lagi memegang hp.
Zalina hanya diam dan tak merespon apa apa, seakan ia perduli dengan ucapan Alex barusan.
Sementara bu Maryam hanya mencebik dengan masih memperhatikan ponselnya karena ia memang sedang sibuk berkirim pesan dengan sang suami.
Mobil kembali melaju setelah berhenti sejenak karena lampu merah,
Zalina kembali menoleh ke arah luar jendela sambil melipat kedua tangannya di depan perutnya.
Akhirnya mereka sampai di mall yang di maksud bu Maryam.
Zalina melangkah di iringi bu Maryam dan Zakia, sementara Alex melangkah di belakangnya.
" main yangti...main...." rengek Zakia, tangan bocah itu nampak menggandeng jemari Zalina sejak turun dari mobil tadi.
" iya sayang...tapi janji cuma bentar ya....soalnya kita mau ajak bu Lilin makan siang di rumah kan ?! "
" iya..." jawab Zakia.
Zakia memilih trampolin, anak itu bermain riang di atas trampolin.
Ia tertawa terbahak ketika tubuhnya terlempar ke atas.
" sudah..." kata Zakia setelah hampir lima belas menit ia bermain trampolin.
" bu Lilin...Kia hebatkan main tampolinnya ?! " ucap Zakia yang langsung berlari ke arah Zalina yang duduk bersebelahan dengan sang nenek.
" iya...Kia hebat main trampolinnya " jawab Zalina sambi mengusap keringat di dahi Zakia.
Alex yang duduk di sisi lain sang mama ikut melihat sejenak ke arah interaksi Zakia dan Zalina.
Diam diam ia merasa damai melihat pemandangan itu.
Andai Zalina benar benar ibu Zakia, ia pasti sudah menjadi laki laki paling bahagia di dunia ini.
Memiliki anak yang sehat dan cerdas seperti Zakia dan memiliki istri seperhatian dan sesabar Zalina.
Sayang....itu hanya sebatas angannya saja.
" sudah ayo...kita jalan jalan bentar " ucap bu Maryam.
Ke empat orang itu pun meninggalkan tempat itu,
Bu Maryam mampir ke sebuah toko pakain dan membeli sebuah dress yang sebelumnya ia pas paskan pada Zalina.
Kemudian ia mampir ke sebuah toko perhiasan emas dan membeli sebuah cincin.
Usai berbelanja,
Bu Maryam mengajak langsung pulang.
" makan siang di rumah dulu bu Lilin...bentar aja ya..." ajak bu Maryam
" tapi bu ini...." Zalina berniat menolak.
" saya menagih janji bu Lilin, nanti biar papanya Kia yang ngantar bu Lilin pulang "
" nggak usah bu...nggak usah, saya bisa pulang sendiri.
mobil saya masih di sekolah " jawab Zalina cepat.
" ya sudah nanti Alex saja yang nganter ke sekolah "
" nggak...usah bu Mar...."
" iya ma..." potong Alex dan sukses membuat Zalina terdiam.
Tatapan mata keduanya bertemu pada kaca spion di depan Alex sebelum akhirnya memutus tautan mata ke duanya lebih dulu dengan melempar pandangannya ke arah luar jendala mobil.
Setelah beberapa waktu perjalanan, Mereka telah sampai beberapa menit yang lalu di rumah besar bu Maryam.
Saat ini,
Wanita baya itu terlihat berdiri dan sedang menata makan siang di atas meja makan.
Zalina pun ikut berdiri di sana.
Sungguh sejujurnya ia merasa canggung dengan semua ini.
" duduk saja di sana bu Lilin " pinta bu Maryam tadi,
tapi ia memilih membantu wanita baya itu dengan menyiapkan makanan di meja makan. Pasalnya di tempat yang di minta bu Maryam ia menunggu ada Alex.
Bahkan laki laki itu terus melihat ke arahnya sejak tadi.
" kalau jam segini memang sepi ya bu ?! " Zalina mencoba mengisi keheningan.
" iya bu...semua kerja, biasanya saya cuma berdua aja sama Kia.
Ini tadi Alex kebetulan aja ada di rumah karena saya yang memang meminta dia mengantar saya menjemput Kia..
Supir kami mengantar suami saya ke luar kota " jelas bu Maryam
" emm maaf...mama Kia ?! " tanya Zalina agak gugup,
tapi ia sangat penasaran, beberapa bulan mengenal Zakia sejak masuk sekolah dan dua kali ia datang kemari ia sama sekali tak pernah melihat Zoya.
Bu Maryam terdengar menghela nafas berat,
" mama Kia mana ada jam seperti ini pernah di rumah,
nanti pukul delapan atau lebih malam malah ia baru pulang.
Mama Kia sibuk kerja bu Lilin..." jawab bu Maryam dengan raut wajah kecewa.
" maaf bu saya tidak bermaksud..."
" ma...sudah siap ?! Aku lapar " tiba tiba Alex telah berdiri di sisi Zalina kemudian duduk begitu saja di kursi yang tepat berada dekat dengan perempuan itu.
Zalina terkejut hingga tak bisa melanjutkan kata katanya.
Ia terkejut karena sangking dekatnya kursi yang duduki Alex, keduanya jadi bersentuhan ketika Alex duduk.
Zalina sontak kaget dan segera reflek menepi, sementara Alex hanya melirik saja.
" kamu nggak balik kantor ?! "
" nggak ma..." jawab Alex singkat sambil membalik piring di hadapannya.
" silahkan duduk bu ?! " pinta bu Maryam,
Zalina tergagap.
" e..iya bu..." jawabnya kemudian,
Akhirnya,
mau tak mau Zalina duduk di kursi bersisihan dengan Alex.
Ia tak bisa menetralisir rasa gelisah yang mencekam jiwanya.
Ia sadar....
Berada dekat dengan Alex, ia seakan kesulitan mengendalikan dirinya.