Arini gadis 25 tahun menjadi pewaris tunggal . Ayahnya meninggal 1 tahun yang lalu. Arini sejak kecil sudah diasuh oleh ibu tirinya dan juga kedua saudara tirinya. Selam ini keluarganya baik kepadanya dan penuh kasih sayang.
Siapa sangka ternyata di balik semua itu ada rencana, satu persatu kebusukan ibu tirinya dan kedua saudaranya terungkap, Arini mendapatkan pengkhianatan dari kekasihnya dengan adanya perselingkuhan.
Tabiat laki-laki yang dia pikir selama ini mencintainya, juga sudah mulai terungkap ketika Arini memberikan posisi Direktur di Perusahaan.
Arini mulai dicampakkan ketika aset keluarganya memiliki saudara tirinya dan calon suaminya. Arini bahkan dibuang dan mendapat caci maki dari orang-orang akibat jebakan yang dari keluarganya.
Sampai akhirnya Arini kembali bangkit dari keterpurukan untuk membalas semua dendamnya. Dari mengambil seluruh apa yang telah menjadi miliknya dan menjadikan orang-orang yang telah menghancurkannya saling menusuk satu sama lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12 Masuk Jebakan.
Jari Arini kembali mematikan panggilan telepon tersebut dan mereka berdua langsung tertawa terbahak-bahak mengejek Dellon yang masuk dalam jebakan mereka.
"Dasar buaya," ucap Siska benar-benar muak dengan Dellon.
"Laki-laki yang mudah masuk ke dalam perangkap dan tanpa menyadari bahwa dia hanya dijebak," ucap Siska kesal.
"Baiklah, aku tidak bisa meninggalkan kesempatan ini. Aku langsung saja menemuinya," ucap Arini
"Tetapi kamu harus tetap hati-hati, buaya seperti Dellon pintar sekali dan aku takut kamu terjebak dan masuk perangkapnya" ucap Siska.
"Jangan khawatir," ucap Arini dengan sangat yakin.
*****
Arini melakukan pertemuan di salah satu Restaurant mewah. Salah satu pelayan membawanya menemui Dellon yang sangat excited sekali bertemu dengannya sampai memesan tempat mewah.
Langkah Arini terus mengikuti pelayan yang berjalan di depannya sembari kepalanya melihat ke kiri dan ke kanan. Restaurant itu memiliki tempat VIP untuk ruangan khusus secara privat.
"Silahkan Nona!" pelayan tersebut membuka pintu.
"Terima kasih," sahut Arini dengan tersenyum memasuki ruangan tersebut dan pelayan itu meninggalkan tempat itu dan tidak lupa menutup pintu.
"Arini kamu datang juga!" Dellon berdiri dari tempat duduknya menghampiri wanita yang dia tunggu.
"Dia memang tidak pernah berubah," batin Arini.
Arini melihat ruangan VIP tersebut, cukup luas dengan meja bulat bertaplak merah dan di atasnya dihidangkan makanan dan juga minuman tidak lupa di tengahnya diberi bunga agar terkesan romantis.
"Ayo duduk!" ajak Dellon mempersilahkan membuat Arini tersenyum.
Arini mengikuti saja bagaimana Dellon memperlakukannya dengan sangat baik, menarik kursi dan menyuruhnya untuk duduk.
"Terima kasih," ucap Arini tersenyum.
Dellon tersenyum dan kemudian duduk di depan Arini.
"Aku sudah memesan makanan favorit kamu," ucap Dellon.
Mata Arini melihat makanan di atas meja dan memang benar itu adalah makanan favoritnya sejak dulu.
"Jangan-jangan dia menaruh sesuatu lagi di dalam makanan ini," Arini harus berhati-hati dengan orang seperti Dellon.
"Kenapa? Apa kamu berpikiran jika aku sudah melupakan apa yang kamu suka?" tanya Dellon.
"Tidak! Hanya saja selama tinggal di Luar Negeri, makanan ini sudah tidak menjadi bagian dari makanan favoritku," jawabnya.
"Kalau begitu aku akan memesan makanan lain, aku mengundang kamu makan bersamaku sebagai tanda permintaan maaf atas apa yang terjadi tadi pagi," ucap Dellon.
"Kamu tidak perlu memesan ulang. Aku akan memakannya. Aku tidak suka membuang-buang makanan dan apalagi tidak menghargai usaha orang lain," ucap Arini berusaha untuk percaya bahwa makanan itu tidak tercampur oleh apapun.
"Kita makan bersama!" ucap Dellon mulai makan.
Makanan itu sama dengan Dellon. Arini berani memakannya karena terlebih dahulu sudah dimakan oleh Dellon. Arini sangat santai seperti tidak yang dia pikirkan menikmati makanan itu dengan elegan.
"Arini kamu benar-benar sangat cantik, aku tidak tahu bagaimana kehidupan kamu setelah pergi dari rumah dan pasti kamu mengalami kesulitan. Tetapi kamu kembali dan memperlihatkan bahwa kamu baik-baik saja. Aku sangat bersyukur bisa bertemu dengan kamu kembali," ucap Dellon.
"Kau banyak berbicara dengan semua bualanmu daripada meminta maaf kepadaku. Kau seharusnya meminta maaf lebih dahulu dengan semua kesalahan. Tetapi orang sepertimu tidak akan pernah sadar akan semua perbuatanmu," batin Arini.
Tangan Dellon tiba-tiba saja memegang sebelah tangannya yang menganggur, mata Arini melihat ke arah Dellon dengan tersenyum menutupi rasa jijiknya pada pria yang tersenyum kepadanya.
"Aku yakin perasaan kamu sepenuhnya belum hilang denganku," ucap Dellon dengan percaya diri.
"Aku ingin terus memiliki waktu berdua denganmu," ucap Dellon mengeluarkan kata-kata buayanya.
Dratt-drattt-drattt.
Mata Arini melihat layar ponsel Dellon yang berdering ternyata panggilan dari Mona.
"Ck!" Arini berdecak dan mengambil tangannya terlihat wajahnya tampak marah dan melanjutkan makannya.
"Aku mengangkatnya sebentar Arini," ucap Dellon langsung mengangkat panggilan telepon tersebut.
"Sayang ada apa?" tanya Dellon.
"Kamu di mana?" tanya Mona.
"A-aku sedang bertemu dengan klien," jawab Dellon bohong.
Arini mengendus tersenyum miring, kala pria di depannya itu memang sangat pintar sekali membohongi istrinya.
"Sekretaris kamu mengatakan jika kamu tidak ada meeting hari ini? Kamu jujur kamu berada di mana!" tegas Mona.
"Sayang, tidak semua harus diurus oleh sekretarisku. Aku benar-benar ada meeting dengan klien. Nanti aku akan menelpon kamu lagi, aku tidak enak dengan klien!" tegas Dellon mematikan telepon tersebut dan tidak tahu bagaimana marahnya Mona saat panggilannya dimatikan secara sepihak.
Dellon berdecak dan melihat ke arah Arini.
"Kamu marah?" tanya Dellon.
Arini melihat ke arah pria tersebut dengan wajahnya tampak kesal.
"Jika aku boleh jujur, aku sangat cemburu melihat kamu dengan Mona," jawab Arini.
"Benarkah kamu cemburu?" tanya Dellon tersenyum miring.
Arini keluar dari tempat duduknya, kemudian menghampiri Dellon. Dengan sangat berani dia duduk dipangkuan Dellon dan tangannya dikalungkan di leher Dellon.
"Apa aku terlihat berbohong? Dellon aku tidak suka kamu seperti ini di hadapanku, aku merasa diabaikan," ucap Arini membelai wajah itu.
Tangan Dellon tidak mau tinggal diam yang memegang paha Arini.
"Kamu barusan mengatakan kepadaku ingin terus bersamaku dan bagaimana mungkin kita bisa bersama dan sementara kau sudah memiliki istri?" tanya Arini.
"Arini, istri hanyalah sebuah status dalam pernikahan, buktinya kita bisa bertemu seperti ini," ucap Dellon.
"Tetapi aku tidak suka pertemuan dengan cara seperti ini. Aku ingin kita bertemu dengan intens dan setiap hari," jawab Arini.
"Kita satu rumah dan hal itu pasti akan terjadi," jawab Dellon.
"Kamu menghabiskan waktu kamu seharian di kantor dan ketika pulang ada istri kamu. Jadi mana mungkin kita memiliki waktu yang intens, kecuali aku menemanimu di kantor setiap hari," ucap Arini membuka kancing baju bagian atas Dellon.
"Di kantor?" tanya Dellon.
"Sekretarismu hanya bisa menjadi petaka untukku, dia terus melaporkan sesuatu hal seolah-olah tidak memberimu kebebasan. Jika aku menjadi dia, aku hanya akan menggunakan posisiku untuk terus bekerja dengan bersamamu," ucap Arini sudah mulai memberikan kode dengan tujuannya yang sebenarnya.
Dellon memang dibutakan dengan hasratnya dan membuatnya tampak berpikir.
"Kamu ingin menjadi sekretarisku?" tanya Dellon.
"Memang boleh?" Arini menimpali kembali pertanyaan itu.
"Aku hanya ingin selalu berada di dekatmu, memiliki waktu intens bersamamu dengan seperti ini. Hanya kantor yang menjadi tempat untuk kita berdua. Aku malas berurusan dengan istrimu dan apalagi mendengar ocehannya," ucap Arini.
"Tetapi kamu sudah tidak diinginkan di Perusahaan. Pemegang saham di sana kecewa dengan tindakan kamu dan bagaimana mungkin kamu bisa kembali masuk ke dalam Perusahaan?" tanya Dellon.
Sepertinya dia ingin mempertimbangkan ide yang diberikan Arini.
"Entahlah, saat ini tujuanku hanya ingin bersamamu saja," jawab Arini tiba-tiba mencium pipi Dellon.
Hasrat Dellon langsung naik dengan kesulitan menelan ludah saat dirinya digoda Arini.
"Bagaimana jika kita melanjutkan pertemuan ini di hotel?" ajak Dellon.
"Istrimu akan mencarimu. Tetapi dia tidak akan mencarimu jika kamu berurusan dengan pekerjaan, bukankah seorang sekretaris akan mendampingi terus atasannya," ucap Arini.
"Kalau begitu aku akan memasukkanmu ke Perusahaan dan menjadikanmu sebagai sekretarisku agar kita bisa bertemu setiap hari dan melakukan perjalanan bisnis setiap hari dengan menginap di hotel yang berbeda-beda," jawab Dellon.
Arini tersenyum dan bukan tersenyum karena perkataan Dellon, tetapi karena rencananya berhasil dengan Dellon masuk ke dalam perangkapnya.
Bersambung .....