NovelToon NovelToon
Ning Azzahra Ganiyyah Al - Hasyimi

Ning Azzahra Ganiyyah Al - Hasyimi

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Persahabatan
Popularitas:334
Nilai: 5
Nama Author: blue_era

Di Surabaya, berdiri Sebuah pesantren megah pesantren Al - Ikhlas, sebuah lembaga pendidikan Islam yg dikenal dgn tradisi kuat dan menghasilkan santri" yg berprestasi. cerita ini mengikuti perjalanan 5.285 santriwan dan santriwati pesantren Al - ikhlas. ada banyak santri yg berjuang meraih keinginan orang tua dan menggapai mimpi mimpinya. namun terkadang menimbulkan pro dan kontra akibat persaingan di balik semua perjuangan para santri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blue_era, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Cahaya di Ujung Penantian

Setelah beberapa hari berjuang antara hidup dan mati, Ning Azzahra akhirnya sadar. Namun, kenyataan pahit harus ia terima. Dokter menyampaikan bahwa kandungannya tidak dapat diselamatkan. Ning Azzahra terpukul, hatinya hancur berkeping-keping. Ia merasa bersalah, menyesal karena telah mengabaikan nasihat suaminya dan keluarganya.

Meskipun Gus Arga dan seluruh keluarga Al-Hasyimi berusaha menghibur dan menguatkan, Ning Azzahra masih belum bisa sepenuhnya menerima kenyataan. Ia merasa belum bisa memberikan cucu kepada orang tuanya, belum bisa melengkapi kebahagiaan keluarganya.

Satu bulan kemudian, kabar bahagia datang dari Rania, istri Gus Hilman, dan Fina, istri Gus Salman. Keduanya dinyatakan hamil. Kebahagiaan meliputi keluarga Al-Hasyimi, namun di sisi lain, Ning Azzahra merasa sedih dan iri. Ia merasa belum bisa memberikan kebahagiaan yang sama kepada keluarganya.

Gus Arga selalu berusaha menenangkan dan menghibur Ning Azzahra. Ia mengatakan bahwa ia tidak mempermasalahkan soal keturunan. Baginya, yang terpenting adalah kesehatan dan kebahagiaan Ning Azzahra.

Suatu malam, di tengah kesunyian masjid pesantren, Ning Azzahra melaksanakan sholat malam. Dalam doanya, ia mencurahkan segala penyesalan dan kesedihannya. Ia merasa bersalah karena belum bisa menjaga amanah Allah SWT, belum bisa memberikan cucu kepada orang tuanya. Ia memohon ampunan dan petunjuk kepada Allah SWT.

Tanpa sepengetahuan Ning Azzahra, Abah, Gus Arga, dan kesembilan kakaknya mendengar semua doa dan curahan hatinya. Mereka terharu dan iba melihat penderitaan Ning Azzahra. Mereka menyadari betapa besar keinginan Ning Azzahra untuk memiliki anak.

Setelah selesai berdoa, Ning Azzahra tertidur di masjid. Gus Arga dengan lembut menggendong Ning Azzahra dan membawanya kembali ke ndalem.

Dua bulan kemudian, keajaiban terjadi. Saat makan malam bersama keluarga, Ning Azzahra tiba-tiba merasa mual. Ia berdiri untuk mengambil air, namun tiba-tiba ia merasa pusing dan hampir jatuh. Untungnya, Gus Arga dengan sigap menangkap tubuh Ning Azzahra.

Kabar kehamilan Ning Azzahra menjadi berkah yang tak terhingga bagi seluruh keluarga Al-Hasyimi. Setelah melewati masa-masa sulit dan kehilangan, akhirnya Allah SWT kembali memberikan kepercayaan kepada mereka.

Namun, kebahagiaan itu juga diiringi dengan kekhawatiran. Pengalaman pahit di masa lalu menjadi pelajaran berharga bagi mereka. Mereka tidak ingin kejadian serupa terulang kembali. Oleh karena itu, Ning Azzahra mendapatkan perhatian ekstra dari seluruh anggota keluarga.

Setelah satu minggu terus menerus merasa mual, Ning Azzahra memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ia telah hamil satu bulan. Kabar ini disambut dengan sukacita oleh Gus Arga dan seluruh keluarga Al-Hasyimi.

Namun, kebahagiaan itu juga diiringi dengan kekhawatiran. Abah, Umi, Gus Arga, dan seluruh kakak Ning Azzahra sepakat untuk melarang Ning Azzahra mengajar di pesantren. Mereka tidak ingin kejadian yang lalu terulang kembali. Mereka ingin memastikan bahwa Ning Azzahra mendapatkan istirahat yang cukup dan menjaga kesehatannya dengan baik.

"Azza, Abah mohon, jangan mengajar dulu," kata Abah dengan nada lembut namun tegas. "Kesehatanmu dan calon cucu Abah lebih penting daripada apapun."

"Iya, Sayang," timpal Umi. "Kamu harus istirahat yang cukup. Jangan sampai kejadian yang dulu terulang lagi."

"Azza, aku mohon, dengarkan perkataan Abah dan Umi," kata Gus Arga dengan penuh perhatian. "Aku tidak ingin kamu kenapa-kenapa."

"Ning, kami semua sayang sama kamu," kata Gus Hilman mewakili seluruh kakaknya. "Kami tidak ingin kamu memaksakan diri."

Ning Azzahra merasa sedih mendengar larangan tersebut. Ia sangat mencintai pekerjaannya sebagai pengajar. Ia merasa terpanggil untuk berbagi ilmu dengan para santri. Namun, ia juga menyadari bahwa kesehatan dirinya dan calon anaknya adalah yang utama.

Setelah mempertimbangkan dengan matang, Ning Azzahra akhirnya menerima larangan dari keluarganya. Ia berjanji akan menjaga diri dan tidak melakukan aktivitas yang berat.

"Baiklah, Abah, Umi, Gus, Kakak," kata Ning Azzahra dengan tulus. "Azza janji akan menjaga diri dan tidak mengajar dulu. Azza akan fokus pada kehamilan Azza."

Mendengar janji Ning Azzahra, seluruh keluarga Al-Hasyimi merasa lega. Mereka berjanji akan memberikan dukungan penuh kepada Ning Azzahra selama masa kehamilannya.

Selama masa kehamilannya, Ning Azzahra mendapatkan perhatian dan perawatan yang sangat baik dari seluruh anggota keluarga. Gus Arga selalu mendampingi Ning Azzahra dan memastikan semua kebutuhannya terpenuhi. Abah dan Umi selalu memberikan nasihat dan doa. Seluruh kakak Ning Azzahra juga ikut serta menjaga dan merawat Ning Azzahra.

Ning Azzahra merasa sangat bahagia dan bersyukur atas perhatian dan kasih sayang yang ia terima dari keluarganya. Ia berjanji akan menjaga amanah ini dengan baik dan melahirkan seorang anak yang sholeh dan sholehah.

Masa kehamilan Ning Azzahra berjalan dengan lancar. Ia selalu menjaga kandungannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!