Cinta sejati seharusnya hanya terjadi sekali dalam hidup. Tapi bagi Alia, cinta itu datang berkali-kali, di dunia yang berbeda, dengan waktu dan takdir yang terus berganti.
Sejak kematian suaminya, Arya, hidup Alia telah kehilangan warna. Hingga suatu malam, alam semesta seolah mendengar jerit hatinya, Alia pun bertransmigrasi ke dunia paralel di mana Arya masih hidup.
Yang ajaib, Alia tidak hanya bertransmigrasi ke satu dunia paralel, melainkan dia terus berpindah-pindah ke berbagai dunia yang berbeda.
Di satu dunia paralel, Alia adalah sekretaris dan Arya adalah seorang CEO. Di dunia lainnya, dia remaja SMA sementara Arya adalah kakak kelas yang populer. Bahkan, ada dunia di mana ia menjadi seorang tante-tante sedangkan Arya masih seorang berondong muda. Dan masih banyak lagi situasi paralel yang lainnya.
Ini adalah perjalanan seorang wanita yang tak pernah bosan membuat pria yang sama jatuh cinta.
Jadi mari kita ikuti kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arc Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kakak Kelas Populer
"T-T-Tolong jangan!" Mata Alia terbuka lebar. Tubuhnya bergetar. Suaranya tak jelas, kata-kata sulit keluar saat sama sekali tak ada ketenangan di hatinya. "T-Tolong! Tolong! Tolong jangan pisahkan aku dengan Mas Arya lagi!?"
Alia menggerakkan kepala ke kanan dan kiri panik. Yang dia lihat, adalah suasana asing yang tak ia kenali.
"A-Aku tak lagi ada di dunia paralel!? Aku telah meninggalkan dunia di mana Mas Arya masih hidup!?"
Alia berlutut, kedua tangannya memegangi kepala, sensasi sentuhan yang dia rasakan adalah pertanda kalau dirinya tidak sedang mengalami mimpi buruk.
"!?"
Tiba-tiba, otak Alia bereaksi karena ingatan-ingatan baru yang dia terima.
T-Tunggu dulu! Aku memang sudah bukan lagi berada di dunia itu. Dunia di mana Mas Arya adalah bosku, sudah aku tinggalkan.
Ketidakrelaan membuatnya sesak. Ketika dia sudah senang karena bisa bertemu lagi dengan suaminya di dunia paralel, Alia malah harus meninggalkan dunia tersebut.
Bagaimana caranya!? Alia sendiri tak tahu. Dari awal kan Alia juga tak tahu kekuatan macam apa yang membuatnya berpindah ke dunia paralel.
Tapi ... Ini bukan dunia asalku!?
Alia yang perlahan tenang menyadari, kalau dia tidaklah kembali ke dunia di mana dia dilahirkan. Malah, Alia sekarang berada di dunia paralel baru.
Alia lalu melihat ke arah salah satu dinding. Seragam putih abu dia temukan.
Di dunia ketiga ini aku masih anak SMA!?
Ingatan lain di kepalanya mulai Alia cerna.
Dan di dunia ini, Arya adalah kakak kelasku!?
***
Mari kita urutkan dulu semuanya.
Alia duduk diatas ranjang seraya coba menenangkan diri. Nafasnya lebih teratur, matanya tak lagi menyiratkan keputusasaan. Dia berusaha berpikir dengan jernih.
Pertama, setelah dari makam Mas Arya, aku terlempar ke dunia paralel di mana suamiku itu masih hidup. Mari sebut saja dunia ini sebagai dunia kedua. Dan di dunia kedua ini, Mas Arya bukanlah suamiku, melainkan adalah bosku.
Setelah beberapa minggu di dunia kedua, setelah tidur dan membuka mata, aku malah mendapati diriku di kamar yang berbeda. Aku panik karena mengira telah dilempar kembali ke dunia pertama. Tapi ternyata, aku justru tiba di dunia ketiga, dunia di mana aku dan Mas Arya masih pelajar SMA.
Ini sungguh gila. Kenapa aku bisa terlibat di fenomena seperti ini? Apa ada dewa yang iseng melakukan ini? Apakah perpindahan ku ini juga bisa dikendalikan?
Terlalu banyak pertanyaan di kepala Alia yang menyebabkan rasa pusing.
Aku harap bisa kembali ke dunia kedua. Tapi di dunia ini juga ada Mas Arya. Suamiku memakai seragam SMA pasti bakal keren.
Arya bangkit dan menunju balkon kamar. Dia melihat pemandangan yang beda dengan dunia pertama dan kedua.
Terlalu memikirkannya juga hanya akan membuat capek. Apa pun atau siapa pun yang memindahkan aku dari satu dunia ke dunia lain, bukan sesuatu yang bisa aku lawan. Let it flow aja.
Alia coba bersikap positif.
Tapi yang pasti, di dunia mana pun Arya tetaplah Arya. Aku akan tetap mendapatkan kalian, karena kalian adalah suamiku.
...****************...
Pagi yang hangat, Alia berjalan menuju sekolah mengenakan seragam putih abunya. Ada kecanggungan saat harus memaksimalkan seragam sekolah lagi. Tapi Alia senang karena di dunia ini dirinya lebih muda.
Di dunia aku cewek culun.
Alia geleng-geleng kepala. Di setiap dunia ternyata Alia bisa tumbuh dengan kepribadian yang beda-beda. Di dunia ini bahkan dia harus memakai kaca mata karena matanya minus.
Sementara itu Mas Arya justru sangat populer di sekolah. Aku jadi bisa punya banyak saingan.
...----------------...
Tiba di sekolah, Alia bertemu Tia. Di tiga dunia yang sudah Alia datangi, ternyata Tia tetaplah jadi sahabatnya.
"Pagi, Al!" Tia menyapa riang.
"Pagi juga," sahut Alia dengan senyum.
"Di jam pelajaran pertama udah langsung ada ulangan. Bete banget deh," kata Tia di perjalanan menuju kelas. "Kamu pede gak di ulangan nanti?"
"Memangnya ada ulangan apa?"
"Masa kamu gak inget? Pelajaran Matematika lah!"
Ada beberapa memori tentang dunia ini yang belum terorganisir oleh otak. Tapi kalau pengetahuan umum, di dunia mana pun tetap sama saja. Jadi Alia percaya diri.
"Matematika tingkat SMA sih gak begitu susah," gumam Alia. Di dunia pertama dia sangat pandai dalam pelajaran tersebut.
Kalau pelajaran sejarah baru aku akan kesulitan. Sejarah tiap dunia beda-beda. Contohnya di dunia ini, Indonesia tidak pernah dijajah negara mana pun. Bahkan Indonesia termasuk negara maju, sama seperti Jepang di dunia pertama.
Tambah Alia dalam hati.
Di sisi lain Tia menatap aneh temannya. "Hah!? Apanya yang gak susah!? Perasaan di ulangan terakhir nilaimu itu cuma 50 dari 100!"
Alia bingung cara menjawab pertanyaan Tia. Dia jadi hanya bisa mengangkat kedua bahu tanpa bersuara.
...----------------...
Sampai di kelas, tak banyak yang menyapa Alia. Di sekolah ini dia memang tak punya banyak teman.
Aku gak satu angkatan sama Mas Arya. Ngedeketin dia pasti tidak akan mudah. Mendingan sebelum aku dekati dia, aku teliti dulu sosok Mas Arya di dunia ini seperti apa.
...----------------...
Istirahat tiba.
"Mau ke mana, Al?" tanya Tia.
"Ke kantin bentar."
"Tumben gak bawa bekal."
"Iya, ibuku lagi sibuk."
Alia berbohong. Padalah yang dia mau adalah pergi mencari Arya. Tia tadinya mau ikut, tapi Alia sudah berlari kencang tak bisa terkejar.
Alia hari ini sangat aneh.
Tia pun kebingungan.
...----------------...
Alia pergi ke area di mana ruangan siswa kelas tiga berada. Bagi anak kelas dua sepertinya, datang ke sana cukup membuatnya jadi perhatian. Tapi, Alia tak mempedulikan itu.
Mas Arya!?
Alia menemukan sosok yang ia cari tengah mengobrol dengan beberapa teman prianya.
Mas Arya ganteng banget! Mas Arya versi remaja memang menggiurkan.
Mata Alia tertuju ke Arya. Beruntung, jarak antara mereka cukup jauh sehingga Arya tak menyadarinya.
Tak lama, ada seorang wanita yang mendekati Arya. Mata Alia berubah tajam. Dia diingatkan lagi bahwa Arya sangatlah populer di sekolah.
Alia tak maju atau pun berniat menemui Arya secara langsung. Hari ini dia hanya mau mengawasi dari jauh. Walau hati dia sebenarnya meronta, Alia tetap berusaha menahan diri.
Mas Arya kayaknya lagi kesel.
Dari jauh, Alia mampu melihat perubahan ekspresi Arya.
Dia sepertinya tak suka dengan keagresifan wanita yang mendekatinya. Apa di dunia ini dia tidak suka dengan wanita semacam itu?
Alia berpikir sejenak.
Kalau begitu, di dunia ini aku mungkin tidak boleh terlalu bernafsu mendekatinya.
Beda dengan dunia kedua di mana Alia terang-terangan menyatakan cintanya, di dunia ketiga ini Alia merasa dia harus melakukan hal sebaliknya.
Meski tak rela, akhirnya Alia tetap memutuskan untuk pergi, karena terlalu lama diam di sana hanya akan membuat orang-orang curiga. Di perjalanan menuju kantin, Alia pun meramu rencana.
Tunggu aja, Mas! Aku pasti akan menaklukkan hati kamu!
Tekad Alia kuat.
