Terjebak di sebuah negri yang tak dikenal.
Di sanalah kisah ini bermula, pertemuan yang tak terduga antara DEVNIA ANGGARA RISMA dan pangeran ALFATIH LYSANDER menumbuhkan benih cinta di hati sang pangeran, namun ketidak pekaan Nia terhadap rasa yang dimiliki Ly membuat kegilaan laki-laki itu muncul.
Cinta beda alam akankah semesta mendukungnya?
Yuk ikuti kisah mereka!
Untuk kalian semua pembaca setia novel Toon salam kenal dariku Diomira antika.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diomira antika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12 malam pertama part 2
Dengan pasti pangeran Ly mendekat kearah tempat tidur, jantung Nia mendadak disko di dalam sana.
"Pangeran apa malam ini kita akan tidur di kasur yang sama?"
"Tentu saja karena sekarang kamu adalah istriku." jawab pangeran Ly dengan santai.
Glek... Nia meneguk ludah kasar tenggorokannya mendadak kering. "Pangeran apa tidak sebaiknya aku kembali ke kamarku saja?"
Pangeran Ly mengamati ekpresi Nia tangan mencengkram erat gaun tidurnya, wajahnya terlihat pucat.
"apa yang membuatmu tegang seperti itu Nia?"
"akuuuu... aku.." Nia tidak tau harus bicara apa, dia tidak tau bagaimana cara dia menyampaikan semua yang dia rasakan saat ini.
"kau takut padaku?"
"iya ah.. maksudnya tidak, umm...bukan begitu maksudku pangeran...aku... hah, baiklah akan kukatakan padamu, usiaku 19 tahun aku sama sekali belum pernah bersentuhan dengan laki-laki jujur aku takut saat kamu dekat denganku, selain aku memang tidak tau bagaimana cara melakukannya...aku memang belum ingin melakukan malam pertama dengan mu, pertama aku tidak mencintaimu, kedua kata temanku untuk pertama kalinya itu rasanya menyakitkan!" kelewat jujur dan terdengar sangat ambigu dan juga mengerikan tapi itulah ciri khas seorang Nia, kalau tidak terang-terangan bukan Nia namanya.
Pangeran Ly menatap datar gadis muda yang kini sudah resmi menjadi istrinya ini, "kalau kamu tidak ingin melayani ku kenapa kamu mengiyakan ajakanku untuk menikah?"
"ituuu... kamu tidak ada bilang soal itu kamu hanya bilang mengajakku menikah, dan waktu itu aku bilang apa setelah kita menikah aku boleh pulang, kamu bilang apapun yang aku inginkan, tidak ada batasan tentang hubungan intim di sana bukan?"
Pangeran Ly menghela nafas, ternyata memang se melelahkan ini bicara dengan manusia pintar tapi bodoh seperti Nia.
"19 tahun itu usia yang cukup bagimu untuk memahami tentang pernikahan Nia, jadi bagaimana mungkin bagimu tidak tau tentang kewajiban dan tanggungjawab mu."
"tapi aku beneran belum siap pangeran."
Penolakan Nia membuat pangeran Ly marah, dia mengamuk membanting barang apa saja yang ada di dalam kamar itu, Nia meringkuk di pojokan karena ketakutan, Nia bingung dia tau disini dia bersalah tapiii.... banyak sekali tapi dan pertimbangan yang ada di otak Nia, yang pertama pangeran Ly bukan manusia biasa sepertinya, kedua mereka baru kenal 5 hari bagaimana mungkin dia akan menyerahkan kesuciannya begitu saja kepada laki-laki yang belum begitu Nia kenal pasti, yang ketiga bagaimana masa depannya nanti bukankah bagi seorang wanita kesucian itu adalah kemuliaan yang paling tinggi tapi sekarang bagaimana pangeran Ly mengancam tidak akan ada kata kembali kedunia nya jika Nia tetap menolaknya sebagai suami, selamanya Nia akan terkurung di tempat ini, sedangkan Nia dia sangat ingin pergi dari tempat ini, meskipun mewah tapi Nia sama sekali tidak suka tinggal di tempat ini, Nia ingin kembali menjadi manusia normal, berteman dengan manusia, memakan makanan manusia, bukan di sini di tempat yang Nia tidak tau pasti tempat apanya ini.
Kini amarah pangeran Ly semakin tidak terkendali, dia mulai berjalan keluar dan membantai habis siapun yang dia temui, tidak mungkin Nia akan tetap diam saja melihat banyaknya nyawa yang berguguran di depan matanya.
Saat itu juga Nia berlari menghampiri pangeran Ly lalu memeluknya erat, "pangeran hentikan, ini aku disini aku istrimu lakukan apapun yang ingin kamu lakukan!" ucap Nia dengan air mata yang berlinang,pangeran Ly terdiam, setelah beberapa detik dia berbalik badan, dan manatap lekat wajah Nia.
"Aku tidak ingin jika kamu terpaksa, biarkan saja aku meredam emosi dengan caraku sendiri."
"Tidak, aku tidak terpaksa, ayo kita kembali kedalam!" Nia menarik lengan berotot pangeran Ly kedalam kamarnya kembali.
Kini di dekat ranjang keduanya berdiri saling berhadapan, "aku harap kamu tidak akan menyesal Nia?"
Nia menggeleng, dia sudah pasrah seperti apapun masa depannya nanti Nia hanya bisa berusaha menjalaninya dengan baik.
Pangeran Ly mulai mengikis jarak antara mereka, lalu mendaratkan bibirnya di atas bibir Nia, kini pangeran Ly mulai bergerak meruntuhkan batas antara mereka, pergerakan yang lembut dan menenangkan itu dalam sekejap mampu membakar gairah yang ada. tangan pangeran Ly yang tadinya diam kini mulai bergerak menyusuri setiap lekukan yang ada, dan mulai ingin menjelajahi bukit kembar yang memabukkan itu.
Namun di saat angan itu melayang, dan hasrat yang membara itu mulai membakar dada dan otak saat itu juga Nia mendorong pangeran Ly, dia menjerit sambil memegangi kepalanya.
Gambaran mamanya yang menangis sambil mendekap fotonya serta mulut yang terus terucap memanggil namanya, muncul dan kini memenuhi isi otaknya, suara orang-orang yang memanggil namanya membuat telinga Nia berdengung hebat.
"Nia kamu kenapa?" pangeran Ly panik, Nia terus berteriak sambil menutup kedua telinganya.
"aaa... sakiit....." teriaknya membuat pangeran Ly semakin bingung. beberapa kali pangeran Ly memanggil tapi Nia tidak merespon dia sibuk dengan dirinya sendiri dan rasa sakitnya.
"Ayu......!" pangeran Ly berteriak memanggil wanita itu.
Ayu datang dengan nafas terengah-engah karena berlari.
"iya pangeran ada apa, Nia kenapa?" tanyanya melihat Nia sudah berguling di lantai. dari kedua kupingnya darah segar mulai mengalir.
"cepat panggil tabib, dan suruh ayahanda untuk kesini segera!"
"baik pangeran." segera ayu berlari memenuhi perintah pangeran Ly.
Tidak lama kemudian tabib datang dan raja Darma juga datang. "Ly menyingkir lah ayah akan melihatnya!" ucap raja Darma.
Terlihat kini raja Darma mulutnya mulai komat-kamit membaca mantra dan otaknya mencoba untuk menembus dimensi demi melihat apa yang sebenarnya terjadi, namun di sini di gambaran yang muncul di otaknya, seorang wanita cantik namun rambutnya sudah memutih datang padanya, "jangan halangi aku untuk membawa cucuku kembali, kau sudah sangat lancang berani menculiknya."
"Kami tidak menculiknya cucumu sendiri yang datang ke wilayah kekuasaanku. Dan sekarang dia sudah resmi menjadi istri putraku, jadi aku sarankan kamu untuk tidak mengusiknya lagi,"
"tidak bisa cucuku harus tetap kubawa pulang, lagi pula aku tidak mengizinkan cucuku menikah dengan putramu, pernikahan ini tidak sah karena selaku pihak keluarga wanita kami tidak di beritahu."
"Kencana jangan membuatku marah!" Darma mengeraskan rahangnya.
Kencana tersenyum sinis, "kau marah aku juga bisa marah Darma, kau sudah lancang berani menikahkan putramu dengan cucuku kau harus membayar mahal untuk itu semua Darma!" kencana wanita cantik dengan uban yang sudah memutih itu mulai menunjukkan wujud aslinya, cahaya berwarna biru muda itu mekar dari balik punggungnya, kuda-kuda juga mulai dipasang nya.
Darma juga melakukan hal yang sama, kini keduanya sudah sama-sama siap dan keduanya mulai berlari mengikis jarak yang ada.
kya.... pertarungan di antara keduanya pun di mulai, mereka sama-sama saling melepaskan pukulan dan juga tendangan, membidik tubuh lawan yang akan di jadikan target.
Sampai saat ini pertandingan masih imbang belum ada satu pun dari mereka yang terkena pukulan, sampai di mana akhirnya.....