Klan yang kalian kira sudah punah akan kembali
Klan yang kalian takuti dan kalian benci akan menjadi jawaban dari kesembuhan alam di bumi
Gadis itu, telah kembali dengan anugrah kekuatan dari seorang legenda yang pernah dikagumi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MyNamesEel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
"Well... itu sangat mengerikan, Quenn Luna. Maafkan jika pertanyaanku tadi menyinggungmu," kata Alpha Conor
"Aku tidak merasa tersinggung, Alpha Conor," jawabku sambil mengembalikan energi Kitsu kembali ke dalam tubuhku
"Aku lega mendengarnya," kata Alpha Conor
"Tapi aku merasa dikhianati," lanjutku yang direspon dengan wajah Alpha Conor yang tampak pucat pasi,"Jika kau berani menolak perintah King Alphamu, maka hanya menunggu waktu kau bisa berpaling darinya dan melakukan pemberontakan sama seperti yang sahabatmu, Ratu Gwen lakukan bukan?"
"Mate, kendalikan dirimu," bisik Alpha Arthur padaku
"Tenang saja Quenn Luna. Hal itu tidak akan terjadi. Aku telah melakukan sumpah setiaku pada Alpha King Arthur. Dan karena kau adalah pasangan yang telah ditakdirkan Moongoddes untuknya, maka akupun akan bersumpah setia dalam melayanimu," kata Alpha Conor dengan nada serius
"Baguslah kalau begitu. AKu tak pernah meragukanmu dan aku percaya kau dapat melakukan tugas ini dengan baik," kata Alpha Arthur
"Tentu. Percayakan padaku. Karena itu, sebelum pernikahan ini terlaksana, aku berharap kalian berdua tidak tinggal disini," kata Alpha Conor
"Keluar dari istana ini?" tanya Alpha Arthur heran
"Baiklah." jawabku dengan yakin
"Tapi Mate, dengan tinggal di istana keamanan mu akan terjaga." sanggah Alpha Arthur
"Tidak. Justru tinggal di istana jauh lebih berbahaya. Kita tidak tahu intrik dalam istana ini dan siapa saja yang ada didalamnya yang mendukung Ratu Gwen," jawabku
"Kukira Quenn Luna mengerti betul apa yang kumaksudkan. Kita satu pemikiran" kata ALpha Conor dengan senyum seringaiannya. "Aku tidak mau mengambil resiko Alpha Arthur. Memang aku telah menutup semua pintu perbatasan dan melarang siapapun keluar masuk Pack sampai hari pernikahanmu tiba. Namun, aku tidak bisa mengontrol semua orang yang ada di Packku. Aku juga tidak menjamin semua anggotaku menyetujui ALpha King mereka menikah dengan orang yang tak jelas asal-usulnya,"
"Jaga ucapanmu, Conor!" kata Alpha
"Jangan marah dulu, Alpha. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya," bela Alpha Conor
"Aku mengerti," jawabku sambil menenangkan emosi Alpha Arthur.
"Lagipula, jika kau ingin pernikahan rahasia, bukankah lebih baik jika tempat tinggalmu dirahasiakan? Tinggal di istanaku ini terlalu mencolok," jelas Alpha Conor
"Ikuti saja sarannya. Alpha Conor benar. Aku dan dia satu pemikiran," kataku
"Jadi dimana kita akan tinggal?" tanya Alpha Arthur
"Aku akan mengantarmu nanti. Sementara beristirahatlah di kamar tamu yang telah kami siapkan. Bersihkan dirimu dan aku akan menunggumu untuk makan siang satu jam lagi," kata Alpha Conor
"Apa kau selalu seperti ini?" tanyaku pada ALpha Conor
"Apa maksud Quenn Luna?" tanyanya lagi
"Berbeda dengan Alpha Douglas, caramu berbicara pada Alpha King sama seperti kau berbicara dengan temanmu sendiri. Bukannya gila hormat, tapi dia adalah Rajamu,"
"Mungkin karena aku terbiasa bicara dengan cara seperti ini. Bahkan rakyatku juga berbicara padaku dengan cara yang sama. Aku tidak ingin ada sekat antara aku dan rakyatku, sekali pun itu adalah bahasa." jawabnya
"Kenapa Mate? Apa kau tak suka? Aku sudah terbiasa mendapat perlakuannya seperti ini." kata Alpha Arthur sambil tersenyum
"Tidak. Justru aku menyukainya. Caramu berbicara padaku seakan aku menemukan teman baru yang benar-benar mengerti aku." kataku
"Benarkah? Apa itu berarti aku boleh menjadi temanmu, Quenn?" tanya Alpha Conor
"Tidak! Dan jangan sekalipun memimpikan hal itu terjadi!" kata Alpha Arthur memperingatkan. Ia kemudian menggandengan tanganku dan mengajaknya pergi dari hadapan Alpha Conor
"Akana...," panggil Alpha Conor lirih yang membuatku berhenti dan menoleh ke arahnya
"Aku sungguh-sungguh minta maaf akan apa yang terjadi pada masa lalu," katanya kali ini tanpa ada nada candaan atau sikap kekanakan. Yang kudengar benar-benar ketulusan dari Alpha yang dulunya membuatku terkenal dengan kata 'monster'.
Aku tak menjawab. Aku hanya tersenyum tipis sembari menunjukan gelang di pergelangan tanganku padanya. Gelang yang menunjukan bahwa aku siap melupakan masa lalu dan memberinya kesempatan kedua.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mansion ini berdiri santai di bibir pantai. Cat putihnya terlihat cerah berlatar langit biru. Teras kayunya langsung menghadap ombak besar yang lembut. Perabot di dalamnya sederhana namun nyaman. Jendela besar membiarkan pemandangan laut masuk dengan bebas. Ada perasaan relaksasi total disetiap sudutnya.
"Kuharap kalian menyukai mansion yang kusiapkan," kata Alpha Conor sesampainya kami di Mansion yang jaraknya tidak begitu jauh dari istana Redflaw
"Ini sempurna," jawabku
Aku berjalan menuju Hammock yang tergantung di teras, meninggalkan Alpha Arthur dan Alpha Conor yang berbincang di dalam. Hammock ini mengundangku untuk berayun sejenak, sambil melihat ombak laut yang naik turun dengan irama yang pas.
"Masuklah, kita berdua butuh istirahat," kata Alpha Arthur menyusulku setelah beberapa saat
"Dimana Alpha Conor?" tanyaku sambil turun dari Hammock dan melangkah kecil mengikutinya
"Kembali ke istana. Ada banyak hal yang harus ia lakukan untuk mempersiapkan pernikahan kita." jawabnya sambil memandangku dalam-dalam.
Dia tiba-tiba membungkuk, mengangkat tubuhku dengan gerakan yang smooth. Tangannya dengan kuat menopang punggung dan kakiku yang terangkat. Mata kami berdua bertemu dan bertatap dengan intens. Ekspresi kebahagiaan terpancar di wajahnya.
Dengan bride style yang sempurna, dia membawaku melintasi ambang pintu kamar kami. Kamar yang hangar dan intim. Cahaya lembut masuk melalui tirai tipis yang menerawang. Tempat tidur besar dengan sprei linen putih tampak mengundang. Entah kenapa, aroma tubuh dari Alpha Arthur tercium kuat di udara, membawa perasaan nyaman dan tenang.
Dia perlahan menurunkan tubuhku. Gendongan romantis itu berakhir dengan kakiku yang menyentuh tanah dengan pelan. Masih dalam pelukan hangatnya, mata kami masih saling bertatapan dengan senyum bahagia yang tak hilang dari wajahnya.
"Bagaimana mungkin aku bisa sebahagia ini dengan seorang pelarian? Apa yang kaulakukan padaku hingga aku tak bisa jauh darimu, Mate?" tanyanya sambil menyentuh lembut wajahku dengan jari-jari tangannya yang hangat
"Tidak ada. Mungkin kau akan merasa gila jika aku melakukan sesuatu padamu," godaku padanya
Alpha Arthur tersenyum kecil mendengar perkataanku. Perlahan dia mendekatkan wajahnya padaku dan memberikan ciuman kecil pada bibirku. Ciuman singkat yang cukup membuat jantungku berhenti berdetak untuk sesaat.
"Tidurlah, Mate. Ada sesuatu yang harus kulakukan. Ada Beta Noah yang berjaga tidak jauh dari sini. Aku akan kembali secepat mungkin,"
"Kau mau kemana?"
"Kau akan tahu nanti." jawabnya sambil memberikan kecupan di dahiku. Ia lalu pergi meninggalkan aku di kamar yang mulai terlihat dingin dan kosong tanpanya.
Aku mulai melepas pakaianku dan menggantinya dengan gaun tidur merah jambu yang lebih nyaman. Bantal empuk telah menjadi sandaran kepalaku. Aku menarik nafasku dalam-dalam dan aroma Alpha Arthur perlahan telah menghilang. Kamar menjadi redup dan sunyi, membuatku melebur menjadi bagian dari kegelapan yang nyaman. Berharap besok saat aku terbangun, aku mendapati orang yang mulai kucintai ini berada disini, memelukku erat dalam tidurku.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagi yang suka novel panjang, Last Clan: The Living Legend ini bisa menjadi pilihan kalian
mohon tinggalkan kritik dan saran di kolom komentar untuk perbaikan kedepan ya
terima kasih
dan ga kecewa sih
ceritanya bagus