SEPENGAL CERITA

Rendy tercengang saat Felicia menujukan kemana arah rumah nya, rumah besar mewah bernuansa putih itu benar-benar menyejukkan jiwa. Taman bunga yang subur di tambah ornamen ornamen indah ukurian.

" Ini rumah lo?. " Rendy menatap Felicia menyakinkan jika mereka tidak sedang salah rumah.

" Iya, rumah majikan orang tua gue lebih tepat nya. " Ucap Felicia dengan iringan tawa pelan membuat Rendy sedikit merasa aneh.

" Ah, iya gak masalah sih Fel. Apapun itu orang tua selalu ingin yang terbaik untuk anak nya, mereka kerja apapun ya agar anak nya bisa sama seperti anak lain nya. Gue sih bukan tipe orang yang akan menghina sebuah pekerjaan. " Ucap Rendy tersenyum membuat Felicia juga tersenyum melihat pemuda.

" Gue turun yah makasih, sekali lagi gue makasih sama lo sebanyak-banyaknya makasih pokoknya. " Ucap Felicia menyentuh tangan Rendy membuat pemuda itu tertegun.

" Sama sama. " Felicia keluar dari mobil Rendy dengan tertatih menahan nyeri di tubah nya. Sedangkan sepeda gadis itu berada di sebuah bengkel kecil yang bisa membenarkan nya.

Satpam di rumah nya langsung menghampiri anak majikan nya yang berjalan tertatih-tatih itu.

" Nona Felicia, ada apa nona?. Kenapa nona bisa terluka?. " Ucap Satpam itu membuat Felicia langsung berbalik melihat mobil Rendy masih berada di depan rumah nya.

" Gak papa kok, cuman luka kecil. " Ucap nya singkat segera masuk kedalam rumah membuat Rendy kemudian pergi dengan pikiran yang sedikit aneh melihat tingkah Felicia.

Felicia benar-benar tidak ingin jika orang lain melihat dirinya karena dia anak dari orang berada dari seorang pengusaha terkenal dan juga orang yang cukup di segani, dia hanya ingin di lihat sebagai gadis biasa yang hidup sederhana.

Para pelayan di rumah itu menghampiri Felicia. Mereka bingung melihat nona muda di rumah itu pulang dengan kondisi seperti itu, mereka juga takut jika mereka akan di salahkan saat orang tua nya melihat nya nanti.

" Udah deh, gue gak papa gak usah takut kalian di pecat dari sini. Lagian gue kecelakaan juga di luar rumah. " Ucap Felicia singkat menaiki tangga perlahan. Hal itu membuat para pelayan nya hendak menolong nya namun Felicia menolak.

***

Rendy kini sedang berdiri di depan ruang inap intensif di mana Yanti ibu dari Siska gadis yang dia dan teman-temannya selamat itu. Wanita berusia 45 tahun itu diam dengan mata tertutup ini sudah lebih dari 2 minggu sejak oprasi nya namun belum ada kemajuan dari sejak operasi beberapa pekan lalu.

" Kak.. " Seruan itu membuat Rendy berbalik melihat Riska yang sedang berada di belakang nya, gadis itu datang ke pelukan Rendy dengan mata sembab. Rendy memeluk nya dengan erat, Riska sudah seperti adik baginya mengingat beberapa tahun silam Rendy kehilangan adik perempuan nya karena suatu kecelakaan atas keteledoran pengasuhan adiknya.

" Gimana kalau ibu pergi, aku sama siapa di dunia ini. Riska udah gak punya siapa siapa lagi kak.. " Isak tangis gadis itu terdengar lirih.

" Kamu gak udah khawatir Riska, ada kak Rendy kak Dio kak Samuel sama kak Argha kami siap menjadi temeng terdepan kamu apapun yang terjadi. Jangan pernah putus asa Riska sekarang kamu hanya perlu semangat dan terus berdoa semoga ada keajaiban terjadi. " Dengan suara lembut Rendy menenangkan Riska yang masih memeluk nya erat.

Tak lama yang lain datang melihat Riska yang sedang memeluk Rendy membuat mereka sedikit khawatir jika ibu Riska dalam kondisi tidak stabil, mereka berlari cepat menghampiri keduanya.

" Ren, kenapa?. " Ucap Samuel membuat Riska melepaskan pelukan nya dari Rendy dan menghapus air matanya.

" Gak papa, Riska cuman khawatir sama keadaan bu Yanti. Udah hampir 2 minggu tapi belum ada perubahan sama sekali. " Ucapnya menjelaskan pada teman teman nya itu.

" Sebenarnya beberapa hari lalu ibu mengingau kak, dia memanggil nama kak Argha berulang kali. Mungkin ibu mau bilang makasih karena kak Argha sudah banyak membantu ibu dan Riska. Dan kakak kakak yang lain juga aku mewakili ibu mengucapkan banyak terimakasih sama kalian atas semua perbuatan baik kalian sama kami. " Mereka tersenyum menatap Riska, gadis itu sudah mereka anggap keluarga bagi mereka sendiri.

" Kamu harus semangat Riska, kamu juga harus ikhlas menerima semua kenyataan entah itu manis tau pahit. Soal Argha, kamu belum bisa membawa nya kemari. " Samuel menatap sahabat nya itu dengan pikiran yang bingung bagaimana dia harus menjelaskan semuanya pada Riska tentang Argha.

Riska nampak bingung melihat gelagat mereka.

" Kak Argha gak papa kan atau dia lagi sakit?. Mungkin Riska bisa menjenguk kak Argha?. " Gadis itu menatap mereka satu persatu menunggu jawaban apa yang akan mereka siapkan.

" Ada sesuatu yang tidak bisa kami jelaskan sama kamu Riska, tapi percayalah Argha baik baik saja dan sekarang dia lagi istirahat. Kamu gak perlu menghawatirkan nya yang perlu di khawatir itu dirimu sendiri yang sekarang semakin kurus dengan kantung mata yang menakutkan itu. " Ucap Deo dengan sesekali bercanda memecah ke tegangan diantar mereka.

Riska terkekeh mendengar celotehan Deo, mereka sedikit lebih santai saat itu.

" Kamu tunggu di dalam aja Riska, jika ada sesuatu langsung hubungi kami ok. " Samuel mengacak rambut Riska pelan. Gadis itu mengganguk kemudian masuk kedalam ruangan rawat intensif ibunya.

Sedangkan mereka beranjak pergi menuju taman di rumah sakit itu.

" Gue ketemu Felicia tadi, dia kecelakaan kek nya lumayan sakit. " Gumam Rendy saat mereka sudah duduk santai di temana. Dio dan Samuel menatap Rendy yang menatap sekeliling rumah sakit.

" Kecelakaan?. " Ucap mereka dengan bersamaan.

" Iya, jatuh dari sepeda. Luka nya lumayan banyak tapi udah gue bantu sih, gue anter juga ke rumah nya. Sebenernya gue mau bawa kesini tapi dia nolak ya udah gue anter ke rumah nya. " Jelas Rendy.

" Terus.. " Mereka sedikit penasaran dengan kelanjutan ucapan Rendy.

" Terus apaan, dia bilang sih orang tuanya kerja di sana dan dia cuman anak dari seorang art sama satpam. Soalnya tadi ada satpam yang kek khawatir banget sama dia makanya gue nyimpulin kalau itu bokap dia. " Dio dan Samuel mengganguk anggukan kepalanya mengerti.

" Mungkin Camelia sama Zikry deh biang nya, gue perhatian Camelia makin menjadi sama Felicia sekarang sejak ada Zikry. " Timpal Deo mengingat kejadian beberapa waktu lalu di mana Camelia membully Felicia.

" Gimana yah saat Argha tau mereka bully Felicia, tapi gue juga takut kalau emang gadis itu suka sama si Argha dan mereka punya hubungan deket.. " Samuel beranggan tinggi tentang kelanjutan hubungan Argha dan Felicia.

" Tapi Felicia kayaknya udah tau deh, lagian Argha gak mungkin ingin punya keterikatan sama orang lain kan. Dia sendiri pasti mikir gimana jika suatu saat dia hilang dan orang yang punya ikatan sama dia pasti terluka dan frustasi banget. " Timpal Rendy.

" Lo gak.. " Ucap Dio tak jadi saat melihat Randy. Ada sesuatu yang mengganjal di hati dan pikiran nya, namun dia bingung harus memulai dari mana untuk mengucapkan nya.

" Kenapa?. " Rendy dan Samuel nampak heran dengan ucapan Deo yang tidak dia selesai kan itu.

" Gak ada, dah lah. " Ucapan tertawa pelan. Mereka sibuk dengan pikiran mereka sendiri sembari menikmati angin yang datang menerpa wajah mereka.