Nikah Kontrak Jadi Cinta

"Sudah siap kan? mari kita ulang sekali lagi. Di baca saja ya mas Ravi" penghulu di depan Ravi terlihat menghiraukan tangannya pada Ravi sambil memberikan sedikit saran pada pria yang memang belum sepenuhnya sadar dari mabuknya itu.

Kalau soal cinta, mungkin hatinya saat ini masih menyimpan 59 persen cinta untuk Rachel. Sedangkan tanggung jawab untuk anak yang di kandung Hani adalah sisanya. Hani terlanjur hamil, sebenarnya hal itu yang membuat Ravi harus menikahi Hani.

"Mas, jangan salah lagi. Kamu mau anak kita di dalam rahimku ini sedih, mendengar ayahnya terus menyebut nama wanita lain?" tanya Hani berbisik pada Ravi.

Ravi menghela nafasnya begitu berat. Setelah itu dia menjabat tangan penghulu dan mengangguk memberi tanda pada penghulu itu kalau dirinya sudah sangat siap untuk melakukan prosesi Ijab qobul kembali.

"Bismillahirrahmanirrahim, saya nikahkan dan kawinkan kamu, ananda Raviansyah Bin Bagus Sudrajat dengan Hani Monalisa Binti Ikbal Kurniadi almarhum, dengan mas kawin seperangkat perhiasan emas seberat 10 gram dan uang tunai 10 juta rupiah, di bayar tunai"

Dan sekali lagi, penghulu yang sudah membacakan kalimat ijab dengan fasih dan santai itu menghentakkan tangan Ravi pertanda Rabi harus mengucapkan bagiannya.

"Saya terima, nikah dan kawinnya Hani Richardson Adiwijaya..."

"Ravi!" pekik Tikha yang merasa sangat kesal pada anaknya itu.

Lagi-lagi Ravi salah mengucapkan nama Hani dengan salah. Nama depannya Hani, tapi nama belakangnya tetaplah nama Rachel.

Para tamu undangan dari pihak Tikha sudah bergunjing dan berbisik-bisik. Membuat wajah Tikha merah karena malu.

Prokkk

Prokkk

Prokkk

Terdengar suara tepuk tangan yang membuat perhatian semua orang teralihkan.

Hani semakin membelalakkan lebar matanya melihat kedatangan Rachel. Hani pikir wanita itu sudah tidak akan lagi muncul di hadapannya karena patah hati.

Hani pikir, setelah apa yang dia lihat di apartemen Ravi itu, Rachel akan lompat dari jembatan penyebrangan, atau bahkan berjalan perlahan dan menenggelamkan dirinya ke laut.

Hani sama sekali tidak menyangka, bahkan Rachel berpenampilan lebih baik darinya. Wajahnya tampak segar dan glowing. Sedangkan pakaian yang dia kenakan, Hani sebagai seorang designer tentu saja tahu itu rancangan siapa. Oscar Bachore, dia adalah designer dengan tangan yang luar biasa. Dan hasil karyanya hanya satu saja setiap karya. Tidak pernah di buat dengan jumlah lebih dari satu.

Ravi yang melihat kedatangan Rachel, semakin tidak bisa berkonsentrasi.

Tikha yang tidak mau ada keributan langsung meminta Anang dan Arman mencegah Sagara dan Rachel mendekat ke pelaminan. Sayangnya bahkan manager hotel itu meminta Anang dan Arman untuk menyingkir dan memberi jalan.

"Berhenti Sagara, pergilah" kata Anang yang mengatakan semua itu dengan wajah datar.

"Mohon maaf, siapa yang tuan berdua ini usir? Tolong yang sopan bicara pada Tuan Sagara, beliau pemilik hotel ini" kata manager itu.

Duarr

Bak bom yang meledak, apa yang di katakan pak Anton, selaku manager hotel itu membuat semua orang melongo terkejut cenderung tak percaya.

Hani sampai berdiri dari kursinya mendengar apa yang dikatakan oleh manager hotel itu.

Anang dan Arman tak bisa berkata apapun, mereka hanya bisa memberi jalan pada Sagara dan Rachel.

Ravi juga berdiri dari duduknya ketika melihat Rachel melangkah mendekatinya dengan tatapan yang begitu berbeda dari biasanya.

Biasanya di mata coklat wanita itu terpancar tatapan penuh cinta. Tapi saat ini, Ravi tidak melihat cinta itu di manik mata indah Rachel yang kerap kali memberinya kekuatan saat dia lelah.

Arah pandangan Ravi pun teralih ke tangan Rachel yang merangkul mesra tangan Sagara. Rachel adalah wanita yang tidak pernah mau menyentuh pria dengan sembarangan. Tapi melihat cara mereka berjalan bersama, saling tersenyum saat mereka beradu pandang. Hati Ravi terbakar.

"Raviansyah, tolong jangan sebut nama belakang istriku saat kamu mengucapkan janji pernikahan dengan wanita pilihanmu"

Jegerr

Mata Ravi melebar, dan berkaca-kaca. Dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Kalian...?" tanya Hani tertahan sambil menunjuk ke arah Sagara dan Rachel.

"Sayang, keluarkan buku nikah kita" kata Sagara pada Rachel.

"Panggil aku sayang juga" bisik Sagara di telinga Rachel.

Rachel agak gugup. Pacaran dengan Ravi selama empat tahun saja dia tidak pernah memanggil Ravi, sayang. Sekarang dia di minta memanggil pria yang baru berinteraksi dengannya satu hari dengan panggilan sayang.

Ravi dan Hani tampak sama-sama shock dengan apa yang mereka dengar. Apalagi Hani, dia pikir Sagara itu cinta mati padanya. Mungkin butuh satu atau dua tahun bagi Sagara bisa bangkit dan move on. Sekarang dia menggandeng seorang wanita yang merupakan mantan sahabatnya sendiri, lalu mengatakan tentang buku nikah.

"Kalian jangan bercanda ya? jangan membuat keributan. Sekarang kalian keluar saja..."

"Maaf nona, tapi anda tidak bisa mengusir pemilik hotel ini" kata manager itu membuat Hani menutup mulutnya rapat.

Rachel meraih sebuah buku di tasnya. Lalu membukanya di bagian foto mereka berdua dan keterangan yang menunjukkan kalau Sagara dan Rachel memang sudah resmi menjadi pasangan suami istri.

"Bagaimana mungkin?" tanya Hani yang sangat tidak percaya.

Hani pikir semua ini tidak mungkin. Kemarin dia baru melihat Rachel menangis terisak dan begitu emosional. Bagaimana bisa mereka sudah menikah.

"Baca dan lihat ini baik-baik. Kalian berdua memang pengkhianat, tapi kenyataannya kami yang membuang kalian berdua. Selamat atas pernikahan kalian yang kacau ini, dan ingat ini baik-baik. Camkan di kepala kalian berdua, kamilah yang membuang kalian berdua, dasar pengkhianat!" kata Sagara yang lantas berbalik dan pergi begitu saja bersama Rachel meninggalkan Ravi dan Hani yang masih sama-sama tercengang.

Para wartawan yang mendengar kabar itu langsung memotret dan tampak heboh.

"Jadi kalian mengkhianati pasangan kalian?"

"Bagaimana komentarnya?"

"Bagaimana rasanya di buang seperti itu?"

"Usir mereka semua!" pekik Hani yang sudah tidak tahan dengan semua yang terjadi.

Kirana panik, dia meminta para security mengusir para wartawan. Hani yang tadinya ingin pernikahan menjadi viral. Karena di laksanakan di hotel mewah dan dengan gaun yang begitu istimewa. Akan tetapi malah menjadi sangat kacau.

Tikha yang memang sangat sayang pada calon cucunya lantas berusaha menenangkan Hani.

"Sayang, nak. Tenang. Tidak usah dengarkan apa yang di katakan oleh pria tadi itu. Siapa sih dia? datang-datang bikin ribut. Sudah nak. Sudah, lanjutkan saja pernikahan kalian. Malu nak, para tamu sudah bergunjing. Tenang ya nak" kata Tikha berusaha merangkul dan menenangkan Hani yang sudah seperti mau meledak karena emosi.

***

Bersambung...