NovelToon NovelToon
Second Chance To Love You More

Second Chance To Love You More

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ericka Kano

Sebuah kisah cinta rumit dan menimbulkan banyak pertanyaan yang dapat menyesakan hari nurani

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ericka Kano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lagi-lagi tidak yakin .. (2012)

"Ty, harus kamu kayaknya yang turun tangan ngasih konsultasi SBMPTN hari ini," ujar Pak Marsel agak khawatir

"Pak, gak enak sama Jein. Dia kan konsultan cabang," bantahku pelan di ujung telepon

"Bukan konsultan cabang, Ty. Kebetulan dia berkantor di cabang. Kalau lihat indeks keberhasilan konsultasi kan ada di kamu. Lagian Jein suka ngawur kalau ngarahin anak-anak. Sudah, cepatlah kau ke sini ya,"

Sebagai Kepala Cabang, tidak mungkin aku membantah lagi Pak Marsel. Akhirnya, aku memutuskan untuk mengendarai mobil kantor sendiri tanpa di antar supir menuju cabang. Sepanjang Minggu ini adalah masa konsultasi siswa-siswi yang ingin ke perguruan tinggi negeri. Aku sebenarnya bertugas di unit ku sendiri, tetapi Pak Marsel menelepon bahwa anak-anak di cabang ingin konsultasi denganku karena tidak puas dengan konsultan di cabang.

Dari unit ke cabang tidak terlalu jauh, sekitar 20 menit perjalanan sudah tiba. Aku langsung memarkirkan mobil di bagian VIP. Kepala bagian umum, Bang Yo, menghampiriku dan menunggu aku keluar mobil.

"Lho, Bu Christy gak diantar driver?," tanyanya begitu melihatku keluar dari kursi driver

"Tadi driver baru saja istirahat makan. Daripada lama menunggu ya udah saya sendiri saja," jawabku sambil tersenyum

"Ibu mau langsung ke ruang TST atau mau ke ruang bapak dulu?," tanya Bang Yo

"Aku menyapa bapak dulu, Bang," jawabku

"Baik, Bu. Bapak di ruangan," sambil menunjukan jari ibunya ke arah gedung

"Masuk dulu ya, Bang," ujarku sambil berlalu masuk dalam gedung

Di lobi gedung cabang sudah sesak dan padat dengan orang tua yang ingin konsultasi. Aku menerobos kerumunan itu dan mengetuk pintu ruangan kacab.

"Masuk," balas suara dari dalam.

"Sore, Pak," sapa ku begitu pintu dibuka

"Ah syukurlah kau cepat datang, Ty. Kau liat kan orang-orang sudah berjubel di lobi. Mereka gak mau konsul dengan Jein. Maunya sama kamu, Ty," papar Pak Marsel dengan wajah khawatir

"Ruangan mana yang akan digunakan Pak?",

"Ruangan eksekutif saja, Ty,"

"Baik, Pak, menuju ya,"

Tanpa menunggu jawaban, aku langsung keluar karena suasana di lobi sudah riuh rendah. Beberapa staf menyapaku sambil menundukkan kepala. Dan aku pun tiba di ruangan konsultasi.

Office boy sudah mengatur ruangan senyaman mungkin, disertai minuman dan camilan untukku. Konsultasi seperti ini akan memakan waktu cukup lama bahkan bisa sampai tengah malam. Pak Marsel sudah menginstruksikan agar aku tidak kekurangan minum dan makanan.

Detik demi detik berlalu, satu per satu orang tua dan siswa memasuki ruang konsultasi. Aku memberi arahan konsultasi pemilihan jurusan dengan hati-hati.

Tanpa terasa, sudah hampir jam 10 malam. Aku meregangkan tanganku sejenak.

"Bu, masih ada satu siswa di luar," Raya staf akademik tiba-tiba masuk untuk memberitahu

"Ohiya? Kenapa gak disuruh masuk, Ya?," ujarku

"Kata Pak Marsel ibu sudah berjam-jam pasti sangat lelah," jawab Raya

"Lho, kan tinggal satu. Nanggung. Kasian udah nunggu sampai jam begini terus kita tidak layani," papar ku

"Tapi anak itu ingin ngobrol di lobi aja katanya, Bu. Lagian orang tuanya gak datang jadi gak apa-apa di lobi aja," Raya menjelaskan

"Ya udah, di lobi aja. Tinggal dia juga kan, yuk," aku segera beranjak dari tempat duduk sambil melakukan peregangan lagi dan beranjak keluar menuju lobi.

Anak itu duduk sendiri. Perempuan. Cantik dan manis. Masih dengan seragam sekolah. Tidak didampingi orang tua seperti yang lain. Rasa iba di hatiku pun muncul.

"Haii.... Kinaya," sapa ku dengan cekatan melihat papan namanya. Maklum, aku bukan orang cabang, aku tidak mengenal siswa-siswi di cabang.

Anak itu langsung berdiri dan menjabat tanganku dengan sopan.

"Maaf yah sudah lama menunggu. Kamu pasti kelelahan," aku berujar

"Tidak apa-apa kak, tadi Kinaya ambil extra time Fisika dulu sama kak Firmansyah terus lanjut Kimia dengan kak Nurul," Kinaya menjelaskan

"Ohh ya sudah baiklah kalau begitu. Kita mulai yah,"

Kami berdua mulai mengobrol selayaknya konsultasi biasa. Aku mendengarkan dulu keinginan masa depannya seperti apa. Sambil mendengarkan, sesekali aku melihat ke sekeliling lobi yang sudah mulai sepi. Parkiran juga sudah sepi. Kebetulan kantor cabang dikelilingi kaca jadi bisa melihat ke arah luar saat duduk di lobi. Di luar hanya tersisa motor office boy dan motor oprasional. Mobil pun tersisa dua yang terparkir. Mobil operasional dan satu mobil yang sepertinya mobil milik orang tua siswa. Platnya sepertinya berasal dari luar kota. Selebihnya, hanya sunyi senyap.

Tak terasa kami sudah ngobrol selama setengah jam.

"Kinaya, kakak boleh tanya sesuatu gak?,"

"Apa itu kak?,"

"Kenapa Kinaya tidak didampingi orang tua?,"

"Kinaya yatim piatu, Kak. Kinaya hanya dibiayai keluarga. Itupun keluarga banyak di luar kota,"

Mendengar jawabannya, aku tidak mau bertanya lebih dalam lagi. Sepertinya hidup anak ini cukup kompleks.

Kinaya pun berpamitan. Aku mengantarkan sampai depan pintu lobi. Melihat dia naik mobil lalu pergi. Mobil di samping mobil operasional tadi ternyata mobil yang menjemput Kinaya.

Raya datang sambil membawa tasku dan beberapa buku bawaanku.

"Selesai untuk hari ini, Bu," ucap Raya

"Iya syukurlah, Ya. Aku sudah capek banget. Aku pulang dulu ya," ujarku

"Ibu bawa mobil kantor?," tanya Raya seraya kami berdua menuju parkiran

"Gak mampu lagi bawa mobil, capek. Naik angkot saja. Nanti besok pagi sebelum ke unit saya singgah dulu di sini ambil mobil," jawabku

"Kenapa gak dijemput suami, Bu?," tanya Raya lagi

"Mungkin dia sudah tidur. Tadi sempat chat ke dia tapi tidak dibalas," jawabku.

Untungnya masih ada angkot yang lalu lalang. Aku dan Raya pun berpisah.

Setiba di rumah, lampu ruang tamu terlihat sudah padam. Pintu sudah tertutup. Artinya, penghuni rumah sudah tidur. Aku membawa kunci cadangan, jadi tidak perlu membangunkan Steve. Perlahan aku masuk ke dalam rumah. Aku jaga-jaga jangan sampai membangunkan anakku Vincent yang masih bayi.

Aku membersihkan diri, makan, dan tidur. Tanpa membangunkan Steve.

Kelelahan melayani konsultasi membuatku bangun agak siang dan terlambat ke kantor. Seperti biasa aku sudah mengirim pesan izin terlambat ke kepala cabang dan beliau membalas dengan manis,

"Iya gak apa-apa Ty, yang penting kamu masuk kantor,".

Coba kalau karyawan lain izin terlambat pasti langsung kena semprot.

Ada saja yang Pak Marsel jawab, "Oh, telat karena sikomo lewat ya," atau. "Sekalian gak masuk aja biar kupotong gajimu bulan ini,".

Tidak heran kalau desas-desus ada main antara aku dan Pak Marsel itu muncul.

Aku tiba di kantor cabang sekitar jam 11. Aku langsung mencari Pak Marsel di ruangan untuk melapor kedatangan.

"Nah, Bu Christy datang. Selamat pagi, Bu. Bu, sini dulu," sapa Millytia front office cabang sambil melambai ke arahku

"Kenapa Ty?," tanyaku begitu mendekat

"Bu, tadi pas Milly tiba, ada yang kirim paket katanya untuk Ibu Christy Fransisca. Paketnya gede, Bu," Millytia bertutur dengan semangat dan suaranya yang besar

"Paket apa dan dari siapa?," tanyaku penasaran

"Milly gak tau pengiriman nya siapa Bu. Tadi cuma dititipan ke Abang ojek gitu. Tapi bungkusannya besar banget Bu," jawab Millytia dengan hebohnya

"Coba saya lihat,"

Millytia segera menuju ke dinding di balik ruang front office. Pak Marsel yang ruangannya dekat dengan front office segera keluar karena mendengar kehebohan suara Millytia.

"Lho, Ty, Udah datang? Ada apa nih heboh-heboh?," tanya pak Marsel

"Iya pak, baru datang. Gak tau tadi langsung dipanggil Milly katanya ada paket untuk saya," jawabku santai

"Paket?", Pak Marsel mengernyitkan kening.

"Nah, ini dia, Bu," Millytia datang membawa bingkisan cukup besar dibungkus kertas kado warn merah muda ornamen bunga mawar merah.

Aku tertegun melihat ornamen mawar merahnya. Ada apa ini? Mawar merah itu kesukaanku. Pengirimnya pasti bukan orang sembarangan.

"Wah, besar kali bah," seru Pak Marsel

"Nah besar kan, Pak. Milly juga penasaran apa isinya," seru Millytia masih dengan kehebohannya

Aku masih terdiam memandangi kado itu.

"Buka lah Ty. Penasaran aku apa isinya. Siapa juga yang ngirim," perintah pak Marsel.

"Mil, bisa bantu sobek pembungkusnya gak? Tapi kertas kadonya jangan sampai rusak ya," pintaku

"Dengan senang hati, Ibu," seru Millytia

Aku menahan napas melihat Millytia mulai membuka pembungkus kadonya. Pak Marsel juga terlihat begitu fokus.

Dan...ternyata kadonya adalah boneka lucu berwarna pink dan di dadanya ada gambar bintang. Di sana ada kertas dan ketika Millytia membukanya hanya ada tulisan 'from your star'.

Aku tertegun melihat itu. Aku sudah bisa memastikan siapa pengirimnya. Tapi, masih banyak pertanyaan dalam benakku.

"Kayaknya fans kamu ini, Ty," ujar Pak Marsel

"Bonekanya hampir tinggi denganku, Bu," seru Millytia

Pantas saja pembungkus kadonya motif bunga mawar. Dia tahu persis bunga kesukaanku. Dan sebutanku untuknya. My Star. Rai. Itu pasti Rai. Tapi dari mana dia tahu kantorku. Dan bukankah dia sudah menikahm ini sudah empat tahun berlalu. Apa maksud dia mengirim ini. Rasa sakit itu muncul lagi.

"Mil, lucu kan aku bawa-bawa boneka ini. Taruh di sini saja dulu. Nantilah ku ambil kapan hari," ujarku pada Millytia

"Ditaruh di bawah backdrop aja kali ya , Bu. Mana tahu bisa memotivasi penggemar ibu yang lain untuk mengirimkan kado," celetuk Millytia

"Masih mending siswa yang ngasih, Mil. Gimana kalo bapaknya siswa. Christy dikagumi bapak-bapak suami orang dong," Pak Marsel mencoba meledekku

"Eh ada Bu Christy," Raya tiba-tiba muncul.

"Hai Ya, thanks ya tadi malam sudah nemenin sampe selesai," aku tersenyum ke arah Raya yang muncul dari arah belakang

"Sami-sami ibu cantik. Oiya Bu, kebetulan. Kinaya minta konsultasi lagi hari ini jam 5 sore. Katanya hari ini ada walinya yang mau datang juga," tutur Raya

"Ohh akhirnya walinya mau datang. Saya kasihan lihat dia semalam. Hanya dia loh yang tidak didampingi orang tua. Sesibuk apa sih walinya itu sampai tidak bisa meluangkan waktu," ujarku sambil berpikir

Akhirnya, aku harus kembali ke unit kerjaku. Bekerja seperti biasa dan harus kembali ke cabang sebelum jam 5. Aku tidak mau Kinaya menunggu, jadi aku berusaha datang lebih awal dan tiba lebih dulu.

Kali ini aku diantar driver kantor, Om Ewin.

"Ke cabang lagi hari ini, Bu," om Ewin membuka obrolan saat kami di jalan menuju kantor

"Iya, Om Win. Banyak permintaan harus saya yang konsultasi. Gak enak sama Jein sebenarnya. Di sana kan ada dia. Siswa kita juga lebih banyak dari cabang," tuturku

"Berarti cara konsultasi ibu lebih bagus dari Bu Jein ya. Bu Jein agak tegang dan jarang senyum soalnya," Om Ewin terkekeh

"Mungkin sudah pembawaannya, Om Win. Tapi baik kok orangnya. Masih single loh dia Om Win," balasku

"Waduh, takut saya, Bu. Biar kata sudah mau 40 belum menikah, aku tetap gak mau dijodohkan sama Bu Jein. Orang nya galak, takut," kata Om Ewin suaranya dibuat-buat.

Aku hanya tertawa. Om Ewin dan Ibu Jein sama-sama belum menikah padahal usia sudah cukup dewasa.

Perjalanan ke cabang melewati kantor PLN area. Di momen itu aku kembali mengingat kado tadi pagi. Apakah jangan-jangan Rai sudah berkantor di sini dan dia tahu alamat kantorku. Kalau dia sudah menikah, untuk apa dia kembali mencariku dan membawa kado seperti itu. Bagaimana kalau ketahuan istri nya. Rasa sakit itu kembali muncul.

Aaahhh, aku tidak boleh mengenangnya lagi. Sekarang aku sudah punya Steve. Aku miliknya Steve selamanya.

Dan lagi-lagi, aku tidak yakin akan pernyataan itu....

1
.
/Rose//Rose//Rose/
eyyyy: Ikuti sampai episode terakhir ya kak🤗🙏🏻
total 1 replies
Bipana Telaija Gurung
Terbaik! Worth to read!
eyyyy: Thank u kak🤗🙏 Ikuti hingga episode terakhir ya🌹
total 1 replies
Gatita✨♥️😺
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
eyyyy: Thank u kak🤗🙏 Ikuti hingga episodenya terakhir🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!