NovelToon NovelToon
Menantu Luar Biasa

Menantu Luar Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Ketos / Matabatin / Sistem / Suami Tak Berguna
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Zhiyuan, menantu keluarga Liu yang dulu dicap tak berguna dan hanya membawa aib, pernah dipenjara tiga tahun atas tuduhan yang tidak pernah ia lakukan. Selama itu, dunia menganggapnya sampah yang layak dilupakan. Namun, ketika ia kembali, yang pulang bukanlah pria lemah yang dulu diinjak-injak. Di balik langkahnya yang tenang tersembunyi kekuatan, rahasia, dan tekad yang mampu mengguncang keluarga Liu—dan seluruh kota.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28 Rumor menjatuhkan

“Sialan! Bocah tengik, kau berani menantang kakekmu?” ucap Ah Fu dengan penuh kemurkaan.

Amarah Tian Zhen meledak. Ia menerjang maju, menghantam dengan dua tendangan cepat.

“Bajingan!”

Ah Fu bukannya menghindar, malah mengangkat kakinya yang seukuran batang pohon, memilih untuk adu kekuatan langsung. Ia yakin tubuh kurus Tian Zhen tak akan sanggup menahan benturan itu.

Penonton bergidik. Mereka melihat tubuh kurus Tian Zhen melawan pria kekar keturunan keluarga Yuan.

Hasilnya sudah jelas... atau begitulah yang mereka kira. Beberapa penonton yang penakut bahkan menutup mata, takut melihat darah muncrat.

Namun—

BUAGH!!

“Aaargh!”

Tendangan Tian Zhen menghantam telak. Tubuh raksasa Ah Fu terhuyung, rasa sakit menjalar dari kakinya.

Ia mundur terbirit-birit sambil memeluk kakinya, meloncat-loncat menahan perih. Adegan itu terlihat konyol, hingga membuat banyak orang melongo tak percaya.

“Ap... apa-apaan ini...” bisik seseorang dari kerumunan penonton.

Zhiyuan bisa menumbangkan lawan dengan satu tendangan masih bisa diterima. Tapi murid yang baru belajar sepuluh hari saja bisa menyingkirkan keturunan Yuan Shu?

Itu sudah di luar nalar!

“Brengsek! Kau cari mati!” Ah Fu meraung, wajahnya terpelintir. Meski kakinya cedera, tinjunya tetap berbahaya. Ia meluncur ke depan, mengayunkan pukulan dahsyat.

Tinju itu bergerak lambat, tapi terasa membawa kekuatan petir. Suara angin yang terbelah terdengar memekakkan telinga.

Penonton menahan napas, jantung berdegup kencang. Ada yang berharap melihat Tian Zhen terkapar, ada yang takut melihat kepala bocah itu remuk di tempat.

Namun Tian Zhen tetap berdiri tenang. Saat pukulan hampir menyentuhnya, ia mengangkat tinju kanannya perlahan, stabil, dan—

BAM!

Tinju Tian Zhen menghantam perut lawannya. Tubuh besar Ah Fu terangkat dari tanah, ia melayang membentuk parabola indah di udara, lalu jatuh menghantam lantai dengan keras.

Debu berhamburan, hanya tersisa erangan lemah tanpa gerakan.

“Woaaahhh!!”

Penonton meledak dalam sorakan. Suasana mendidih, tepuk tangan bergemuruh.

Wajah Liu Tiehshan menghitam, ekspresinya penuh malu.

“Kau terlalu berlebihan, Kakek,” ucap Tian Zhen sambil terkekeh, sengaja menyindir.

Kata-katanya langsung memukul balik. Semua orang tahu Liu Tiehshan tadi mencoba menekan Zhiyuan dengan status senior.

Tapi sekarang, panggilan “kakek” justru berubah menjadi ejekan yang mempermalukannya di depan umum.

Liu Tiehshan menggertakkan gigi, menahan amarah yang hampir meledak. Dari sudut matanya, ia menangkap senyum cerah Liu Yuxin yang jelas-jelas menikmatinya. Rasa benci membuncah dalam hatinya.

'Baiklah... kalau aku tidak bisa menyentuh Zhiyuan, aku masih bisa melampiaskannya pada Yuxin yang tak berguna itu.'

Dengan wajah muram, ia melambaikan tangan. “Bawa orang ini turun.”

Namun baru beberapa langkah, ia mendengar suara lain.

“Tuan Zhiyuan, Vanguard sungguh luar biasa. Saya tertarik bekerja sama dengan kalian...”

Liu Tiehshan hampir mematahkan tongkatnya. Orang-orang yang menyambut Vanguard itu sebagian besar dulunya adalah mitra bisnis keluarga Liu. Sekarang, mereka malah berpaling tepat di depannya.

Awalnya ia hanya ingin memberi pelajaran kecil. Tapi kini, kalau ia tidak membuat Liu Yuxin hancur berkeping-keping, amarahnya takkan pernah padam.

...

Keesokan harinya.

Liu Zhiya mulai mengikuti jadwal di Jinyao, bersiap tampil dalam acara paling populer saat ini—Kompetisi Bakat Terindah.

Namun sebelum naik panggung, masalah muncul lagi.

“Ya ampun! Siapa yang tega memotong semua pakaian yang sudah disiapkan? Bahkan pakaian cadangan pun tak ada. Gimana kita bisa tampil?!” Manajernya panik, wajahnya pucat.

Liu Zhiya menatap tenang pada baju yang compang-camping. Sejak pagi, ia sudah berkali-kali menghadapi gangguan. Semakin dibiarkan, semakin parah saja ulah lawan di balik layar ini.

Tanpa banyak bicara, ia mengambil gunting dari meja rias, memotong bagian pakaian yang paling rusak. Lalu ia mengambil beberapa jarum pentul dari kotak make-up, dan dengan tangan terampil, ia mengubah baju compang-camping itu menjadi gaun sederhana namun elegan, berkesan liar dan unik.

“Sudah terlambat. Bantu aku cepat berpakaian.”

Manajernya hanya bisa tertegun, namun tetap membantu memakaikan pakaian itu. Begitu terpasang, pakaian itu justru pas di tubuh Liu Zhiya—proporsinya sempurna, tiap lekuk tubuhnya semakin menonjolkan pesona.

Tidak jelas, apakah bajunya yang membuatnya cantik, atau kecantikannya yang membuat baju itu indah.

“Nomor 66... Liu Zhiya...”

Ketika ia naik ke panggung, penampilannya tetap memesona. Namun di antara penonton, Yu Dayong hanya bisa menatap dengan wajah muram.

Ada penyesalan, ada amarah, tapi ia memilih berpaling.

Namun... begitu melihat botol air di tangan manajer Liu Zhiya, sudut bibir Yu Dayong melengkung licik. “Hmm... masih ada cara lain.”

Disisi lain, begitu Liu Zhiya melangkah ke panggung, seluruh penonton langsung terpesona. Tubuhnya sempurna dan aura alaminya saja sudah cukup membuat banyak orang jatuh hati, apalagi ditambah dengan kemampuan menyanyi yang benar-benar luar biasa.

Bisa dibilang, begitu ia muncul, suasana langsung meledak. Penonton jadi semakin menantikan jalannya kompetisi.

Sementara itu, di sebuah ruangan, Zhang Yingying menggertakkan gigi hingga wajahnya memerah. Remote di tangannya terhempas ke sofa, lalu ia mengeluarkan ponselnya dan menelepon.

“Kerjamu jauh dari kata memuaskan. Mungkin aku harus kasih sedikit saran padamu,” ucapnya dengan nada dingin menusuk.

Nada itu membuat tangan Yu Dayong, yang sedang memegang telepon, bergetar hebat. Ia teringat kejadian beberapa hari lalu—bagaimana Zhang Yingying memperlakukannya tanpa ampun, dan hingga kini tubuhnya masih terasa sangat nyeri.

“O-oke... oke, aku mengerti. Aku tahu harus bagaimana sekarang.”

Setelah menutup telepon, keringat dingin membasahi dahinya. Benar-benar, hati wanita adalah yang paling beracun. Skema dan trik seorang pria masih kalah dibanding kebengisan seorang wanita.

Untung saja ia sudah menghabiskan setengah juta untuk meredam amarah Zhang Yingying. Kalau tidak, dengan wataknya yang kejam, Yu Dayong benar-benar tak akan bisa menghadapi perempuan itu.

Ia memang berniat membalas dendam, tapi kini, bahkan bernapas pun ia harus hati-hati. Menghadapi wanita beracun seperti Zhang Yingying, lebih baik ia sembunyi jauh-jauh agar tidak celaka.

Keesokan paginya lagi.

“Selamat pagi, semuanya.”

Liu Zhiya menyapa rekan-rekannya di Jinyao dengan senyum cerah. Namun, yang ia dapat hanyalah tatapan sinis dan wajah penuh penghinaan. Semua orang menjauhinya seolah ia pembawa penyakit.

Liu Zhiya tertegun. 'Apa yang sebenarnya terjadi?' batinnya.

Di sisi lain, ruang kerja CEO Jinyao dipenuhi aura tegang.

“Tuan, maafkan saya. Karena keterbatasan waktu, saya belum bisa menemukan dalang sebenarnya kejadian itu!”

Di depan meja, Zhiyuan menatap koran yang terbuka. Judul besar terpampang jelas: Kontestan paling menjanjikan The Voice of Beauty, Liu Zhiya, terlibat transaksi kotor di balik kompetisi Jinyao.

Wajah Zhiyuan menggelap. “Sapu bersih semua berita terkait Liu Zhiya.”

Seorang eksekutif buru-buru menggeleng. “Tuan, langkah itu justru berbahaya. Kalau kita hapus semuanya, publik akan mengira berita itu benar. Lebih baik kita biarkan dulu. Kalau memang ada orang yang sengaja menjebaknya, kita bisa tangkap dalangnya dan sekaligus membersihkan nama Liu Zhiya. Setelah itu, mungkin popularitas Liu Zhiya bisa melonjak lebih tinggi.”

Zhiyuan mengetukkan jarinya ke koran, meskipun enggan tapi dia akhirnya mengangguk pelan. “Baik.”

1
Jujun Adnin
kopi mendarat
Prajapati
author koplak.hanya segini kemampuanmu..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!