NovelToon NovelToon
Nikah Kontrak

Nikah Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

Amira 22 tahun menikah kontrak dengan Ferdi baskara untuk biaya kesembuhan ayah angkatnya.
Amira bar-bar vs Ferdi yang perfeksionis
bagaimana kisah tom and Jery ini berlangsung

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

perkara selera

“Cepat, Ferdi!” ucap Renata tegas.

“Serius, Oma?” sahut Ferdi kesal.

“Cepat!” Renata mengulang dengan nada lebih tegas.

Ferdi ketakutan. Ia segera menggenggam tangan Amira dan keluar dari ruangan rumah sakit.

Renata menyandarkan tubuhnya ke tepian ranjang.

“Viona, lihatlah anakmu. Padahal Amira itu orang asing, tapi dia tidak alergi sama Amira,” ucap Renata.

“Mungkin dia jodoh Ferdi,” jawab Viona pelan, menatap Amira dan Ferdi pergi.

“Jodoh-jodoh aja… kamu selidiki segera siapa Amira itu,” ucap Renata tegas.

“Tapikan keluarga Amira di Tiongkok, Bu,” sanggah Viona.

“Dasar bodoh… kamu pikir aku percaya dengan apa yang dia katakan? Dia bukan dari Tiongkok. Selidiki, jangan sampai kamu kecolongan!” bentak Renata.

“Baik, Bu,” jawab Viona mantap.

“Aneh sekali… padahal tadi Ibu menyuruhku mencari latar belakang Amira, tapi juga menyuruh Viona. Ternyata wanita tua ini belum 100% percaya padaku,” gumam Anton dalam hati.

“Pergilah kalian, aku ingin sendiri,” ucap Renata.

Viona dan Anton pun keluar.

Sementara itu, Ferdi dan Amira sedang rebutan kunci mobil.

“Aku yang bawa,” ucap Ferdi tegas.

“Gue yang bawa!” sahut Amira. Ia paling senang melihat Ferdi kesal. Padahal lelah menyetir, Amira pura-pura ingin nyetir hanya untuk melihat Ferdi jengkel.

“Kamu kenapa selalu membuatku kesal?” bentak Ferdi.

“Karena aku sedang membuatmu jatuh cinta padaku,” jawab Amira santai.

“Mimpi,” sahut Ferdi kesal.

“Ayo berangkat,” ucap Amira.

“Ha… sejak kapan kamu mengambil kunci mobil dariku?” tanya Ferdi, terkejut.

“Sejak tadi, sayangku…” Amira menjulurkan lidah nakal.

Akhirnya Ferdi masuk ke mobil dengan kesal. Pertengkaran mereka menarik perhatian banyak orang: pengawal, pengunjung, dan staf rumah sakit.

Ferdi yang biasanya pendiam, menjadi cerewet saat bersama Amira. Amira pun berani melawan Ferdi secara terang-terangan.

Amira menghidupkan mobil.

“Brum…”

“Brum…”

“Norak… ketahuan banget jarang bawa mobil mewah,” ucap Ferdi.

“Haha… ko tahu sih? Kan aku biasanya bawa mobil angkot atau pick-up,” jawab Amira santai.

“Dasar pembohong, ngaku orang kaya tapi bawanya angkot,” Ferdi sinis.

‘Ah, mulut ini sulit diajak kompromi,’ gumam Amira dalam hati.

“Aku tahu kamu pembohong,” ucap Ferdi waspada.

Baru saja Ferdi mangap, Amira sudah menginjak pedal gas dalam-dalam.

“Cit!” suara ban mobil berdecit.

“Orang gila!” teriak Ferdi sambil memegang handel.

Amira memacu mobil dengan ugal-ugalan.

“Gilaaaa!” teriak Ferdi saat mobil hampir menabrak trotoar.

“Hehe, santai dong, bos,” ucap Amira.

Amira membawa Ferdi ke pasar Tanah Abang.

“Ha… tempat apa ini?” ucap Ferdi bingung.

“Ya, kita belanja bajulah, sayang,” jawab Amira.

“Hahaha… anak orang kaya belanja di sini, ketahuan kan kamu bukan orang kaya,” cibir Ferdi.

‘Ah, aku hampir lupa kenapa aku bawa dia ke sini,’ gumam Amira dalam hati.

Amira keluar dari mobil. Ferdi juga turun, lalu dengan cepat mengambil kunci dari Amira.

“Wey, bakat juga lu jadi maling!” ucap Amira kesal.

“Bodo amat,” jawab Ferdi, lalu masuk kembali ke mobil.

“Brum!” Mobil menyala. Ferdi menginjak gas dan meninggalkan Amira.

“Ferdiiiiiii!” teriak Amira sambil menginjak-injak lantai parkir karena kesal.

“Kenapa, neng?” tanya seorang pria buncit

“Ah, gue ditinggalin suami gue,” jawab Amira kesal.

“Ah, kasihan banget sih… sama abang aja gimana?” ucap lelaki itu.

“Ogah… tuh perut kayak siluman pat kay aja mau sama gue,” balas Amira.

“Siapa pat kay?” tanya lelaki itu bingung.

“Siluman babi,” jawab Amira.

“Ah, sialan lu!” ucap pria itu sambil berusaha menangkap Amira.

Amira menendang perut pria itu hingga terjungkal.

“Wey, lihat! Bang Jak dipukulinn!” seru Amira.

Puluhan orang keluar menghampiri pria gendut itu, tapi sebelum mereka mendekat terdengar deru mobil.

“Brummmm… brummmm…”

“Naik cepat!” ucap Ferdi.

Amira loncat dan masuk ke mobil.

“Kenapa lu ninggalin gue?” tanya Amira.

“Biar kamu panik,” jawab Ferdi tersenyum puas.

“Kurang ajar lu ya… awas lu!” ucap Amira kesal.

“Sudah, kita harus cabut. Mereka banyak tuh,” ucap Ferdi.

Mobil pun melesat cepat, meninggalkan kerumunan di belakang.

Akhirnya mereka sampai di mal mewah.

“Wow… ini mahal banget sih… jangan di sini ah,” ucap Amira.

“Norak… ketahuan banget kalau kamu bukan orang kaya. Aku laporin nanti sama Oma kalau kamu tukang bohong,” ancam Ferdi.

“Ya, elah… aku ini orang kaya yang hemat. Tidak sembarangan mengeluarkan uang,” jawab Amira.

“Alasan,” ucap Ferdi sinis.

Tanpa sengaja, Ferdi memegang tangan Amira dan membawanya ke sebuah butik mewah. Amira tersenyum, kemudian menggandeng Ferdi.

“Jauh… jauh sana,” ucap Ferdi sambil menyingkirkan tangan Amira.

“Ah, tadi aja kamu yang narik-narik aku,” balas Amira genit.

“Bawakan koleksi seperti yang biasa dipakai Nona Laras,” ucap Ferdi tegas kepada pramuniaga.

Pramuniaga melirik cepat. Biasanya Ferdi memang datang bersama Laras. Sekarang ia melihat perempuan lain yang jauh lebih… berisik. Ia heran, tapi menahan diri untuk bertanya.

“Baik, Tuan.”

Tak lama, beberapa busana feminim elegan dibawa.

Amira langsung cemberut, melirik sekeliling butik. “Astaga, ini baju apaan sih… nggak ada selera gue banget.”

“Ini butik wanita, jelas baju cewek semua,” sahut Ferdi ketus.

“Dan ini, Tuan, koleksi terbaik kami,” pramuniaga tersenyum ramah sambil mengangkat gaun berkilau.

“Cobalah,” desak Ferdi.

“Enggak mau.”

“Kenapa?” Ferdi memandang curiga.

“Ini semua baju boneka Barbie. Gue nggak suka,” Amira manyun.

Ferdi menahan napas panjang. “Astaga, ini koleksi terbaik. Laras aja suka—feminin, elegan.”

“Ogah! Bisa masuk angin gue kalau pakai begituan,” sahut Amira sengit.

Ferdi melotot. “Terus kamu maunya yang kayak apa?”

Amira mendengus, lalu langsung menarik tangan Ferdi ke toko sebelah.

Begitu masuk, Ferdi langsung mengerutkan kening. “Ya ampun… ini toko baju gunung. Ngapain beli di sini?”

“Gue maunya ini.” Amira menunjuk rak berisi kaos oblong hitam dop, jaket outdoor, dan celana jeans sobek.

Ferdi hampir menjatuhkan diri ke kursi. “Kamu tuh cewek apa kuli bangunan?!”

“Sembarangan,” protes Amira, lalu meraih kaos hitam. “Ini selera gue. Lihat, kalau pakai ini gue jadi kelihatan macho, kan?”

Ferdi menepuk jidat. “Dasar gendeng…”

Amira nyengir nakal. “Beliin ya, sayang~”

“Boleh… tapi syaratnya, baju cewek juga harus dipilih. Oma bisa ngamuk kalau aku pulang cuma bawa baju tukang parkir sama tukang las begini.”

“Menghina mulu!” Amira manyun sambil melipat tangan di dada. “Ya udah, gue mau dua toko sekalian.”

Ferdi sudah terlalu capek untuk berdebat. Ia hanya mengangkat alis, lalu berkata datar, “Borong semua.”

Amira melotot. “Serius? Emang duitnya ada?”

Ferdi tersenyum sinis. “Nah, ketahuan kan lu bukan orang kaya. Aku baru bilang borong dua toko aja, kamu langsung heboh.”

Amira menepuk jidat. “Astaga, gue lupa! Sekarang gue harus menyesuaikan diri jadi orang kaya…” pikirnya dalam hati, panik setengah mati.

Sementara itu, dua toko langsung sibuk. Pramuniaga mondar-mandir, karyawan menggotong tumpukan plastik belanja, dan akhirnya toko ditutup sementara hanya untuk membungkus semua pesanan Ferdi.

Amira menatap pusing. “Ini barang segini banyaknya, siapa yang bawa? Jangan-jangan gue disuruh gotong sendiri lagi?”

Ferdi mendengus. “Nah, itu mental miskin lagi keluar. Ya jelas lah minta dianterin ke rumah. Sekarang kamu pilih satu aja buat ganti. Badan kamu udah bau, lagi… mirip ondel-ondel jalanan.”

Amira terbelalak. “Wey! Ini kan baju lu masih,Kaos Doraemon, kolor Ipin Upin. Kenapa lu hina?”ucap amira lantang

Ferdi mendadak pucat, buru-buru mendekat dan menurunkan suara. “Sssst! Jangan keras-keras. Itu… mamah aku yang beliin. Udah jarang aku pakai”

Amira menahan tawa, sampai perutnya sakit. “lu tuh orang kaya aneh sok cool. Diluar....padahal dirumah pakai kolor ipin upin”

"Brisik bikin malu aja" Ucap ferdi.

..

Ferdi melihat ke suatu tempat matanya terbelalak lalu bergumam

" Laras"

1
partini
bulu bulu salah pilih lawan wkwkkw
fer kecintaan buangttt ma Kunti
3C
keren Amira...
Dea Wibowo
suka aja, bahasa nya natural, konplik ringan, cerita nya jg gak ribet .. enak buat d baca sambil rebahan /Facepalm//Good/
Mami Pihri An Nur
Ya Allah bab pertama sj sudah bikin aku ngakak,, smngat kak, aku kasi bunga deh
Dewi Anggraeni
sepertinya amora dan amira kembar an yaa
SOPYAN KAMALGrab
makasih Lo ka
partini
ao seperti itu
partini
sehhhh mantap sekali ini Oma
partini
dari sinopsis bikin curiga lah pas baca 👍👍👍👍
3C
Amira kereen...anak serigala gitu loh
3C
cerita nay bagus....unik beda dari yg lain. nyesel lho klo ga baca
3C
wah, makin seru ceritanya nih...
Heny
Kucing di kasi ikan mn nolak kwkw
y_res
boleh getok palax Ferdy e teflon gk sich bego banget jdi org,nenekx diselamatin eh malah gk sadar diri,ap dulu wkt sekolah cman ampe pagar 🙏🙏🙏
y_res
ntah si Ferdy in polos atw bodoh level dewa,ditinggalin di hari pernikahan msh cinta,,,gk ad harga dirix🙏🙏🙏
y_res
judul e berkaryalah....ta kirain suruh kerja a gitu eh ternyata suruh nglukis pake bibir 😅
y_res
biasax dlm nikah kontrak yg sadis tuh suami istri cman bsa manut trus mewek diam2,,,lah disini suamix malah frustasi gk bsa ngelawan😅
y_res
bru bab 1 dah ngakak🤣🤣🤣,tpi ta simpen dulu thor biar banyak soale aq tim maraton 😅🙏
Rian Moontero: mampiiirr/Bye-Bye/
total 2 replies
3C
wkwkwk...lucu bgt dah Amira. biasanya tokoh wanita itu cengeng, ini mah keren....
SOPYAN KAMALGrab: terimakasih ka @
total 1 replies
3C
lanjut Thor....seru ceritanya
SOPYAN KAMALGrab: terimakasih ka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!