NovelToon NovelToon
RAHASIA DI BALIK PENGKHIANATANMU

RAHASIA DI BALIK PENGKHIANATANMU

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Berbaikan / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Desy Far

Rumah tangga Luna yang sangat hangat secara tiba-tiba hancur tanpa aba-aba. Luna mendapati suaminya, Ares, berkhianat dengan sahabatnya sendiri, Celine. Luka yang sangat menyakitkan itu membuat Luna mencari penyebab suaminya berselingkuh. Namun semakin Luna mencari kebenaran, semakin banyak tanda tanya menghantuinya hingga akhirnya Luna memutuskan mengakhiri pernikahan mereka.
Benarkah Ares sudah tidak lagi mencintai Luna?
Ataukah ada suatu kenyataan yang lebih menyakitkan menunggu untuk terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Far, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

APAKAH SIA-SIA?

Kantor sudah mulai sunyi. Beberapa lampu sudah dipadamkan, menyisakan cahaya dingin dari lorong menuju ruang kerja divisi. Jarum jam sudah menunjuk pukul sebelas malam, Luna baru saja selesai dengan beberapa file yang diketiknya.

Disudut ruangan, Noval duduk dengan ponsel ditangannya. Ia tidak membantu, namun kehadirannya membuat Luna tidak merasa sendiri. Sesekali ia menguap, sesekali ia melirik Luna yang sedang mengemaskan beberapa berkas di mejanya.

“Sudah kelar semuanya?” tanya Noval dengan nada malas.

“Sudah. ini lagi susun berkasnya, kalau hari ini sudah siap, besok tinggal dikirim saja,” jawab Luna tanpa menoleh.

Noval kembali scrolling media sosial di ponselnya. Tiba-tiba sebuah notifikasi live muncul. Muncul nama Celine yang membuat Noval seketika tertegun.

Refleks, ia klik. Layar langsung memnampilkan sosok Celine yang tersenyum dikamera sambil menjawab beberapa pertanyaan yang dikirimkan oleh penonton livenya. Namun bukan hal itu yang membuat jantung Noval berdegup kencang, melainkan tangan seorang pria yang sekilas masuk dalam frame. Menggunakan jam tangan yang tidak asing di mata Noval. Jam tangan milik Ares.

“Lun, lihat ini.” Panggil Noval.

“Hm?” Luna masih sibuk menyusun berkas-berkas.

“Cepat sini. Kamu harus lihat ini.”

Luna menurut. Ia mendekat, tatapannya langsung tertuju pada layar ponsel Noval. Napasnya tercekat. Meski hanya sekilas ia sangat mengenali jam itu. jam yang pernah ia belikan untuk Ares ketika hari ulang tahunnya. Jam yang sampai sekarang masih Ares pakai setiap hari.

“Tidak mungkin,” bisik Luna.

Detik itu darah Luna serasa berhenti mengalir. Noval yang menyadari respon Luna cepat menahannya yang mulai goyah. “Tunggu Lun. Jangan langsung percaya.”

“Noval, semuanya sudah jelas. Itu jam Ares! Celine sedang bersama Ares sekarang!”

“Lun, kamu bilang Ares sering mengawasi kamu jika kamu seorang diri dirumah melalui CCTV rumahmu kan? Kita bisa cek kebenarannya sekarang.”

Tanpa banyak  bicara, Luna membuka ponselnya yang tersambung dengan akses CCTV rumahnya.

Disana terlihat jelas Ares sedang duduk di sofa ruang TV, bersandar dan menonton televisi.

Hening.

Luna merasa lega sekaligus bingung. “Itu Ares di rumah,” gumamnya.

“Berarti yang bersama dengan Celine sekarang bukan Ares,” sahut Noval. “Celine sedang bermain kotor untuk membuat kamu rapuh.”

Luna menutup mulut dengan telapak tangannya. “Kenapa dia melakukan ini? Kenapa dia ingin aku percaya bahwa Ares mengkhianatiku?”

Noval menyentuh pundak Luna. “Mungkin dia tahu kamu kuat di segala kondisi. Namun tidak untuk hubunganmu dengan Ares. Dia tahu rasa curiga yang tidak pernah berhenti itu sangat sakit.”

Luna menunduk. Kata-kata Noval menusuk tepat di dadanya. Luna kali ini hanya pasrah. Menunggu episode baru setiap harinya.

***

Matahari pagi menyilaukan matanya. Seingat Luna, ia sudah menutup tirai kamarnya semalam. Namun secara tiba-tiba Luna dikejutkan dengan pemandangan di hadapannya.

Ares berdiiri di sisi ranjang tepat disamping Luna dengan wajah yang tegang dan kedua alis berkerut. Tampak di tangannya memegang ponsel Luna dengan layar ponsel yang menyala. Terlihat chat antara Luna dan Noval.

“Apa maksudnya ini, Luna?” suara Ares berat, penuh kemarahan.

Luna refleks bangkit untuk merebut ponselnya dari tangan Ares. Namun Ares tidak memberikan ponsel itu pada Luna.

“Kamu membaca pesanku?”

“Apa yang kalian lakukan? Kalian mengikutiku? Kamu dan Noval bekerja sama mengawasi aku?”

Terdengar dengan jelas nada kecewa dan marah yang bercampur menjadi satu.

“Ares, aku bisa jelaskan...”

“Jelaskan apa? Bahwa aku benar selingkuh?”

Luna terdiam dan lidahnya kelu. Kata-kata yang sudah ia siapkan tadi malam, seketika lenyap.

“Aku hanya ingin tahu yang sebenarnya, Res,” jawabnya pelan.

“Yang sebenarnya? Sepenting apa kamu tahu semuanya Luna?” bentak Ares.

Ares kemudian melempar ponsel Luna ke atas kasur dan meninggalkan Luna di kamar. Detik itu, Luna merasa jarak diantara mereka kian terasa. Ares sudah tidak mau mendengar penjelasannya. Ia sudah kadung merasa di khianati, padahal Luna lah yang terluka lebih dulu.

***

Siang hari, saat Luna mendapat notifikasi Ares mengunggah foto di media sosialnya, Luna nyaris tidak percaya pada apa yang dilihatnya.

Sebuah foto terbaru muncul di akun resmi Ares. Disana Ares berdiri berdampingan dengan Celine nayris tanpa jarak. Mereka tersenyum mesra layaknya sepasang kekasih. Terdapat caption yang tertera dibawah foto tersebut:

“Berdua bersama mu adalah hal yang tak perlu dijelaskan, cukup dirasakan.”

Tangan Luna bergetar menggenggam ponsel. Darahnya mendidih. Rasanya wajahnya ditampar di depan umum. Seluruh rekan kerjanya pasti akan membicarakannya.

Tak lama kemudian, Noval masuk kedalam ruangannya dengan wajah serius.

“Luna, kamu sudah lihat?”

Luna hanya mengangguk lemah. Luna menatap Noval dengan mata merah. “Lalu apa yang harus kita lakukan Val?”

Noval menatap Luna dengan tajam. “Ini bukan sekedar drama. Ini perang.”

Sore harinya, saat Luna dan Noval sedang makan di sebuah café, telepon Noval berdering. Nama yang muncul di layar ponselnya membuat Noval panik. Itu dari temannya yang merupakan salah satu investor apartemen tempat Celine tinggal yang membantu mereka beberapa waktu lalu.

Ketika Noval menjawab panggilan, suara berat di seberang terdengar.

“Val, Flashdisk yang kamu minta tempo hari tercecer. Ada orang yang mengembalikannya ke manajemen apartemen. Ada catatannya Val ‘Integritas anda sangat dipertanyakan.”

Noval membeku. Jantung serasa copot. “Apa? Bagaimana bisa tercecer? Aku selalu meletakannya…”

Belum sempat Noval menjelaskan, temannya lantas memotong. “Akibatnya, kerjasama investasiku langsung diputus dengan beberapa konsekuensi. Nama baikku sekarang hancur. Kamu tahu? Puluhan miliar akan hilang begitu saja.”

“Aku benar-benar minta maaf,” ucap Noval lirih.

“Val, ingat. Lawan yang kalian hadapi ini tidak main-main. Hati hati.”

Telepon ditutup tanpa perpisahan. Suasana seketika sunyi.

Luna menarik napas panjang. “Val, apakah Celine yang menemukan flashdisk itu”

“Bisa jadi Lun.”

“Kita benar-benar diawasi Val.”

Noval mengusap wajah dengan tangannya. “Aku lalai sekali. Aku sudah menyeret temanku ke masalah ini. Seharusnya ini tidak perlu terjadi.”

Malamnya, Luna dan Noval menemui temannya itu. Wajah pria itu penuh kekecewaan.

“Aku kecewa dengan kamu Val. Kenapa kamu bisa teledor seperti itu? aku sudah membantu kalian.”

“Maafkan aku. Aku yang salah sudah membuat Noval menyeret kamu ke masalah ini dan aku mengajaknya menyelidiki lebih jauh,” kata Luna dengan suara serak.

Pria itu menggeleng. “Bukan masalah siapa yang salah, tapi cara kalian menjaga kepercayaan. Kalian tahu kalian melawan orang yang lebih licik dari yang kalian kira. Dan sekarang kalian menghancurkan nama baik orang lain.”

Luna menunduk merasa sangat bersalah. Air matanya menetes diam-diam. Berkata maaf pun bagi Luna tidak akan mengembalikan nama baik teman Noval itu.

Pria itu berdiri. Dari gerakannya sudah terlihat bahwa ia hendak meninggalkan Noval dan Luna di café itu.

Pria itu hanya berkata satu kalimat sebelum pergi meninggalkan mereka:

“Hati-hati. Lawan kalian tidak hanya menyerang hati, tapi juga kehidupan.”

Noval dan Luna ditinggal pergi. Kedua nya saling bertatap. Dari tatapan mereka mengandung arti:

“Setelah ini apa yang harus kita lakukan?”

***

Malam itu, Luna duduk di tepi ranjang, menatap kosong ke arah jendela kamar. Pikirannya berkecamuk.

Semua langkah yang ia ambil bersama Noval, kini justru menjatuhkan orang-orang yang tidak bersalah. Reputasi teman Noval hancur, hubungannya dengan Ares semakin hari kian merenggang.

“Jika setiap langkahku selalu terpantau, maka selanjutnya aku harus berjalan lebih sunyi. Tapi semuanya sampai kapan?”

1
LinJibongs
Thor, jangan biarin kami kelaparan. Update secepatnya 🥺
Desy Far: Kak. Sudah diupload ya bab selanjutnya. Selamat membaca 🫶🏻
total 1 replies
Gbi Clavijo🌙
Thor, jangan bikin pembaca gatal gatel nunggu update ya!
Desy Far: Tenang aja kak. Aku bakal ajak kakak greget sama kisah Luna ini 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!