Wang Bao pemuda pekerja keras menyelamatkan sepupunya dari sebuah kecelakaan, namun malah tertabrak dan melakukan transmigrasi ke dunia lain memasuki tubuh pemuda yang memiliki nama yang sama dengannya. Di dunia tersebut jiwa Wang Bao masuk ke dalam tubuh tuan muda dari keluarga bangsawan, mengetahui hal tersebut Wang Bao sengat senang hidup dengan kekayaan Wang Bao berpikir akhirnya tiba kesempatan untuknya bersantai tanpa harus bekerja mati-matian untuk mencari uang sayangnya ternyata Wang Bao terjebak ke dalam keluarga seniman beladiri, yang mengutamakan kekuatan membuat Wang Bao berpikir untuk melarikan diri dari dunia bela diri tapi semakin ingin melarikan diri Wang Bao semakin terjebak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mirna Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Wang Bao
Wang Bao kembali ke paviliunnya, sepanjang jalan terus tersenyum menyapa semua orang yang dilihatnya.
"Ming Fu?" Teriaknya memanggil.
"Tuan! Tuan! Tuan muda Wang Bao, saya dengar anda juga harus ikut uji tanding," Ming Fu menyambut kepulangan majikannya dengan wajah panik.
"Kenapa khawatir?" Wang Bao terus tersenyum tidak ada yang membebaninya.
"Tuan Muda kenapa begitu santai, lihat lah ini semua buku ilmu beladiri paling kuat masih ada tujuan hari lagi setidaknya dapat menghindari serangan sudah cukup." Lalu meletakkan buku-buku bela diri di meja menyerahkan pada Wang Bao.
Ming Fu panik, membawa banyak buku-buku yang dipinjamnya dari perpustakaan pusat atas nama Wang Bao.
"Tidak perlu khawatir Ming Fu, Kakak ke-dua bilang menang atau kalah tidak akan jadi masalah hanya dikeluarkan dari keluarga utama saja."
"Benarkah? Iya pasti Tuan Muda Wang Ziyu dan Nyonya besar akan melindungi Tuan muda."
Ming Fu melunak, tidak lagi sekhawatir tadi tapi tetap meminta Wang Bao untuk membaca buku-buku bela diri yang susah payah dia pinjam.
"Membaca buku bisa ditunda Ming Fu, tugas utama kita sekarang adalah mengumpulkan benda-benda berharga yang ada disini."
Wang Bao mulai mencari dan mengambil semua benda-benda yang dapat ditukarkan uang mulai dari guci, vas bunga, lukisan, bahkan pakaiannya pun Wang Bao jual dibantu dengan Ming Fu Yung membawanya diam-diam ke pasar untuk dijual.
"Tuan muda apa ini akan baik-baik saja jika menjual semua barang di paviliun Barat?"
Ming Fu sedikit khawatir, takut jika tiba-tiba diminta pertanggungjawaban dari kepala pelayan.
"Tidak masalah Ming Fu, Paviliun tempat kita tinggal memang sudah rusak dan klan Wang sudah sangat kaya mengambil sedikit barang-barang milik klan Wang pun pasti tidak akan ada yang sadar."
Empat Hari sebelum ujian tanding diadakan, Wang Bao masih sibuk menyelundupkan barang-barang dari paviliun barat untuk di jual.
Dari hasil menjual barang-barang yang dikumpulkan Wang Bao sudah mengumpulkan banyak uang, cukup untuk tinggal di desa terpencil tanpa perlu bekerja.
Namun Wang Bao masih belum puas, masih berkeliling Paviliun untuk mencari barang-barang yang bisa dijual.
"Tuan, jangan diambil semua kita akan ketahuan jika kepala pelayan melihat banyak yang hilang."
Wang Bao tidak peduli, masih sibuk menggeledah lemari.
"Eh! Bagaimana kalau kita jual Liontin ini?"
Wang Bao tidak sengaja menemukan Liontin besi berwarna putih kehitaman ditengahnya terlihat ada batu putih hampir tembus pandang.
"Ini tidak boleh dijual!" Ming Fu melarang.
"Kenapa? Hanya liontin tua, siapa yang mau pakai kita berdua laki-laki."
"Ini tidak boleh, Liontin ini milik selir Mu An."
"Milik ibuku? Tapi dilihat darimanapun hanya Liontin biasa.
"Pokoknya tidak boleh, dulu saat baru menikah selir Mu An datang membawa Liontin ini dan menjadikannya jimat. Tidak boleh dijual ini kenang-kenangan dari ibu tuan muda."
"Berarti Liontin ini sangat berharga ya? Kalau begitu ku gunakan sebagai dana darurat saja."
Wang Bao mengambil Liontin selir Mu An, mengantungkan Liontin di sabuk pinggang miliknya.
Dua hari sebelum ujian tanding, Wang Bao bersama Ming Fu pergi ke pasar kemudian pergi ke agen penjualan rumah. Wang Bao berniat membeli rumah sebelum diusir dari Klan Wang.
Setelah mencari cukup lama akhirnya Wang Bao melihat rumah yang cocok untuknya, rumah yang dibeli berada di pinggiran kota dekat dengan aliran sungai dan sedikit berjauhan dari rumah-rumah lainnya.
"Kita beli yang ini saja Ming Fu, jika dibersihkan sedikit dan dibelikan perabotan baru pasti cukup nyaman tinggal disini."
Ming Fu sibuk berdiskusi dan tawar-menawar harga dengan agen penjualan rumah, sementara Wang Bao pergi melihat-lihat keadaan sekitar calon rumahnya itu.
"Tuan muda rumah ini sekarang sudah jadi milik Tuan muda, untuk sekarang mari kita pulang dulu Matahari sudah hampir tenggelam, besok saya baru akan cari orang untuk merenovasi bagian yang rusak."
Wang Bao merasa sangat senang, hatinya berbunga-bunga. Mengingat betapa sulitnya dulu ia hidup di kehidupan sebelumnya.
Dimalam hari Wang Bao tetap dipaksa oleh Ming Fu untuk membaca semua buku-buku beladiri yang Ming Fu bawa.
"Dibaca Pun tidak akan bisa langsung paham Ming Fu, biarkan aku tidur."
Mata Wang Bao sudah sangat berat tapi tangannya tetap membuka lembaran-lembaran kertas membaca sekadarnya tidak mau mengecewakan Ming Fu yang sudah susah payahnya meminjamkan buku untuknya.
"Tuan muda saya benar-benar sangat khawatir, kalau saja tuan muda tidak sakit dan tidak hilang ingatan tuan muda pasti akan menang tanpa berlatih tapi sekarang tuan sangat lemah, dasar-dasar ilmu beladiri pun tidak ingat, siapa tau dengan membaca buku dasar beladiri ini lagi ingatan tuan muda bisa kembali."
Wang Bao tersentuh mendengar betapa khawatirnya Ming Fu padanya.
"Apa aku sehebat itu dulu?" Celetuk Wang Bao, matanya tetap fokus membaca.
"Iya dulu sebelum sakit Tuan Muda sudah sangat hebat, cepat belajar dan digadang-gadang akan menjadi jenius pedang klan Wang sayangnya tiba-tiba saja waktu itu tuan muda terkenal penyakit aneh."
Ming fu bercerita dengan semangat, matanya berbinar-binar ketika mengingat betapa hebat majikannya dulu, sampai pada bagian Wang Bao sakit Ming Fu sudah tidak bersemangat lagi.
Wang Bao tersenyum melihat betapa tulusnya Ming Fu merawatnya selama ini, karena tidak ingin melukai perasaan Ming Fu akhirnya Wang Bao mulai membaca buku-buku yang dibawa Ming Fu dengan serius.
...
"Tuan hari ini Tuan Muda Wang Bao dan pelayanan lagi-lagi ke kota untuk diam-diam menjual barang-barang yang ada di paviliun barat."
Pengawal bayangan yang selalu melakukan tugasnya secara diam-diam dan tersembunyi melapor pada pimpinan klan.
"Apa saja yang anak itu jual?"
"Hampir semua barang yang bisa ditukar dengan uang sudah tuan muda Wang Bao jual tuan, mulai dari guci, lukisan bahkan pakaiannya sendirian sudah banyak yang tuan muda jual."
"Apa paviliun barat Kekurangan uang bahkan sampai menjual pakaiannya sendiri?"
"Lapor tuan, dana untuk paviliun barat memang sudah dipangkas oleh kepala pelayan tapi tidak sampai harus menjual pakaian untuk bisa makan kebutuhan tuan muda masih terpengaruh dengan baik, dugaan saya sepertinya tuan muda pikir akan kalah diuji tanding nanti dan mempersiapkan diri jika diusir dari kediaman."
"Ummm!" Kepala keluarga klan Wang berpikir sejenak, mencoba menerka jalan pikiran anak bungsunya itu.
"Tuan apa saya harus bertindak untuk menegur tuan muda?"
"Tidak perlu, untuk saat ini awasi saja anak itu."
Setelah menyampaikan laporan, pengawal bayangan menghilang begitu saja.
...***...