NovelToon NovelToon
Cinta Bersemi Kembali

Cinta Bersemi Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:745
Nilai: 5
Nama Author: Rahmadani Harahap

seorang wanita yang bekerja sebagai guru sudah lama tidak bertemu dengan cinta pertamanya dan di pertemukan kembali di sekolah tempat ia bekerja, tapi memiliki banyak cobaan sehingga perjalanan cintanya harus banyak pengorbanan, air mata, kesetiaan kepercayaan dan keberanian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmadani Harahap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Guru Privat 1

Pukul 15.00 wib tepat para murid berhamburan pulang begitu juga para staff dan guru, sekolah sudah mulai sepi Rima menuju kelas Hamdi untuk mengajar ektra kepadanya. Sesuai dengan janji Hamdi duduk di bangkunya dan mengeluarkan buku bukunya di atas meja. Rima memperhatikan sekeliling mengingat Mario katanya juga ikut tapi Rima tidak melihat jejak darinya " katanya mau ikut, mana? Gak jelas emang!" Rima mengutuk dalam hati, karena sebenarnya Rima sangat senang dengan keberadaannya agar mengajarnya tidak canggung cuma berdua saja.

" Assalamualaikum" sapa Rima mengetuk pintu kelas Hamdi

"Walaikumsalam buk, silahkan masuk" kata Hamdi

Rima duduk di meja guru" yah silahkan buka pelajaran bahasa Indonesia, kita mulai dari sana saja!" Kata Rima.

" Buk, ibu duduknya di depan saya dong buk, kalau deket kan bisa lebih mengerti" kata Hamdi.

" Hummm, ya sudah ibu duduk di depan meja kamu" kata Rima berdiri menuju meja itu

" Gitu dong buk, kalau begini kan saya bisa lebih semangat belajarnya, yah maksudnya lebih mengerti buk" kata Hamdi.

Rima menjelaskan beberapa materi kepada Hamdi dengan serius, Hamdi yang dari tadi hanya menatap wajah Rima dengan bibir yang tersenyum tipis mata tanpa berkedip serasa ada sesuatu yang ia fikirkan tentang Rima.

"Buk" disela sela Rima menjelaskan pembahasan.

" Ya kenapa?" Rima menatap Hamdi.

"Saya, sebenarnya....."

" Kenapa Hamdi?"

" Saya" Hamdi mendekatkan kepalanya sambil menatap tajam kepada Rima. Riam seketika terkejut dengan perubahan ekspresi itu, seakan ingin menerkamnya seketika ia takut dan perlahan menggerakkan badannya menjauh dari Hamdi.

" Haloo semuanya" suara Mario mengejutkan Hamdi.

" Kamu lagi laper kan Hamdi, nih bapak bawain snack, pasti kamu laper, pasti gak mungkin enggak nih kita makan dulu" ucap Mario sambil menatap Hamdi tajam.

" Ehh pak Mario, bapak dari mana?" Tanya Rima.

"Maaf yah buk, tadi saya terlambat saya mau beli cemilan dulu sebelum mengajar" kata Mario.

" Jadi kamu yang mau belajar Ekstra" tanya Mario. "Ya sudah kalau begitu setiap pulang sekolah saya siap juga jadi guru ekstra kamu" Kata mario menatap Hamdi.

"Iya nak, bapak dan ibuk akan mengajarkan kamu agar kamu bisa!" Kata Rima menegaskan.

Hamdi terlihat kesal dengan kedatangan Mario, ia merasa hari itu adalah hari kegagalannya untuk mendekati gurunya, karena sudah dari lama ia menyukai Rima.

Mario melihat reaksi Hamdi yang terlihat kesal, ia tidak perduli malah ia lebih aktif mengajar dari Rima, apabila Rima ingin menjelaskan sesuatu yang tertinggal langsung Mario memotongnya " serahkan segalanya kepadaku aku lagi semangat ni " Mario tidak memberi kesempatan sedikit pun untuk Rima, Hamdi menatap Mario penuh dengan amarah ia menggenggam erat penanya.

Satu jam berlalu begitu cepat tepat pukul setengah lima sore pertemuan hari itu selesai.

"Bu Rima, pulang duluan saja, saya ingin mengobrol dengan Hamdi sebentar" ujar Mario menatap mata Hamdi.

" Ohh, ya sudah saya pergi dulu yah pak, soalnya masih mau ke pasar" kata Rima.

" Iya silahkan" kata Mario, rima pun bergegas pergi tanpa basa basi pada Hamdi meninggalkan ruangan itu.

Mario mengecek kepergian Rima yang lumayan jauh meninggalkan Ruangan kelas itu.

" Jadi kamu sudah sejauh ini" kata Mari duduk tepat di depan kursi Hamdi.

" Maksud bapak apa yah?" Jawab Hamdi membalas tatapan Mario

"Kamu berani juga yah, oh tidak tidak buka berani tapi nekat" ucap mario melipat tangannya.

" Emang apa yang saya lakukan pak, saya hanya seorang murid yang butuh bimbingan dari guru, bukanya guru sebagai fasilitator yah" kata Hamdi.

" Yah kamu benar, guru memang sebagai fasilitator membangun motivasi agar para murid dapat belajar dengan baik" jelas Mario

" Nah, tu tau benerkan pak, saya murid yang butuh motivasi" kata Hamdi

" Tapi masalahnya kamu bukan murid yang butuh motivasi saya rasa" kata Mario

"Apa yang ingin kau lakukan tadi" tanya Mario

Hamdi tersenyum tipis, " saya hanya mengikuti kata hati saya saja"

" Saya tau otak otak anak berandal seperti kamu" ucap Mario.

.

"Jangan pernah sentuh Rima lagi" ucap Mario.

"Kalau saya tidak mau bagaimana? Bapak akan bunuh saya?" Kata Hamdi menantang Mario

"Apa yang saya lakukan sebenarnya tidak ada bedanya dengan apa yang bapak lakukan" lirih Hamdi " Bapak mencintainya aku juga mencintainya, bapak ingin memilikinya begitupun aku satu lagi pak bapak ingin menyentuhkan aku sangat ingin menyentuh nya , gak beda pak bedanya adalah saya masih lebih muda dari Rima, 3 atau 4 tahun lagi aku akan menjadi pria dewasa" jelas Hamdi

"Beraninya kau menyebutkan namanya" seru Mario seakan darahnya mendidih

" Emang kenapa yah pak, Rima bukan siapa-siapanya bapakkan, bapak pacarnya atau suaminya? Bukan siapa-siapa, jadi hak kita disini sama" tantang Hamdi mengeraskan volume suaranya.

Mario terdiam sejenak " yah, kamu benar, saya bukan siapa siapa bagi dia, tapi saya akan pastikan keselamatan baginya" jelas Mario.

" Emang aku apain Rima, aku hanya menatapnya, aku tidak menyentuhnya sedikit pun, malah yang sering menyentuh Rima kan Bapak? Kebun teh, cafe di lorong sekolah saya menyaksikan itu semuanya" Kata Hamdi membisikkan ke telinga Mario.

" Bapak menarik tangannya, menggenggamnya bahkan memeluknya, jadi siapa diantara kita yang punya fikiran jahat? Saya atau bapak?" Hamdi menyeringai kepada mario

Mario tampak lesu, ia duduk tertunduk di bangku kelas itu . " Kenapa diam pak, bener yah apa yang saya katakan" hamdi tertawa terbahak bahak

Mario tersenyum tipis "mungkin kamu benar nak, tujuan kita sama perlakuan kita sama, saya gak pungkiri itu, kamu benar saya memang menginginkan dia saya jatuh cinta kepadanya mulai dari dulu hingga saat ini, ini kali kedua Tuhan berikan kepada saya kesempatan jadi harus saya pergunakan sebaik mungkin, tapi satu hal yang harus kamu tahu" Mario berdiri dan hendak meninggalkan Ruangan kelas itu.

"Tadi kamu menanyakan dimana letak perbedaan kita kan? Bukan pada umur jawabannya, kamu mau tau jawabannya, mungkin pola kita sama dalam mendapatkan Rima tapi dasar kita yang berbeda" Mario meninggalkan ruangan itu.

Hamdi terdiam mendengar jawaban Mario mengambil satu batang rokok di hisabnya rokok itu dan duduk di dalam ruangan itu. Mario memalingkan wajahnya, melihat Hamdi dengan rokok yang di hisapnya itu dari jendela sekolah Hamdi pun menatapnya dengan tajam, seperti rasa takut sudah musnah Yang ada hanya rasa dendam di hati Hamdi.

***

Mario menuju parkiran di hiraukan nya tindakan Hamdi, di lihatnya jam yang berada di ponselnya dan ada nada notifikasi pada Handphonenya itu, di klik nya notifikasi tersebut seketika wajahnya terlihat memerah seperti ingin marah dan memukul seseorang, dan Mario bergegas menghidupkan motornya kemudian pergi.

1
Shibuya Luxi
Hati-hati, kalau terlalu sering baca cerita ini bisa jatuh cinta sama karakternya loh 😆
Tae Kook
Jangan berhenti menulis, kami butuh cerita seru seperti ini 😍
Táo mèo
Seru!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!