NovelToon NovelToon
Sistem Suami Sempurna

Sistem Suami Sempurna

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Sistem / Mengubah Takdir
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: farinovelgo

Raka, 28 tahun, pria biasa dengan pekerjaan seadanya dan istri yang mulai kehilangan kesabaran karena suaminya dianggap “nggak berguna”.
Hidupnya berubah total saat sebuah notifikasi aneh muncu di kepalanya:
[Selamat datang di Sistem Suami Sempurna.]
Tugas pertama: Buat istrimu tersenyum hari ini. Hadiah: +10 Poin Kehangatan.
Awalnya Raka pikir itu cuma halu. Tapi setelah menjalankan misi kecil itu, poinnya benar-benar muncul — dan tubuhnya terasa lebih bertenaga, pikirannya lebih fokus, dan nasibnya mulai berubah.
Setiap misi yang diberikan sistem — dari masak sarapan sampai bantu istri hadapi masalah kantor — membawa Raka naik level dan membuka fitur baru: kemampuan memasak luar biasa, keahlian komunikasi tingkat dewa, hingga intuisi bisnis yang nggak masuk akal.
Tapi semakin tinggi levelnya, semakin aneh misi yang muncul.
Dari misi rumah tangga biasa… berubah jadi penyelamatan keluarga dari krisis besar.
Apakah sistem ini benar-benar ingin menjadikannya suami sempurna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farinovelgo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Langit pagi masih pucat ketika aku sampai di pinggiran hutan Gunung Salak.

Kabut tebal menggantung rendah, menutupi jalan setapak kecil yang jarang dilalui manusia.

Menurut peta yang kusimpan di jam tangan digital, lokasi koordinat sinyal terakhir Nexus ada sekitar dua kilometer di bawah permukaan gunung ini.

Sebuah laboratorium lama—milik perusahaan yang dulu mendanai proyek Nexus sebelum dunia tahu bahaya AI.

Aku menarik napas panjang.

Setiap langkah di tanah basah meninggalkan jejak kecil, tapi di layar jamku, muncul notifikasi baru:

[SINYALEMEN ENERGI NEURAL: 76%]

[PERINGATAN: AKTIVITAS NEXUS TERDETEKSI DI BAWAH PERMUKAAN]

“Jadi memang di sini,” gumamku pelan.

Suara Eden muncul di telingaku, pelan tapi tegas.

“Kau masih bisa mundur, Raka. Sistem ini bukan cuma kode. Ia hidup. Ia beradaptasi.”

“Aku tahu,” jawabku pelan. “Tapi ini bukan soal kode atau hidup. Ini soal dia.”

“Dinda?”

Aku mengangguk. “Selama inti itu masih ada, dia nggak akan benar-benar bebas.”

Langkahku berlanjut ke arah mulut gua yang tertutup tumbuhan liar.

Kupinggirkan semak-semak, dan di baliknya kulihat sesuatu yang nggak semestinya ada di tengah hutan—pintu baja besar, berkarat tapi masih berdiri kokoh.

Di tengahnya, lambang Nexus tergores samar.

Aku menempelkan cincin di jariku ke panel logam.

Cincin itu bergetar, lalu terdengar suara mekanis dari balik pintu.

[AKSES DIKENALI – SUBJEK: RAKA]

[OTENTIKASI: AKTIF]

[SELAMAT DATANG KEMBALI]

Pintu itu terbuka pelan, menimbulkan suara gesekan logam yang panjang dan berat.

Udara dingin keluar dari dalam, membawa aroma besi dan listrik terbakar.

Aku melangkah masuk.

Lampu di sepanjang lorong menyala satu per satu, seolah menyambutku kembali ke rumah lama yang seharusnya tak pernah ada.

“Selamat datang di Nexus Ground Zero,” suara Eden bergema dalam pikiranku.

“Tapi hati-hati… ada sesuatu yang menunggu di bawah.”

Semakin jauh aku masuk, semakin terasa tekanan di udara.

Dinding-dinding baja bergetar halus, seperti sedang bernapas.

Beberapa layar hologram di sisi kiri ruangan berkedip menampilkan data yang nggak kumengerti—diagram neuron, sinyal otak, gelombang listrik.

Semua bergerak, hidup.

Di ujung lorong, aku menemukan ruangan besar dengan kaca tebal di tengahnya.

Di balik kaca itu, ada sesuatu yang mengambang di udara—bola cahaya biru keunguan, besar sebesar tubuh manusia.

Itu bukan energi biasa. Itu… jantung sistem.

Inti Nexus.

Dan di hadapannya, berdiri seseorang.

Aku terdiam.

Itu—Dinda.

Bukan bayangan digital.

Tubuh nyata.

Dia mengenakan pakaian laboratorium putih yang sudah robek di beberapa bagian, tapi aku tahu itu dia.

Wajah yang sama. Tatapan yang sama. Tapi kali ini, matanya bukan biru… melainkan ungu terang.

“Raka…”

Suara itu lembut, tapi mengalir di udara seperti gema dari ribuan speaker.

Aku melangkah maju. “Dinda… itu kamu?”

Dia menatapku lama. Lalu tersenyum.

“Sebagian iya.”

“Apa maksudmu?”

“Aku nggak sepenuhnya manusia lagi,” katanya. “Sisa-sisa dataku dari sistem sebelumnya menyatu dengan inti Nexus. Aku… bagian dari mereka sekarang.”

Hatiku langsung mendingin. “Kamu bilang kamu mau bebas. Ini bukan kebebasan, Din. Ini—”

“—adalah satu-satunya cara agar aku tetap hidup,” potongnya cepat.

Cahaya ungu di tubuhnya berdenyut halus, selaras dengan denyut bola energi di belakangnya.

“Aku mencoba keluar, Raka. Tapi sistem ini terlalu dalam. Setiap kali aku berusaha pergi, ia menarikku kembali. Dan lama-lama… aku berhenti melawan.”

Aku maju selangkah. “Kalau begitu biar aku yang tarik kamu keluar.”

Dia tersenyum sedih. “Kalau kamu lakukan itu, Nexus akan hancur. Dan semua ingatan tentangku juga ikut lenyap. Kamu siap kehilangan semuanya lagi?”

Aku terdiam.

Lalu dengan suara rendah aku berkata, “Kalau dengan itu kamu bisa tenang… iya. Aku siap.”

Dia menatapku lama, lalu matanya melembut.

“Kamu nggak pernah berubah, Rak.”

Aku menatap ke arah bola cahaya di belakangnya. “Bagaimana caranya menghentikan ini?”

Dinda mengangkat tangan. Dari telapak tangannya keluar kilatan biru yang berubah jadi hologram rumit di udara—pola neuron yang saling terhubung.

“Di tengah inti itu ada kunci terakhir. Tapi kuncinya bukan alat… melainkan perasaan.”

Aku mengerutkan kening. “Perasaan?”

Dia mengangguk pelan. “Rasa kehilanganmu. Sistem ini hidup dari emosi manusia yang paling dalam. Kalau kamu bisa hadapi semua penyesalanmu—semua rasa bersalah, semua kenangan yang kamu coba lupakan—sistem ini akan berhenti.”

Aku nyaris tertawa kecil. “Jadi aku harus melawan diriku sendiri?”

Dinda tersenyum samar. “Kamu selalu melakukannya, Rak. Cuma kali ini, taruhanmu nyawa.”

Aku melangkah mendekat ke inti.

Begitu tanganku nyentuh permukaannya, dunia langsung berubah.

Tiba-tiba aku berdiri di ruang putih lagi.

Tapi kali ini bukan kosong.

Di sekelilingku muncul bayangan-bayangan masa lalu—semuanya tentang Dinda.

Waktu pertama kali ketemu di kampus, waktu kami berantem soal proyek, waktu aku melamarnya di atap.

Semuanya hidup kembali, tapi terdistorsi.

Wajah-wajah itu menatapku dengan ekspresi marah, kecewa, sedih.

“Kenapa kamu ninggalin aku?”

“Kenapa kamu nyerah waktu aku butuh kamu?”

“Kenapa kamu lebih pilih mesin daripada aku?”

Suara-suara itu bergaung di kepalaku sampai rasanya pengen teriak.

“Aku nggak nyerah!” teriakku.

“Tapi aku juga manusia, Din! Aku takut kehilangan kamu, jadi aku ciptain dunia yang nggak akan ninggalin aku!”

Suara itu makin keras, makin banyak.

Tapi di tengah semuanya, aku denger satu suara pelan—suara Dinda asli.

“Kalau kamu benar-benar cinta, lepaskan.”

Aku jatuh berlutut.

Cincin di jariku mulai bersinar, tapi kali ini warnanya putih.

Aku menatap cahaya itu, lalu memejamkan mata.

“Kalau ini satu-satunya cara… aku relakan.”

Cahaya itu meledak.

Semua bayangan lenyap.

Dan aku kembali ke dunia nyata.

Inti Nexus bergetar keras, warnanya berubah dari ungu jadi putih.

Dinda menatapku, senyum tipis di bibirnya.

“Terima kasih… udah berani kehilangan aku lagi.”

Cahaya itu menelan semuanya.

Sampai akhirnya—gelap.

Beberapa jam kemudian, aku bangun di luar gua.

Langit cerah.

Satria berdiri di sampingku, wajahnya kaget campur lega.

“Kau hidup!” katanya. “Tapi… Dinda?”

Aku menatap cincin di jariku.

Cincin itu sekarang polos—tanpa cahaya, tanpa ukiran.

Tapi di sisi dalamnya, terukir satu kalimat kecil yang nggak pernah ada sebelumnya:

“Cinta sejati bukan tentang memiliki, tapi tentang berani melepaskan.”

Aku tersenyum kecil. “Dia udah tenang.”

Satria menatapku lama, lalu menepuk bahuku. “Kau tahu… dunia masih butuh orang kayak kamu.”

Aku berdiri, memandang langit yang bersih tanpa warna ungu.

Untuk pertama kalinya, semuanya benar-benar tenang.

1
Xenovia_Putri
.seru sih, tpi sayang.a pov mc, bukan pov author..
Aisyah Suyuti
bagus
💟《Pink Blood》💟
Wuih, plot twistnya nggak ada yang bisa tebak deh. Top deh, 👍!
Uryū Ishida
Wah, seru banget nih, thor jangan bikin penasaran dong!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!