NovelToon NovelToon
Cinta Di Balik Kilauan Berlian

Cinta Di Balik Kilauan Berlian

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Hamil di luar nikah / Aliansi Pernikahan / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

Xaviera wanita berusia 25 tahun, seorang anak dan cucu dari keluarga konglomerat. Namun kehidupan sehari-harinya yang berkilau bagaikan berlian berbanding terbalik dengan kisah asmaranya.

Perjodohan silih berganti datang, Setiap pria tidak ada yang benar-benar tulus mencintainya. Menjadi selingkuhan bahkan istri kedua bukanlah keinginannya, melainkan suatu kesialan yang harus di hadapi. Sebuah sumpah dari mantan kekasihnya di masa lalu, membuatnya terjerat dalam siksaan.


Suatu hari, pertemuan dengan mantan kekasihnya, Rumie membuatnya mati-matian mengejarnya kembali demi ucapan permintaan maaf dan berharap kesialan itu hilang dalam hidupnya.

Akankah Xaviera bisa mendapatkan maaf yang tulus dari Rumie?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12

Langkahnya masuk kedalam kamar hotel, melempar tubuhnya ke atas tempat tidur.

Perasaan tidak tenang, meraut di dalam hati.

Rumie bangkit dan rasanya ingin kembali menemui wanita yang menyebutkan namanya sebagai Xaviera.

Namun, langkahnya kembali mundur.

Dia duduk di sofa, memejamkan matanya sejenak, mencari ketenangan.

“Apa aku mengenalnya?” Rumie bertanya dalam hati, tentang apa yang Xaviera inginkan darinya?

Rumie memijat keningnya, mencoba menyusuri lorong waktu lewat celah cahaya di dalam pikirannya.

Kali ini suara teriakan memanggil namanya semakin jelas dia dengar, bising dan membuat sesak di dada. Sebuah gambaran pertengkaran antara dirinya dan Xaviera terbesit. Membuatnya, segera mencari lorong lain untuk melarikan diri.

Semua terasa gelap, dan membuat kepalanya semakin pusing.

Rumie, membuka mata. Rasa penasaran tentang Xaviera mulai mencabik ingatannya. Akhirnya Rumie, keluar dari kamar hotel dan berlari menuju taman belakan hotel.

Nafasnya tersengal-sengal, dan langkahnya berhenti. Melihat wanita yang membuatnya terusik tadi, sudah menghilang tanpa jejak.

“Dimana wanita gila itu?” pandangan matanya menyapu sekeliling.

“Apa dia mempermainkanku?” Rumie, berlari menyusuri setiap sudut taman belakang, seperti orang tidak waras.

Entah apa, yang membuatnya tiba-tiba ingin mencari Xaviera, setelah penolakan yang dia berikan tadi.

Tepukan di pundak dari belakang, membuat Rumie menoleh.

Wanita gila yang bernama Xaviera itu berdiri di belakangnya.

“Kau mencariku?” tanya Xaviera. Wajahnya kucel dan lusuh, setelah sedari tadi menangis. Lalu pergi sebentar untuk mencuci muka.

Namun, saat akan masuk ke dalam mobil. Dia melihat Rumie keluar lagi dari hotel dan berlari. Xaviera pun kembali ke taman belakang, menyadari jika Rumie pasti akan mencarinya.

“Siapa kamu? Katakan!” teriak Rumie, menggoyangkan kedua pundak Xaviera.

Matanya tiba-tiba basah, ketika menatap Xaviera.

Rasanya ingin berlari pergi, tapi hatinya menariknya untuk mendekat kembali.

Tanpa memberikan jawaban, Xaviera langsung memeluk Rumie, “Aku disini.”

Rumie tanpa memberikan perlawanan, menerima pelukan itu. Jantungnya berdetak lebih cepat, ketika mendengar hembusan nafas Xaviera yang hangat menyentuh dadanya.

“Katakan, apa kita saling mengenal?” Rumie menarik kedua pundak Xaviera, memberikan keduanya jarak untuk saling menatap.

Xaviera membalikkan tangan Rumie, menampakkan luka sayatan yang sama di pergelangan tangannya. Rumie terkejut, tidak mengerti apa artinya,

“Kamu ingat?” tanya Xaviera, dengan mata yang berbinar mencoba membuka kunci yang hanya hanya dimiliki keduanya., “Ini adalah janji kita,” imbuh Xaviera.

Xaviera secara tidak langsung menjelaskan bahwa keduanya pernah melakukan ritual yang sama saat remaja. Mereka menyayat pergelangan tangan di bawah nadi, lalu menyatukan darah mereka sebagai janji tidak akan pernah saling melupakan, apapun yang terjadi.

Rumie menarik tangannya, merasa ada yang salah dengan pertemuan ini.

“Aku tidak mengingatnya,” ucap Rumie. Langkahnya kembali mundur.

Xaviera menarik tangan Rumie lagi, "Apa yang terjadi? Aku mencarimu, mereka bilang tidak menemukanmu setelah kecelakaan," kata Xaviera.

Xaviera mencoba membuat Rumie mengingat, berharap bahwa kenangan lama akan kembali ke permukaan.

Namun, bukan ingatan yang didapatkan. Rumie merasakan kesakitan yang tajam di dalam kepalanya, seperti ada sebuah bom yang siap meledak. Kepalanya terasa berat, dan pikirannya dipenuhi dengan kabut tebal. Mengingat masa lalunya membuatnya tiba-tiba tidak bisa bernapas, seperti ada tangan tak terlihat yang mencekik tenggorokannya.

Kepalanya seakan berputar, dan matanya menjadi kabur. Dia merasakan sakit yang tidak tertahankan, seperti ada luka lama yang terbuka kembali.

“Pergi dariku!” teriak Rumie, dengan kedua tangannya terbentang, memohon untuk Xaviera tidak mendekat.

“Rumie, kau baik-baik saja?” Xaviera tidak gentar, dia tetap mendekat.

TEs TEs Tes

Darah keluar dari hidung Rumie, menetes di telapak tangan.

Rumie tergeletak di tanah, kehilangan kesadaran. Xaviera yang panik, kebingungan dengan situasi ini.

Berlari mencari pertolongan, hingga menemukan seorang pegawai hotel. Yang akhirnya, membantunya menghubungi rumah sakit.

Mobil ambulans datang, dan Rumie diangkat dengan tandu. Xaviera ikut masuk kedalam mobil ambulans, melaju pergi ke rumah sakit saat ini.

“Rumie, bangunlah!” dengan wajah panik, Xaviera menggenggam tangan Rumie dengan erat.

Tiba dirumah sakit, Rumie segera mendapatkan perawatan.

Xaviera seperti orang tidak waras, mondar-mandir di depan ruangan, menunggu dokter memeriksa kondisi Rumie saat ini.

Tangannya terus gemetar, merasa sangat bersalah.

Ponsel berdering, panggilan telepon dari neneknya terlihat dari layar ponsel.

“Penyihir itu, menjengkelkan!” gerutu Xaviera.

Xaviera mengabaikan telepon, beberapa saat kemudian panggilan lainnya dari asisten pribadinya bergiliran.

“Apa?!” bentak Xaviera mengangkat telepon.

“Nona, Nyonya Eliasa menyuruh Anda segera kembali ke rumah,” sahut asistennya.

Huh…

“Jika tidak segera pulang, penyihir itu dengan suaranya yang menggelegar akan memecah gendang telingaku, nantinya,” gumam Xaviera.

Xaviera, melihat kondisi Rumie dari jendela pintu. Terlihat Rumie, masih belum sadarkan diri.

“Rumie, maafkan aku. Besok aku akan menemuimu dan meminta pengampunan lagi,” ucap Xaviera, lalu berbalik dan berlari keluar rumah sakit. Meminta sopir nya untuk segera menjemputnya.

Mobil tiba di depan rumah sakit, Xaviera menoleh ke belakang sesat. Perasaan khawatir masih tertinggal, namun dia tidak bisa melawan neneknya.

Xaviera masuk kedalam mobil, dan melaju pergi kembali ke istana neraka neneknya.

Sementara Rumie, setelah mendapatkan pemeriksaan. Dia telah bangun dari pingsannya.

Dokter memintanya untuk beristirahat sejenak, setelah itu menemuinya di ruangan sebelum pergi.

Setelah minum obat dan menenangkan diri hampir 5 jam, Rumie segera keluar dari ruang perawatan untuk membayar administrasi.

Sebelum mendapatkan ijin untuk pergi, bagian administrasi meminta Rumie menemui dokter.

Rumie pun mencari tahu tentang kondisi dirinya, sekaligus berkonsultasi dengan dokter akibat kepalanya yang sering pusing tiba-tiba dan bukan sekali saja mengalami mimisan.

“Untuk memastikan kondisi, Anda. Sebaiknya melakukan rontgen kepala,” kata Dokter.

“Baik, kapan saya bisa melakukannya?” Rumie menyanggupi saran itu.

“Anda menjalani rawat inap malam ini, kemudian melakukan rontgen besok pagi,” ucap dokter.

Rumie mengangguk, menyetujui hal itu.

Saat ini dia berada di Jerman. Waktu yang tepat untuk memeriksa kesehatannya, karena akhir-akhir ini mulai mengganggu aktivitasnya. Jika, berada di dekat orang tuanya, pasti Andreas dan Rezty akan sangat panik, jika ketahuan Rumie sering pingsan dan mimisan.

Rumie pun kembali ke ruang inap dan mengganti kemejanya dengan pakaian yang disediakan dari rumah sakit.

Menyandarkan punggungnya di bantal, sejenak berusaha mengingat dan mencari tahu tentang kebenaran masa lalunya.

“Xaviera.” Rumie menggumamkan nama itu berulang kali. Nama yang selalu mengusiknya, suara yang keluar dari bibir wanita itu seakan bagaikan belati yang menyayat setiap inci tubuh Rumie.

“Aku membenci nama itu,” gumamnya lagi.

1
Bulanbintang
Kalian ngopi dulu, diomongin pelan-pelan biar ketemu jalan keluar. Tentunya lewat pintu ya, bukan loncat jendela.
Drezzlle: capek ngomong terus /Cry/
total 1 replies
Bulanbintang
Nggak usah, Rum. Kamu ikut, yg ada malah makin ruwet.
Bulanbintang
Karena dia masih dikontrak pak Jon.
Bulanbintang
Lempeng banget ya, 😌
Drezzlle: Belum inget aja dia, gimana sakitnya pas di tinggalin dulu /Facepalm/
total 1 replies
Bulanbintang
Cemburu?/CoolGuy/
Drezzlle: cewek yang setengah waras, sedang cemburu mbak bulbin
total 1 replies
Bulanbintang
Kalian berdua berhak jadi raja dan ratu drama.
Drezzlle: Cocok, kan?
total 1 replies
Bulanbintang
Setidaknya nunggu kontrak itu abis, langsung gass. Ya nggak?
Bulanbintang
Jon, kamu dibilang asistennya Sapir. 😭
Rezqhi Amalia
😂😂
Rezqhi Amalia
hadeh
drpiupou
cie sadar/NosePick/
drpiupou
eh si jones/Joyful/ temannya Yasmin /Applaud/
Afriyeni Official
entahlah, coba tanya authornya dulu /Chuckle/
Afriyeni Official
kapan saja kamu lagi pengen intinya Rumie /Sleep/
Muffin
Nah yasudah jones sabar aja pasrah ikhlas udh penting masih bisa sentuh xaviera kan hihi
Muffin
Isssshh sombong kali kau zaraaaaa
Avalee
Jai kamu berdebarnya ama rumie apa ngenes sii? Heran dah
Avalee
Bias bgt dia kesal? 👊🏻 disini istri pengganti, disono suami pengganti, kacau ☺️☺️
Drezzlle: biar bisa pilih selera, mau jadi pria pengganti atau istri pengganti
total 1 replies
Drezzlle
Xaviera, lagi menyelam /Hammer//Hammer/
Athena_25
weleh rum, km mikirin dia ssmpe puyeng, lah dia lg berlayar ke tengah samudra, lanjut naik gunung himalaya, menuruni bukit dan menuju lembah 😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!