Elangga Sky Raymond Wesley, seorang Badboy Tengil yang memiliki tubuh Hot. Dia adalah pemimpin geng motor Black Demon, yang selalu membuat onar di SMA Bintang Alam, masuk bk sudah langganan baginya.
Bagaikan air dan minyak yang tidak pernah bersatu, Elang dan papanya tidak pernah akur karena sebuah masalah. Papanya sudah muak dengan kenakalannya, hingga tiba-tiba menjodohkannya dengan seseorang.
Adzkia Kanaya Smith, anak baru di SMA Bintang Alam. Penampilannya yang culun ternyata menyimpan segudang rahasia. Tujuannya pindah sekolah karena ingin balas dendam pada seseorang. Dan takdir seakan berpihak padanya, ia di nikahkan dengan pria yang di incarnya.
"Ini akan menyenangkan," gumamnya sambil tersenyum smirk.
~HAPPY READING~
UP SEHARI 2X
PUKUL: 00.00 & 01.00
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risma ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12
Masih di posisi yang sama. Kia terdiam mendengar pertanyaan Elang. Pria itu terus menatapnya penuh intimidasi, membuatnya sedikit gugup. Kia berusaha biasa saja dan mengerutkan keningnya bingung.
"M-maksud kamu apa?"
"Lo--"
TING TONG! TING TONG!
Tiba-tiba terdengar suara bel apartemennya, di pencet dengan sangat kencang dan sesekali seperti di mainkan. Elang mengernyitkan dahinya bertanya-tanya siapa yang bertamu malam-malam begini?
"Biar aku buka," ujar Kia sambil mendorong tubuh Elang pelan dan mulai melangkahkan kakinya berniat membuka pintu.
"Jangan!" cegah Elang ketika mengingat siapa yang akan datang.
Elang menyuruh temannya mengantarkan motornya, ia juga sudah memberitahu mereka bahwa dirinya kembali tinggal di apartemen. Bodoh, Elang melupakan kalau sekarang tidak tinggal sendiri. Pasti sewaktu-waktu mereka akan sering main ke sana.
"Lo sekarang masuk kamar! Diem di kamar jangan keluar!" titahnya sambil mendorong Kia ke dalam kamarnya.
Elang mulai menghela nafas panjang, lalu berjalan ke depan berniat membukakan pintu. Dan benar saja, terlihat kelima temannya langsung nyelonong masuk ke dalam.
"Lama lo!"
"Gue lagi makan, ganggu aja lo pada!" sahut Elang sambil menutup pintu dan mulai berjalan mengikuti mereka.
"Wah banyak makanan nih! Lo yang masak?" tanya Juan sambil duduk di meja makan dan dengan lancang mulai memakannya.
"Beli."
Begitupun dengan trio wekwek yang sangat suka membully Juan. Mereka mengikuti Juan menyantap makanannya tanpa izin. Sedangkan Raka memilih duduk menyender di sofa sambil memainkan ponselnya.
"Tapi kok rasanya mirip bekal lo di sekolah. Bukannya lo bilang masakan Bi Eli? Sedangkan lo tinggal di sini?" tanya Juan yang tersadar.
"Wah kok ada dua piring? Lo aneh banget akhir-akhir ini. Ada yang di sembunyiin ya?" Juan menatap Elang dengan memicingkan matanya penuh selidik.
Plak!
"Uhuk ...."
"Makan tinggal makan aja, banyak tanya lo kek wartawan!" timpal Aldo yang masih asik memakan makanannya.
Elang hanya diam, begitupun Juan tidak bertanya lagi memilih fokus pada makanannya. Sesekali Elang melirik sebuah pintu kamar yang tak jauh dari sana.
Mereka datang di waktu yang tepat, lumayan dapat makanan gratis. Selesai makan, semuanya sedang berkumpul di ruang tengah. Seperti biasa, tak mengenal tempat dan waktu, tiada hari tanpa bertengkar. Saat ini Juan dan Nathan sedang rebutan remot karena ingin menonton film yang mereka suka.
"Ih nonton si botak aja!" kekeh Juan sambil merebut remot.
"Gak mau, nonton doraemon aja!" Nathan pun tak mau kalah.
"Sini remotnya gue mau nonton tayo!" Bima malah ikut-ikutan.
"Heh, dari pada film kartun yang gak ber faedah. Mending nonton azab!" Dan nambah lagi Aldo.
Mereka pun malah rebutan remot, Elang dan Raka sampe pusing melihat layar tv yang gonta-ganti.
"Tv gue rusak, bego!"
Raka yang sedari tadi diam merasa jengkel dan langsung merebut paksa remotnya. Lalu memencet tombolnya secara acak. Sontak semuanya langsung terdiam saat melihat sebuah tayangan tv. Terlihat pasangan yang sedang berciuman di atas ranjang.
"Aduh, jadi pengen," gumam Juan sambil menggigit bibir bawahnya.
Semuanya masih diam mematung, menatap tanpa berkedip sambil menelan ludahnya. Raka yang memegang remot, langsung memencet tombol off.
"Ah gak asik lo, Ka!" desisnya sebal.
Suasana hening sejenak, semuanya masih merasa tegang karena tayangan barusan. Membuat otak konslet mereka mulai berkeliaran tak tau arahnya kemana.
"Ke club kuy? Dah lama gak kesana!" ajak Aldo memecahkan keheningan.
"Gass, gue mau cuci mata lihat yang bahenol!" sahut Juan dengan semangat.
"Cewe seksoy mulu pikiran lo!"
"Kuy, pergi sekarang!" Juan dengan semangat mulai beranjak dari duduknya.
"Lo keluar duluan aja, gue mau ambil jaket dulu," ujar Elang yang di angguki oleh mereka.
Setelah di rasa temannya benar-benar berada di luar. Elang mengambil jaketnya dan mengetuk pintu kamar Kia pelan.
Cklek!
Ternyata tidak di kunci, terlihat gadis itu yang sudah tertidur. Elang berjalan masuk, seketika langkahnya terhenti melihat posisi tidurnya. Tidur terlentang tanpa selimut, celana piyama pendek di atas lutut, dan baju yang sedikit menyingkap dengan kancing atas terbuka dua.
Glek!
"Untung gue yang masuk, kalau yang lain dah pasti abis lo."
"Tapi, nyentuh dikit boleh kali?" gumamnya sambil tersenyum miring.
Elang mulai berjalan mendekat, tangan terangkat dan berhenti tepat di atas paha mulusnya. Saat ingin bergerak mengelusnya, tiba-tiba suara bel kembali terdengar di pencet dengan kencang.
"Ck!"
Elang berlaru pergi mengikuti temannya. Malam ini mereka ingin menghabiskan waktu di sebuah club, dengan meminum-minuman. Berjoget-joget ria menghilang pikiran sejenak.
"Eh Lang, itu kan Kia? Gila cantik banget, kata gue ge kalau pake make-up dan baju seksoy gitu terlihat aduhai!" ucap Juan sambil menunjuk ke suatu arah saat tak sengaja melihat gadis yang di kenalnya.
Elang dan yang lainnya menoleh, mengikuti arah pandangan Juan. Sama sekali tidak ada Kia di sana.
"Ngaco lo! Mabok ya? Cepet amat?" ledek Nathan
"Gue gak mabok, gue beneran liat! Gue yakin itu Kia!" kekehnya.
Elang mengerutkan keningnya sedikit tidak percaya. Istrinya saat ini sedang tertidur. Dan lagian gadis culun sepertinya, tidak mungkin berada di tempat seperti ini kan?
Sedangkan di sisi lain, di sebuah ruangan VIP. Terlihat dua orang gadis yang sedang mengobrol.
"Gimana soal rencana lo?"
"Gue lagi berusaha mengambil hatinya," jawabnya sambil meneguk jus jeruk.
"Ck, lama! Kenapa pake penampilan gitu segala sih!"
"Kalau gue tunjukin aslinya bakal banyak yg kenal, bodoh! Lagian gue risih malah buang-buang waktu, nge hambat rencana gue. Dan dia juga pasti dengan mudah tau identitas gue!"
"Bakal kebongkar dong gue kakaknya. Yang ada dia malah menjauh!" lanjutnya.
Kembali ke Elang dan teman-temannya. Elang mencoba meneguk minumannya. Namun, tiba-tiba perutnya terasa sangat sakit. Akhirnya ia pun memilih tidak kembali minum. Entah mengapa akhir-akhir ini setiap meminum minuman keras perutnya selalu tidak menerima.