NovelToon NovelToon
I'M Just A Support

I'M Just A Support

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Perperangan
Popularitas:762
Nilai: 5
Nama Author: Fresh Wild

Sephiroth Tree, Pohon kekuatan yang ditanam oleh entitas tertinggi. Sumber dari segala macam kekuatan.

Julian Marvelus, Tokoh utama yang di beri kutukan sekaligus berkah. Kutukan ditubuhnya membunuh pemilik tubuh asli dari Julian Marvelus sebelumnya hingga, tubuhnya yang kosong dirasuki oleh jiwa yang baru.

Julian Marvelus terlahir kembali, memegang Support Route dari pohon kekuatan Sephiroth Tree.

Sumber kutukan didalam tubuhnya hidup monster mengerikan yang disebut sebagai Voidbringer, bibit kekuatan milik Hollow King. Mengandung kekuatan yang besar atas bayaran yang besar.

Dengan kekuatan yang diberikan dia bertekad untuk membalaskan dendam orang-orang yang sudah membuangnya serta melaksanakan misi yang diberikan oleh Voidbringer atas bayaran kekuatan yang sudah diberikan kepadanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fresh Wild, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12 (Informasi)

Hanya membutuhkan puluhan menit saja hingga Julian selesai membaca sejarah Kerajaan Yaretia. Misteri hilangnya Raja Aslan 1, Seorang Router Stage 3 adalah highlight yang ada dibuku itu.

Pertanyaan hilangnya Raja Aslan 1 terus membayangi pikiran Julian. "Ada seseorang dibalik hilangnya Raja Aslan 1.." Gumam Julian menutup buku sejarah yang ia baca.

Setelah membaca buku itu, Julian segera beralih menuju buku geografi yang ia ambil.

Halaman pertama, Saat ini terdapat 7 wilayah utama pada kerajaan Yaretia, yaitu wilayah pertama tepat berada ditengah benua, Ibukota Kerajaan Yaretia, Kota Yaretia. Wilayah kedua yaitu diarah barat daya wilayah Kota Sarea. Wilayah ketiga yaitu diarah selatan wilayah hutan Slefeindur. Wilayah keempat diarah tenggara wilayah pegunungan Tukhnak. Wilayah kelima diarah timur Kota Notheim. Wilayah keenam diutara kota Hanheim. Wilayah ketujuh dibarat gunung Aon.

Ketujuh wilayah itu terdapat pedesaan yang tersebar disetiap wilayah. Masing-masing wilayah memegang keuntungan wilayah mereka masing-masing. Dibuku dijelaskan secara rinci keuntungan geografi masing-masing wilayah yang sangat banyak. Mata Julian terus membaca setiap bahasa itu dengan seksama.

Dungeon. Kata yang membuat Julian berhenti membaca sebentar. Tempat menakutkan sekaligus rumah para monster.

"Ternyata ada!!" Terkejut Julian melihat ada Dungeon dikerajaan Yaretia.

Disebutkan dalam buku itu ada banyak Dungeon yang tersebar di seluruh wilayah kerajaan Yaretia. Namun dungeon yang terkenal ada 7 yang disebut sebagai 7 Malevolent Dungeon.

Dungeon itu terkenal sangat susah ditaklukkan, memiliki banyak sekali lantai dan monster yang mengerikan. Selama puluhan hingga ratusan tahun tidak ada yang bisa menaklukan Malevolent Dungeon.

Dan dikerajaan Yaretia ada 3 Malevolent Dungeon, Malevolent Dungeon Hidden Throne of Mighty Eye yang terletak di pegunungan Tukhnak, Malevolent Dungeon Greatest Abyss Dragon Lord yang terletak di hutan Slefeindur, Malevolent Dungeon Disaster of Grand Orc di pegunungan Aon.

Diceritakan sedikit bahwa tingkat bahaya ketiga dungeon itu sudah memakan banyak petualang.

"Petualang?, jadi mereka disebut sebagai itu.." Gumam Julian seketika setelah dirinya melihat kalau petualang disebutkan dan mengingat lagi sebelumnya orang-orang yang mengenakan armor dan senjata ketika dirinya digerobak kuda.

"Ketiga dungeon ini sangatlah menakutkan" Ucap Julian merasakan bulu kuduknya merinding hanya dengan membaca nama dari ketiga Malevolent Dungeon.

"..Tapi dibalik mengerikannya dungeon harusnya mereka memiliki harta karun yang berlimpah" Julian mengatakan hal tersebut sembari memikirkan dompetnya yang bisa terus berkurang kapan saja.

Julian lalu melihat beberapa halaman lagi hingga terbuka halaman tentang kota Notheim. Peta kota Notheim yang baru diupdate.

"Tahun 1204..." Julian melirik pada tahun dipojok peta kota Notheim.

"Kalau tidak salah sekarang adalah tahun ke-1205" Ucap Julian mengingat kembali berdasarkan ingatan sebelumnya.

"Masih baru.." Gumam Julian menatap buku didepannya.

Kota yang berpusat kepada perdagangan, kota dengan pajak terendah. Ada beberapa bangunan utama dikota Notheim.

Bangunan pemerintah yang berada dibawah wewenang langsung dari Duke Marco, serta beberapa bawahannya yang ikut membantu segala bidang disisi Duke Marco.

Lalu ada Guild, ada banyak Guild yang tersebar dipenjuru kota Notheim, masing-masing Guild memiliki kantornya masing-masing dan memiliki petualang mereka yang dipekerjakan dan digaji langsung oleh setiap Guild.

"..Sunshine Guild, Hellhound Guild, Zenith Guild.." Julian membaca setiap nama Guild yang tertulis dipeta.

"..Sepertinya aku harus memilih salah atu dari mereka" Gumam Julian menatap beberapa pilihan nama Guild yang sekiranya cocok untuknya.

"..dan selain Guild ada Tower.." Ucap Julian melanjutkan.

Tower adalah pusat kekuatan, informasi, dan sejarah bagi semua Router. Dikota Notheim ada beberapa tower yaitu Strength Tower, Support Tower, Elementalist Tower, Alchemist Tower, Craftsmanship Tower..

Mata Julian terfokuskan pada Support Tower yang akan menjadi destinasi selanjutnya setelah ia daftar di salah satu Guild.

Tower memiliki berbagai macam informasi dan riset yang sudah mereka lakukan untuk setiap Route yang mereka ambil. Mereka bahkan memiliki informasi tentang lingkaran sihir setiap Stage dan ritual yang harus mereka lakukan untuk naik setiap stage. Karena hal itulah Julian memerlukan datang ke Support Tower untuk mengetahui hal yang harus ia lakukan untuk mencapai Stage 9.

Selain informasi dari pada itu Julian hanya membaca sekilas beberapa saja, tidak merinci seperti informasi terkait dengan dungeon, tower, guild dan lain semacamnya.

Waktu perlahan berlalu hingga akhirnya Julian sudah selesai membaca kedua buku yang sudah ia ambil. Merasa lega setelah mencerna beberapa informasi yang asing baginya.

"..aku akan mengembalikan buku ini sebelum berangkat menuju Guild" Gumam Julian memegang dua buku itu. Julian menarik kursi sedikit kebelakang mengeluarkan decitan dari kursinya. Ia bangun dan berjalan menuju rak buku tempat ia mengambil kedua buku itu.

Setelahnya Julian berjalan menuju meja penjaga perpustakaan dan mengambil koper miliknya. Punggungnya terasa pegal ketika dirinya sudah membaca buku selama beberapa puluh menit atau bahkan jam.

Matanya melihat langit sangat cerah dengan matahari terasa terik memberikan panasnya yang menyengat. Julian menutupi sedikit matanya dengan jari-jari tangan kanannya menahan silau dari sinar matahari.

"..Sepertinya aku harus mencari penginapan dulu" Ucap Julian sembari mengingat lagi berdasarkan peta yang ia baca sebelumnya lokasi penginapan.

Julian berjalan diatas batu-bara yang disusun secara rapih dan kuat, suara ketukan sepatu yang ia kenakan terasa seperti irama ditelinganya. Melewati beberapa toko yang memperlihatkan jualan mereka dibalik kaca yang transparan. Pakaian yang mewah dan indah ataupun senjata yang tajam, ada berbagai macam barang yang mereka jual.

Belok kearah kanan setelah menyebrang dua kali, Julian menatap sebuah papan kayu dengan tulisan dari bahasa Aysac yang dimengerti secara naluriah oleh Julian. "Boar Inn" Gumam Julian membaca bahasa itu.

Sebuah bangunan yang cukup tua dan besar yang dicat warna coklat tua sudah agak pudar. Cerobong asap dari batu bata merah tersusun mengeluarkan asap diantara ruang didalamnya.

Julian melangkah maju masuk kedalam penginapan itu.

Pintu terbuka mengeluarkan suara bel dari gesekan antara pintu dan bel yang dirancang sedemikian rupa. Mata Julian melihat meja makan yang tersusun dengan rapih, beberapa dari mereka bahkan sudah diduduki oleh beberapa orang yang sedang makan.

Diujung ruangan terdapat meja besar melingkar terhadap dinding sehingga ujung tiap meja menempel pada dinding dengan papan yang disambungkan pada engsel berfungsi sebagai pintu untuk masuk kedalam meja itu. Seorang wanita dengan pakaian yang rapih terlihat berdiam diri menjaga meja resepsionis itu.

Wanita dengan mata yang berwarna coklat dan rambutnya yang pendek sebahu berwarna merah tua. Kulitnya yang berwarna sawo matang terlihat sangat segar. Julian segera berjalan menuju wanita itu yang sekiranya mungkin seumuran dengan Julian.

"Selamat datang di Boar Inn, ada yang perlu saya bantu?" Wanita itu tersenyum hangat setelah melihat Julian datang menghampiri nya.

"..Aku ingin menginap beberapa hari disini" Ucap Julian menjelaskan tujuannya.

"Kalau begitu anda ingin menginap selama 1 hari, 1 Minggu atau 1 bulan?"Wanita itu bertanya sedikit.

"..1 bulan seharusnya cukup" Gumam Julian.

"Baiklah kalau begitu.." Wanita itu kemudian mengambil sebuah pena dari atas mejanya dan menuliskan beberapa informasi di dalam buku.

"Harganya menjadi 10 Silver" Ucap wanita itu memberitahukan harga penginapan nya.

Julian yang mendengar ini memberikan 10 koin silver dan meletakkannya diatas meja resepsionis. Wanita itu mengambil 10 koin silver dan meletakkannya dibawah meja tempat semua uang penginapan berkumpul.

"Atas nama siapa?" Tanya wanita itu sembari bersiap menulis pada kolom nama dibukunya.

"..Julian" Julian memberitahukan namanya secara langsung tanpa memberitahukan nama keluarganya.

"Tuan Julian kamar anda di nomor 3-12, lantai 3 nomor 12" Wanita itu setelah mengisi buku sesuai dengan informasi Julian segera memberikan kunci kamarnya kepada Julian. Julian mengambil kunci itu.

"..Anda bisa bebas menggunakan kamar mandi yang ada dilantai 3 dan anda juga bisa makan sarapan gratis disini pada jam 7 pagi..." Wanita itu kemudian memberikan beberapa informasi yang mungkin perlu Julian tahu.

"..." Julian yang mendengar ini menganggukan kepalanya.

"Apa ada yang ingin ditanyakan lagi?" Tanya wanita itu memastikan tidak ada yang membuat Julian bingung.

"Tidak ada" Ucap Julian menegaskan bahwa tidak ada yang ingin ditanyakan darinya.

"Baiklah kalau begitu selamat beristirahat" Wanita itu membungkukan badannya sedikit memberikan ucapan selamat singkat kepada Julian.

Julian yang mendengar ini langsung pergi kearah tangga disamping meja resepsionis. Kakinya perlahan menaiki setiap anak tangga hingga akhirnya ia sampai di lantai 3. Mata Julian melihat nomor yang dipasang pada setiap pintu kamar "..10..11..12" Julian berjalan hingga ujung ruangan.

"ini dia" Ucap Julian menatap pintu dengan plat dari kayu bertuliskan nomor 12. Ia membuka pintu kamarnya dan masuk kedalam.

1
REY ASMODEUS
aku suka... semangat thor🦾🦾🦾🦾🦾
Freshwild
Jangan lupa like, Tinggalin review kalian dan kalau ada yang mau ditanyain bisa dikolom comment /Bye-Bye/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!