Aurel Apriliani seorang adalah seorang guru olahraga yang disegani, karena ia tegas dan baik hati ia sudah banyak mengikuti lomba olahraga seperti taekwondo dan karate.
Tetapi ia malah meninggal hanya terpeleset karena meninjak kulit pisang dan kepalanya terbentur di beton.
Bukannya ke surga atau ke neraka setelah meninggal tapi malah masuk kedalam tubuh gadis lemah yang di tindas oleh keluarganya sendiri. Tahun 90an yang kekurangan makanan dan didesa terpencil pula
Gadis itu akan di nikahkan dengan anak kepala desa yang cacat, untuk menggantikan sepupunya karena tidak mau menikah dengan pria cacat tersebut.
Tanpa sengaja Aurel mendapatkan keberuntungan yaitu ruang angkasa dari gelang yang di pakai gadis itu juga gelangnya yang ada di dunianya dulu.
Bagaimana aurel menghadapi kehidupan nya ditahun 90an yang kurang makanan dan hidup didesa terpencil
***
Kisah ini hanya fiktif belaka, tidak sesuai dengan sejarah, kehidupan dalam cerita ini hanya berlatar belakang didalam didesa..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Aurel pindah
Sedangkan siska dan Lina diam saja dia masih kesal dengan Aurel yang mengarang yang tidak-tidak tentang kevin. Karena iri padanya beraninya dia mengadu domba antara dia dan kevin pikir siska dia tidak percaya apa yang di katakan Aurel
"Aku hari ini pindah kerumah bang William kami sudah mendaftar pernikahan kemaren secara sah, dan Bram juga tinggal bersama ku mulai sekarang" kata Aurel kepada pamannya sebelum pamannya berbicara, tiba-tiba ada yang memanggil diluar.
"Aurel apakah kamu sudah siap beres-beresnya, ibu kesini mau menjemputmu, william khawatir saat kamu belum kembali juga, bram juga cemas" kata Lia ia langsung masuk kedalam rumah itu saat melihat Antoni ingin menegur Aurel.
"Antoni lina, aku kesini menjemput menantuku kalian tidak keberatan kan, ooh Bram juga tinggal di rumahku mulai sekarang, dia mengikuti kakak kandungnya jadi sah saja, karena dia masih kecil" kata lia dengan senyuman indah di bibirnya lalu ia menghampiri Aurel sambil mengelus kepala Aurel dengan lembut.
"Kamu tidak apa-apa kan ayo kita pulang" ucap lia lembut saat itu siska melihat interaksi mereka berdua sangatlah marah, dulu saat dia menyapa bibi Lia dia hanya cuek tidak pernah selembut itu padanya, ia sangat kesal sekarang.
"Mengapa" gumamnya dalam hati, ia semakin marah kepada Aurel, ia memandang Aurel seperti ingin membunuh, Aurel merasakan pandangan tanam dari Siska ia pura-pura takut dan lemah. Ia yakin siska pasti iri lagi padanya.
Melihat Aurel ketakutan Lia melihat kearah mana pandanganya Aurel yang membuatnya takut lalu ia melotot pada siska, beraninya dia menakuti menantunya, pikir lia dalam hati lalu ia melotot lagi pada siska. Sambil berbicara kepada lina untuk memanasinya.
"Oh ya lina, ku dengar anak mu juga menikah hari senin, apakah dia sudah mendaftarkan pernikahan, zaman ini kalau pernikahan tidak di daftarkan sama saja tidak menikah, tidak di akui oleh negara dan pernikahannya tidak sah, sekarang pernikahan harus memiliki surat dan buku pernikahan/akte, untung saja Aurel dan William sudah mendaftarkan pernikahan nya. Jadi pernikahan mereka sah secara hukum." Ucap Lia dengan senyuman indah dibibirnya
"Oh ya jangan lupa ya datang kerumahku hari Jumat untuk perayaan pernikahan anak kami karena mereka sudah sah menjadi suami istri" kata lia sambil tersenyum lalu ia melotot lagi pada siska, sebelum keluar dari rumah itu, siska hanya mengepalkan tangannya kuat-kuat
"Sayang, ayo kita pulang" ucap lia sambil membawa Aurel kerumahnya, Aurel tersenyum sambil mengikuti lia
"baik ibu" ucap Aurel keluar bersama Lia lalu ia tidak lupa berpamitan kepada paman dan bibi nya.
Setelah peninggalan Aurel dan Lia , siska pergi ke kamarnya dia melemparkan semua barang di kamarnya untuk melampiaskan rasa kesalnya.
" Aaaaa mengapa Aurel selalu bahagia dan mengapa sekarang dia menjadi cantik tidak seperti dulu lagi" ucap Siska sangatlah iri kepada Aurel, karena itu sejak dulu ia selalu menyuruh ibunya menindas Aurel.
" Siska buka pintunya ada denganmu, buka pintunya mari kita berbicara" ucap lina dari luar, setelah itu siska membuka pintu kamarnya.
Saat lina masuk ia melihat semua barang didalam sangatlah berantakan, pecahan-pecahan kaca berserakan dimana.
" Untuk apa kamu menghancurkan barang-barang mu," ucap lina kepada siska lalu ia menghampiri siska.
"Aku sangat membenci Aurel bu, aku ingin menghancurkannya seperti barang-barang ini, mengapa dia masih hidup sekarang padahal kita tidak memberi dia makan, juga menyuruh dia bekerja keras, mengapa dia menjadi cerdas dan melawan" ucap siska kepada ibunya.
" Kamu tenang saja mungkin dia merasa diatas karena keluarga kepala desa melindungi walupun seperti itu dia tetap saja menikah dengan pria cacat, apa yang kamu marahkan dia tetap menderita mengurus pria itu, bukankah kamu bilang menghadapi william itu sangatlah susah dan garang juga tegas pasti dia lebih menderita disana, lama kelamaan dia akan mati juga" ucap Lina sambil menenangkan putrinya itu.
"Apakah kamu sudah tenang sekarang, kamu itu harus bahagia kehidupanmu lebih baik dari pada dirinya, jangan bandingkan dirimu dengan dirinya, kamu menikahi pria kaya, sedangkan dia hanya pria cacat" ucap Lina lagi sambil mengusap-usap punggungnya siska.
"Iya ibu terimakasih sudah mengingatkan ku, tapi bu mengapa Kevin belum mendaftar pernikahannya dengan ku," ucap siska lagi teringat bahwa Aurel sudah menikah, sedangkan dirinya belum.
" Kamu tunggu saja mungkin dalam beberapa hari ini, kevin itu orang sibuk mencari uang, jadi kamu yang sabar, nanti temui dia dan ingatkan dia" jawab Lina sambil tersenyum.
"Sekarang kita nikmati saja bahwa rumah ini sudah menjadi rumah kita, coba kamu cari sertifikat rumah di kamarmu soalnya di kamar ibu tidak ada mungkin ada ini, karena kamar ini dulu adalah kamar gadis sialan itu,, mungkin saja dia menyembunyikan sertifikatnya disini" kata Lina lalu ia mencari sapu untuk membersihkan barang-barang yang berantakan tersebut.
"Mengapa tidak terpikirkan olehku, padahal aku sudah tinggal kamar ini bertahun-tahun, baiklah ibu aku akan mencarinya, oh ya ibu cari juga di kamarnya yang sekarang, dia sudah tidak ada disini kamu leluasa menggeledah isi rumah" kata siska kepada ibunya ia sudah melupakan kesalnya pikiran sekarang adalah sertifikat.
"Iya, setelah ibu membereskan ini ibu akan kesana, aku lupa minta kunci kamar Joni kepada gadis sialan itu, tadi saat aku meminta si Lia itu datang" ucap lina sedikit kesal karena mengingat pintu kamar putra bungsunya.
" Nanti saja kita minta bu sekarang kita cari sertifikat itu lebih dulu" kata Siska lalu mereka sibuk menggeledah rumah tersebut.
Sedangkan di rumah Kepala desa suasana sedang bahagia karena kedatangannya Aurel.
"Kakak mengapa kamu terlambat datang apakah paman menghentikanmu, mengapa paman seperti itu dia selalu pada kita" ucap Bram saat melihat kakaknya lalu berlari menghampiri kakaknya.
"Tidak apa-apa sekarang kak sudah bisa melawan, dia mereka tidak berani lagi macam-macam, mulai sekarang kamu akan bahagia dan kamu akan kakak sekolahkan supaya kamu makin pintar" ucap Aurel sambil mengelus kepala adiknya.
"Ya sudah ayo kita masuk untuk makan pasti semuanya belum makankan" ucap lia, ya mereka belum makan karena mereka menunggu Aurel kata William Aurel datang pagi-pagi, tapi dia datang terlambat karena itu william khawatir dan menyuruh ibunya menjemput Aurel.
"Aurel kamu sudah kembali" ucap william dengan senyuman dibibirnya ia memperhatikan seluruh tubuh Aurel tidak terjadi apapun padanya baru ia merasa lega.
"Iya aku pulang" balas Aurel lalu ia mendorong kursi william masuk kedalam untuk makan.
