NovelToon NovelToon
Ketika Cinta Harus Memilih

Ketika Cinta Harus Memilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Cerai / Cinta pada Pandangan Pertama / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:76.1k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Cinta bertepuk sebelah tangan sungguh menyakitkan hati Nadila Putri. Nyatanya Abdullah cinta pertamanya justru mencintai wanita lain yaitu Silfia Anwar.
Nadila pun memilih pergi meninggalkan mereka demi persahabatan.

Nadila memilih bekerja di UEA menjadi tkw, tetapi belum ada satu tahun kedua orang tuanya menyuruhnya pulang. Namun, tidak Nadila sangka ketika tiba di Indonesia justru dijodohkan dengan Abdullah.

Apakah Abdullah akan menerima Nadila? Lalu bagaimana nasib Silfia. Kita ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

"Maaf Kak Faiz, sekarang aku terburu-buru, lain kali pasti aku ceritakan semuanya" Dila pun pamit melanjutkan perjalanan, baru pertama kali bekerja tidak mau mengecewakan pihak catering.

Tiba di Catering Eco, sudah waktunya makan siang, Dila segera bergabung dengan teman-teman hendak makan nasi box jatah dari catering.

"Nama kamu siapa?" Tanya pria yang bekerja bagian dalam, mendekati Dila yang duduk di lantai beralas karpet, bersama pekerja lainnya.

"Saya Dila, nama Kakak?" Dila balik bertanya.

"Nama saya, Dili" Jawab si pria sambil nyengir.

"Dili?" Dila mengangkat alis.

"Nama kamu kan Dila, berarti namaku Dili" jawabnya, lalu tertawa. "Tidak-tidak, namaku Imam. Dila dilindungi Imam. Hahaha" Imam pun tertawa lebar.

"Oh, Kak Imam bekerja disini bagian apa?" Dila menatap pria yang bawaannya humoris itu, pantas dijadikan teman untuk menghilangkan stres.

"Bagian menjaga hatimu" Imam lagi-lagi nyengir.

"Dih, saya tanya serius, Kakak..." Dila gemas.

"Saya bagian Admin" Imam pun menjawab serius lalu mengajak Dila makan, diselingi obrolan kecil.

Catering Eco dibagi menjadi tiga shift. Shift malam bagian mengantar makanan dikerjakan khusus pria, sementara yang wanita hanya mengantar siang hari saja. Kecuali yang bagian memasak, mengemas, dan lain sebagainya, campuran pria dan wanita.

Shift pagi berkerja dari jam delapan hingga jam empat sore, tiba saatnya Dila pulang. Uang tip hari ini lumayan besar, ia lantas memesan ojek agar tiba di rumah sebelum Abdullah pulang. Walaupun suaminya jahat, Dila juga tidak mau keluar jalur terlalu jauh, tiba di rumah sebelum Abdullah datang. Saat Dila menunggu ojek, sepeda motor berhenti di sampingnya.

"Rumah kamu dimana, Dila?" Imam bermaksud mengajak pulang bareng.

"Tidak jauh Kak, terima kasih ya, saya sudah memesan ojek" Dila menolak secara halus, tidak boleh seenaknya berboncengan dengan pria lain. Satu menit kemudian, ojek datang, Dila pun akhirnya pulang.

Sepi, ketika tiba di rumah. Dila segera mandi, ganti pakaian, lalu menunggu Abdullah pulang di depan televisi. Biasanya Abdullah tiba jam lima sore. Namun, jam demi jam Dila menunggu, Abdullah belum juga pulang, hingga jam sembilan malam, Dila memutuskan untuk tidur. Sebab, besok pagi ia harus kerja.

************

Di waktu yang sama, tetapi di tempat yang berbeda, suami istri sedang berdebat. "Mas, aku heran deh, kenapa Abdullah membiarkan Dila bekerja di catering? Sudah gitu mengantar makanan panas-panasan lagi" Faiz menceritakan kepada Barra dengan wajah kecewa.

"Mungkin Dila sendiri yang ingin bekerja sayang... Dia itu kan wanita yang tidak mau diam seperti kamu. Sudahlah, biarkan saja" Barra mengingatkan istrinya agar tidak ikut campur.

"Iya sih, Mas, tapi kan kamu melarang aku untuk bekerja, karena Mas bisa menjamin hidup aku tidak kekurangan apapun. Mas dengan Abdullah itu sebelas, dua belas loh, tidak kekurangan dari segi ekonomi, seharusnya Abdullah itu bisa memperlakukan istrinya sama seperti Mas" Faizah yakin ada yang tidak beres dengan pernikahan Dila, jika memang Abdullah cinta kepada Dila, seharusnya memberikan modal untuk usaha, bukan membiarkan kerja seperti itu.

"Pemikiran suami kan beda-beda Yang..." Barra masih juga menjawab santai, membuat Faiz tambah kesal.

"Bela terus sepupu Mas itu" Faiz jengkel, ia menganggap Dila seperti adiknya sendiri, tentu saja tidak rela jika Dila menderita.

"Besok aku nasehati Abdullah" Barra menutup pembicaraan, lalu mengangkat istrinya dari sofa kamar ke tempat tidur.

Jika Barra sudah mendengkur pelan, Faiz masih memandangi langit-langit kamar. Entah mengapa ia memikirkan Dila terus menerus.

"Dila sudah tidur belum ya" Faiz bangun perlahan-lahan, agar tidak mengganggu tidur Barra. Ia ambil hape lalu telepon Dila di luar kamar.

"Assalamualaikum..." jawab Dila.

"Kamu belum tidur, La?"

"Belum Kak, masih menunggu Kak Abdullah, biasanya jam lima sore sudah pulang, tapi kok malam ini belum tiba, apa mungkin mampir ke situ Kak?"

"Tidak, La. Mungkin Abdullah sedang ada urusan diluar." Faiz menyarankan agar Dila telepon Abdullah, lalu menyuruh Dila tidur, karena saat ini sudah jam 10 malam.

Pembicaraan di telepon pun selesai, Faiz mengecek putra putrinya di kamar sebelah. Ia tersenyum menatap kedua anaknya tidur pulas. Faizah melirik Silfia yang menemani mereka pun juga pulas. Setelah ke kamar Yusup dan Yasmine, Faizah mengecek Rohman dan Rohim. Si kembar juga sudah pulas ditemani Fathonah pengasuh mereka pengganti Dila.

Setelah mendengar suara Dila, dan melihat anak-anak, Faiz merasa lebih tenang lalu tidur di sebelah sang suami.

Jam terus berjalan, tepat dini hari Faiz terbangun, karena samar-samar mendengar suara tangis Yusup dan Yasmin di kamar sebelah.

Faiz menyingkirkan selimut, lalu berjalan cepat ke kamar anak-anak. Dia mendorong pintu kamar, dua anaknya menjerit-jerit, tatapan matanya tertuju kepada Fathonah yang tengah mengganti popok, sembari mengajak bicara.

"Silfia kemana memang, Fat?" Tanya Faiz ketika mengangkat Yasmine yang sudah diganti popoknya oleh Fathonah. Faiz duduk di pinggir tempat tidur Silfia yang kosong, lalu menyusui putrinya.

"Saya tidak tahu Non" Fathonah yang sebenarnya tidur di kamar sebelah menceritakan, ketika mendengar Yusup dan Yasmine menangis tidak juga behenti, lalu meninggalkan Rohman dan Rohim. Begitu tiba di kamar ini ternyata tidak ada Silfia.

"Ya sudah, Yusup bawa kesini, Fat."

"Baik, Non."

Faiz memandangi Fathonah yang mengangkat Yusup, anak itu bekerja tidak hitung-hitung-an tenaga. Faiz sering melihat Silfia memerintah Fathonah, padahal seharusnya Silfia sendiri yang melakukan. Namun, Fathonah tidak pernah membantah.

Faiz menyusui kedua anaknya hingga tidur. "Mungkin Silfia di kamar mandi, Fat, coba lihat gih" titahnya walaupun kemungkinan itu kecil, jika memang benar Silfia di kamar mandi, mana mungkin tidak mendengar tangis anak-anak.

"Baik, Non" Fathonah mencari ke kamar mandi. "Tidak ada, Non"

Faiz mengangguk, kemudian menidurkan putra putrinya ke dalam box. Ia menyuruh Fathonah mencari Silfia ke gazebo, tapi di sana pun tidak ada. Faiz bersama Fathonah mencari Silfia seisi rumah, tetap saja tidak menemukan. Faiz sempat berpikir jika Silfia kabur dari rumah, tapi tidak mungkin, karena semua pakaian masih rapi di lemari. Yang terakhir, Faiz mengetuk kamar bibi, menanyakan apakah Silfia berada di dalam.

"Mbak, jam sebelas tadi saya kan belum tidur, terus melihat Silfia masuk ke kamar Abdullah" papar bibi. Sebenarnya bibi sudah sering melihat Silfia masuk ke kamar itu, tetapi tidak berani bicara.

"Yang benar Bi, Memangnya Abdullah ada di rumah ini?" Faiz kaget, lalu menoleh ke pintu kamar Abdullah yang tertutup rapat.

"Saya tidak tahu, Mbak" bibi memang jarang membukakan pintu Abdullah, karena dia membawa kunci duplikat.

Pikiran Faiz seketika ingat kata-kata Dila tadi siang, jika Silfia mencintai Abdullah, dan di telepon tadi pun Dila mengatakan bahwa Abdullah belum sampai rumah hingga jam 10 malam.

Dengan perasaan tidak menentu, Faiz berjalan ke arah kamar Abdullah, diikuti oleh bibi dan Fathonah. Faiz terpaksa mengetuk pintu, setelah beberapa menit kemudian, Abdullah menyembulkan kepala di pintu dengan rambut acak-acakkan khas bangun tidur.

"Abdullah, kamu menginap disini?" Faiz mendelik gusar. Di rumah Abdullah, Dila menunggu, tetapi Abdullah tidak memberi kabar. Belum sampai dijawab oleh Abdullah, tatapan mata Faiz menangkap sekelebat bayangan wanita tanpa busana berlari ke arah kamar.

"Awas kamu!" Faiz mendorong tubuh Abdullah yang menghalangi pintu, lalu berlari ke depan kamar mandi.

Dok dok dok.

"Hai...! Keluar kamu Silfia...!"

...~Bersambung~...

1
Rina
Semoga wanita yg baru datang itu gak menambah beban Dila ya 🫢🫢🫢
Kasandra Kasandra
lanjut
Atalia
pokoknya harus ceria Dilla dari Abdullah kasian banget 😭😭😭😭
pokoknya ditunggu banget kelanjutannya author
flower
semogga bisa di kabulkan pembatalan pernikahan nya...
betriz mom
author pinter banget setiap akhir selalu menggantung bikin penasaran 🙏🤭
Azkia Amalia
up
sudarti darti
lanjut Thor ttp semangat berkarya
sudarti darti
mbak Faizah kah yang datang
@alfaton🤴
Dilla benar kata ibumu Dilla.....kamu sudah ada restu dan diijinin tuk bercerai.........dan jangan ada dendam biar Allah yang membalas semua kejahatan yang kamu terima.....pelan tapi pasti......semangat Dilla .....jodohmu sudah menanti 😍😍😍
🌷💚SITI.R💚🌷
smg kamu bisa kembali bebas bisa membahagiakan ke dua orang tua kamu ya dila, aku ikut sedih smg yg datang faiz ya bukan wanita munafik sm suamiy
@alfaton🤴
semoga orang baik yang menyapa bukan ibu mertuanya semangat Dilla
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
lanjut kak...

semngattttt
neng ade
siapa wanita yang menyapa Dilla??
neng ade
udah terbongkar semuanya.. sekarang Dilla tau kalau ginjal bapak nya udah di sumbangkan pada papa mertua..
neng ade
syukurin kamu Silfia.. sok banget tingkah mu mu itu
neng ade
itu pasti si Silfia yang datang.. permainan segera dimulai..
Retno Harningsih
lanjut
darsih
JD penasaran SM cerita nya
mery harwati
Faiz, kamu datang tepat waktu, saat keluarga Abdullah sudah pulangke Bogor, bukan langsung menemui orang tua Dila & menyerahkan Dila baik² pada orang tuanya, tapi malah Dila yang menceritakan RT nya tanpa didampingi keluarga Abdullah, habis manis sepah dibuang, setelah pengorbanan ginjal bapaknya Dila
Faiz, sementara ajak Dila ke rumah orang tuamu agar Dila menemukan kebahagiaan & kedamaian dirinya & keluarganya
Jengendah Aja Dech
❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!