Transmigrasi Ke Tubuh Anak Selir

 Mendengar ucapan ibunya, membuat rose terkekeh geli. Kok ada ya, orang sepede ini. Dasar edan, dia ini tak ingin menambah musuh lagi, dia hanya ingin hidup tenang, tapi bukanya ketenangan yang dia dapatkan, malahan mereka yang selalu mengusik hidup nya.

"Selir Merry, yang terhormat. sekali lagi, aku tegaskan, aku tak akan bertindak bodoh lagi, seperti dulu, dan aku tak akan mengusik mu lagi. sudah cukup, kau selalu memusuhi ku, dan selalu mencoba mengatur hidup ku. Jangan sampai, aku benar-benar membenci mu sampai ke tulang tulang. Ingat, aku sudah bukan putri mu, yang selalu bertindak bodoh lagi. walaupun aku masih kecil, tapi aku mengerti permasalahan orang orang dewasa yang bertindak egois, dan hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri."

"Ayo bibi, kita pergi. salam untuk selir agung yang terhormat!" ucap nya dengan penuh penekanan.

Selir Merry langsung mengepalkan tangannya, dia merasa aneh, kenapa perasaan nya begitu sakit, mendengar ucapan menyakitkan dari mulut rose langsung. Dia merasa dirinya menjadi begitu lemah, saat anak kecil itu mulai memberontak.

 "Nona kecil, mulut anda sangat pedas sekali. hamba sampai menahan nafas, saat nona menyebut kata kata yang kurang pantas. Astaga nona, bagaimana bila nanti anda di hukum oleh selir agung."

Rose yang mendengar ucapan bibi anti, langsung memutar bola mata nya dengan malas, bibi Anti selalu mencoba memberikan pengertian kepada nya, tapi dia tak suka di atur oleh orang orang seperti selir Merry, maupun sang kaisar. Dia adalah dirinya sendiri, dia berhak berpendapat, apa bila tak sejalan, atau sesuai dengan keinginan nya.

"Bibi, aku ingin pergi ke luar istana. Aku mau berjalan jalan bibi."

"Apakah nona yakin, bagaimana kalau, yang mulia kaisar tak mengizinkan nya nona?'

"Loh, siapa bilang kita meminta izin kepada nya bibi, ya kita pergi diam diam dong. ayolah bibi, aku merasa butuh healing, dan butuh udara segar."

"Nona, apa itu hering?" tanya bibi Anti yang merasa kata kata nona kecil nya, begitu asing

"Bukan hering bibi, healing, yaitu jalan jalan, mencari udara segar, dan menjernihkan pikiran." ucap rose yang menahan tawa melihat wajah bibi Anti yang langsung melongo.

Di paviliun nya rose, keduanya sudah memakai pakaian pelayan dan memakai penutup kepala, agar tak ada orang yang tau. Rose memiliki ide gila, untuk keluar dari sini, tanpa ada orang yang tau. Dengan membawa beberapa tael emas dan koin perak di saku jubah nya, itu. Bibi Anti hanya bisa pasrah, menuruti kemauan dari nona kecil nya. Tadi rose mengancam akan pergi sendirian, dan tak ingin mengajak nya ke luar. Tapi akhirnya bibi anti menyetujui ide gila nona kecil nya.

Mereka berdua, memaki jubah pelindung, agar kedua nya tak dikenali oleh orang orang di istana.

 Sedangkan di paviliun putri Felica, ratu elli menatap nya dengan datar, dan duduk dengan anggun, dan menyuruh para pelayan setia nya untuk keluar. Karena dia ingin berbicara berdua, dengan anak nya itu.

"Ibu, kenapa ibu berkunjung ke tempat ku?" tanya nya sedikit gugup, melihat tatapan tajam sang permaisuri.

 Walaupun permaisuri Elli ibu kandung nya, tapi sejak dulu, didikan nya selalu keras, dan selalu mengajarkan nya tentang hal hal yang buruk. Termasuk mencelakai anaknya selir Merry yaitu rose. agar kedudukan nya semakin aman, dan semakin banyak simpati ataupun perhatian dari orang orang diistana.

Sebenarnya, ada satu rahasia yang permaisuri Elli sembunyikan selama ini, dan tak ada yang tau, kecuali dirinya dan satu orang yang selama ini membantu nya. Perlakuan nya, juga berbeda kepada anak pertama nya. hal itu, selalu membuat putri Felica selalu merasa tertekan. Hanya dia yang selalu di tuntut ibunya, untuk selalu berbuat sesuatu kepada anak selir itu. Tetapi, dengan kakak nya, permaisuri Elli, selalu bersikap lembut, dan tak pernah memarahi putra pertama nya sedikit pun.

"Cari masalah dengan putri selir itu. Dan lakukan agar dia semakin di benci oleh orang orang, dan terus berbuat baik di hadapan kaisar tinus.apakah kau mengerti, putri Felicia?" ucap Ratu Elli, dengan nada datar nya.

 "Ibunda ratu, aku selalu mencoba memancing kemarahan nya, tapi entah mengapa dia berubah begitu saja. apakah tak ada cara lain, untuk menyingkirkan ny?"

"ckck, aku mendidik mu, dengan keras, agar kau lebih bisa percaya diri. Tapi kini, kau malah terlihat sangat payah." cibir nya dengan nada tinggi.

Hal itu, membuat putri Felica merasa tertegun. "hamba akan berusaha ibu, hamba akan berusaha menyingkirkan anak selir rendahan itu, bagaiman pun, caranya."

"Bagus, aku suka dengan kepercayaan diri mu. Sebentar lagi, liburan semester akan selesai, berarti waktu mu di istana ini, tak banyak. Lady rose juga akan kembali ke akademi, dan buat dia menjadi yang terakhir, permalukan dia bagaimana pun, caranya."

"Baik ibunda."

"Itu baru putri ku, dan terus menjadi umpan, untuk aku bisa mencapai semuanya." ucap nya dalam hati dan mata yang terlihat lebih tajam.

 Sedangkan disisi, lady rose. Dia dan juga bibi anti, menggunakan kereta kuda, berjalan menyusuri area pasar yang cukup ramai sekali.

 "Wow, apakah ini pasar nya bibi?'tanya rose dengan nada antusias nya. apalagi melihat deretan makanan di sana. Membuat nya merasa ini adalah surga dunia.

"Benar nona, ini dinamakan pasar nymeria. tempat orang orang berjualan, untuk menyambung hidup nya." ucap bibi anti, yang menjelaskan dengan penuh kelembutan

 Walaupun sah kaisar, memberikan nya uang setiap bulan, tetap saja uang itu tak sebanyak dari putri Felica. Maka dari itu, dia memutar otak nya, untuk membuat satu bisnis, yang akan menguntungkan. Bila perlu, dia akan pergi dari istana, dan memulai hidup yah baru, bila permasalahan nya sudah selesai.

 "Bibi, apakah kau akan setia kepada ku?"

"Tentu saja nona, kecil. Bibi akan selalu setia kepada nona kecil rose."

"Kalau seandainya, aku pergi dari istana, apakah bibi akan ikut dengan ku?"

"Nona, kemana pun nona kecil pergi, bibi akan setia menemani nya. walaupun taruhan nya, dengan nyawa bibi sendiri."

Mendengar ucapan, bibi anti. membuat rose benar benar takjub dengan kelugasan, dan juga kesetiaan bibi anti kepada nya. Dia menjadi merindukan sahabat laknat nya, yang saat ini masih berada di jaman modern.

"Bibi, apakah bibi mau membantu ku?"

"Katakan saja nona, apakah nona ingin sesuatu. Atau membeli sesuatu, biar bibi pergi membelinya."

"Tidak bibi, aku ingin mendirikan sebuah bisnis, aku ingin membuka sebuah toko baju untuk menyambung hidup. bila suatu saat nanti, aku diusir, aku sudah memiliki tempat, dan juga memiliki harta yang cukup, untuk hidup ku di masa depan. Apakah bibi tau, dimana tempat yang cocok untuk membuka usaha?" tanya rose kepada bibi Anti yang tertegun mendengar ucapan nona kecil nya, yang sudah berfikir lebih dewasa dari anak seusianya.