Shapire tanpa sengaja telah menabrak calon istri Axel hingga tiada. Karena kesalahannya Saphire terpaksa menikahi seorang mafia kejam. Pria itu menghukum Saphire dengan pernikahan yang tidak pernah ia bayangkan. Pernikahan yang membuat hari-harinya seperti di neraka.
Akankah Saphire berhasil menaklukkan hati sang Mafia? Atau ia yang akan terjerat oleh cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda FK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
"Kau itu terlihat lucu Shapi, maksudku carikan aku yang sepertimu. Ingat jangan kau coba comblangkan aku dengan Pikachu, dukun itu sudah aku blacklist ia tidak termasuk dalam kriteria," cerocos Felix dengan tatapan fokus ke arah depan.
Shapire terkekeh mendengar celotehan Felix, "Ucapan adalah doa, siapa tahu jodohmu itu Vikha kau tidak tahu kan?" ucap Shapire sengaja menggoda Felix.
Felix dengan cepat mengetuk-ngetuk setir yang ia pegang, "Amit-amit jangan sampai!"
Tingkah Felix membuat Shapire tergelak, setidaknya bersama dengan Felix membuatnya sedikit melupakan kehidupannya dengan Axel. Baru beberapa hari, masih ada hari-hari yang panjang yang akan ia lalui bersama pria itu.
Beberapa menit kemudian kendaraan beroda empat milik Felix berhenti di depan rumah sakit. Shapire keluar dari kendaraannya dan melambaikan tangan kepadanya.
"Terima kasih, hati-hati ya!"
"Bye Shapi!" Felix melajukan kendaraannya meninggalkan area rumah sakit.
Ia masih memperhatikan Shapire dari spion mobil, wanita itu tidak dapat menyembunyikan kesedihannya.
"Andai kau mau menikah denganku, aku bahkan rela menjual 100 onta milikku. Tapi sekarang kamu sudah menjadi milik orang lain," gumam Felix terlihat sedih.
Sang mentari mulai meninggi, di kediamannya Axel sangat bosan, ia tidak boleh kemana-mana karena luka pada pinggangnya. Martin masuk ke dalam kamar Axel untuk mengantarkan makan siang.
"Makanan apa itu?" tanya Axel penasaran.
"Tadi ada kurir yang mengatakan ini pesanan dari Shapire untukmu. Sebentar lagi kau harus meminum obatmu," ucap Martin mengingatkan.
"Buang makanan itu, dia pikir aku sudah miskin tidak dapat membeli makanan sendiri. Aku hanya ingin masakan yang ia buat bukan yang ia beli!" kata Axel dengan nada tinggi.
Martin pun membawa kembali makanan itu sebelum Axel mengamuk, pria itu mengambil ponselnya lalu menghubungi Shapire.
"Kau pikir aku sudah miskin, aku tidak ingin makanan yang kau beli!" bentak Axel sangat marah.
"Sepulang aku bekerja aku akan memasakkan makanan yang banyak. Atau masih ada lauk tadi pagi kau hangatkan saja. Kalau tidak mau makanan itu jangan dibuang, masih banyak orang yang tidak beruntung sulit untuk mendapatkan makan," cerocos Shapire panjang lebar.
Entah mengapa sepertinya ada seseorang yang pernah mengatakan hal seperti itu kepada Axel. Namun ia lupa siapa, Axel terdiam sejenak ia lalu mematikan sambungan telepon begitu saja.
Axel bergegas keluar dari kamarnya ia mencari keberadaan Martin. Axel berteriak, "Martin kau di mana?"
Mendengar suara tuannya makin bergegas menghampiri, "Ada apa?"
"Mana makanan tadi?" tanya Axel.
"Kau bilang buang saja, ya ini mau aku makan. Terlihat lezat, sayang apabila harus dibuang."
"Berikan makanan itu kepadaku lalu hangatkan lauk yang tadi pagi." Axel duduk di kursi ruang makan, sementara Martin mendengus sebal.
Martin menghangatkan makanan tadi pagi dan menyiapkan makanan yang tadi Saphire bawa. "Mengapa dia jadi plinplan sekali, tadi katanya buang saja," gumam Martin menggerutu.
Sementara itu saat ini Felix berada di ruang kerjanya, di sana ada Romeo dan juga Regan. Mereka sedang membahas proyek yang akan mereka jalani bersama. Regan merasa kesal karena Felix tidak fokus saat berdiskusi.
"Lo mikirin apa onta? Ini proyek besar, gue mohon fokus" kata Regan.
"Apalagi yang dia pikirin kalau bukan bini orang," ejek Romeo lalu tergelak.
"Dia tuh sekarang sudah menjadi istri orang, emang lo mau berurusan dengan Axel?" tanya Regan.
"Gue yakin dia nggak bahagia sama pernikahannya. Logikanya Axel tiba-tiba menikahi Saphire setelah kematian Safia. Kalian merasa ada yang aneh nggak sih?" sahut Felix terlihat serius.
Romeo dan Regan saling menatap, kemudian Romeo berkata, "Aneh? Apa maksud lo?"
Felix menjawab, "Gue rasa ada yang tidak beres dengan pernikahan Saphire dan Axel. Gue kenal Saphire, dia tidak seperti orang yang akan menikah hanya karena uang. Ada sesuatu yang dia sembunyikan."
Regan menggelengkan kepala, "Felix, lo jangan terlalu mikirin Saphire. Ini proyek besar, kita harus fokus."
Tapi Felix tetap serius, "Gue tidak bisa fokus jika ada sesuatu yang tidak beres. Gue ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi."
Romeo menambahkan, "Kita bisa selidiki sedikit, tidak ada salahnya kan?"
Regan menghela napas, "Baiklah, tapi jangan sampai mengganggu proyek ini."
Regan sangat tahu sahabatnya ini sangat keras kepala, namun ia tetap saja khawatir bila Felix berurusan dengan Axel. Mengingat Axel memiliki tabiat yang buruk berbeda dengan Junior dan Joy kakaknya.
"Aura orang jatuh cinta beda ya?" goda Romeo.
"Iya, tapi sekalinya jatuh cinta sama bini orang," cibir Regan.
Mereka pun melanjutkan diskusi mereka yang sempat tertunda. Sementara Shapire sejak tadi berada di dalam ruang operasi.
"Dokter, tekanan darah pasien mulai stabil" ujar salah satu Dokter yang membantu Shapire.
"Kerja bagus, pasien telah melewati masa kritis" puji Shapire tersenyum di balik masker yang ia gunakan.
"Terima kasih, Dokter," jawab dokter yang membantu Saphire sambil tersenyum. "Tapi kita harus tetap waspada, pasien masih perlu perawatan intensif."
Saphire mengangguk, "Saya setuju. Kita harus memantau kondisi pasien secara ketat dan siap untuk menghadapi kemungkinan komplikasi."
Saphire kemudian memeriksa hasil operasi dan memeriksa kondisi pasien, memastikan bahwa semuanya berjalan lancar. Setelah puas dengan hasilnya, Saphire melepas masker dan sarung tangan operasi, lalu menuju ke ruang ganti untuk membersihkan diri.
"Pasien sudah stabil, kita bisa mulai membuat rencana untuk perawatan lanjutan," kata Saphire kepada tim dokter.
Hari menjelang sore Axel masih menunggu kepulangan Shapire, ia berjalan menuju halaman belakang. Tiba-tiba saja Axel memiliki ide untuk mengerjai Shapire, ia memanggil kucing besar kesayangannya.
"Blackie!!"
Kucing besar itu muncul dengan langkah-langkah cepat, mata yang tajam, bukan kucing ikut menggemaskan namun seekor macan kumbang. Axel membelai kucing itu dan membisikkan sesuatu di telinganya. Kucing itu mengangguk-angguk seolah-olah memahami instruksi Axel.
"Aku akan memperkenalkan seseorang denganmu, kau harus menyambutnya."
Axel kemudian menyembunyikan kucing itu di balik tanaman di halaman belakang, menunggu saat yang tepat untuk membiarkannya muncul dan menakuti Saphire ketika dia pulang. Axel tersenyum sendiri, memikirkan reaksi Saphire ketika melihat kucing besar itu.
Setengah jam berlalu Shapire telah sampai di rumah, hari yang sangat melelahkan. Namun ia ingat akan janjinya yang akan memasak untuk Axel sepulang bekerja.
Namun Shapire tidak menemukan Axel ketika ia masuk ke dalam kamar, Shapire mencari Axel dan ia menemukan pria itu berada di halaman belakang.
"Aku sudah mengatakan untuk tidak keluar kamar, lukamu belum sembuh!" protes Shapire.
Ia tetap bersikap baik meskipun Axel memperlakukannya dengan buruk. Axel tersenyum kepada Shapire, senyum yang sangat menakutkan.
Tiba-tiba saja hewan peliharaan Axel berjalan menghampirinya. Axel tersenyum ketika melihat Shapire terkejut, ia yakin setelah ini Shapire akan ketakutan.
......
Eitsss tenangg 🤣 kita lanjutkan esok ya gaess..maaf telat up jari ku tremor
Hayoooo siapa kira² yg datang, ahh bunda sukane ngegantung ae
Kayaknya Axel udh jatuh cinta sama Saphire, tapi tidak menyadari nya
ettt tp othorr menganggu aja.. dasarr🙄
sapa sihh tuhh yg ketok🤔
dengarkan kata mom shapir dan kau akan tau kalau dia kesepian dan butuh teman .
kemana kata²mu yg menyakitkan dulu/Curse//Curse/
aku gak terima ya axel, kau belum minta maaf dah nyosor dan posesif aja/Right Bah!//Right Bah!/
ah enak Axel klu nyusu dari sumbernya😂😂