NovelToon NovelToon
Parting Smile

Parting Smile

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Alyanceyoumee

Laki Abrisam Gardia adalah seorang penyanyi religi tersohor berusia 28 tahun yang sangat akrab dengan kesempurnaan. Dia memiliki sempurna rupa, harta, dan silsilah keluarga. Ketika kuliah S-2, dia dipertemukan dengan Mahren Syafana Humairoh, sosok perempuan tangguh yang hidup sendiri dengan menanggung utang yang di tinggalkan oleh almarhum ayahnya.

Pertemuan mereka menjadi awal malapetaka. Maksud hati Laki menolong Syafa yang tengah kesulitan dengan mengamankan Syafa di salah satu hotel miliknya, malah membuat beredar kabar di sosial media, bahwa Syafa adalah wanita satu malam Laki. Kondisi semakin kacau. Desakan media dan keluarga membuat Laki dan Syafa memutuskan untuk menikah kontrak.

Janji mereka adalah, tidak ada cinta. Hanya ada parting smile, setelah 5 tahun pernikahan. Namun, waktu yang dihabiskan bersama membuat keadaan menjadi rumit. Ada luka ketika sosok lain hadir diantara keduanya. Mungkinkah cinta perlahan tumbuh diantara keduanya?

AWAS!ZONA BAPER!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alyanceyoumee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24 Halal yang Tersirat

"Cukup, jangan teruskan," lanjut Laki dengan nada bicara melunak. Dia tau benar, Syafa akan semakin tidak menerima kalau dia memarahinya.

"Ayo, Bu. Saya antar. Biar saya bicara dengan Syafa, ya. Beri dia waktu. Ayo,"

Laki mengantar Vira pada Syakila. Lalu kembali menemui Syafa. Dia percayakan Vira pada adik pertamanya. Laki yakin Syakila akan melakukan segalanya sesuai instruksi yang dia berikan.

Laki menemukan Syafa tengah mengusap air di ujung mata sambil berdiri beberapa langkah disamping ranjang berbalut sepre putih. Lalu gerak wanita itu serentak terhenti saat menyadari kehadiran lelaki tampan berbalut tuxedo hitam yang casual dan terlihat sangat pas dan cocok di tubuh tinggi dan dada sembada miliknya, tepat tiga langkah dihadapannya.

Ehm, Laki berdeham. Mengusir kesunyian.

"Jadi kamu? orang yang membuat wanita tadi hadir di sini sekarang?!" Syafa menatap tajam Laki dengan penuh kebencian.

"Dia ibumu Sya..."

"Ibuku?! Siapa?! Ibuku sudah tidak ada sejak enam tahun lalu. Bagaimana bisa tiba-tiba aku memiliki ibu lagi? Heh?! Itu tidak masuk akal!" Air mata Syafa kembali menetes saat mengatakan itu. Membuat Laki mengurungkan niatnya untuk berdebat. Lelaki itu hanya bisa menarik napas berat. Dia mengerti dengan kemarahan Syafa pada ibunya. Tapi, itu salah.

"Ya, kamu berhak marah padanya. Tapi kamu harus tau, ini semua tidak mudah juga untuknya. Tadi kamu sudah cukup melukai hatinya. Jadi, hentikan. Jangan terlalu membenci ibu. Saya paham..."

"Tidak! Jangan pernah kamu mengatakan kamu paham dengan apa yang aku rasakan, Laki. Karena sampai kapanpun kamu tidak akan pernah mengerti. Seumur hidup, orang tuamu hadir di sisimu. Menemanimu, mendukungmu. Hidupmu lebih dari cukup. Tapi aku tidak Laki. Setiap hari Ayahku banting tulang menghidupi aku dan wanita itu. Dan setiap hari pula wanita itu menghabiskan uang nya untuk hal-hal yang entah apa. Aku tidak tau."

"Ami mu selalu ada untuk mencintaimu, tapi wanita yang mengaku sebagai ibuku itu pergi tanpa sekalipun memutar tubuhnya untuk menatap ku. Dia menghilang sesukanya. Bagaimana? Apa kamu benar- benar bisa merasakan sakit yang hatiku rasakan?! Tidak bukan?! Wanita itu tidak pantas dimaafkan! " sambungnya penuh kebencian.

"Oke, saya minta maaf karena sudah berani mengatakan mengerti apa yang kamu rasakan. Saya salah. Tapi, Ibu mu sudah mendapatkan balasan atas kesalahan yang dia lakukan, Syafa. Kamu tau, walau bagaimanapun ibumu mendzolimi mu. Itu tidak membuatmu berhak menyakiti hatinya. Ridollah fi rido walidain. Kita tidak mau pernikahan kita tidak di ridoi allah bukan?" jelas Laki. Dia bicara dengan sangat hati-hati.

Mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Laki, membuat Syafa sedikit tertawa. "Bukankah dari awal rencana pernikahan kita sudah tidak sesuai syari’at? Pernikahan yang akan kita lakukan sudah kehilangan sakralnya dari awal, Ki. Rasanya tidak masuk akal membicarakan ridho Alloh jika itu mengenai pernikahan kita," komentar Syafa datar.

"Apa maksudmu? Saya benar-benar hendak menikahi mu, Sya. Hanya saja kita memilih untuk lebih berhati-hati. Terkait kita tidak memiliki perasaan apapun satu sama lain. Itu saja. Sekarang kita hanya harus melakukan segalanya sesuai rencana, hm?"

"Benar-benar menikahi ku apaan? Kita hanya sepakat untuk menikah selama lima tahun. Itu kenyataannya," sangkal Syafa.

"Ya, terserah kamu saja," jawab Laki pasrah. Beberapa saat mereka berdua diselimuti kesunyian. Tenggelam dalam pikiran masing-masing.

"Aku tidak mau menikah." Tiba-tiba Syafa mengatakan itu.

"Apa kamu gila?! Apa maksudmu?! Heh?! Jangan bercanda Syafa?!" bentak Laki. Dia tidak percaya dengan apa yang baru saja Syafa katakan. Wanita itu bicara semaunya. Tidak mau menikah saat hanya tinggal ijab kabul saja?! Ayolah!

"Aku tidak mau menikah, jika wanita bernama Vira itu ada dan seolah mengekpresikan rasa bahagia di sini!" putus Syafa.

"Ibu mu sakit Syafa! Wajar kalau dia menyaksikan momen bahagia putrinya di akhir masa hidupnya!" teriak Laki. Dia mulai kehabisan kesabaran menghadapi Syafa yang keras kepala.

Deg.

Jantung Syafa serentak berdegup tak beraturan saat mendengar apa yang Laki ucapkan.

"Apa? Apa maksudmu? Sakit?"

Laki terdiam sambil mengumpat dirinya dalam hati. Harusnya dia tidak mengatakan hal itu sekarang.

Sementara itu, di luar kamar rias, seorang pemuda berpostur sembada melangkah pergi dengan menunjukan ekspresi tak percaya. Dia mendengar pembicaraan Laki dan Syafa. Semuanya.

Lelaki itu terus melangkah dengan ekspresi datar. Lalu langkahnya serentak terhenti saat seseorang memanggilnya.

"Nak, Bara! Alhamdulillah, akhirnya bisa datang juga di acara nikahan cucu Nenek. Ya, kamu adalah kakak kesayangan Laki. Sudah tentu harus hadir, iya kan? Nenek sempet sedih saat Nak Dimi mengatakan kalau kamu kemungkinan tidak bisa datang," Aisyah bicara bertubi saat berpapasan dengan Bara. Sosok lelaki yang mengetahui rahasia antara Laki dan Syafa.

"Tentu saja saya datang, Nek. Ayah Dimi hanya mencandai Nenek saja. Bagaimana kabar Nenek? Sehat? Makin hari makin cantik saja sepertinya," goda Bara.

"Heh! Kamu ini. Pemuda dilarang merayu nenek-nenek. Nih, rayu saja salah seorang temen calon isterinya Laki," ucap Aisyah sambil mendekap Kaila dan Aina yang berdiri di samping kiri dan kanannya.

Serentak kedua wanita yang dimaksud mengudarakan senyuman. Dan Bara membalas senyum mereka berdua. Uh.. Serangan Nenek Aisyah benar-benar mantul. Kedua wanita itu sangat menyukainya. Siapa yang tidak suka di promosikan pada lelaki tampan dan sangat terkenal di dunia presenter? Pasti tidak ada.

Setelah sedikit berbincang dengan Bara, Aisyah kembali melanjutkan perjalanannya menuju kamar rias Syafa. Sejak awal dia berniat untuk mengantar Aina dan Kaila kesana. Tapi, saat ketiga wanita itu dalam perjalanan, hal yang tidak dikira terjadi di dalam kamar.

"Jangan hanya diam, Ki. Jelaskan! Apa benar ibuku sakit?" tanya Syafa. Wanita bergaun pengantin yang terlihat cantik jelita itu tampak rapuh. Sambil menghempaskan napas panjang, Laki berjalan mendekati Syafa. Sementara Syafa melangkah mundur menjauhinya.

Syafa melangkah mundur lebih mendekati ranjang. Dan di langkah ketiga, sepatu high hells yang dikenakannya menginjak ujung gaun, membuat tubuhnya terpelanting ke belakang. Dengan segera Laki menahan tubuh Syafa dari depan, menggunakan lengannya. Sayangnya tubuh Syafa terlalu tidak seimbang, hingga akhirnya...

Brukk!!!

Syafa terjatuh diatas ranjang dengan posisi Laki berada diatasnya.

Hening.

Sesaat suasana membisu. Sorot kedua bola mata mereka beradu. Lalu semakin lama, organ yang berada di balik dada keduanya berfungsi diatas normal.

Deg deg deg.

Jantung kedua manusia itu berdegup hebat. Ini benar-benar kejadian yang tidak mereka sangka.

Ceklek!

Tiba-tiba pintu kamar terbuka, saat posisi mereka berdua belum berubah.

"ASTAGFIRULLAHH!!!! Kak Laki! Belum halal! Tahan dulu! Tidak bisa apa?" teriak Aisyah sambil berlari mendekati Laki dan Syafa. Sementara di ambang pintu, Kaila dan Aina melotot sambil menangkup mulut menganganya dengan kedua telapak tangan masing-masing.

Dengan santai Laki bangun dari posisinya sambil membatu membangunkan Syafa. Dia berusaha untuk tetap cool. Padahal jantungnya masih tetap berdegup hebat.

"Hanya kecelakaan, Nenek. Laki bukan lelaki nakal," ucapnya datar sambil berjalan menuju lubang pintu.

"Silahkan masuk, Mba. Temani Syafa," lanjutnya saat berada dihadapan Aina dan Kaila yang masih menunjukan ekspresi tidak percaya.

Sesaat Laki memutar tubuhnya sebelum benar-benar keluar kamar. "Saya pergi," pungkasnya pada Syafa. Lalu keluar kamar dan menutup pintu dari luar.

Aisshh...

Laki mengumpat dirinya sendiri sambil menyandarkan tubuhnya di daun pintu. Tampak lelaki itu mengusap dadanya yang masih saja berdebaran. Lalu dia memukul dadanya berkali-kali, karena masih tidak jua tenang meski sudah di elus berulang.

Gila! rutuknya sambil melangkah pergi.

🍃🍃🍃

Para tamu undangan mulai duduk di kursi. Keluarga besar Syaki dan Halila terlihat duduk tegang dibarisan paling depan. Seberapa kuat pun berusaha tenang, tetap saja sulit. Menikahkan anak bukanlah hal yang mudah. Sejumlah rasa khawatir serentak datang bersamaan dengan kebahagian. Entahlah.

Para kru, aktor, dan aktris ternama sebagai temen-teman Laki sudah hadir semua. Teman kerja Syafa tidak mau kalah, tak satu orang pun yang alfa. Semua ada.

Tampak Vira duduk berdampingan dengan Halila. Wanita itu sesekali meneteskan air mata. Mensyukuri keberuntungan putrinya menikah dengan putra dari keluarga yang sangat mencintai dan menghargainya.

Di depan meja dan kursi yang sudah di sediakan untuk melaksanakan ijab, Laki berdiri dengan gagah. Menunggu kehadiran Syafa yang tengah berjalan kearahnya.

Dari kejauhan tampak Syafa berjalan sangat anggun dengan diantar kedua sahabatnya menuju kursi akad. Sepanjang perjalanan wanita itu menebarkan senyuman, seolah tidak ada sedikitpun ingatan yang mengusik pikiran. Dibelakangnya jajaran para pagar ayu menguntui teratur. Menyempurnakan aura manis di seluruh bagian ruangan.

Laki Menarik kursi untuk Syafa duduki. Lalu setelah Syafa duduk, Lelaki itu turut duduk disamping kanannya.

Satu persatu langkah menuju ijab di tempuh. Dari mulai mukadimah bapak penghulu, membacakan rukun nikah dan lain sebagainya, semua di lakukan dengan detil dan hidmat. Hingga akhirnya, dalam hitungan menit, Laki menjabat tangan bapak Amil sebagai wali hakim, dan mulai mengucap ijab.

"Saya terima nikah dan kawinnya Mahren Syafana Khumairoh binti Haikal Mikdar Almarhum untuk saya dengan Maskawin hafalan surah Arrahman dan seperangkat alat shalat, tunai."

"Syah?" tanya bapak penghulu.

Lalu semua orang yang hadir menjawabnya dengan antusias, "Syah!" Semua orang tampak sangat bahagia. Tidak ada satu orang pun yang menunjukan ekspresi lesu. Apalagi ketika Laki mulai membacakan hafalan surah Ar-Rahman setelah menandatangani semua berkas pernikahan. Rasa haru mulai menggelitik bulir air mata untuk turut andil menunjukan rasa bahagia. Ah... Entahlah. Perasaan campur aduk seluruh orang yang hadir itu sangat sulit dijelaskan. Sulit.

Lalu bagaimana dengan kedua mempelai? Apa yang sebenarnya mereka rasakan saat itu? Ya, payahnya lagi, mereka tidak tau sedikitpun apa yang mereka rasakan. Hanya ada debaran di hati mereka masing- masing, degup hebat di jantungnya, dan suhu dingin di kedua telapak tangannya.

Itu saja. Mereka berdua hanya mengartikan hal tersebut sebatas perasaan nervous saja. Tidak lebih.

Kini Laki dan Syafa berdiri berhadapan. Sorot sepasang bola mata mereka beradu. Lalu keduanya mulai berbincang dalam hati.

"Apa benar kamu sudah halal untuku?"

"Ya, kita halal."

"Tidak, tidak ada label halal di wajahmu."

"Kamu kira saya kemasan dari makanan yang bisa kamu kunyah? Tentu saja tidak ada label halalnya."

"Ya, kamu terlihat seperti makanan yang bisa aku lahap,"

“Kamu yang akan saya terkam duluan,”

"Hehe, Jadi?"

"Halal kita berbeda,"

"Halal seperti apa?"

"Halal yang tersirat,"

"Hm,"

Tatap kedua sorot mata Laki dan Syafa semakin lekat. Lalu mereka saling menukar senyuman.

🍃🍃🍃

To be continued.

Jangan lupa like dan coment nya ya. Biar semakin semangat nulisnya... ☺️

1
Yoona
🤣😭
Mamaz
Makin seruuuu.... semangat lanjut terus thor
Mamaz
Tau rasa dimarahin kamu Ki. usil sih...
Mamaz
Haha Laki... kamu lucu....
Dewi Ink
pikiran kotor wanita😂😂
CumaHalu
Ya, aku akan kembali lagi besok Laki-lakiku🤭
Mamaz
kirain basah karna apa ya amoun thor...
Mamaz
Ini epek Laki ga pernah nyentuh perempuan lain selain ibu sama adik-adiknya ini.../Chuckle/
Mamaz
Damar mah ga ketebak mau ngapa-ngapain teh
Mamaz
Taoi suka kan ya?
Mamaz
Senyum ga senyum tetep cantik Syafa...
Mamaz
Lama-lama cinta pasti
Andrej
saya mampir ya kak
PjMaha
Macam bunglon /Tongue/
PjMaha
Semangat 45💃💃💃 ye ye ye ye
PjMaha
Ehem-ehem /CoolGuy//CoolGuy/
PjMaha
Namanya, Laki? /Shy/
SKU
Lanjut thor;..
SKU
kenapa Syafa?
SKU
Syafa jangan asal main gigut bibir depan kucing hey....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!