Keputusan berlibur selama sebulan penuh untuk memulihkan patah hati sukses besar. Rhea De Santiago tidak lagi menyalahkan dirinya atas perselingkuhan yang dilakukan oleh mantan kekasih. dia benar-benar sudah pulih dan siap menjalani kehidupan baru.
Namun sehari sebelum pulang ke Meksiko, Rhea menghabiskan malam panas tanpa paksaan dengan William Riagen. Paman dari mantan kekasihnya. Setelah bercinta dengan intens, Rhea langsung terbang ke Meksiko dengan anggapan William tidak mungkin peduli dengan hubungan satu malam yang telah terjadi. Dia tidak tahu tentang William yang sudah menaruh rasa sejak lama.
“... Usai bertemu lagi dengan Mu setelah sekian lama, bahkan menghabiskan malam panas bersama, Aku ingin memiliki Mu seutuhnya. Aku ingin Diri Mu. Rhea De Santiago, Aku akan mengejar Mu tidak peduli jika harus sampai ke ujung Dunia sekalipun. Aku akan menangkap Mu dengan kedua tangan ini, dan menjadikan Mu milik Ku. Milik William Riagen!”
=>Kalau suka, Silahkan dibaca♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12
Walau Hesperia tidak menekan Rhea terkait harus menjadi yang terbaik agar bisa menggantikan posisi sang Ibu, Rhea tetap melakukan yang terbaik. Semenjak mendengar bahwa Rafael dan Ailen akan menikah, Rhea lebih fokus pada pekerjaannya. Enggan untuk terdistrak pada sesuatu yang tidak bermanfaat.
Dengan batuan Sekretaris Hesperia yang telah mengumpulkan informasi apa saja terkait R Fashion Group, Rhea dapat dengan mudah mempelajari hal-hal yang sudah berlalu untuk acuan diri nya di masa depan.
Hingga detik ini tidak sedetik pun Hesperia jauh dari sisi Rhea saat di kantor. Memang Rhea baru akan diperkenalkan pada Rekan bisnis yang lain, namun tidak dengan karyawan yang ada di dalam naungan R Fashion Group.
Hesperia dengan bangga nya sudah memperkenalkan Rhea dan memberitahu dalam waktu dekat, saat Rhea sudah bisa beradaptasi dengan baik Dia akan menyerahkan posisi nya kepada Sang anak.
Walau Dia tidak akan benar-benar pensiun. Dia pasti akan selalu menemani Rhea dalam dunia pekerjaan juga kesehariannya.
...***...
Pagi hari saat jarum jam mendarat di angka sepuluh, Hesperia bersama Rhea baru saja menyelesaikan meeting yang diadakan.
“Ibu, ada yang ingin Aku tanyakan.”
“Ayo keruangan Ibu, Sayang.”
Mereka berdua lanjut berdiskusi terkait hal yang tidak Rhea pahami, semua nya berjalan lancar hingga lagi-lagi...
“Kau akan pergi kan ?” Tutur Seleste sambil melenggang masuk.
“Hm ? Maaf Aku melupakan nya. Apa Kita punya janji makan malam ?” Jawab Rhea dengan jemari yang masih menunjuk layar Ipad “... Sekretaris Ibu baru mengirim dokumen untuk Ku. 50 Orang ini yang selalu berpartisipasi saat Ibu melakukan produksi kan ? Aku akan mengingat wajah dan nama Mereka.” Sambung Rhea yang melanjutkan percakapan dengan Hesperia.
“Umm, Kau benar Sayang. Mereka memang tidak mengharuskan diri Mu untuk mengingat Mereka, namun tetap saja relasi yang ada harus di rawat baik-baik.”
Rhea mengangguk paham dan kembali menatap Seleste. “Oh, benar. Jadi Kita punya janji makan malam. Aku akan mengosongkan—“
“Hahhh...” Seleste memperkeras helaan nafas dan bersuara “...Maksud Ku ke resepsi pernikahan si bedebah itu.”
“...” Butuh satu menit bagi Rhea untuk memahami siapa ‘Bedebah’ dalam konteks yang Seleste bawakan. “...Ah, jadi itu maksud Mu.. Umm, Aku tidak bisa.” Ucap Rhea dengan pasti dan kembali pada layar Ipad.
“Aku butuh alasan.” Desak Sang Sahabat.
“Lebih baik Aku menciptakan Desain baru untuk segera di produksi dari pada buang-buang waktu peri ke sana.”
“Nanti Mereka berpikir Kau masih sakit hati!” Papar Seleste sambil meletakkan kedua tangan di atas meja kerja Rhea.
“Tapi sejak awal Kita memang tidak punya kuasa dengan pikiran ‘Mereka’ yang kau maksud Seleste, Just let them.”
“Ugghh!!” Seleste dibanjiri frustasi lantaran perkataan Rhea tidak ada yang salah.
“Pergi saja sayang.” Tutur Hesperia sambil melingkarkan tangan dileher sang Putri dan meletakkan ujung dagu di puncak kepala Rhea. “...Ibu kali ini setuju dengan Seleste. Kau memang sudah menjadi versi yang ribuan kali lipat lebih baik dari kemarin, tapi setidaknya kamu harus muncul dan menghancurkan tanggapan orang-orang. Tidak perlu melakukan hal ekstrim, dengan Kamu yang melangkah dengan tenang saat mengikuti Resepsi saja sudah cukup. Bagaimana ?”
“Haah..” Rhea melirik Ipad nya berkali-kali. Enggan untuk pergi hanya untuk hal konyol seperti membuat orang-orang melihat Versi diri nya yang lebih baik. Namun karena Hesperia yang meminta, Dia tidak punya kuasa untuk menolak.
“...Baiklah. Apa Ibu akan ikut ?”
“Tentu. Aku harus membanggakan Mu pada kolega bisnis yang sudah pasti akan hadir.”
“Baiklah, Kita harus memilih gaun—“
“Ha! Ha! Ha! Tidak perlu khawatir. Aku sudah mengatur hal itu.” Potong Seleste dengan hidung yang terasa semakin memanjang bangga. “...Cukup pulang ke Kediaman Kalian pukul lima sore.” Tuntas Seleste dan beranjak pergi.
Sungguh mirip benda mistis yang datang tak di undang dan pergi tak di antar.
...***...
Karena sudah mengiyakan ajakan Seleste, Hesperia dan Rhea membereskan pekerjaan Mereka lebih cepat dari biasanya dan menuju ke Kediaman Mereka seperti tenggak waktu yang sudah diberitahu oleh Seleste.
Dan setelah sampai di Kediaman, Sudah ada gaun yang akan di pakai juga penata rias dan penata rambut yang menunggu kedatangan Mereka berdua.
“Anak itu terlalu mencurahkan effort,”
“Kau benar Ibu. Padahal Dia tidak ahli pada bagian seperti ini.”
“...Dia pasti meminta bantuan Stella. Ibu nya sangat ahli dalam hal seperti ini.”
Mereka berdua pun bersiap-siap. Rhea dan Hesperia di dandan di ruangan yang sama sehingga Mereka bisa terus mengobrol.
Semua nya berjalan sangat baik. Rhea tidak mendapat tanda apapun tentang yang akan terjadi nanti. Otaknya seolah tidak berpikir tajam terkait sosok William Riagen yang pastinya akan ada di sana.
...***...
Gaun berwarna hitam sudah Rhea pakai. Dari rambut yang di sanggul, make up yang di bubuhkan juga gaun yang dipakai, penampilan Rhea terlihat sederhana. Cara Dia berpakaian tetap bersikap sopan untuk tidak tampil lebih memukau dari pengantin wanita malam ini.
Namun, aksesoris yang melekat dari ujung kepala sampai ujung kaki membuat siapa saja yang familiar dengan dunia barang branded akan speechless dengan Rhea. Orang yang tidak menyukai Rhea pasti akan sesak nafas. Apalagi dengan postur tubuh ideal, paras cantik dan pembawaan diri yang tenang, menjadikan penampilan Rhea dapat mengancam mempelai wanita.
“Ibu, sejak kapan Kau membeli aksesoris ini?” Rhea terkesima dengan pantulan diri nya di cermin.
“huhuhu, Kau tidak perlu tau. Cukup ucapkan selamat pada mempelai yang berbahagia malam ini dan jika perkiraan Ibu benar, pengantin wanita itu pasti akan frustasi saat melihat diri Mu.”
Mereka yang sudah selesai bersiap pun langsung masuk ke dalam mobil dan berangkat ke tempat tujuan. Keberangkatan Mereka berbarengan dengan Seleste bersama Kedua orang tua yang berada di mobil lain.
...***...
Setelah sampai, undangan pun di berikan dan Mereka di persilahkan masuk. Resepsi pernikahan diadakan di Vila terbesar milik Keluarga Riagen dengan dekorasi mewah dari dalam hingga ke halaman luar.
Kedatangan Mereka langsung di sambut oleh rekan-rekan bisnis yang sudah hadir lebih dulu. Karena tujuan lain menghadiri acara ini adalah memperkenalkan anak-anak Mereka, membuat Seleste tidak ingin tersiksa sendirian. Alasan ini jugalah yang membuat Dia menarik Rhea datang.
“Hahaha, terimakasih.” Tutur Seleste usai perkenalan dengan orang kesekian sambil terus memasang senyum di wajah. Bibir nya terasa keram karena harus terus tersenyum. Sedangkan di sisi lain, Hesperia tengah berbicara dengan rekan bisnisnya.
“Nyonya Hesperia... Sudah lama Kita tidak bertemu dan Kau muncul dengan membawa anak yang luar biasa cantik ini ? Kemana saja Kau sembunyikan Dia ?”
“Perkataan Mu berlebihan, Tuan Eli. Tapi dengan paras yang dimiliki Putri Ku, mengharuskan diri ini menyembunyikannya. Jika tidak putra-putra Mu akan tergila-gila pada Nya.”
“Hahaha, walau Kau sembunyikan dengan baik sekalipun, saat Dia resmi menggantikan posisi Mu nanti, anak Mu pasti akan diincar oleh anak-anak Ku dan juga anak-anak rekan bisnis yang lain.”
“Huhuhu, tenang saja. Putri Ku punya selera yang tinggi.”
“Maka Dia akan sangat cocok dengan Putra Ku.”
“Astaga~ Kau terlalu percaya diri.” Sindir Hesperia sambil memberikan senyum terbaik.
Perkataan tajam yang di bungkus dengan indah itu membuat Rhea meneguk saliva berkali-kali. Bukannya nya gugup, Dia hanya belum siap akan memasuki dunia kerja yang pasti mengharuskan Dia memiliki kemampuan berbicara dan membaca situasi dengan baik.
Sekilas Rhea mengalihkan pandangan ke arah lain, dan Dia langsung bertemu dengan mata Seleste yang berteriak minta tolong untuk mengeluarkan nya dari situasi mengerikan itu.
Tetapi apa daya ? Dia juga berada di situasi yang sama. Hanya saja ekspresi wajah nya terlatih dengan baik sehingga Seleste merasa bahwa Rhea sangat luar biasa dalam hal menyesuaikan diri.
“Untuk apa Kau membuang tatapan iri ? Aku juga ingin keluar dari situasi ini.” Batin Rhea dengan senyum tipis di wajah.
“Kami permisi dulu, Tuan Eli. Arnold dan Stella memanggil Kami.”
“Baiklah, Nyonya Hesperia. Dan untuk Rhea, Aku menantikan hasil kerja Mu kedepannya.”
“Baik. Senang bertemu dengan Anda, Tuan Eli Rhesive.”
“Kau mengenal nama Ku ?”
“Tentu. Kau adalah rekan bisnis yang selalu terlibat saat proses produksi besar-besaran di R Fashion Group. Tidak mungkin Aku tidak mengenal diri Mu.”
“Hahaha, Hesperia. Aku sungguh menginginkan anak ini menjadi menantu Ku.”
“Itu tidak akan terjadi. Aku tidak ingin punya hubungan besan dengan Mu.”
Tutur Hesperia dan menarik Rhea pergi. Sambil menunduk pelan, Rhea berpamitan dengan senyum kecil yang masih sama. Meninggalkan kesan baik di hadapan Eli.
“Tcih! Putra nya tidak punya paras yang bagus.” Omel Hesperia dengan nada pelan.
“Benarkah ? Padahal Paman itu memiliki wajah yang tampan, tidak mungkin produk yang Dia hasilkan mengecewakan.”
“Kau meragukan mata Ibu ?”
“Hahaha, tentu tidak Ibu." Tutur Rhea yang sudah bergabung dengan Keluarga Le Mendez.
Seleste yang kehabisan tenaga langsung memeluk Rhea. Kaki nya tidak mampu langi menahan jiwa nya yang lelah.
“Rhea, ini neraka. Aku lebih suka Mereka mengirim Aku pada tugas berbahaya.” Protes Seleste dengan nada yang paling kecil. Namun tatapan Stella langsung menajam dan membuat mulut Seleste terkunci.
“Sehebat apapun Kau dalam menjatuhkan lawan, Kau tetap tidak berkutik di hadapan sang Ibu ya.”
“Kau bercanda ? Walau Dia terlhat lembut, saat marah bukan hanya wajah nya yang mengerikan, tetapi kekuatan tempurnya juga sangat luar biasa. Aku tidak akan bisa sekuat Ibu.”
Rhea mengusap pelan bahu Seleste. Mau prihatin tapi Dia juga tidak berani dengan Stella. Dia sudah berulang kali kena marah karena melakukan hal-hal nakal semasa sekolah dulu sehingga tak ingin merasakan hal yang sama lagi.
Di tengah suasana itu, datanglah Daniel Riagen dan Emilian Eleftheria. Ayah dan ibu dari Rafael selaku Tuan rumah pemilik acara malam ini.
“Arnold, Stella dan Hesperia... Terimakasih karena sudah datang.” Ucap Daniel dengan ramah.
Percakapan hangat terjadi antara orang tua, dan Seleste yang sudah berdiri dengan normal berbisik pelan. “Aku tebak sebentar lagi wanita itu akan datang.”
...***...
...Jangan lupa like dan komen Guys😚. Neo di sini sangat mengharapkan Kalian untuk ninggalin jejak👣. Jadi jangan Cuma mengheningkan cipta dari awal chapter sampai tamat nanti ya🥰🔫. Jatoh nya Kita menjalani hubungan yang Toxic guys. Jangan ya. Neo nggak suka yang kaya gitu🫶✨...