Dalam usaha menghidupkan kembali kota Happiness yang porak-poranda akibat badai dahsyat, David Booker mengusulkan agar mereka mengundang para wanita. Akhirnya dipasangkan iklan di surat kabar. Tak disangka, responsnya luar biasa. Deretan mobil yang melaju menuju kota Happiness membuat David benar-benar kaget, hingga ia terjatuh dari menara. Untung saja salah seorang pendatang itu dokter, Dokter Kendall Jenner yang manis dan menawan...
Namun, David gagal memberikan kesan pertama yang baik kepada Kendall, satu-satunya dokter yang kini mereka miliki di kota itu.
Mampukah David meluluhkan hati dan meyakinkan Kendall agar tetap tinggal di Happiness...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 11
Kendall kembali keruang utama dan berdiri di samping pintu yang terbuka, berharap David akan mengikuti. Dengan lambat mengitari karpet di lantai. Setiap kali pria itu mengayun tubuh maju dengan kruk, otot-otot kekar lengannya berkontraksi.
Kendall harus mengalihkan pandangan saat melihatnya.
David berdiri di samping ranjang dan bersandar, lalu memakai ujung karet kruk untuk mengangkat seprai. "Kucingmu bersembunyi?" tanyanya sambil menjulurkan leher.
Kendall melipat tangan. "Sampai jumpa lagi Mr. Booker."
David menatap sekilas ke arah koridor, lalu kembali menatap Kendall dengan mata hazelnya yang menusuk. "Sebenarnya, aku datang untuk memintamu menemaniku pergi ke pesta barbekyu. Aku menyesal atas ucapanku tadi. Candaanku yang tidak lucu. Sebenarnya aku tidak brengsek jika kau sudah lebih mengenalku."
Kendall tidak membiarkan imajinasinya menikmati khayalan melewatkan malam untuk "lebih mengenal" David Booker. Wanita normal mana pun pasti tidak akan menolak ditemani oleh pemuda tampan dan kekar ini selama beberapa jam dan ia sendiri wanita. Selain itu, dalamnya ciuman David masih menggoda bibirnya seperti bayangan nakal. Tapi bel peringatan berbunyi di kepalanya.
Karena teringat pada tekadnya untuk pergi, Kendall mengangkat dagu. "Tidak, terima kasih."
Senyum David lenyap. Ia nampak bingung, jelas tidak biasa ditolak. "Oh... baiklah."
Tiba-tiba Hailey Baldwin muncul di ambang pintu dengan Oscar yang terikat di ujung tali pink di dekat kaki. Wanita itu nampak seksi dalam balutan rok jins pendek dan kaus kuning ketat, rambut emasnya menjuntai ke bahu. "Tadi aku mendengar suaramu, David. Apa yang kau lakukan di atas sini?" Suaranya bernada curiga.
"Mr. Booker memeriksa air panas di kamar mandiku." cetus Kendall cepat
"Loh, di kamar ku air panasnya lancar," sembur Hailey. "Tadi aku mandi dengan air hangat sangat lama sekali. Menyenangkan."
"Hailey," ucap Kendall riang untuk membuyarkan kecanggungan, "Mr. Booker, ingin pergi ke pesta barbekyu, mungkin kau bisa menemaninya untuk memastikan ia tidak jatuh?"
Hailey tersenyum, "Dengan senang hati."
David maju selangkah, lalu memandang Kendall lagi, seolah baru teringat wanita itu ada di sana. "Ikutlah dengan kami, Dok?"
"Mungkin nanti," bohong Kendall, sambil menggerakkan pintu agar menutup, untuk mengusir David.
Kendall kembali ke ruangan, lalu duduk dan menulis surat untuk Booker bersaudara, memberitahukan bahwa ia sudah memutuskan Happiness bukan tempat yang tepat untuknya dan meletakkan surat itu di meja. Saat keheningan sudah memenuhi asrama, Kendall mengumpulkan kedua koper, membuka pintu kamar dan menjulurkan kepala untuk memastikan situasi sudah tenang. Setelah yakin sendirian, ia membawa koper-kopernya ke koridor, menutup pintu kamar dan bergegas menuruni tangga.
Ia menyelinap keluar lewat pintu depan, melintasi beranda yang remang-remang dan bergegas menuju mobilnya.
Kegelapan menyelimuti dengan cepat. Lampu di puncak tiang di depan asrama menerangi ngengat yang berterbangan dan menuntun langkah Kendall ke sisi jalan. Lalu ia menyusuri barisan kendaraan menuju mobilnya. Sengatan tak tertahankan musim panas sudah di kalahkan oleh semilir angin malam. Kendall menduga perubahan suhu yang mencolok itu disebabkan oleh ketinggian Happiness.
Ia menelan ludah susah payah, membayangkan perjalanan menuruni jalan gunung dengan hanya di pandu oleh lampu depan mobil dan sinar bulan sabit. Mungkin sebaiknya ia menunggu sampai pagi...
Di balik barisan pepohonan di seberang jalan, suara orang, musik, dan sinar api menunjukkan pesta barbekyu sedang berlangsung. Suara-suara riang itu menariknya tetapi koper di tangan mendorongnya untuk maju. Jika menunggu sampai pagi, akan ada pertentangan, penjelasan, alasan... dan keributan yang tidak ia inginkan.
Terutama jika menyangkut sepasang mata hazel menawan itu.
Setelah menaruh koper di belakang, Kendall naik ke jok sopir yang terasa hangat-hangat menusuk karena meningkatnya suhu hari itu. Ia membuka kaca jendela agar udara pengap keluar.
Di kaca spion samping, matahari terbenam seperti lukisan cat air menakjubkan yang tampak meleleh ke pegunungan dari kejauhan. Kendall berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan yang tiada banding itu. Kalau berkembang, kota itu akan di kelilingi pemandangan yang mempesona.
Dengan sengatan penyesalan, Kendall menyalakan mesin, memutar mobil, dan pergi.
...----------------...
Dari kursi goyang dalam kegelapan beranda, David mengamati Dokter Jenner pergi dengan mobil panjangnya. Sialan, Harry benar. Wanita itu akan kembali begitu ada kesempatan. Menyelinap pergi saat semua orang sedang sibuk, bahkan tanpa harus repot-repot berkenalan.
Jujur saja, perasaannya agak terluka.
David mengusap-usap dagu dan menunggu, menghitung detik demi detik seperti yang ia dan kakaknya lakukan waktu mereka masih kecil, berusaha memperkirakan jauhnya badai dengan menghitung jeda antara kelebatan kilat dan gemuruh petir.
Lampu rem mobil wanita itu menyala, lalu mesinnya terbatuk-batuk dan mati.
David memasang kruk dan berdiri. Tungkainya sakit karena sudah merangkak ke bawah mobil sang dokter untuk memutus saluran bensin, hanya itulah cara cepat yang aman untuk mematikan mobil.
Harry sudah memberinya perintah agar menjaga supaya Bu Dokter Kecil tetap disini. Sang kakak tidak mengatakan bahwa caranya harus jujur.
Mobil itu berdecit dan mati, dan suara mesin yang berusaha di hidupkan lagi melayang bersama angin sepoi-sepoi malam. Saat David sampai ke pintu sopir, Dokter Jenner sedang memukuli setir dan mengumpat.
"Ada apa, Dok?"
Kendall terkejut dan menjerit, lalu menoleh dan melihatnya lewat jendela yang terbuka. "Kau membuatku ketakutan setangah mati!"
David tersenyum lebar, "Maaf. Kau mau pergi?"
"Aku... hanya ingin... melihat-lihat." Kilah Kendall
David menjulurkan leher untuk melihat ke arah jok belakang. "Dengan koper-kopermu?"
Kendall membuang muka, lalu memandangnya lagi sambil mengangkat kedua tangan.
"Baiklah, aku tertangkap basah. Aku memang mau pergi."
"Kurasa kami tidak berhasil memberi kesan pertama yang baik," David mengakui. Ia terkejut melihat kesempurnaan pahatan wajah Kendall dalam cahaya remang-remang. Wanita itu sebenernya cukup cantik... tidak seksi seperti yang orang khayalkan, tapi cantik.
"Seharusnya aku tidak datang kesini sejak awal," ucap Kendall lirih, "Aku... tempatku bukan disini."
Tidak mengherankan, Happiness tak cukup baik untuk wanita itu dan gelar medisnya. "Jadi kau akan pulang?"
Tangan kecil Kendall mencengkeram setir. "Kalau bisa pergi dari sini. Entah kenapa mobil ini." Ia melirik dasbor. "Tangki bensinnya nyaris penuh, dan aku habis membeli aki baru beberapa minggu yang lalu."
"Coba aku periksa di bawah kap," usul David berbaik hati. "Kau punya senter?"
Kendall memeriksa laci mobil dan menemukan benda itu. "Bisa aku bantu?"
"Eh, tidak udah. Tetaplah di dalam, siapa tau kau perlu menyalakan mesin."
David terpincang-pincang ke depan mobil, dengan susah payah membuka kap dan memasang penopang di tempatnya. Ia mengarahkan senter berkeliling, berpura-pura memeriksa bagian dan suku cadang mobil, padahal sebenarnya ia sedang memandang ke arah tempat pesta barbekyu dengan tatapan ingin. Suara musik semakin keras, mengundang. Sialan, semua wanita lajang dan seksi itu begitu ramah tapi ia malah terjebak di sini, berusaha meyakinkan seorang wanita yang ingin meninggalkan Happiness agar tetap tinggal.
...****************...
kendall udah balik ga usah buru2 juga 😅
Beneran End ya K Devoy🥺Semoga sukses dgn karirnya d Real,sehat sllu dan jgn lupa tengok2 rumah halu kita ya kk,love youuu k dev😘😘😘
hayuu David bilang I lope yu atuuuh meuni susyaaah...
eta baju d kamanakeun atuuh,pasti d alungkeun kamana karep🤦♀️🤣🤣🤣
kuy semangat nyatakan cinta David,hanya itu yg bisa membuat Kendall menetap d happinese....
Cara kayanya orang yg sama,dy mantan Harry yaa??
knpa Cara sampe pergi dan meninggalkan Harry?
kabooooor🚴♀️🚴♀️🚴♀️🚴♀️🚴♀️
Terima kasih banyak untuk karyanya, semoga akan hadir karya² yang baru. Semangat berkarya dan semoga sukses selalu ❤❤