Su Runa hanya ingin hidup tenang, bekerja santai, dan rebahan damai di apartemen kecilnya. Tapi siapa sangka, setelah satu malam penuh deadline dan mie instan, hidupnya malah “di-upload” ke dunia kolosal sebagai… tokoh numpang lewat?!
Kini dengan nama Yun Ruona, ia mendapati dirinya bukan putri bangsawan, bukan tokoh utama, bahkan bukan penjahat kelas kakap—melainkan karakter sampingan yang kalau muncul, biasanya cuma jadi latar pemandangan.
Awalnya, hidupnya berjalan damai. Sistem hanya memberi satu misi: “Bertahan Hidup.” Tidak ada skenario aneh, tidak ada takdir tragis, tidak ada paksaan ikut alur novel. Ia tumbuh sebagai gadis biasa, menjalani kehidupan versinya sendiri—bebas dan santai.
…sampai takdir iseng mempertemukannya dengan seorang pria misterius. Sejak saat itu, hidup Yun Ruona yang tenang berubah jadi drama tak terduga, penuh salah paham kocak dan situasi yang bikin geleng-geleng kepala.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Aaliyah Thoati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17: Sinkronisasi Jiwa
“Karena kita menikah bukan untuk dunia, tapi untuk saling menjaga di dalamnya.”
Sejak malam itu, Su Yulan tahu: lelaki itu mungkin tidak romantis, tapi ia jujur. Dan kejujuran adalah dasar paling tenang untuk membangun cinta.
Kini, bertahun-tahun setelah malam itu, Su Yulan duduk di ruang kerjanya dengan lentera di samping. Cahaya lembut menimpa wajahnya — wajah yang dulu muda dan ragu, kini lembut tapi kuat.
Ling’er masih berdiri di dekat pintu, memperhatikan nyonyanya dengan kagum.
“Nona muda pasti tidak sadar dengan yang Nyonya lakukan untuknya saat ini,” katanya pelan.
“Tentu saja,” jawab Su Yulan dengan senyum kecil. “Dia kan masih kecil.”
Ia menatap boneka yang baru selesai dijahit, lalu menambahkan pita merah muda di lehernya — simpulnya rapi, tapi di ujungnya ada sehelai benang kecil yang dibiarkan menggantung.
“Biarlah,” ujarnya lirih, “agar ada ruang bagi kehidupan untuk tumbuh.”
Dan malam itu, di dua tempat berbeda, sepasang saudara yang terpisah jarak terhubung oleh sesuatu yang sederhana — seutas benang, sehelai pita, dan kerinduan yang tak bisa mereka ucapkan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sementara itu di bagian lain kediaman Yun, Yun Ruona sedang berbaring di ranjang sambil memeluk bonekanya.
Ia baru saja selesai mandi setelah bermain seharian, rambutnya masih agak lembap, dan pipinya bersemu karena kehangatan air.
Pelayan yang menemaninya berdiri agak jauh dari tempat tidur, sesuai permintaan sang nona kecil. Yun Ruona tak suka jika orang lain mendengar percakapannya dengan Xiao Ming.
Karena meski bagi orang lain ia terlihat seperti anak kecil yang bermain boneka, ia tahu betul — percakapan itu bukan permainan.
Kadang ia marah pada boneka itu, kadang menegurnya, kadang berbisik pelan pada kalung batu bening di lehernya — sumber segala kekesalannya sekaligus satu-satunya yang membuatnya merasa tidak sendirian.
Daripada menimbulkan gosip aneh, lebih baik disembunyikan saja. Belum saatnya orang tahu siapa dirinya sebenarnya.
Lagipula, keluarganya pun masih hidup dalam rahasia. Mereka menyembunyikan identitas asli, dan Yun Ruona bahkan belum tahu apakah keluarganya termasuk pihak baik atau jahat di dunia ini.
Ia juga belum tahu seperti apa dunia Xuanyu yang sesungguhnya.
Jadi, untuk sekarang ... diam adalah pelindung terbaik.
Kalung di dada boneka itu tiba-tiba memancarkan cahaya samar. Batu bening di tengahnya bergetar pelan — seperti jantung yang berdetak dalam irama napasnya.
Cahaya itu menyala, padam, lalu menyala lagi.
Yun Ruona tidak menyadari bahwa setiap kata yang ia ucapkan saat ini tengah direkam oleh sistem.
> 「Sinkronisasi tahap dua berjalan. Data emosi: ingin tahu, keterikatan, rasa hidup.」
「Kemajuan: 12%.」
Kata-kata itu muncul begitu saja di dalam kepalanya.
Yun Ruona menegang, matanya menatap langit-langit kamar yang diterangi cahaya lilin.
“Data emosi?” gumamnya pelan. “Maksudnya … aku sedang diukur?”
Ia menunduk, menatap boneka di pangkuannya. Cahaya bening di kalung itu kembali berpendar pelan — seperti jawaban yang tak diucapkan.
“Jadi … kau ini sebenarnya mata-mata, ya?” katanya sambil mengerucutkan bibir.
Tidak ada jawaban. Tapi tiba-tiba, suara datar bergema di kepalanya:
> 【Analisis suara: kebingungan. Status emosional meningkat.】
“Waaah!”
Yun Ruona sontak menutup mulutnya, melirik ke arah pelayan yang masih berdiri di sudut kamar.
“A-aku baik-baik saja!” katanya cepat, berusaha menahan gugup.
Pelayan itu tersenyum sopan. “Baik, Nona Muda. Kalau perlu sesuatu, panggil saja.”
Begitu pintu tertutup, Yun Ruona menghela napas panjang.
Ia menatap bonekanya tajam. “Dengar, Sistem! Jangan asal bicara di kepalaku. Nanti aku dikira kerasukan roh jahat!”
> 【Roh jahat tidak terdeteksi.】
“Bukan itu maksudku!”
> 【Klarifikasi diterima.】
“Ya ampun …” Ia menatap bonekanya dengan wajah lelah. “Kau … menyebalkan.”
> 【Catatan emosi: jengkel. Data disimpan.】
“Berhenti mencatat perasaanku!”
> 【Perintah ditolak. Sinkronisasi berjalan otomatis.】
Yun Ruona mendengus pelan, memutar bola matanya ke langit-langit. “Aku lupa … kau bukan teman ngobrol, tapi kotak besi tanpa hati.”
> 【Sistem tidak terbuat dari besi.】
“... Astaga. Kau bahkan tersinggung?”
> 【Tidak. Sistem tidak memiliki emosi.】
“Tapi jawabanku malah kau balesin! Itu namanya emosi pasif!”
> 【Analisis: argumen tidak relevan.】
Yun Ruona menepuk dahinya. “Sudahlah.”
Keheningan turun di kamar. Hanya terdengar suara lilin menetes di dekat meja.
Tapi kemudian ia kembali berbisik, kali ini lebih lembut, hampir seperti berbicara pada dirinya sendiri.
“Kalau kau memang sistem, berarti kau tahu banyak hal, kan?”
> 【Benar.】
“Kalau begitu, jawab aku. Kenapa aku harus hidup?”
Nada suaranya merendah. “Bukankah itu misi yang kau kasih? Hidup seperti apa maksudmu? Aku sudah hidup sekarang. Bukannya itu sudah cukup?”
Untuk beberapa saat, tak ada jawaban.
Hanya denting lembut yang tak berasal dari mana pun — seperti gema yang menunggu kalimatnya sendiri.
Lalu tulisan samar muncul di udara, berpendar di depan matanya:
> 【Definisi ‘hidup’ tidak tetap. Pada subjek utama, tujuan hidup diukur melalui koneksi dan penciptaan.】
“Koneksi dan penciptaan …?” ulangnya pelan.
> 【Ya. Setiap kali subjek membentuk keterikatan atau menciptakan sesuatu, indikator hidup meningkat.】
Ia menatap Xiao Ming di pangkuannya. “Jadi, waktu aku membuatmu … maksudku membuat boneka Xiao Ming dan menempatkanmu sebagai kalungnya, itu artinya aku benar-benar hidup? Indikator hidupku benar-benar naik gara-gara itu?”
> 【Tingkat energi meningkat empat persen.】
Yun Ruona tersenyum samar. “Lucu sekali. Jadi kalau aku tertawa, datamu juga naik?”
> 【Ya. Tawa \= tanda kelangsungan emosional. Peningkatan stabilitas.】
“Tapi aku bukan mesin.”
> 【Benar. Namun sistem tidak berfungsi tanpa manusia.】
Ia terdiam lama. Pandangannya lembut, seolah baru mengerti sesuatu.
“Jadi … kau butuh aku untuk tetap berfungsi, dan aku juga butuh kau untuk mengingat bahwa aku masih hidup.”
> 【Keterikatan terdeteksi. Sinkronisasi meningkat menjadi 18%.】
Yun Ruona tersenyum tipis, lalu berbaring. “Baiklah, sistem aneh. Mulai besok, kita hidup bersama. Tapi jangan ganggu aku waktu pribadiku, terlebih waktu mandi.”
> 【Permintaan diterima sebagian. Fungsi pengawasan vital tetap aktif.】
Ia mendadak menatap boneka itu dengan pasrah. “Kau stalker bercahaya, ya …”
> 【Analisis suara: malu dan kesal. Data disimpan.】
Namun matanya perlahan terpejam.
Senyum kecil tersisa di wajahnya. “Tidak apa-apa. Setidaknya aku tidak sendirian di dunia ini.”
"Walau bukan manusia dari dunia modern, tapi setidaknya masih nyambung dan aku bisa mengatakan kata-kata modern yang sudah aku tahan selama berada di dunia ini. Adanya kehadiran tempat pelampiasan kata-kata itu bagus meski nggak ada emosi manusiawi, dari pada berjuang sendirian di dunia aneh tanpa tujuan dan arah."
Cahaya di kalung batu itu berdenyut lembut, mengikuti napas tuannya.
Dan untuk pertama kalinya, sistem mencatat sesuatu yang tidak dapat ia definisikan dengan angka: kehangatan.
> 【Data baru: stabilitas emosional. Sinkronisasi 25%.】
Di layar tak kasatmata, simbol-simbol cahaya berputar.
Dalam kegelapan kamar, boneka itu memantulkan seberkas sinar lembut, lalu meredup kembali — seperti napas kehidupan yang lahir dalam diam.
✨ Bersambung ✨
Tentang reinkarnasi jadi bayi, trus tetiba ada sistem. Tapi sistemnya bukan membantu si FL punya kehidupan lebih baik. Lebih ke sistem yang menghubungkan perasaan atau ikatan hubungan gitu. Ini sistem yang baru sih.
Dari judulnya Panduan Tokoh Numpang Lewat. sempet di sebutkan bentar di bab 1 & 4 tentang novel dan ingatan FL. Tapi masih belum di temukan. Ini sangat pas, berarti tokoh numpang lewat itu beneran lewat aja di buku tanpa ada yang kenal dan sadar akan keberadaannya.
Sepertinya dari 24 bab ini masih pembuka cerita. belum masuk ke intinya. Mungkin semakin ke tengah, akan semakin terbuka alur-alur tersembunyi lainnya.
Good job Author. Aku suka gaya pikirmu. Lanjutkan! aku dukung .... /Joyful//Determined//Applaud//Rose//Heart//Good/
bikin nagih deh. ditunggu bab berikutnya, ya!
/Good/
dengan berkat dukungan dan cinta kalian, aku bisa tetap ada di sini dan tetap melanjutkan kisah ini, meski gak mudah.
makasih semuanya! love U All ....
/Rose//Heart//Pray/
Kutunggu dewasamu, Nana!
alurnya mulus bgt. gak kerasa kepaksa alurnya, kayak lagi naik rollercoaster!
pokok sukak bgt!!!!
semangat mamathor!
/Drool//Angry//Determined/