Banyak orang menyatakan cinta itu indah. Apakah cinta LDR-an itu juga indah? Lalu bagaimana jadi nya, jika cinta LDR-an itu tumbuh subur.
Namun akan semakin menyakitkan. Karena realita nya cinta LDR-an tak selama nya indah dan berjalan mulus. Akan banyak batu sandungan dengan kerikil tajam yang menghampiri tuk menguji seberapa besar dan kuat cinta itu bersemayam di hati dua insan yang kini terpisah jarak yang terbentang.
"Tak ada alasan mengapa aku begitu mencintai nya. Tapi yang pasti aku hanya ingin selalu berada di dekat nya dan menjadi bagian dari cerita hidup nya"
Ini lah kisah dan cerita cinta hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Camelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jaga Selalu Hatimu
Terimakasih kakak yang sudah membaca karya pertamaku, jika suka tinggalkan jejakmu berupa like, komen, rate bintang lima, juga jadikan favorit ya, biar tidak ketinggalan kalau sudah up kelanjutan cerita nya. Author sangat berterimakasih telah di beri hadiah setangkai mawar, apalagi secangkir kopi dan vote. Karena itu sangat berarti untuk author receh dan bengek ini. Semoga kakak semua sehat, bahagia selalu dan lancar rezeki nya. Aamiin.
Happy reading...
🍁🍁🍁
Aliyah menggangguk mengiyakan rengekan sahabat nya itu. sambil berjalan mengapit tangan Labibah biar tak lepas.
"Uppsst.. Lupa. Tapi kamu yang traktir kan, bukan bayar sendiri-sendiri. Laut nya lagi surut nih." tanya Labibah meringis dan memastikan.
"Gimana ya, gratis atau.." jawab Aliyah menggantung jawaban dari pertanyaan Labibah. Sehingga, membuat spontan Labibah melonggo ke arah Aliyah yang tersenyum devil.
"Aliyaaaah." teriak Labibah sambil mencubit pipi Aliyah.
"Aduuhh, sakit kebo. Jangan cubit pipi Aliyah lah." protes Aliyah sembari mengelus pipi nya yang merah akibat cubitan si Labibah. "Tak jadi traktir kamu aja." Aliyah pura-pura ngambek.
"Iiihh, kok jadi ngambek sih. Iya.. Iya, aku minta ma'af, habis nya gemes lihat pipi embem kamu." rayu Labibah.
"Dasar magic com, kalau ada maksud nya aja kayak ntuu. Apalagi kalau ada kata gratis." canda Aliyah sembari mengelus perut Labibah.
Kedua sahabat itu tertawa terkekeh dan berjalan ke arah kantin kampus. Sesampainya di kantin, Aliyah langsung memesan 3 mangkuk porsi bakso beranak plus 2 mangkok es teller dan satu gelas lemon tea. Sedangkan Labibah mencari bangku yang kosong. Dia mengedarkan pandangan nya ke seluruh ruangan kantin.
Untung masih ada satu meja dengan 2 kursi yang kosong. Labibah segera melangkah kan kaki nya untuk di tempati dengan Aliyah. Labibah mendarat kan pantat nya di kursi sambil menunggu Aliyah yang sedang memesan pesannya.
Sepuluh menit kemudian.
Baru beberapa detik Aliyah dan Labibah menikmati bakso beranak yang telah di pesan nya. Ada cowok yang tiba-tiba menyapa dan menepuk pundak Aliyah dari belakang.
"Hai, nona manis." sapa nya.
Reflex Aliyah menoleh ke belakang dan terkejut menatap ke arah cowok itu dengan tatapan sedikit kikuk bercampur senyum manis di wajah nya.
"Hai, juga. Kamu kok ada di sini?."
"Kaget ya." cowok itu membalas dengan senyum simpul.
Aliyah masih diam dengan keterkejutan nya atas kehadiran cowok itu yang tiba-tiba berdiri di hadapan nya.
"Gimana kabar kamu? Apa masih di kejar-kejar jaelangkung tampan itu?." tanya Excel yang tidak melupakan kejadian itu.
"Eh.. Kok masih ingat." jawab Aliyah sambil menutup muka dengan kedua tangan.
"Hehehe, ingat lah sama cewek semanis kamu." jawaban Excel yang melenceng dari pertanyaan Aliyah.
Seketika wajah Aliyah berubah menjadi merah bak tomat segar, karena ulah Excel. Labibah langsung mengambil alih dengan segera mengulurkan tangan tuk mengajak berkenalan pada cogan yang masih berdiri di hadapan Aliyah. Aliyah hanya mematung dengan tatapan yang tak bisa di artikan.
"Hai, aku Labibah." ucap Labibah dengan gaya sok akrab tanpa rasa canggung dan sungkan, kalau sudah melihat cogan. Karena keberuntungan tidak datang dua kali itu prinsip Labibah, jadi harus dipergunakan sebaik mungkin kesempatan itu.
Labibah masih menunggu mendapat balasan uluran tangan nya. Pucuk di cinta ulam pun tiba. Hasil tidak membohongi usaha Labibah tuk menunggu proses. Akhirnya ia mendapat balasan juga dari cogan itu.
"Hai, aku Excel." jawab Excel cool, yang semakin membuat Labibah klepek-klepek melihat ketampanan yang terpahat di wajah mulus tanpa goresan sedikit pun.
"Emang nya kamu kuliah di sini juga, cel?." tanya Aliyah.
"Enggak kok, aku ke sini mau nemuin seseorang." jawab Excel santai.
"Iya nih, kenalin cewek nya abang Excel." kata Labibah jail sambil mengulurkan tangan ke Aliyah.
"PD amat." jawab Aliyah cepat.
"PD lah, orang punya cowok ganteng sekecamatan, sekabupaten." celoteh Labibah kocak.
"Hahahaha, ngapain bawa-bawa kecamatan dan kabupaten pulak." Excel terkekeh mendengar celotehan Labibah.
Setelah hampir 10 menit Excel ngobrol dengan Aliyah dan Labibah. Akhirnya Excel pamit duluan untuk menemui teman nya. Dan sebelum pergi, Excel sempat meminta no telp ke Aliyah, biar gampang untuk menghubungi nya.
***
"Aliyah!" teriak Riris dari balik punggung nya. "Ma'af nungguin lama ya?." kata nya dengan teriakan heboh.
Aliyah sedang menatap ke layar ponselnya ketika Riris mengagetkan dengan memeluk Aliyah dari belakang. Mata nya mengernyit ke arah suara yang mengganggu konsentrasi nya.
"Ya ampun, Riris! Tak pakai teriak bisa kan! Kebiasaan!." Aliyah membalas kehebohan Riris dengan menjitak kepala nya yang terlalu erat memeluk.
"Ih, nyebelin. Aliyah! Kebiasaan suka ketok magic kepala aku." dumel Riris seraya melepaskan tangan nya dari pundak Aliyah.
Aliyah tertawa terkekeh. "Biar tuh otak encer dikit, Ris."
Di hadapan nya berdiri Riris sahabat nya dengan membawa sebendel makalah skripsi yang langsung di lempar kasar ke meja.
Aliyah mengalihkan pandangan nya dari benda pipih nya dan kini Aliyah berpindah menatap datar ke arah Riris yang tengah meneguk air mineral milik nya di atas meja.
Kenapa lagi nih anak? Pasti revisi! bathin Aliyah
"Pusing aku." ujar Riris sambil mengusap kasar muka nya.
Pelan Aliyah mengambil makalah skripsi milik Riris yang tergeletak di atas meja. Membaca judul nya sekilas dan langsung tersenyum tipis. Meletakkan kembali makalah itu tanpa membuka sedikit pun lebih lanjut ke halaman berikut nya.
"Ditolak? Revisi? Corat coret?." tanya Aliyah menebak nya.
"Ya enggak ditolak sih, cuma ada corat coret sedikit, lalu di suruh revisi. Di kasih waktu cuma satu minggu harus kelar." jawab Riris kesal.
"Hmm." guman Aliyah.
"Kamu tau sendiri kan, gimana killer nya dosen penguji kita itu yang juga super cerewet." tambah Riris.
"Hussh, tak baik katain dosen kita kayak gitu. Gitu juga banyak jasa nya ke kita lho." inget Aliyah.
"Gitu kah." jawab trio kwek kwek kompak.
Aliyah diam dan tak melanjutkan. Dia sudah hafal plus hatan dengan dosen penguji yang satu itu. Dari zaman A sampai Z sudah begitu sifat nya. Aliyah sudah mengetahui kabar berita itu dari senior nya yang sudah lulus.
Tiba-tiba Labibah nyeletuk lagi. "Bagi sedikit cerita nya ke aku napa. Kamu ada hubungan special kah sama Excel? Dari tadi aku perhatiin Excel intens banget lihat ke kamu, Aliyah. Apa jangan-jangan kalian?." tanya Labibah yang membahas topik penasaran nya.
"Apa? Special? Kamu kira martabak spesial pakai telur bebek? Hahaha." canda Aliyah.
"Cepetan dung di jawab, ngeles muluh dari tadi. Atau mau aku laporin ke abang Denis!." ujar Labibah sambil mengedipkan mata.
"Apaan geli tau. Lagian kamu pakai bawa bee, mau jadi sekutunya." ucap Aliyah sembari memcibikan bibir nya.
"Maka nya cepetan, aku sudah penasaran level 10 nih." celetuk Labibah tak sabaran.
"Kalian ngomongin apa sih." tanya Riris bego.
"Sstt.. Udah diam dulu kamu nya. Kereta nya sudah berangkat jauh." ucap Labibah sambil menaruh jari telunjuk di bibir nya supaya Riris tak bersuara.
"Idiih apaan. Kamu sih aneh, terus aku harus jawab apa? Aku tuh beneran enggak ada hubungan special sama Excel. Aku kenal dia juga baru beberapa hari, itu pun tak sengaja. Dia nolongin aku waktu mau ke cebur ke sungai hutan mangrove." terang Aliyah sambil menerawang jauh menatap keluar kantin.
"Ke cebur di sungai?" tanya Labibah dan Riris melonggo.
"Stop. Sudah ah, sana-sana berembuk dulu bertiga, mau ke mana selanjutnya kita hari ini." Aliyah berlalu meninggal kan para sahabat nya itu dengan kekepoan nya.
Sambil menunggu trio kwek kwek berdebat, berembuk. Aliyah lebih memilih duduk di bangku taman yang memang di sediakan oleh pihak kampus untuk para mahasiswa duduk santai sembari menatap pohon trembesi yang tumbuh tinggi, serta daun-daun nya yang menghalau sinar matahari. Aliyah bersyukur sekali karena tidak perlu terkena terik matahari pada pukul setengah dua siang hari. Aliyah memasang headset di kedua telinga tuk mendengar kan lagu favorit nya dengan kekasih hati. Ia memejamkan mata sejenak tuk menikmati dan meresapi lagu jaga selalu hatimu yang mengalun indah dari suara merdu Ifan seventeen yang masuk dalam telinga nya.
🍁🍁🍁
Bersambung....
terus semangat ya u berkarya
God bless always🙏🤗❤️