Jing an, seorang penulis yang gagal, secara ajaib terlahir kembali sebagai Luo Chen, Tuan Muda lugu di dalam novel xianxia klise yang ia benci. Berbekal 'Main Villain System' yang bejat dan pengetahuan akan alur cerita, misinya sederhana... hancurkan protagonis asli. Ia akan merebut semua haremnya yang semok, mencuri setiap takdir keberuntungannya, dan mengubah kisah heroik sang pahlawan menjadi sebuah lelucon tragis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Hari ke 30
Tiga minggu berlalu dalam sekejap. Bagi sebagian besar penduduk Floating Cloud City, itu adalah masa damai yang aneh. Ketegangan antara Klan Luo dan Klan Xiao terasa jelas, tetapi tidak ada konflik terbuka yang terjadi. Kedua belah pihak seolah sedang menahan napas, menunggu sesuatu.
Di dalam kediaman Klan Lin yang bobrok, di halaman terpencil itu, sebuah pemandangan yang bisa dibilang mirip neraka sedang berlangsung.
"BANGUN, BOCAH SAMPAH!"
Suara arwah Yao Lao menggema di kamar Lin Feng. Di tengah ruangan, sebuah tong kayu besar berisi cairan obat mendidih berwarna hitam pekat bergejolak. Di dalam cairan itu, Lin Feng duduk bersila, seluruh tubuhnya merah padam. Giginya terkatup rapat, dan erangan kesakitan yang tertahan lolos dari tenggorokannya.
"Kau pikir semudah itu memperbaiki meridian yang diracuni 'Nine Yin Frost Poison'?" cemooh Yao Lao, sosok transparannya melayang-layang di atas tong. "Cairan ini akan menghancurkan racun itu, sekaligus menghancurkan dan membangun ulang fondasimu! Tahan rasa sakitnya!"
Gumpalan kotoran hitam dan benang-benang es samar terus menerus didorong keluar dari pori-pori Lin Feng, larut ke dalam cairan obat. Rasanya seperti setiap inci tubuhnya dibakar dan dibekukan pada saat yang bersamaan, tetapi di tengah siksaan itu, meridiannya yang retak perlahan-lahan tersambung kembali. Energi spiritual, untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, akhirnya mulai mengalir di dalam tubuhnya.
"Lagi! Serap energinya! Edarkan 'Burning Heaven Art' yang kuajarkan!" perintah Yao Lao.
Lin Feng meraung. Dia menyerap energi spiritual di sekitarnya dan energi obat yang brutal di dalam tong, mengubahnya menjadi api kultivasi murni. Auranya mulai melonjak dengan kecepatan yang menakutkan.
Qi Refinement Level 1... Level 2... Level 3!
Hanya dalam tiga minggu pelatihan neraka, Lin Feng, sang jenius yang jatuh, telah memulihkan kultivasinya dan bahkan melampaui puncaknya sebelumnya, langsung menembus ke Qi Refinement Realm - Level 5.
Di sisi lain kota, di dalam ruang latihan terdingin milik Klan Xiao.
Xiao Linyu duduk di atas balok es berusia seribu tahun. Pedangnya, 'Azure Frost', tergeletak di pangkuannya. Udara di sekelilingnya begitu dingin hingga embun beku menutupi dinding dan bulu matanya. Dia telah duduk di sana tanpa bergerak selama dua puluh hari.
Wajah Luo Chen yang menyeringai.
Kata-kata "Kau terlambat."
Bisikan "Kau tidak akan pantas lagi bahkan untuk menjadi budakku."
Setiap penghinaan itu berputar di benaknya, bukan lagi sebagai gangguan, melainkan sebagai bahan bakar murni. Alih-alih menciptakan Iblis Hati, kemarahan dan kebenciannya yang dingin itu justru telah diubah menjadi fokus yang setajam silet.
Dia sudah berada di puncak Qi Refinement Realm - Level 9 selama berbulan-bulan. Dia hanya kekurangan satu langkah terakhir, satu pencerahan, untuk menerobos. Dan penghinaan yang diberikan Luo Chen padanya, ironisnya, adalah pencerahan yang dia butuhkan.
CRACK!
Bilah pedang di pangkuannya tiba-tiba bergetar, mengeluarkan suara nyanyian pedang yang jernih. Mata Xiao Linyu terbuka. Dari dalamnya, bukan lagi es yang terlihat, melainkan badai salju yang mengamuk.
BOOM!
Aura yang jauh melampaui Qi Refinement Realm meledak dari tubuhnya. Botol-botol giok di rak-rak ruangan itu retak dan pecah di bawah tekanan spiritual yang luar biasa.
Di luar ruangan, Xiao Zhan, yang sedang berjaga, merasakan gelombang kekuatan itu. Matanya melebar, lalu dia tertawa terbahak-bahak.
"BERHASIL! DIA BERHASIL!"
Xiao Linyu telah menerobos. Dia bukan lagi seorang murid. Dia telah melangkah menjadi seorang ahli sejati.
Foundation Establishment Realm.
"Luo Chen," bisiknya sendirian di dalam ruang es itu, suaranya kini tanpa emosi sedikit pun. "Tamat riwayatmu."
Hari ke tiga puluh.
Di dalam Ruang Latihan A-1, keheningannya mematikan. Udara di dalamnya tidak lagi padat oleh energi spiritual murni, melainkan oleh aura darah yang membuat mual dan Demonic Qi yang begitu pekat hingga menyesakkan. Di lantai batu, ada goresan-goresan pedang yang dalam, bukti latihan yang tak terhitung jumlahnya. Botol-botol pil kosong berserakan di sudut.
Aku duduk di tengah kekacauan yang kuciptakan.
[Ding! Waktu Pelatihan Tertutup Habis.]
[Turnamen Akbar akan dimulai besok.]
Aku membuka mataku. Dunia di hadapanku terasa berbeda. Lebih lambat, lebih jernih. Tidak ada perubahan dramatis pada penampilanku.
Aku tidak menjadi lebih berotot... sebaliknya, tubuhku tampak sedikit lebih ramping, lebih padat, seperti pedang yang telah ditempa berulang kali. Jubah hitamku tergantung longgar, dan rambutku yang sedikit memanjang menaungi mataku.
Tapi kekuatan yang ada di dalamnya... oh, kekuatan ini.
Demonic Qi di dalam Dantianku tidak lagi bergejolak. Ia telah memadat. Dari gas yang kacau, ia telah berubah menjadi setetes cairan iblis pertama. Tetesan itu berputar perlahan, memancarkan kekuatan yang terkompresi dan eksplosif. Asura's Blood Devil Scripture dan pil-pil dari Sistem telah memberikan hasil yang melampaui harapanku.
Aku berdiri. Pedang Netherworld Slaughter Blade seolah bernyanyi pelan saat aku menyentuh gagangnya.
'Sistem. Tampilkan status.'
[Menampilkan Status Host]
Nama: Luo Chen
Level Kultivasi: Foundation Establishment Realm - Level 1 (Dasar)
Teknik Kultivasi: Asura's Blood Devil Scripture (Tingkat 1)
Teknik Tubuh: Ancient Fiendgod's Metamorphosis (Tingkat 1)
Teknik Senjata: Netherworld Slaughter Sword (Mahir)
Skill: [Void Step], [Villain's Aura (Pasif, Lv. 2)]
Villain Points (VP): 10.035
Aku menyeringai, dan ruangan itu seakan menjadi lebih dingin.
Xiao Linyu si jenius itu mungkin saja berhasil menerobos. Lin Feng si MC sampah itu mungkin saja sudah mendapatkan cheat-nya dan memulihkan kekuatannya. Mereka berdua pasti sedang bersemangat, berpikir bahwa turnamen ini adalah panggung balas dendam mereka.
'Kalian salah besar,' pikirku sambil berjalan menuju pintu batu.
'Itu bukan panggung. Itu adalah altar persembahan.'
Aku menyentuh pintu batu yang berat itu.
'Dan aku datang... untuk mengambil persembahanku.'
KRRRKKK...
Pintu batu yang berat itu perlahan bergeser terbuka, membiarkan seberkas cahaya matahari pertama dalam sebulan masuk dan menyinari sosokku yang berjubah hitam.
